Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samosir, Katheina Anastasya
"Setiap manusia secara tidak sadar, sering menggunakan mekanisme pertahanan diri untuk melawan kecemasan di dalam hidupnya. Hal itu sangat penting, karena dengan mengetahui mekanisme pertahanan diri ini dapat membantu manusia bertahan dan menghadapi dunia. Jurnal ini membahas terkait mekanisme pertahanan diri yang dimunculkan oleh tokoh utama dalam film Die Wand (2012). Pembahasan dalam jurnal ini dilakukan dengan analisis teknik sinematografi, surrealisme dan teori mekanisme pertahanan diri Sigmund Freud. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita banyak memunculkan mekanisme pertahanan diri penyangkalan dan pengalihan lewat berbagai metafor dalam ceritanya.

Every human being, unconsciously, often uses self defense mechanisms to fight anxiety in his life. This is very important, because knowing self-defense mechanism can help humans survive and face the world. This journal discusses the self-defense mechanism raised by the main character in the film Die Wand (2012). The discussion in this journal is carried out by analyzing cinematographic techniques, surrealism and Sigmund Freuds theory of self defense mechanisms. After being analyzed, it can be concluded that the main female characters have raised many self-defense mechanisms of denial and diversion through various metaphors in the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dwina Juniandri
"Representasi Turki di dalam filmGegen die Wand (melawan tembok): Proses encoding-decoding tiga narasumber herkebangsaan Turki terhadap film. (I)i bawah bimbingan Dr. Lilawati Kurnia). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya IJniversitas Indonesia, 2008. Penelitian mengenai idenitas kultural Turki dilakukan melalui sebuah film Jerman karya Fatih Akin herjudul Gegen die Wand (melawan tembok). Tujuannya untuk mengetahui lebih lanjut lenomena identitas kultural di kalangan generasi muda Turki sebagai komunitas pendatang terbesar di Jerman. Pendekatan cultural studies menjadi landasan utama penelitian beserta'beherapa teori dan metodc lain. Sementara basil wawancara betsama tiga prang narasumber menjadi uji kebenaran perihal identitas kultural Turki yang direpresentasikan kedelapan tokoh film dengan dua karakter utama, Cahit Tomruk dan Sibel Guner. Seperti apa identitas dan representasi awal yang terbentuk Berta identitas dan representasi barn dari ketiga narasumber menjadi basil akhir penelitian. Didapat representasi Baru dari ketiganya, bahwa representasi Turki di dalam film berbeda dengan representasi Turki di negara asal. Ketiga narasumber memaknai para tokoh sebagai generasi Turki hibrid, yakni mereka yang telah megadopsi nilai-nilai kebudayaan setempat. Dengan demikian melalui film Gegen die Wand (melawan tembok) Fatih Akin selaku sutradara berupaya menghadirkan gambaran Turki yang mcmiliki beragam bentuk, baik esensialis, diaspora-hibrid, atau berada diantaranya. ilal tersehut adalah realisasi multikulturalisme, bahwa masing-masing dapat menjadi apa pun yang diinginkan di mana pun berada sekaligus pilihan dalam memaknai identitas kultural diri sebagai seorang'furki.

