Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206647 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Riztyawan Yassin
"Belakangan ini terjadi kontoversi dimana terdapat beberapa perusahaan yang mendukung suatu kelompok dengan dasar hak asasi manusia yang mana dukungan tersebut sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai islam. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram untuk aktivitas kelompok tersebut termasuk tindakan kampanyenya. Hal ini pun mendorong terjadi pemboikotan kepada perusahaan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh religiusitas dalam boikot yang dilakukan oleh konsumen muslim Indonesia kepada perusahaan-perusahaan tersebut yang didasarkan pada faktor religiusitas, religious animosity, dan consumer ethnocentrism serta dampaknya pada citra merek, loyalitas, dan penilaian produk. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada masyarakat muslim Indonesia dengan usia minimal 17 tahun danmengetahui perusahaan yang mendukung kelompok tersebut. Analsis data diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) pada Lisrel 8.80. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh positif terhadap religious animosity dan consumer ethnocentrism, religious animosity dan consumer ethnocentrism berpengaruh positif terhadap boikot, dan boikot berpengaruh negatif terhadap citra merek, loyalitas namun tidak berpengaruh terhadap penilaian produk.

Lately, there has been a controversy where there are several companies that support a group on the basis of human rights, which is in contrast to Islamic values. The Indonesian Ulema Council (MUI) has issued a forbidden fatwa for the activities of the group including its campaigning. This also led to a boycott of the company. This study aims to determine and analyze the influence of religiosity in motivating the boycott of Indonesian Muslim consumers to these companies based on religiosity, religious animosity, and consumer ethnocentrism factors and their impact on brand image, loyalty, and product judgment. Data is obtained from distributing questionnaires to Indonesian Muslim communities with a minimum age of 17 years and able to find out companies that support the group. Data analysis is processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method on Lisrel 8.80. The results of this study indicate that religiosity has a positive effect on religious animosity and consumer ethnocentrism, religious animosity and consumer ethnocentrism have a positive effect on boycotts, and boycotts have a negative effect on brand image, loyalty but have no effect on product judgment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Anindya
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh pemboikotan produk didasari kebencian yang didasarkan aspek religious dan consumer ethnocentrism serta dampaknya pada brand image, loyalitas konsumen, dan penilaian terhadap produk tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, disertai dengan in depth interview. Hasil penelitian menyatakan bahwa permusuhan yang disebabkan oleh agama bisa memicu aksi pemboikotan, sedangkan consumer ethnocentrism tidak berpengaruh. Pemboikotan tersebut selanjutnya akan mempengaruhi brand image, loyalitas konsumen, dan penilaian terhadap produk secara negatif.

This research aims to find out the influence of boycotting products based on religious animosity and consumer ethnocentrism as well as its impact on brand image, customers loyalty, and product judgment. The research design is descriptive quantitative and in depth interview as a complement. The research showed that the animosity caused by the religion could trigger a boycott, while consumer ethnocentrism has no effect. The boycott will further affect the brand image, customers loyalty, and product judgment negatively
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliani Saputri
"Consumer animosity menjadi variabel penting dalam teori mengenai perilaku konsumen. Faktor animosity menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam kegiatan seperti aksi boikot. Di Indonesia, aksi boikot sering terjadi, salah satunya adalah aksi boikot produk Amerika Serikat. Aksi boikot ini merupakan aksi solidaritas masyarakat Muslim Indonesia sebagai bentuk protes terhadap Amerika Serikat yang memiliki hubungan dengan Israel untuk mendukung kejahatan genosida terhadap Palestina.
Penelitian ini bertujuan uuntuk mengetahui dan menganalisis pengaruh animosity dan boycott motivation pada perilaku konsumen masyarakat Muslim Indonesia yang dilihat dari purchase intention produk apparel asal Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan variabel animosity, religiosity, ethnocentrism, subjective norm, product judgment, dan boycott motivation terhadap purchase intention.
Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Model-Partial Least Square SEM-PLS dengan objek penelitian masyarakat Muslim Indonesia yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mengikuti organisasi Islam dan kelompok yang tidak mengikuti organisasi Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa animosity, religiosity, ethnocentrism, subjective norm memiliki pengaruh signifikan terhadap boycott motivation di dua kelompok. Hasil lainnya menunjukkan bahwa purchase intention dipengaruhi secara signifikan oleh product judgment dan boycott motivation di dua kelompok.

