Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigiro, Atnike Nova
"Peran reproduksi sosial yang dijalankan oleh perempuan sebagian besar merupakan kerja tidak berbayar (unpaid) yang dilakukan dalam kerangka relasi sosial seperti rumah tangga atau keluarga. Dalam konteks ekonomi makro, kerja perawatan (care work) di dalam keluarga ini masih luput dari perhitungan, bahkan tidak dianggap sebagai kerja produktif yang memiliki kontribusi terhadap ekonomi. Hal ini berdampak pada beban kerja yang terlalu besar kepada perempuan dan kurangnya penghargaan kepada kerja perawatandi Indonesia. Artikel ini berangkat dari hasil surveinasional tahun 2018 di 34 provinsi di Indonesia.Survei tersebut mengukur beban kerja perawatan ibu rumah tangga, dan persepsi masyarakat terhadap ekonomi perawatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga di Indonesia."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
305 JP 23:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Suparniati
"Kontribusi wanita dalam ekonomi semakin hari nampak semakin meningkat, baik dalam ekonomi rumah tangga maupun ekonomi nasional. Tetapi tanggung jawabnya di dalam rumah tangga tetap tidak berkurang. Hal ini yang sering disebut sebagai peran ganda. Adanya peran ganda akan menyebabkan beban kerja wanita meningkat. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kesehatannya. Seperti diketahui tingkat kesehatan akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja sesearang. Selain itu tentunya akan berpengaruh pula terhadap morbiditas, kesehatan reproduksi dan kematian prematur.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap beban kerja seorang wanita kawin. Apa faktor -faktor yang berpengaruh, sampai sekarang ini belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap beban kerja wanita kawin (ibu rumah tangga). Dipilihnya Tangerang Jawa Barat sebagai daerah karena daerah ini merupakan daerah industri yang sedang berkembang. Dan penelitian sebelumnya (LEKNAS-LIPI,1985) didapatkan bahwa tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja meningkat di daerah industri yang sedang berkembang.
Dalam penelitian ini digunakan disain penelitian survey yang bersifat diskriptif. Disini tidak dilakukan pengujian hipotesa. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat, ditambah dengan analisa multivariat yaitu regresi logistik multipel. Populasinya adalah semua wanita kawin yang ada di kelurahan Uwung Jaya. Sampel diambil dengan Cara 'simple random sampling: Sample frame- nya adalah kepala keluarga yang ada suami dan istrinya.
Hasil analisa bivariat meaunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata skor beban kerja pada ibu rumah tangga yang bekerja di pabrik dengan ibu rumah tangga tanpa pekerjaan tambahan. Sedangkan antara ibu rumah tangga yang bekerja di pabrik dan yang bekerja di sektor lain (pekerja informal dan pekerja kantor) tidak ada perbedaan rata-rata skor beban kerja. Dan dari analisa univariat didapatkan bahwa kelompok ibu rumah tangga tanpa pekerjaan tambahan merupakan kelompok yang terbesar, yaitu merupakan 69,5 % dari seluruh sampel. Sedangkan kelompok pekerja informal persentasenya (17,.5%). Dari analisa multivariat ternyata yang berpengaruh terhadap beban kerja wanita kawin (ibu rumah tangga) adalah status pekerjaan dan balita.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan, terutama di kelompok pekerja informal, karena kelompok ini masih belum banyak ditangani. Selain itu untuk meringankan beban kerja wanita dan ikut serta dalam mebangun sumber daya manusia disarankan untuk mendirikan tempat penitipan anak (balita) yang profesional tetapi dapat dijangkau oleh golangan ekanomi menegah ke bawah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Wulan
"ABSTRAK
Penyakit TB menempatkan beban luar biasa bagi penderita, keluarga, masyarakat,
dan anggaran pemerintah. Selain kehilangan produktivitas kerja efek paling
mendalam adalah penurunan tingkat kesejahteraan bahkan pemiskinan. Tujuan
penelitian ini menganalisis beban ekonomi yang ditanggung pasien dan anggota
rumah tangga akibat penyakit Tuberculosis. Merupakan penelitian eksploratif
deskriptif secara retrospektif dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah
pasien TB Paru BTA + dengan metode pengambilan sample probability
proportional to size sebanyak 71 pasien.
Estimasi total beban ekonomi akibat sakit TB di Kota Bengkulu adalah Rp
7.259.600,- atau sebesar 28.48% dari rata-rata pendapatan rumah tangga.
