Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elida Riris
"Angka kejadian flebitis di Rumah Sakit masih cukup tinggi dan meningkat setiap tahunnya, padahal angka ini merupakan salah satu indikator mutu pelayanan RS. Pengetahuan dan perilaku perawat dalam pencegahan flebitis penting untuk menurunkan angka kejadian flebitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dengan perilaku pencegahan flebitis (mekanik, kimia, dan bakterial). Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional ini melibatkan 101 perawat ruang rawat inap yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan terapi intravena dan perilaku pencegahan flebitis (r Alpha=0.657). Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dan perilaku pencegahan flebitis bakterial (p<0.001; OR=5.23, CI 95% 1.9-13.8). Peningkatan pengetahuan perawat tentang terapi intravena melalui pelatihan dan ronde keperawatan perlu diprogramkan secara teratur.

The Knowledge the incidence of phlebitis is one indicator of good hospital care. Nurses knowledge and behavioral prevention are important to reduce incidence of phlebitis. This study aimed to determine the relationship among level of knowledge about intravenous therapy and nurses characteristics (age, education, employment, training, and unit where they work) and behavioral prevention of phlebitis. This descriptive analytic study used cross sectional approach and involved 101 ward nurses that were selected by stratified random sampling technique. The instrument used was validated questionnaires on knowledge of intravenous therapy and behavioral prevention of phlebitis (r Alpha = 0.657). Data were analyzed using chi square tests. The results showed relationship between the level of nurses' knowledge of intravenous therapy and behavioral prevention of bacterial phlebitis (p<0.001; OR=5.23 CI 95% 1.9-13.8). It is recommended to increase nurses' knowledge of intravenous therapy through training and nursing rounds more regularly programmed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Tania
"Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di salah satu Rumah Sakit tipe A di Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan cross sectional, terhadap 78 perawat yang pernah merawat pasien stroke yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup (43,6%), bersikap positif (96,2%), dan melakukan tindakan dengan baik (60,3%). Perilaku perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat perlu dilakukan lebih baik lagi, untuk menghindari terjadinya aspirasi pada pasien stroke.

Judul artikel dalam bahasa inggris. Patients with stroke were high-risk groups on incidence of aspiration, either due to loss of consciousness or swallowing disorder. Nurses behavior plays an important role to prevent aspiration in stroke patients. The purpose of this study was to describe the behavior of nurses in preventing aspiration in stroke patients in a type A hospital in Jakarta. This study used a descriptive cross sectional method approach, with purposive sampling technique, to 78 nurses who had care stroke patients. The result of study showed most of nurses had sufficient level of knowledge (43,6%), positive attitude (96,2%), and good action (60,3%) to prevent aspiration in stroke patients. The programs to increase knowledge, attitudes, and action of nurses needed to avoid the occurance of aspiration in stroke patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nuramalia
"Perawat memiliki peran penting dalam mengatasi masalah tidur pasien melalui pemberian intervensi keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan penerapan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah tidur. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dan teknik proportional random sampling. Penelitian ini melibatkan 99 perawat di instalasi rawat inap di salah satu rumah sakit di Jakarta. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dan motivasi perawat dengan penerapan intervensi keperawatan (berturut-turut p= 0,022, p= 0,012; α= 0,05). Sebanyak 53,5% perawat belum mengatasi masalah tidur pasien dengan baik. Pengetahuan dan motivasi perawat perlu ditingkatkan melalui pelatihan yang terintegrasi dengan topik keamanan pasien.

Nurses have an important role in addressing hospitalized patients sleeping disorder. This study aimed to identify factors associated with nursing interventions to overcome sleeping disorder in inpatient unit of one hospital in Jakarta. This study applied correlative-analytical with cross sectional design approach. There were 99 nurses recruited by proportional random sampling. Data was analyzed using chi square test method. Results showed that there were correlation between knowledge and motivation with implementation of nursing interventions for sleeping disorder (successively p= 0.022, p= 0.012; α= 0.05). There were 53.5% of the nurses that were unable to provide the intervention well. The nurses knowledge and motivation need to be improved by integrated training of patient safety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Ungsianik
"Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang dapat menyebabkan dampak negatif seperti kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan penyakit menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko pada remaja yang menjadi binaan sebuah rumah singgah. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan 92 partisipan remaja yang diseleksi dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah The Parental Care Style Questionnaire dan Sexual Risk Survey: Instrument development and psychometrics versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko remaja (p< 0,05). Untuk menangani masalah seksual remaja, perlu diadakan program kesehatan reproduksi yang tidak hanya ditujukan kepada remaja, namun juga orang tua dan masyarakat.