Consumer animosity is a prior variabel in the consumer behavior theory. Animosity becomes one of the factors that play an important role in boycott activity. In Indonesia, boycotts are common, one of which is a boycotting US products. Boycott activity is an act of solidarity of the Indonesian Muslim community to protest the United States that has links with Israel to support genocide crimes against the Palestinians.
This study aims to determine and analyze the effect of animosity and boycott motivation on the behavior of Indonesian Muslim consumen seen from the purchase intention of apparel products from the United States. The variables of this study are animosity, religiosity, ethnocentrism, subjective norm, product judgment, and boycott motivation to purchase intention.
This study using Structural Equation Model Partial Least Square SEM PLS with research object of Indonesian Muslim consumer which is divided into two groups groups that follow Islamic organization and groups that do not follow Islamic organization.
The results showed that animosity, religiosity, ethnocentrism, subjective norms have significant effect on boycott motivation in two groups. Other results indicate that purchase intention is significantly affected by product judgment and boycott motivation in two groups.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Pramudana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.

This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvel Krent
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.

This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Puteri Firmansyah
"This study aims to analyze the factors influencing the boycott and buycott decision-making behavior of Gen Z and Millennial consumers in Indonesia toward food and beverage companies listed in the BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) Israel campaign. Using a quantitative approach and Structural Equation Modeling (SEM), theresearch examines how values such as social concern, environmental concern, universalism, and religious social control affect the willingness to engage in boycottand buycott actions. In addition, this study investigates the mediating role of religious guilt in strengthening the influence of religious social control on boycott decisions.Data were collected through an online questionnaire distributed to 250 Gen Z and Millennial respondents in the Jabodetabek area. The findings reveal that all social valuevariables positively influence the willingness to boycott and buycott. Religious social control has a particularly strong impact on boycott behavior, especially when mediatedby religious guilt. These results highlight the importance of moral values, identity, and eligious motivations in shaping ethical consumption among Indonesian youth, particularly in the context of solidarity with the Palestine-Israel issue. This study offers practical implications for companies in developing communication strategies that aresensitive to the ethical and religious values of young consumers.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pengambilan keputusan Gen Z dan Milenial di Indonesia dalam melakukan boikot danbuycott terhadap perusahaan makanan dan minuman yang termasuk dalam daftar kampanye BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) Israel. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode Structural Equation Modeling (SEM), penelitian ini mengkaji pengaruh nilai-nilai sosial seperti kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, universalisme, dan kontrol sosial religius terhadap niat untuk melakukan boikot dan buycott. Selain itu, penelitian ini juga menguji peran mediasi dari rasa bersalah religius dalam memperkuat pengaruh kontrol sosial religius terhadap keputusan untuk memboikot. Data dikumpulkan dari 250 responden Gen Z dan Milenial di wilayah Jabodetabek melalui kuesioner daring. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel nilai sosial memiliki pengaruh positif terhadap niat boikot dan buycott, dengan kontrol sosial religius menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perilaku boikot, terutama ketika dimediasi oleh rasa bersalah religius.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Chandrayu Mayeswari
"Serangkaian penyerangan dan pengepungan di Gaza yang dilakukan oleh Israel pada 7 Oktober 2023 lalu menyebabkan aksi boikot konsumen kembali muncul dan dilakukan oleh masyarakat dunia, salah satunya di Indonesia. Konsumen di Indonesia melakukan boikot kepada perusahaan-perusahaan yang dianggap menunjukkan dukungannya kepada Israel. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aksi boikot konsumen sebagai bentuk partisipasi politik merujuk pada teori Micheletti tentang konsumerisme politik dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada aksi boikot Israel, masyarakat sebagai konsumen telah memanfaatkan pasar sebagai arena politiknya. Namun, berbeda dengan aksi boikot konsumen pada umumnya, aksi boikot Israel memiliki motivasi agama dibelakangnya yang mendorong konsumen di negara mayoritas Muslim, seperti Indonesia dalam melakukan aksi boikotnya. Berbagai perusahaan terdampak di Indonesia pun memberikan respons dengan melakukan beberapa strategi, seperti bekerja sama dengan organisasi dan lembaga keagamaan dan melakukan strategi stonewall dalam mengatasi aksi boikot Israel yang terjadi di Indonesia.

