Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Gita Andharuni
"Skripsi ini membahas mengenai penggambaran relief Ramayana di Candi Siwa dan Candi Brahma pada kompleks percandian Prambanan berdasarkan kaidah Sad-Angga. Relief Ramayana pada Candi Siwa berjumlah 24 panil dengan 46 adegan. Relief Ramayana pada Candi Brahma berjumlah 30 panil dengan 30 adegan.
Dalam skripsi ini tiap adegan akan diamati kesesuaiannya dengan kaidah kesenian Sad-Angga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan kaidah Sad-Angga dalam pembuatan relief-relief di Candi Hindu pada masa Klasik Tua.

This research discuss about depiction of Ramayana relief in Siwa and Brahmana Temple on Prambanan temple complex based on Sad-Angga principle. The amount of Ramayana relief in Siwa Temple are 24 panels with 46 scene and in the amount of Ramayana relief in Brahmana Temple are 30 panels with 30 scene.
In this research every scene in Ramayana relief will be observed its suitability with Sad-Angga principle. The purpose of this research is to know the use of Sad-Angga principle in the making of reliefs in Hindu temple on Klasik Tua period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamharil
"ABSTRAK
Penelitian ini menerapkan kaidah kesenian Hindu yang berkembang di India, yaitu kaidah kesenian Sad-Angga terhadap penggambaran relief candi di abad 14 M.

Abstract
This research applied Hindu's art principle which is developed in India, i.e. Sad-Angga art principle directly to the relief image at 14th..."
2010
S11746
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Riawan
"Dalam agama Hindu dewa Astadikpala merupakan salah satu kelompok dewa penjaga penjuru dunia. Penggambaran dewa Astadikpalaka cadi Siwa Pranbanan berbeda dengan di India, terutama penampilannya yang diwujudkan dalam dua sifat, yaitu aspek saumya dan ugra pada tiap sisi dari penjuru mata angin. Di India penggambarannya dalam wujud dua sifat tidak ditemui, walupun ada hanya diwujudkan dalam bentuk dua kepala pada satu badan. Bertitik tolak dari alasan bahwa masalah penggambaran dewa Astadikpalaka candi Siwa Prambanan berbeda dengan di India, maka penulis memutuskan untuk memilih subyek ini.
Adapun hasil yang dicapai adalah, bahwa peranan dari para seniman candi Prambanan dalam membuat relief dewa Astadikpalaka sangat besar sekali. Berdasarkan atas penelitian terhadap komponen kepala (rambut, ekspresi wajah, perhiasan yang dipakai), sikap badan, sikap tangan dan laksana. Mengenai perubahan dan perbedaan konsep penggambaran dewa Astadikpalaka candi Siwa Prambanan diduga karena adanya kebebasan para seniman dalam mewujudkan sesuatu yang akan digambarkannya sesuai dengan visualisasinya."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wuri Setiarini
"Wuri Setiarini. Relief tokoh-tokoh berjanggut di candi Brahma Prambanan (suatu kajian ikonografi.(Di bawah bimbingan Prof. Dr. Edi Sedyawati). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992. Menurut mitologi Hindu resi adalah salah satu golongan makhluk setengah dewa yang tinggal di kahyangan, dan mempunyai peranan yang panting dalam kehidupan alam semesta. Hal ini terlihat dari kedudukan resi yang berada di bawah para dewa utama (trimurti). Di candi Brahma Prambanan dipahatkan tokoh-tokoh berjanggut (resi), yang dalam sumber-sumber tertulis India dan Jawa kuno disebutkan bahwa mereka adalah putra-putra Brahma yang diciptakan dengan Cara beryoga. Penelitian ikonografi terhadap tokoh-tokoh berjanggut di candi Brahma Prambanan bertujuan untuk memaparkan ciri-ciri tokoh berjanggut yang disebut resi, bagaimana bentuk penggambarannya, adakah persamaan dan perbedaan dengan resi di India, dan juga berusaha untuk mengidentifikasi tokoh-tokoh tersebut yang disesuaikan dengan jumlah penyusun Veda (Veda Vyasa). Relief tokoh-tokoh berjanggut yang diteliti dipahatkan pada dinding kaki tubuh candi Brahma. Jumlahnya 27 panil, tiap panil berisi 1 tokoh utama dengan 2 pengiring. Sedangkan tokoh-tokoh yang berada di oigi luar pagar langkan tidak dibahas. Hal ini disebabkan ke-27 tokoh utama itulah yang akan disesuaikan dengan jumlah penyusun Veda, yang dalam kitab keagamaan disebutkan berjumlah 28 ditambah dengan Brahma sendiri. Ke-27 panil