 Risky sexual behavior is sexual behavior which causes various negative impacts such us unwanted pregnancies, abortion and sexually transmitted diseases. This study aims to identify the correlation between parenting style and adolescents sexual behavior in a shelter. The design of this study was descriptive correlative. This study included 92 participants of adolescent which were selected by quota sampling technique. The instruments used in the study were modiefied and Indonesian version of The Parental Care Style Questionnaire and Sexual Risk Survey: Instrument development and psychometrics. The result showed there was a significant correlation between parenting styles and adolescents risky sexual behavior (p <0,05). It is recommended to develop reproductive health programs not only for adolescents but also parents and community to overcome adolescents sexual problem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 UI-JKI 20:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sanny Rachmawati Setyaningsih
"Gizi merupakan faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Pada aspek gizi, peran orang tua terutama ibu sangatlah penting karena merupakan orang yang terdekat bagi anak. Penelitian pendahuluan ini bertujuan memperoleh gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita. Survai ini melibatkan ibu yang memiliki anak berusia 13 sampai 59 bulan di Wilayah Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat sebanyak 112 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dan consecutive sampling. Hasil survai menunjukkan sebanyak 75,9% ibu berpengetahuan cukup, 57,1% ibu memiliki sikap yang cukup baik, serta 71,4% ibu berperilaku baik dalam pemenuhan gizi balita. Hasil penelitin ini menunjukkan kondisi yang positif tetapi perlu diteliti lebih mendalam lagi sehingga permasalahan utama berkaitan dengan gizi balita dapat diidentifikasi.

Knowledge, Attitude, and Behavior of Mothers related to Nutritional for Preschool Children: An Observation. Nutrition is an important factor for the growth and development of preschool children. On nutritional aspects, the role of parents, particularly mothers is important because they are the closest relatives to the children. This observation aims to identify mothers' nutrition knowledge, attitude, and behavior involving 112 mothers who have children aged between 13 until 59 months. Respondents were selected with multistage random sampling and consecutive sampling technique. The results show that 75.9% of mothers have moderate knowledge, 57.1% of mothers have moderate attitude, and 71.4% of mothers show good behavior toward nutrition fulfilment. The results of this research can be used as a reference a new and deep to develop strategies to address nutritional problems in preschool children"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
610 UI-JKI 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmina
"Penggunaan pembalut yang kurang tepat dapat berimplikasi pada terjadinya berbagai masalah kesehatan reproduksi. Perilaku penggunaan pembalut diinisiasi oleh domain pengetahuan dan sikap. Remaja putri merupakan kelompok paling rentan dimana terdapat kecenderungan mengembangkan stigma negatif terhadap menstruasi sehingga berimbas pada kekurangterpaparan terhadap informasi higienitas menstruasi. Penelitian ini dikembangkan untuk mengonfirmasi pengetahuan dan sikap dalam menginisiasi pembentukan perilaku penggunaan pembalut pada remaja putri di daerah pedesaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Pemilihan lokasi dan sampel penelitian ditentukan secara purposive dengan memasukkan seluruh siswi Sekolah Menengah Per-tama Negeri X Tondong Tallasa yang telah mengalami menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan remaja putri memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan pembalut yang masih kurang dengan persentase berturut-turut 57,45%, 57,45%, dan 70,21%. Temuan lain dalam penelitian ini mengindikasikan adanya perbedaan perilaku penggunaan pem-balut pada remaja putri menurut pengetahuan dan sikap. Meskipun demikian, tidak ditemukan adanya signifikansi pengetahuan dan sikap dalam perilaku penggunaan pembalut pada responden (p> 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tidak menunjukkan asosiasi dengan perilaku penggunaan pembalut pada remaja putri di daerah pedesaan. Pada penelitian berikutnya diharapkan menyertakan variabel kontributor yang lain dengan me-libatkan jumlah sampel yang lebih besar.