A series of attacks and sieges in Gaza carried out by Israel on October 7th, 2023 caused consumer boycotts to emerge again and were carried out by the world community, one of which was in Indonesia. Consumers in Indonesia are boycotting companies that are seen as showing their support for Israel. This research aims to explain consumer boycotts as a form of political participation referring to Micheletti's theory of political consumerism using a qualitative approach. This research shows that during the boycott of Israel, people as consumers have used the market as their political arena. However, unlike consumer boycotts in general, Israel's boycott has a religious motivation behind it, which encourages consumers in Muslim-majority countries, such as Indonesia, to carry out boycotts. Various affected companies in Indonesia also responded by implementing several strategies, such as collaborating with religious organizations and institutions and implementing a stonewall strategy to overcome the Israeli boycott that occurred in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selby, David
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1988
323 SEL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Paris: Unesco, 1970
323.4 CUL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Erviena Haniev
"Industri halal dunia saat ini mengalami perkembangan yang pesat, akan tetapi di Indonesia sendiri perkembangan industri halal relatif lebih lambat dibandingkan negara-negara Islam lain. Saat ini Indonesia merupakan konsumen produk makanan halal terbesar di dunia, akan tetapi hal tersebut belum menjadikan Indonesia sebagai produsen utama produk makanan halal. Pada sektor makanan cepat saji di Indonesia, merek restoran cepat saji asing pun masih lebih mendominasi dibandingkan restoran cepat saji lokal. Beragamnya restoran cepat saji di Indonesia baik lokal maupun asing membuat konsumen Indonesia dihadapkan pada berbagai faktor yang akan menentukan produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji mana yang akan dikonsumsi. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah religiusitas, animosity atau rasa kebencian, serta etnosentrisme.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh religiusitas, animosity, dan etnosentrisme konsumen Muslim Indonesia terhadap penilaian produk dan pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Sampel pada penelitian ini adalah konsumen Muslim Indonesia yang minimal berusia 17 tahun dan mengetahui restoran cepat saji asal Amerika Serikat di Indonesia. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling dengan software Lisrel 8.5.1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa animosity dan religiusitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Akan tetapi pada penelitian ini, etnosentrisme tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Penelitian ini juga menunjukkan etnosentrisme dan religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap animosity, serta religiusitas juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap etnosentrisme. Disamping itu, penelitian ini juga menemukan bahwa etnosentrisme berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penilaian produk, namun demikian variabel animosity tidak berpengaruh signifikan pada penilaian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat.
Terakhir, hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa penilaian produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat.Industri halal dunia saat ini mengalami perkembangan yang pesat, akan tetapi di Indonesia sendiri perkembangan industri halal relatif lebih lambat dibandingkan negara-negara Islam lain. Saat ini Indonesia merupakan konsumen produk makanan halal terbesar di dunia, akan tetapi hal tersebut belum menjadikan Indonesia sebagai produsen utama produk makanan halal. Pada sektor makanan cepat saji di Indonesia, merek restoran cepat saji asing pun masih lebih mendominasi dibandingkan restoran cepat saji lokal. Beragamnya restoran cepat saji di Indonesia baik lokal maupun asing membuat konsumen Indonesia dihadapkan pada berbagai faktor yang akan menentukan produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji mana yang akan dikonsumsi. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah religiusitas, animosity atau rasa kebencian, serta etnosentrisme.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh religiusitas, animosity, dan etnosentrisme konsumen Muslim Indonesia terhadap penilaian produk dan pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Sampel pada penelitian ini adalah konsumen Muslim Indonesia yang minimal berusia 17 tahun dan mengetahui restoran cepat saji asal Amerika Serikat di Indonesia. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling dengan software Lisrel 8.5.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa animosity dan religiusitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Akan tetapi pada penelitian ini, etnosentrisme tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat.
Penelitian ini juga menunjukkan etnosentrisme dan religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap animosity, serta religiusitas juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap etnosentrisme. Disamping itu, penelitian ini juga menemukan bahwa etnosentrisme berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penilaian produk, namun demikian variabel animosity tidak berpengaruh signifikan pada penilaian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Terakhir, hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa penilaian produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian produk makanan atau minuman dari restoran cepat saji asal Amerika Serikat.

The global halal industry is currently experiencing rapid growth, yet it is a contradictory for Indonesia of which its development of halal industry is relatively slower than other Islamic countries. This also includes the halal food sector in which Indonesia has become the largest consumer market but it still not able to become the main producer. Moreover, in terms of the fast food sector, the existence of foreign fast food restaurant still dominates the market. The various fast food restaurants in Indonesia both local and foreign make Indonesian consumers face many factors in determining from which fast food restaurant they should buy the foods or beverages. Some of these factors include the religiosity, animosity, as well as ethnocentrism.
This research aims to analyze the influence of religiosity, animosity and ethnocentrism towards the product judgment and the purchase of food or beverage products from US fast food restaurants among Indonesian Muslim consumers. The sample of this research was Indonesian Muslim consumers who are at least 17 years old and aware of the US fast food restaurants in Indonesia. The data then was processed using the Structural Equation Modelling SEM method with Lisrel 8.5.1 software.
The result shows that the animosity and religiosity have significant negative effect on the purchase of US fast food restaurants rsquo products. However, in this study, ethnocentrism has no significant effect on US fast food restaurants rsquo products purchase. This study also shows that ethnocentrism as well as religiosity has a significant positive effect on animosity, and religiosity also has a significant positive effect on ethnocentrism.
In addition, this study also found that the ethnocentrism has a significant negative effect on product judgment, while animosity has no significant effect on product judgment. Lastly, the results of this research also show that product judgment has a significant positive effect on US fast food restaurants rsquo products purchase.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>