Komponen biaya yang paling dominan adalah biaya tidak langsung yaitu sebesar
Rp 5.134..400,- atau 20.14% rata-rata pendapatan rumah tangga di ikuti biaya
langsung sebesar Rp 2.125.200,- (8.34%) rata-rata pendapatan rumah tangga.
Pasien dengan penghasilan rendah, umur lebih dari 43 tahun, tidak memiliki
jaminan kesehatan, memiliki jumlah anggota rumah tangga lebih dari 4,
melakukan coping strategy dan pernah menjalani rawat inap akan menangalami
katastropik dibandingkan dengan kelompok lainnya, pada akhirnya
mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan pemiskinan rumah tangga. Diperlukan
kajian kebijakan kesehatan yang dapat melindungi rumah tangga dari semua aspek
biaya karena sakit, khususnya TB dalam mengurangi pengeluaran kesehatan
dalam biaya non medis maupun indirect cost.

ABSTRACT
Tuberculosis puts a tremendous burden for patients, families, communities and
government budgets. In addition to the work productivity loss, the most profound
effect is the decrease in the level of well-being even impoverishment. The purpose
of this study is analyze the economic burden by patient and households as a result
of Tuberculosis. It is an explanatory retrospective descriptive study with cross
sectional design. Total respondents were 71, they were pulmonary TB patients
with smear positive. Sampling technique used probability proportional to size.
Estimated total economic burden of illness due to Tuberculosis int the Bengkulu
city is Rp 7.259.600, which is 28.48% of the average household income. The most
dominant component costs are indirect costs amounting to RP 5.134.400,-while
the direct cost is Rp 2.125.200,-. Patients with low income, age over 43 years, do
not have health insurance, have a household size of more than 4, do coping
strategy and have ever hospitalized will experience catastrophic compared to other
groups, which then affecting the level of household welfare and poverty. It is a
need to produce a health policy with the that can protect households
expencesndue to do TB illness, especially expenses on non medical costs and
indirect costs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasha
"Ibu rumah tangga mempunyai peranan penting terkait perilaku mencari pengobatan keluarga Tujuan penelitian adalah mengetahui tindakan pengobatan awal pada ibu rumah tangga dan hubungannya dengan faktor sosial dan ekonomi Penelitian menggunakan studi potong lintang dan geographical random sampling Data dikumpulkan di Kelurahan Bidara Cina pada Februari Mei 2011 Dari 378 subjek terdapat perbedaan nilai tengah usia antara pengobatan komplementer dan alternatif 41 00 tahun dengan pengobatan konvensional 46 00 tahun Terdapat juga perbedaan proporsi pengobatan konvensional antara yang memiliki 17 3 dan tidak memiliki 7 3 asuransi kesehatan Disimpulkan usia p 0 019 dan kepemilikan asuransi kesehatan p 0 003 berhubungan dengan tindakan pengobatan awal pada ibu rumah tangga.

Housewives have important roles related to family care seeking behaviour The objective is understanding initial treatment in housewives and its association with social and economic factors Cross sectional study and geographical random sampling are used Data were collected at Bidara Cina Village in February May 2011 From 378 subjects there is age median difference between complementary and alternative medicine 41 00 years old with conventional medicine 46 00 years old There is also conventional medicine proportion difference between those who have 17 3 and do not have 7 3 health insurance Concluded age p 0 019 and health insurance belonging p 0 003 are related with initial treatment in housewives"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhanuna Alifa
"Kepala rumah tangga perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat bias dalam pernyataan ini, dan perlu dilakukan pemisahan subkelompok untuk melihat tantangan yang dialami tiap jenis kepala rumah tangga perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan partisipasi kerja kepala rumah tangga perempuan di Indonesia dan pengaruh status perkawinan kepala rumah tangga perempuan (de facto dan de jure) di Indonesia terhadap partisipasi kerja mereka setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap kepala rumah tangga perempuan usia produktif (15-64 tahun). Ditemukan bahwa kepala rumah tangga perempuan yang berstatus kawin (de facto) lebih cenderung menghabiskan waktunya pada pekerjaan berbayar dan tidak berbayar (mengurus rumah tangga) dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang tidak berstatus kawin (de jure). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemangku kepentingan terkait dalam menentukan intervensi kebijakan terhadap berbagai subkelompok kepala rumah tangga perempuan di Indonesia.