Inappropriate use of pads may lead to various reproductive health problems. Behavior of pad use is initiated by knowledge and attitude domain. Female adolescents are the most vulnerable group in which there is a tendency to develop negative stigma against menstruation so that impact on lack of exposure to the menstrual hygiene information. This study aims to determine association between knowledge and attitude in shaping behavior of pad use among female adolescents in rural. The type of research used was analytic observational with cross-sectional design. Location and sample of the study were determined purposively by taking all students of SMPN X Tondong Tallasa who have experienced menstruation. This study found that female adolescents still had poor knowledge, attitudes, and behaviors in pad use with a percentage of 57,45%, 57,45%, and 70,21% respectively. Other findings in this study showed there was difference in behavior of pad use in female adolescents according to knowledge and attitude. Nevertheless, there was no significance of knowledge and attitude in the behavior of pad use on respondents (p> 0,05). Conclusions in this study found that knowledge and attitudes do not show association with behavior of pad use in female adolescents in rural area. In the next study, it is expected to include other contributory variables by involving larger sample size."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ria Utami
"Mutu pelayanan di rumah sakit tak lepas dari kinerja sumber daya manusia keperawatan. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang budaya organisasi dengan kinerjanya di ruang rawat inap sebuah RS di Bogor ini, merupakan penelitian cross sectional yang melibatkan 113 perawat. Instrumen yang digunakan adalah instrumen budaya organisasi dan kinerja yang telah dimodifikasi. Sebanyak 79.6% perawat pelaksana mempersepsikan kinerjanya baik dan 85% mempersepsikan budaya organisasinya baik. Perawat pelaksana yang berpersepsi baik terhadap organisasinya, mereka juga berkinerja lebih baik. Karakteristik perawat pelaksana dan persepsi perawat pelaksana terhadap budaya organisasi tidak berhubungan dengan kinerja. Budaya organisasi yang sudah baik dankinerja yang optimalperlu dipertahankan dengan selalu mengevaluasi tiap komponennya,baik oleh manajemen maupun individu keperawatan.

The quality of hospital services is supported by several aspects, including the work performance of human resources in nursing. Every organization has a culture which is an important factor that determines the success of the organization in achieving its goals. The research aimed to identify the relationship between the perceptions of nurses about the organizational culture with their work performance in inpatient ward at a hospital in Bogor, a cross-sectional study involving 113 nurses. The instrument used was the modified instrument of organizational culture and work performance. A total of 79.6% of nurses perceiving good performance and 85% perceive the organizational culture good. Nurses who have good perception for the organizational cultura, they also perform better. Characteristics of nurses and nurses perceptions of the organizational culture is not related to the work performance.Good organizational and optimum work performance need to maintain with evaluating each its component."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Vivi Yosafianti
"Perawat kepala ruang melakukan pendelegasian keperawatan sebagai salah satu kegiatan dalam melaksanakan fungsi manajemen keperawatan. Tujuan penelitian adalah menggali pengalaman perawat kepala ruang tentang pelaksanaan Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDKR), serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan MDKR di Rumah Sakit (RS) Roemani Semarang. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen penelitian dan peneliti sendiri. Partisipan dalam penelitian adalah 3 orang perawat kepala ruang. Penelitian dilakukan di RS Roemani Semarang, di ruang rawat anak, ruang rawat penyakit dalam, dan Intensive Care Unit. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa dalam pelaksanaan MDKR terdapat pengisian formulir yang belum optimal, penundaan pengisian formulir, dan ketidakpahaman cara pengisian formulir akibat belum adanya standardisasi dan kurangnya kontrol dari atasan. Kendala dalam pelaksanaan MDKR pada penelitian ini akibat banyaknya pekerjaan perawat kepala ruang, kurangnya kedisiplinan, kesadaran diri rendah, dan kurangnya manajemen waktu dan prioritas pekerjaan.