tersebut dipotret dan diukur. Pendeskripsian dilakukan dengan menggunakan Model Deskripsi 'circa Tipe Tokoh (Sedyawati 1983), demikian pula untuk tokoh Brahma. Kajian.kepustakaan dilakukan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang berhubungan dengan tokoh resi, baik dari sumber India (Visnu Purava) maupun ,Jawa kuna (Brahmanda Purrna, Agastyaparwa, Tantu Pang9elaran). Hal ini berkenaan dengan mitologi dan ciri-cirinya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa penggambaran resi di candi Brahma secara umum hampir sesuai dengan di India, walaupun demikian terdapat juga beberapa perbedaan. Selain itu ciri utama yang harus ada pada setiap penggambaran resi adalah janggut dan kumis. Sedangkan ciri-ciri ikonografi ke-resi-an yang paling sering terdapat adalah jatamakuta, upawita, selempang dada, dan Camara. Da1am usaha mengidentifikasi tokoh-tokoh resi tersebut berdasarkan ciri-ciri ikonografi dan sumber-sumber tertulis, maka diperoish kesimpulan bahwa ke-27 tokoh resi utama adalah tokoh_tokoh penyusun Veda (Veda Vyasa). Mereka dipiwpin oleh Brahma, sehingga lengkaplah jumlah ke-28 penyusun Veda tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sugijanti
"Salah satu cerita yang terkenal di Indonesia yaitu cerita Rama atau Ramayana. Cerita ini masih tersimpan dalam bentuk sastra dalam kakawin Ramayana berbahasa Jawa Kuna, Hikayat Sri Rama berbahasa Melayu, Rama Keling, Serat Kanda dan Serat Rama gubahan Yasadipura berbahasa Jawa Baru. Sedangkan yang masih ada dalam pahatan batu terdapat pada relief candi Lara Jonggrang di Prambanan dan candi Panataran. Dengan adanya kemashuran Ramayana itu maka banyak peminat menelitinya. Karena belum ada yang meneliti secara mendetail mengenai perbandingan antara relief Ramayana candi Ciwa Lara Jonggrang Prambanan dengan kakawin Ramayana, maka dalam penulisan ini akan dibahas. Alasan ini disebabkan karena pendirian candi Lara Jonggrang dianggap sezaman dengan penulisan kakawin Ramayana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Rosawati Tunggono
"ABSTRAK. Cerita Ramayana merupakan salah satu cerita yang dipahatkan dalam bentuk relief pada dua bangunan candi yang berasal dari lokasi dan masa yang berbeda. Kedua candi tersebut adalah candi Ciwa Prambanan di Jawa Tengah serta candi Panataran di Jawa Timur. Ditinjau dari gaya penyajiannya di relief, cerita Rama_yana ditampilkan di candi Ciwa Prambanan dalam langgam ga_ya Jawa Tengah, sedangkan di candi Panataran, cerita terse-but ditampilkan dalam 1anggam gaya Jawa Timur (1anggam wayang). Padahal dalam sejarah perkembangan gaya seni, langgam Jawa Timur tersebut merupakan perkembangan dari langgam Jawa Tengah. Penelitian terhadap relief Ramayana di kedua candi tersebut, antara lain pernah dil akukan oleh W. F Stutter dan J.Kats. Dari penelitian mereka diperoleh deskripsi tentang jenis-jenis gaya yang dimiliki masing-masing relief. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan perbandingan dengan bentuk penyajian beberapa adegan cerita Ramayana yang ditampilkan di kedua candi tersebut dari sudut seni rupa (artistik), untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang terjadi. pada gaya penyajian cerita tersebut pada relief kedua candi tersebut. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa ada beberapa unsur seni yang mengalami perubahan dan ada yang tidak. Perkembangan dan perubahan gaya panyajian tersebut jelas nampak pada konsep pemilihan tokoh, cara menampilkan tokoh, bentuk dan gaya penyajian itu sendiri, serta pengisian bidang kosong. Adanya persamaan dan perbedaan dalam cara penyajian tersebut, kemungkinan di pengaruhi oleh perbedaan tingkat pemahaman. keahlian serta latar belakang yang dimiliki oleh masing-masing seniman pembuatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
930.1 DEP p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lien Dwiari Ratnawati
"ABSTRAK
Penelitian terhadap candi-candi yang ada di Pulau Jawa telah banyak dilakukan orang, baik mengenai asal-usulnya, gaya, maupun sejarah keseniannya. Candi Prambanan sebagai salah satu candi yang besar di Jawa Tengah tidak luput dari berbagai penelitian, tetapi khusus mengenai relief Kalpataru belum pernah dilakukan.