Female household heads are often seen as a vulnerable group to poverty. Some literature suggests bias in this statement, and it is necessary to disaggregate the subgroups to see the challenges faced by each type of female household head. Therefore, this study aims to explain the patterns and differences in the work participation of female household heads in Indonesia and the effect of the marital status of female household heads (de facto and de jure) in Indonesia on their work participation after controlling for the effects of socio-economic factors. This study uses a quantitative approach with secondary data from the March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas). The method used to analyze this data is the multinomial logistic regression. The analysis is conducted on female household heads in their productive age (15-64 years old). It is found that female household heads who are married (de facto) are more likely to spend their time in paid and unpaid work (domestic work) than female household heads who are not married (de jure). This study’s findings can be used as recommendations for relevant stakeholders in determining policy interventions for various subgroups of female household heads in Indonesia"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wyati Saddewisasi
"Beberapa studi mengungkapkan bahwa banyak variabel yang mempengaruhi ibu rumah tangga untuk bekerja di pasar kerja. Variabel - variabel tersebut berupa variabel - variabel ekonomi maupun variabel - variabel non ekonomi. Variabel - variabel ekonomi tersebut antara lain tingkat upah, lapangan pekerjaan, status pekerjaan, pendapatan maupun kekayaan lainnya. Sedangkan variabel - variabel non ekonomi terdiri dari variabel demografi dan variabel sosial. Variabel demografi antara lain umur, tempat tinggal, umur anak serta jumlah anak dan variabel sosial antara lain tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.
Penelitian ini dimaksudkan agar lebih banyak mengetahui karakteristik ibu rumah tangga yang telah berpartisipasi dalam pasar kerja, baik yang bekerja dengan jam kerja panjang (bekerja penuh) maupun bekerja dengan jam kerja pendek (bekerja tidak penuh). Bekerja penuh adalah bekeja 35 jam atau lebih dalam satu minggu dan bekerja tidak penuh adalah bekerja kurang dari 35 jam dalam satu minggu. Disamping itu untuk mempelajari perbedaan proporsi pekerja ibu rumah tangga yang bekerja penuh menurut karakteristik sosial, ekonomi, serta demografi yang diperhatikan di Indonesia. Dalam pasar kerja. fungsi penawaran pekerja adalah sejumlah jasa yang ditawarkan (banyaknya waktu yang disediakan untuk bekerja) oleh pekerja pada suatu tingkat upah tertentu.
Studi ini menggunakan data Sakerti 1993. Karena data upah tidak tersedia bagi semua pekerja ibu rumah tangga, maka sebagai gantinya dianggap yang paling menentukan jam kerja pekerja ibu rumah tangga adalah status pekerjaan serta variabel individu lainnya, yang merupakan variabel pengontrol yaitu umur anak, jumlah anak, tingkat pendidikan, tempat tinggal dan umur ibu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa status berusaha, buruh/karyawan dan pekerja keluarga merupakan kelompok - kelompok pekerjaan yang jam kerjanya bebeda - beda. Disamping itu pekerja ibu rumah tangga biasanya mempunyai sifat bukan penghasil pendapatan yang utama tetapi hanya merupakan kegiatan yang sifatnya membantu menambah pendapatan keluarga. Responden yang dianalisa dalam penelitian ini adalah wanita usia 15 - 49 tahun yang bekerja dan bersatus kawin (pekerja ibu rumah tangga) yang seluruhnya berjumlah 2314 orang. Dari responden tersebut yang bekerja penuh sejumlah 1229 orang dan yang bekerja tidak penuh 1085 orang.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu analisis statistik diskriptif dan analisis inferensial. Analisis statistik diskriptif dilakukan dengan menyajikan tabulasi silting berdimensi dua atau lebih. Analisis deskriptif ini dipergunakan untuk mempelajari perbedaan proporsi kelompok responden tertentu berdasarkan beberapa variabel yang diperhatikan. Disamping untuk mengetahui besarnya ukuran asosiasi parsial yang menunjukkan besarnya perbedaan variabel bebas terhadap variabel lainnya yang ditetapkan sebagai variabel tak bebas. Analisis inferensial dilakukan untuk mempelajari perbedaan antar variabel bebas terhadap variabel terikat yang berupa jam kerja. Selain itu akan dihitung nilai estimasi proporsi ibu bekerja penuh menurut variabel status pekerjaan utama, umur anak terakhir, pendidikan ibu, jumlah anak, daerah/tempat tinggal dan umur ibu yang diperhatikan, Dalam hal ini digunakan enam model logistik.