The head of the nursing room delegates nursing as one of the activities in carrying out the nursing management function. The purpose of this study was to explore the experiences of the head nurses about the implementation of Relactor Nursing Delegation Model (RNDM) and the constraints faced in implementing RNDM at Roemani Hospital Semarang. In this study, the qualitative research design was conducted with a descriptive phenomenological approach. Data collection was done by interviewing and using interview guidelines as an instrument of research and the researcher itself. Participants in this study were three head nurses. The study was conducted in Roemani Hospital Semarang in the children ward, internal medicine ward, and ICU. The results of this study showed that in the implementation of RNDM there is not optimal and delay in filling out forms, lack of understanding about filling out forms because there is no standardization and lack of control from superiors. The constraints in the implementation of RNDM in this study were affected by many worloads of the head nurses, lack of discipline, low self-awareness, and lack of time management and work priorities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Rayatin
"Model kepemimpinan kepala ruangan dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara model kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian menggunakan cross sectional, dengan melibatkan 141 responden di sebuah RS. Instrumen yang digunakan adalah instrumen model kepemimpinan yang pernah digunakan sebelumnya. Model kepemimpinan yang berhubungan dengan kinerja adalah servant, visioner, dan transaksional. Model kepemimpinan yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah servant (p= 0,0001; α= 0,05; CI: 2,733–11,853; Odd Ratio: 5,691). Kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana menggunakan model kepemimpinan servant berpeluang meningkatkan kinerja perawat pelaksana sebesar 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipersepsikan menggunakan model kepemimpinan servant. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan Rumah sakit khususnya untuk kepala ruangan dapat menggunakan model kepemimpinan servant dalam peran dan fungsinya untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana.

The purpose of this study was to identify the correlation between the head nurse leadership model and the nurses performance. This study applied a cross-sectional method and involved 141 nurses at a Hospital. This study used the instruments was developed in the other studies. The results showed that the leadership model related to the performance was a servant, visionary, and transactional. The most dominant leadership model related to the performance was servant (p= 0.0001; α= 0.05, CI: 2.733 to 11.853; odds ratio: 5.691). Head nurses that were perceived by nurses as using the servant leadership model had an opportunity to improve the nurses performance five times higher than those who were not perceived as using the servant leadership model. It is recommended that the head of Hospitals, especially the head nurses, to apply the servant leadership model in their roles and functions to improve the nurses performance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sartika
"Self efficacy perawat penting dalam penggunaan sistem informasi keperawatan karena dapat menentukan keberhasilan penggunaan, meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan dan kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi self efficacy perawat dalam penggunaan sistem informasi keperawatan (SIMPRO) di RSIA Bunda Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada sepuluh perawat dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil penelitian ditemukan beberapa tema yaitu respon menggunakan SIMPRO, keuntungan menggunakan SIMPRO, kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, upaya-upaya untuk mampu menggunakan SIMPRO, kendala dalam menggunakan SIMPRO, faktor-faktor yang meningkatkan kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, dan harapan dalam menggunakan SIMPRO. Hal baru yang ditemukan pada penelitian ini yaitu waktu munculnya kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, bentuk kendala dari rekan kerja, hal-hal yang dilakukan dalam menghadapi kendala serta harapan tentang reward dapat meningkatkan self efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO. Direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan self efficacy melalui mempelajari SIMPRO, dan mengikuti pelatihan tentang SIMPRO serta melanjutkan pendidikan agar dapat mengoptimalkan peran dan fungsi-fungsi manajemen untuk meningkatkan self efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO.

Nurse’s self efficacy was an important aspect for nursing information system as it can determine the success of its use, improve the quality of nursing documentation and the quality of nursing services. A phenomenology study was carried out to explore the nurse’s self efficacy in utilizing nursing information system (SIMPRO) in Bunda Mother and Child Hospital Jakarta. The method of data collection was indepth interview in ten nurses and data was analyzed by Colaizii’s method. The study found several themes that use SIMPRO responses, the advantages of using SIMPRO, self efficacy in using SIMPRO, efforts to use SIMPRO, barriers in using SIMPRO, factors that increase self efficacy and expectations in using SIMPRO. The newly found in this study were the emergence of self efficacy in using SIMPRO, the shape constraints of co workers, things were done in the face of barriers and expectations about the rewards can increase self efficacy in using SIMPRO. Recommended for nurses to enhance self efficacy by learning SIMPRO, often using SIMPRO, training and continues the education, and the managers in order to optimize the role and management functions to enhance self efficacy in using SIMPRO nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
610 JKI 17:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>