Relief Kalpataru adalah bagian dari apa yang disebut oleh van Erp sebagai motif Prambanan. Relief ini terdapat pada pa_nil.-panil di kaki keenam candi utama Prambanan, yaitu Brahma, Siwa, Visnu, Angsa B, Nandi, dan Garuda A. Relief ini berben_tuk sebuah pohon yang dihiasi dengan untaian manik-manik atau mutiara, dan diberi chattra (payung) di atasnya. Pohon ini diapit oleh berjenis-jenis binatang, antara lain kijang, rusa,.burung merak, kera, macan, angsa, kinara-kinari (makhluk Surga) , dan-lain-lain. Pohon ini mempunyai berbagai sebutan, antara lain pohon pengharapan, pohon kekayaan atau kemakmuran , pohon kehidupan dan pohon surga.
Pengamatan terhadap relief Kalpataru dilakukan untuk mencari sebab-sebab relief ini bervariasi, beberapa banyak variasi yang ada, adakah pola dasarnya, dan selanjutnya adakah ketentuan penempatan nya pada candi.
Metode penelitian yang dipakai adalah metode observasi, deskripsi, dan eksp1anasi, dibantu dengan metode pendekatan normatif untuk menjawab apakah relief Kalpataru ini memang mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Selain itu juga di_gunakan metode penalaran deduktif, yang secara operasional dilakukan lewat testing hypotheses.
Hasil dari penelitian ini memberi informasi bahwa relief Kalpataru yang dihasilkan oleh seniman itu mentaati ketentuan yang ada, sedangkan variasi terjadi antara lain karena perbe_daan ketrampilan, pengalaman, atau kebiasaan masing-masing seniman. Relief ini terbagi dalam 3 tipe dan 25 variasi, yaitu tipe I terdiri dari 5 variasi, tipe II terdiri dari 17 variasi, dan tipe III terdiri dari 3 variasi. Selain itu relief Kalpataru ini juga mempunyai pola dasar, tetapi tidak mempunyai ketentuan dalam penempatannya pada candi.