Dari hasil studi diperoleh karakteristik sosial, ekonomi, demografi ibu rumah tangga yang bekerja penuh dan tidak penuh sebagai berikut:
Dilihat dari status pekerjaan, secara keseluruhan baik yang bekerja dengan jam kerja penuh maupun jam kerja tidak penuh presentase terbesar adalah pekerja ibu rumah tangga yang mempunyai status pekerjaan berusaha, sedangkan presentase terendah adalah pekerja keluarga. Demikian pula apabila diperhatikan menurut kelompok pekerja yang bekerja penuh. Untuk pekerja yang bekerja tidak penuh presentasi tertinggi adalah berusaha, presentase terendah adalah buruh/karyawan dan untuk pekerja keluarga menduduki urutan kedua.
Berdasarkan kelompok umur anak terakhir, untuk yang bekerja penuh , tidak penuh meupun secara keseluruhan, sebagian besar mempunyai anak terakhir bukan balita.
Dari segi pendidikan, ternyata sebagian besar pekerja ibu rumah tangga adalah berpendidikan tidak tamat Sekolah Dasar (SD) kebawah. Kemudian berturut-turut adalah untuk kelompok tamat SD, tamat SLTA dan tamat SLTP. Apabila dkelompokkan menurut kelompok yang bekerja penuh dan tidak penuh, urutannya juga sama, yaitu terbesar pekerja yang berpendidikan tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP dan tamat SLTA.
Menurut kelompok jumlah anak, secara keseluruhan pekerja ibu rumah tangga mempunyai anak yang jumlahnya sedikit yaitu jumlahnya paling banyak tiga orang. Demikian pula menurut kelompok jam kerja penuh maupun tidak penuh yang diperhatikan, maka pekerja ibu rumah tangga juga memiliki anak yang jumlahnya sedikit.
Apabila diperhatikan tempat tinggalnya, ibu rumah tangga yang bekerja penuh sebagian besar tempat tinggalnya di pedesaan. Demikian pula untuk yang bekerja tidak penuh. Dengan demikian, secara keseluruhan pekerj ibu rumah tangga sebagian besar berada di pedesaan.
Selanjutnya diperoleh informasi bahwa sebagian besar pekerja ibu rumah tangga adalahberumur antara 30-39 tahun, dan berturut-turut kelompok 40-49 dan terendah kelompok 15-29 tahun. Untuk kelompok ibu yang bekerja penuh maupun tidak, juga sebgaian besar berusia 30-39 tahun dan berturut-turut kelompok umur 40-49 serta 15-29 tahun.
Berdasarkan analisa dan pembahasan : secara deskriptif dan inferensial dapat disimpulkan:
Proporsi bekerja penuh disektor yang berusaha lebih besar dari pada pekerja keluarga, demikian pula untuk buruh/karyawan proporsi bekerja penuhnya lebih besar dari pada pekerja keluarga
Dengan memperhatikan umur anak, khussu untuk yang mempunyai anak balita, proporsi bekerja penuh yang berusaha lebih besar dari pada pekerja keluarga. Untukburuh/karyawan yang mempunyai anak balita proporsi bekerja penuhnya juga lebihbesar dari pada pekerja keluarga. Demikian pula halnya dengan pekerja yang memiliki anak terakhir bukan balita, proporsi bekerja penuh untuk yang berusaha lebih besar dari pada proporsi bekerja penuh pekerja keluarga. Juga untuk buruh/keryawan proporsi bekerja penuhnya lebih besar dari pada pekerja keluarga.
Dari kelompok umur anak dan pendidikan, diperoleh informasi bahwa secara umum proporsi bekerja penuh yang berusaha untuk yang memiliki anak balita baik pendidiknnya tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SLTP lebih besar dari pada pekerja keluarga atau kelompok umur dan pendidikan yang sama. Kecuali untuk yang berusaha memiliki anak balita pendidikannya tamat SLTA proporsi bekerja penuh lebih kecil dari pada pekerja keluarga, bahkan untuk kelompok tamat SLTA yang berusaha cenderung bekerja tidak penuh sedangkan pekerja pekerja keluarga cenderung balita baik pendidikannya tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SLTP lebih besar dari pada pekerja untuk kelompok yang sama. Sedangkan buruh/karyawan yang pendidikannya tamat SLTA, mempunyai anak balita walaupun cenderung bekerja penuh, tetapi proporsinya lebih kecil dibandingkan dengan pekerja keluarga yang bekerja penuh untuk kelompok yang sama.
Untuk kelompok umur anak dan jumlah anak, baik ibu rumah tangga dengan anak balita maupun bukan dan jumlah anaknya sedikit maupun banyak proporsi bekerja penuh yang berusaha maupun buruh/karyawan lebih besar dari pekerja keluarga. Namun demikian untuk buruh/karyawan yang memiliki anak balita dan jumlah anaknya banyak proporsi bekerja penuhnya lebih kecil dari pada proporsi bekerja tidak penuh. Dengan demikian untuk kelompok ini cenderung bekerja dengan jam kerja pendek.
Menurut kelompok umur anak dan tempat tinggal yang diperhatikan, ibu rumah tangga yang bekerja penuh, memiliki anak balita atau bukan, bertempat tinggal di pedesaan atau di perkotaan, status pekerjaannya berusaha atau buruh/karyawan, proporsinya lebih besar dibandingkan denga pekerja keluarga menurut kelompok yang sama. Yang menarik dari hasil temuan ini adalah bagi buruh/karyawan yang memiliki anak balita, tempat tinggalnya di pedesaan, proporsi ibu yang bekerja penuh lebih kecil dari pada proporsi ibu bekerja tidak penuh. Juga untuk pekerja keluarga yang memiliki anak bukan balita tinggal di perkotaan proporsi bekerja penuhnya lebih besar dari pada proporsi bekerja tidak penuh.
Apabila kelompok umur anak dan tempat tinggal yang diperhatikan, secara umum proporsi ibu bekerja penuh baik memiliki anak balita atau bukan, status pekerjaannya berusaha atau buruh/karyawan lebih besar dibandingkan dengan proporsi bekerja penuh pekerja keluarga untuk kelompok umur anak dan kelompok umur ibu yang sama. Namun demikian buruh/karyawan yang mempunyai anak balita berumur 40-49 tahun cenderung bekerja tidak penuh. Sedangkan pekerja keluarga yang memiliki anak bukan balita berumur 15-29 dan 30-39 senderung bekerja penuh.
Berdasarkan besarnya asosiasi parsial dalam analisa deskriptif dan dari besarnya nilai p<0,05 dalam analisa inferensial, secara umum terdapat perbedaan yang berarti antara variabel sosial, ekonomi dan demografi yang diperhatikan terhadap jam kerja ibu rumah tangga. Dari hasil perhitungan odd rasio, ada perbedaan kecenderungan ibu rumah tangga bekerj apenuh menurut tiap kelompok variabel bebas yang diperhatikan. Menurut analisa deskriptif dan inferensial, sebagian besar ibu yang berusaha maupun buruh/karyawan mempunyai kecenderungan bekerja penuh, sedang untuk pekerja keluarga mempunyai kecenderungan bekerja tidak penuh.
Dalam studi ini dikemukakan implikasi kebijakan sebagai berikut:
Perlu ditingkatkan pengetahuan pekerj aibu rumah tangga yang memiliki pendidikan rendah, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal seperti kursus-kursus dan pelatihan agar produktivitas dan keterampilan kerjanya meningkat. Pelaksanaan pendidikan bagi pekerja tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama anatara lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja maupun instansi terkait lainnya seperti Universitas khususnya Lembaga/Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat.
Perlu dipikirkan alternatif kesempatan kerja yang produktif, mengingat sebagian besar pekerja ibu rumah tangga yang tempat tinggalnya di pedesaan bekerja tidak penuh. Ini dapat dilaksanakan misalnya dengan mendirikan industri-industri rumah tangga yang mengolah hasil-hasil pertanian di desa, misalnya industri kerupuk singkong, anyaman bambu dan industri kerajinana tangan yang sesuai dengan potensi desanya.
Bagi yang mempekerjakan ibu usia 30-39 tahun, perlu memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran dan perawatan anak terutama yang masih balita. Perlu disediakan tempat-tempat penitipan anak yang dekat dengan tempat kerja, khususnya bagi ibu bekerja penuh dan masih memiliki anak balita."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ningsih
"Belum adanya gambaran tentang hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana merupakan masalah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya mutu pelayanan keperawatan yang dapat berdampak pada pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara dari tanggal 19 Juni sampai dengan 13 Juli 2002. Desain yang digunakan adalah deskriptif analitikal bersifat cross sectional kepada 75 perawat pelaksana. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,3% perawat pelaksana merasa puas dan 46,7% tidak puas, yang merupakan gambaran komposit dari upah, otonomi, status profesional, kebijakan organisasi, tuntutan tugas, interaksi perawat-perawat, dan interaksi perawat-dokter. Dari hasil analisis bivariat diketahui jenis kegiatan langsung dan jenis ruang rawat berhubungan secara bermakna dengan kepuasan kerja (p=0,001). Hasil analisis multivariat menunjukkan jenis kegiatan langsung merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kepuasan kerja setelah dikontrol dengan variabel jenis ruang rawat (p=0,0087).