"
1985
S11751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanisa Restya Agung
"Dhanurveda adalah kitab ilmu kemiliteran tertua dari zaman Hindu yang dianggap sebagai pedoman dari segala kegiatan yang melibatkan busur panah. Manuskrip Dhanurveda yang tersisa sekarang ini hanya merupakan fragmen atau versi ringkas dari yang asli namun cukup untuk menunjukkan bahwa ilmu kemiliteran khususnya tentang seni memanah merupakan bagian penting dari ajaran nenek moyang di masa lampau. Berbagai relief dari candi-candi besar masa Klasik Tua (abad ke-8-10 M), yaitu candi Prambanan dan candi Borobudur merekam semua bukti-bukti kedigjayaan yang melibatkan busur panah. Sthana (postur tubuh ketika memanah) dan mudra (konfigurasi atau bentuk kepalan jemari tangan) yang menjadi faktor pendukung terbesar keberhasilan seorang pemanah dalam melesatkan anak panah dengan baik. Maka dari itu ingin diketahui apakah teknik sthana dan mudra adegan memanah yang tergambar di relief candi mencerminkan tata aturan dari kitab Dhanurveda; apakah fungsi panahan pada masyarakat Jawa Kuna sebagai masyarakat pendukung zaman itu dan bagaimana keberlanjutan penggunaan sthana dan mudra Dhanurveda setelah masa Klasik berakhir. Kajian ini menggunakan cara-cara kualitatif dengan menggunakan tahapan penelitian yang dimulai dari pengumpulan relief-relief beradegan memanah dari candi Prambanan dan candi Borobudur sebagai data primer, pengolahan data, analisis dan interpretasi. Tahapan interpretasi dibantu dengan data sekunder berupa manuskrip karya sastra Jawa Kuna yaitu Kakawin Ramayana dan berbagai cerita Buddhacarita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 20 panil relief yang di dalamnya terdapat 25 adegan memanah, didapat bukti bahwa terdapat 22 sthana dan 14 mudra yang memiliki kesesuaian dengan teknik memanah dari Dhanurveda. Pengaruh Dhanurveda dalam seni memanah masih melekat kuat di Jawa dan seiring berjalannya waktu, panahan menjadi sebuah bagian dari seni dan hiburan serta cabang olahraga hingga ke masa modern.

Dhanurveda is the oldest military manuscript from the Hindu era which is considered as guidance to all activities involving bows and arrows. The Dhanurveda manuscripts that still available today are only fragments or abridged versions from the original book, but they are sufficient to show that military science, especially the art of archery, was an important part of the teachings of our ancestors in the past. Various reliefs from large temples of Old Classical period (8th-10th century AD), namely Prambanan and Borobudur temples, record all evidence of the art of archery greatness. Sthana and mudra are important supporting factors for archer's success in shooting arrow. Therefore, the critical questions are whether sthana and mudra techniques of the archery scenes depicted on the temple reliefs reflect the rules of Dhanurveda; What was the function of archery in Old Javanese society in that era and how was the continuation of the use of Dhanurvedic sthanas and mudras after the Classical period ended? This study uses qualitative methods by utilizing research stages from collecting reliefs of archery scenes from Prambanan and Borobudur temples as primary data, data processing, analysis and interpretation. The interpretation stage is assisted by secondary data, that is manuscripts of Old Javanese literary works, Kakawin Ramayana and various Buddhacarita stories. Based on research conducted on 20 relief panels, in which there are 25 archery scenes, evidence was obtained that there are 22 sthanas and 14 mudras which are in accordance with the archery techniques from Dhanurveda. The influence of Dhanurveda in the art of archery is still persisting in Java and over time, archery has become a part of art and entertainment as well as a sport until modern times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dian Safitri
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji penggambaran relief Hirayagarbha dan hubungannya dengan ritual keagamaan Buddha di kaki Candi Mendut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi penggambaran relief yang berhubungan dengan prosesi ritual Buddha. Melalui deskripsi dan perbandingan, penelitian ini akan memaparkan hasil mengenai variasi penggambaran relief Hirayagarbha. Relief Hirayagarbha di candi-candi di Jawa Tengah abad 8 mdash;10 M memiliki persamaan corak penggambaran karena dibangun pada masa pemerintahan dinasti yang sama. Hasil pemaparan penggambaran relief Hirayagarbha di kaki Candi Mendut juga akan menunjukan arah keliling candi di dalam prosesi ritual keagaman.

ABSTRACT
This research describes the depiction of The Hira yagarbha relief and its relation to The Buddhist religious rituals on the foot of Mendut Temple. The purpose of this research is to figure out the reliefs variations that is related to The Buddhist rituals procession. Based on a description and comparison, this research describes the result of the depiction variations of The Hira yagarbha relief. The Hira yagarbha reliefs in the 8th mdash 10th century Central Java rsquo s Temples have the same depiction style because they were built during the same dynasty. The explanation of Hira yagarbha relief rsquo s depiction on the foot of Mendut Temple will also show the walking direction in the temple ritual procession. "
2017
S69080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>