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada pimpinan keperawatan untuk mengadakan kajian tentang program pengembangan sumber daya tenaga perawat yang telah berlangsung sebelumnya serta mengadakan pelatihan secara terencana dan berkesinambungan untuk meningkatan pengetahuan kepala ruangan tentang penghitungan beban kerja/ketenagaan.

There is no description about correlation between workload and individual characteristics with work-satisfaction for nursing staff is a problem at Mother and Child Hermina Hospital, Jatinegara. High work-satisfaction of nursing staff will be able to improve quality nursing service which may affect to health service as a whole.
The purpose of this research is to reveal description between workload and individual characteristics with work-satisfaction for nursing staff. This research was conducted in the ward for in-patients at Hermina Hospital, Jatinegara from June 19, 2002 to July 13, 2002. The methodology of this research used analytical description, which provided cross sectional to 75 nursing staff, the analysis used is univariate, bivariate, and multivariate.
The research result identify, that 53,3 % of nursing staff have got satisfaction and 46,7 % have not got satisfaction, with the composite description of salary, autonomy, professional status, organizational policies, task obligation, nurse to nurse relationship, and nurse-doctor relationships. The result of bivariate analysis shown that direct nursing care and type of the wards has positive relationship to work-satisfaction (p=0,001). The multivariate analysis proved that direct nursing care is a variable that has the most significant correlation to work-satisfaction after being controlled using type of the wards variables (p=0,0087).
Based on these research findings, it is recommended to the chief of nursing to conduct a reviewing of nursing staff development program and developing a planning for continuing nursing education program for head nurse in relation to workload and staffing for nursing manpower.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Larasati
"Standar asuhan keperawatan sangat penting bagi profesi keperawatan karena standar mencerminkan kualitas pelayanan kperawatan melalui penetapan kritena spesifik yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kualitas pelayanan telah dicapai. Tidak terkecuali bagi Unit ICU di Rumah Sakit Mutu pelayanan yang dilakukan oleh perawat di ICU dipengaruhi oleh keadaan-keadaan seperti keadaan lingkungan pekerjaannya, penghargaan yang didapatkan, atau bahkan sanksi bila terjadi kesalahan, dan beban kerja. (Depkes, 2004).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan kerja, pengharpaan dan sanksi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di ICU. Penelitian ini dilakukan karena belum adanya kesesuaian lingkungan keyja, penghargaan dan sanksi yang diterima oleh perawat schingga mempengaruhi pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan di ICU di 18 Rumah Sakit dan 9 PPK.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Perawat ICU yang melaksanakan Asuhan Keperawatan Perawat dengan baik sebanyak 56,9% sedangkan yang menyatakan tidak baik sebesar 43,1% Sebanyak 67,1% perawat ICU menyatakan bahwa lingkungan kerja di [CU adalah baik, sedangkan sebanyak 32,9% menyatakan lingkungan kerja di ICU tidak baik. Dari 246 responden, 63.4% menyatakan bahwa sistem penghargaan yang diterima adalah baik, sisanya 36,6% menyatakan tidak baik. Terdapat 74.8% perawat ICU yang menyatakan bahwa sistem sanksi yang diberikan RS nya adalah baik, sisanya 25,2% yang menystakan tidak baik. Sebanyak 38,2% perawat ICU menyatakan bahwa kondisi pekerjaan (beban kerja) yang dipikul tidak sesuai dengan kemampuan kerja sedangkan 61,8 % sisanya menyatakan beban kerja yang dipikui sudah sesuai. Dari hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara lingkungan kerja, penghargaan, sanksi dan beban kerja dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di ICU. Adapun faktor yang paling mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan adalah lingkungan kerja.
Bagi manajemen rumah sakit diharapkan dapat meninjau kembali kebijakan terkait tentang lingkungan kerja yang sudah diterapkan pada saat penelitian berlangsung, sistem penghargaan, dan sanksi yang berlaku yang berbasis kompetensi sesuai dengan prinsip keadilan, sehingga ada perbedaan dengan perawat yang bekerja dengan baik dengan perawat yang bekerja kurang baik, membuat pedoman penilatan kerja terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan, menerapkan manajemen partisipatif dan terbuka yaitu melibatkan perawat pelaksanan dalam mengambi! keputusan serta menginformasikan basil yang dicapai, memberikan peringatan secara tertulis dan lisan bila perawat melanggar peraturan.
Bagi perawat ICU, melatui hasi! penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja perawat diantaranya adalah sebagai bahan pertimbangan bagi perawat yang bekerja dengan baik untuk diberikan kesempatan diberikan pendidikan dan petatihan yang berkelanjutan, serta diberikan penghargaan berupa promosi jabatan yang lebih tinggi, bukan berdasarkan lama kerja dan senoritas akan tetapi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, sebaliknya perawat yang belum bekerja dengan bak, hasil ini dapat merangsang motivasi untuk bekerja lebih giat dan profesional.

A nursing standard is very important to the nursing profession as the standard reflects on the quality of nursing service, by determining specific criteria which can be used to determine the current level of service quality. That does not exclude the ICU Units in hospitals. The quality of service performed by the ICU nursing staff is affected by factors such as work environment, the gained appreciation or even Punishment if there are mistakes, as well as work load. (Ministry of Health, 2004)
This research was carried out to explore the effects of work environment, reward and punishment on the nursing outcome at the ICU. This research was carried out as there were no equal work environment, reward and punishment that were accepted by the nurses, hence affecting the nursing outcome given in ICUs in 18 hospitals and 9 PPK.
The results showed that 56.9% of the ICU Nurse performed a good Nursing Outcome, whereas 43.1% performed a bad one. Around 67.1% of ICU nurses stated that the work environment was good, while 32.9% said that it was not. Out of 246 respondents, 63.4% stated that they received good appreciation, while the remaining 36.6% stated otherwise. About 74.7% ICU nurses satd that the hospital’s sanction system was good, while the remaining 25.2% said otherwise. Around 38.2% of the ICU nurses said that the work load was not in line with their work capacity, whereas 61.8% said that the work load was appropriate. From bivariate analysis, a correlation was found between work load, reward and punishment and the nursing outcome at the ICU. The most affecting factor in nursing outcome is work environment.
The hospital management is expected to re-evaluate their current policy on work environment during the research pertod, and the current reward and punishment should be based on competency and faimess, so there’s a difference between a nurse who is working well and one that is not, making a work evaluation guideline for nursing outcome, implementing a participative and open management, that included the nurses in decision making as weil as informing them of the achieved results, giving written and oral warnings tf a nurse violated the rule.
For ICU nurses, through this research, it is hoped that their work efficiency increases. It should be fully considered, that a nurse who has been working optimally would be given a chance for further education and continued traming, as well as given appreciation such as a promotion, not based on employment time seniority but according to competency. On the other hand, a nurse that has not done well, these results should promote motivation to work better and more professionally.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34290
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia
"iPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital yang dioperasikan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk meminjam buku digital gratis melalui ponsel mereka. Meskipun begitu, beberapa ulasan negatif ditemukan di platform ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengalaman pengguna iPusnas, mengukur keberhasilan aplikasi dalam hal efektivitas, efisiensi, kepuasan, dan pengalaman subjektif pengguna. Evaluasi ini dilakukan pada end-user group yang terdiri dari Pelajar, Pekerja, dan Ibu Rumah Tangga. Penelitian ini menggunakan metode campuran melalui usability testing, dan survei dengan System Usability Scale (SUS) dan User Experience Questionnaire (UEQ) sebagai teknik pengumpulan data. Hasil menunjukkan adanya sedikit perbedaan signifikan pada efektivitas. Tidak ada perbedaan signifikan di seluruh kelompok terkait efisiensi dan kepuasan. Kepuasan kelompok Pelajar menunjukkan iPusnas berada pada tingkat buruk dan kepuasan kelompok Pekerja pada Ibu Rumah Tangga berada pada tingkat cukup baik. Hasil UEQ menunjukkan aspek Kejelasan berada dalam kategori buruk pada seluruh kelompok. Implikasi, rekomendasi, dan limitasi dibahas dalam penelitian ini.

iPusnas, run by the National Library of Indonesia, is a mobile library application that enables users to borrow digital books at no cost using their mobile phones. However, certain negative reviews have emerged on the digital platform. The study aims to assess the iPusnas user experience by examining the application’s effectiveness, efficiency, user satisfaction, and the users’ subjective experiences. This assessment involves end-user groups: students, workers, and housewives. A mixed-methods approach is adopted in this study, involving usability testing and surveys using the System Usability Scale (SUS) and User Experience Questionnaire (UEQ) for data collection. The findings highlight a minor significant variation in effectiveness. No significant differences were found in efficiency and satisfaction across all groups. The satisfaction level of the student group indicates poor performance by iPusnas, whereas the worker and housewife groups showed a reasonably good satisfaction level. The UEQ scores reveal the clarity is deemed poor in all group. This study further discusses the implications, offers recommendations, and acknowledges limitations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prianto Djatmiko
"Latar belakang: Penilaian terhadap masalah beban perawatan (burden of care) yang dialami anggota keluarga yang berperan sebagai care-giver penderita skizofrenia merupakan faktor penting dalam penatalaksanaan skizofrenia yang berkesinambungan dan berbasis pada lingkungan keluarga dan masyarakat (community-based psychiatric care). The Burden Assessment Schedule (BAS) dari the Schizophrenia Research Foundation (SCARF) di India merupakan instrumen yang baik dalam menilai beban perawatan karena meliputi penilaian terhadap komponen beban objektif maupun subjektif yang merefleksikan persepsi care-giver selama merawat penderita skizofrenia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh alat ukur penilaian beban perawatan pada anggota keluarga penderita skizofrenia yang berperan sebagai care-giver dalam Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel.
Metoda: Penelitian ini merupakan suatu uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen the Burden Assessment Schedule (BAS) versi Bahasa Indonesia yang meliputi validitas diskriminan, validitas konstruksi, reliabilitas test-retest, reliabilitas inter-observer serta reliabilitas konsistensi internal. Responden penelitian adalah 94 care-giver penderita artritis reumatoid dan 97 care-giver penderita skizofrenia yang datang di RSCM Jakarta dari bulan Oktober 2004 hingga Jull 2005. Analisis statistik dilakukan dengan perangkat lunak program SPSS 13.0 for Windows.
Hasil: Hasil analisis diskriminan menunjukkan kemampuan diskriminasi yang baik dari seluruh items instrumen BAS dengan sensitivitas 85,1%; spesifisitas 89,4% dan akurasi sebesar 87,9%. Nilai titik potong (cult-off score) instrumen BAS pada skor 22. Analisis faktor menunjukkan 5 underlying construct dari ke-20 items instrumen yang sesuai dengan konstruk teori instrumen BAS asli. Reliabilitas eksternal instrumen BAS menunjukkan tidak ada perbedaan nilai antara uji pertama dengan uji ulangnya. Nilai cronbach's alpha instrumen BAS dengan 20 items adalah: 0,886.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen BAS versi Bahasa Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dan dapat digunakan untuk menilai beban perawatan pada care-giver penderita skizofrenia.

Background: The assessment of burden of care experienced by family member role as care-giver of schizophrenia patients has became an important factor in continuing management of schizophrenia in term of community-based psychiatric care. the Burden Assessment Schedule (BAS) from the Schizophrenia Research Foundation (SCARP) India, is considered a good instrument because it assess both objective and subjective burden components of burden of care reflected by the care-giver's perception in caring schizophrenia patients.
Objective: The main goal of this study is to obtain the valid and reliable instrument to assess the burden of care experienced by the family of schizophrenia patients in Bahasa Indonesia.
Method: This is the validity and reliability study of the Burden Assessment Schedule in Bahasa Indonesia version consist of discriminant validity, construct validity, test-retest reliability, Inter-observer reliability and internal consistency reliability. The total numbers of respondents are 94 care-givers of Rheumatoid Arthritis patient and 97 care-givers of Schizophrenia patients. All participants were recruited from Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta in period October 2004 to July 2005. The statistical analysis was conducted using SPSS 13.0 for Windows software program.
Result: All items of the BAS instrument in Bahasa Indonesia version have a good validity. The sensitivity score is 85.1% while the specificity is 89,4% and the accurate- are 87,9%. The cut-off score of the instrument is 22. The factor analysis shows that the BAS instrument in Bahasa Indonesia version has 5 underlying construct of their 20 items in line with of the theoretical construct of the original version of the BAS instrument. The assessment of the external reliability of the BAS instrument shows that there are no differences in score between the first trial and the retest result. The Cronbach's alpha score of the BAS instrument with 20-items are 0,886.
Conclusion: This study shows that the BAS instrument in Bahasa Indonesia version has a good validity and reliability and can be used to assess the burden of care in care-giver of the schizophrenia patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>