Representation of Turkish culture in Gegen die Wand (Against The Wall) film: Encoding-decoding process of three Turkish people toward the film. (Under supervision of Dr. Lilawati Kurnia). Faculty of Humanities University of Indonesia. 2008. The research about cultural identity of Turkish is made based on a Germany film from Fatih Akin with the title of Gegen die Wand (Against The Wall). The aim is to get more understanding about the phenomena of cultural identity within the Turkish young generation as the largest immigrant comnTunity in Germany. Cultural studies method becomes the main foundation for this research along with some other theories and methods. While the interview result with the three Turkish young men use as analysis for cultural identity of Turkish. In the film the cultural identity are represented in eight film characters with two leading role, Cahit Tomruk and Sihel Giiner. The final result is to determine on how the new identity and representation was formed against the initial one from the three sources. Based on their point of view it is clear that Turkish image in the film is different from the Turkish as its origin. All of them observed some the figures as a Turkish hybrid generation which already adopted local culture values. Therefore through Gegen die Wand (Against The Wall) film Fatih Akin as director tried out to represented portraits of Turkish identity which has many figures, such as origin, diaspora-hybrid, and between the two of them. This is an attempt to show the act of multiculturalism: that every person can choose his or her place and also represent the cultural identity as Turkish."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14705
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aryan Selvi Utami
"Moslem Amerika mengalami alienasi setelah terjadinya 9/11 karena stereotipe menyamakan mereka sebagai bagian dari terorisme. Stereotipe ini membuat umat Moslem mendapatkan diskriminasi oleh teman dan lingkungan sekitar mereka. Akibatnya, umat Moslem di Amerika juga menjadi orang luar dari kelompok tersebut. Masyarakat Amerika membuat batasan dan mengasingkan umat Moslem karena mereka menganggap umat Moslem berbahaya untuk kehidupan mereka. Penyebab munculnya praktik othering, bordering dan alienation ini karena individu dan lingkungannya yang membuat batasan terhadap kelompok tertentu. Film The Reluctant Fundamentalist 2012 menampilkan praktik othering, bordering dan alienation ini yang terjadi pada tokoh utamanya, Changez. Dalam film ini, Changez, seorang Pakistan, diasingkan karena dianggap tidak terlibat dalam masyarakat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana praktik othering, bordering, dan alienation yang terjadi pada Changez yang merupakan seorang Pakistan ini bekerja dalam film tersebut.
Teori yang digunakan dalam menganalisis film ini adalah konsep alienation, othering dan bordering. Menurut Seeman 1959 , alienasi muncul karena identitas individu yang tidak mampu menjadi bagian dari kelompok tertentu dan masyarakat menolak keberadaan mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Changez mengalami alienasi karena dirinya sendiri dan lingkungan yang tidak menerima keberadaan identitasnya sebagai kelompok minoritas, Pakistani. Efek dari aliensi ini membuat Changez mengalami krisis identitas, yang pada akhirnya membuatnya kembali pada identitasnya sebagai orang Pakistan dan mempraktikkan budaya Pakistan di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi penelitian ini masih memiliki batasan karena hanya empat scene film yang dianalisis. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut.

After the tragedy of 9/11, Moslems in America experienced alienation because of the stereotype of terrorism. Moslems are also discriminated by their environment and friends. As a result, Moslems in America become outsiders. American society creates border and alienates Moslems because they think that Moslems are dangerous. Individuals and society practice othering, bordering and alienation. The film The Reluctant Fundamentalist 2012 shows the practice of othering, bordering and alienation that happens to the main character, Changez. In the film, Changez, being a Pakistani, is being alienated because he is not a part of the American society. The purpose of the research is to examine and analyze Changez rsquo;s experience.
This research uses the theory of alienation, othering and bordering. Seeman 1959 mentioned that a person will experience alienation and become self-estranged when he or she is not accepted by his/her society because people immediately reject them. Alienation is the result of othering and bordering in which the majority treat the minority discriminatively. The finding of the research shows that Changez gets alienated by his friends and surroundings. This alienation causes Changez to experience identity crisis, which in the end makes him accept his identity as a Pakistani and practice the culture in his daily life. However, this research is still limited in its scope because it only analyzes four scenes. Therefore, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Rahajeng
"ABSTRAK
Menurut Sartre, subjek yang eksis adalah subjek yang memiliki kesadaran being-for-itself dan melampaui keterbatasan. Namun, seringkali manusia tidak menyadari bahwa ia memiliki kebebasan penuh dalam hidupnya. Manusia kerap mengikuti arahan serta pilihan-pilihan yang dibuat oleh orang lain dan merasa puas dengan kondisi tersebut. Kondisi ini juga terlihat dalam penggambaran tokoh Umay dalam film Die Fremde karya Feo Aladag. Dalam film, Umay terjebak dalam konstruksi sosial masyarakat patriarki, yang menempatkan dirinya sebagai objek dan meniadakan kebebasan Umay sebagai individu. Meskipun demikian, tokoh Umay digambarkan memiliki kesadaran. Ia bertransformasi dan berusaha mencapai eksistensi diri. Penelitian ini merupakan analisis tekstual terhadap film Die Fremde, yang secara khusus menganalisis alur cerita dan penokohan untuk melihat bagaimana tokoh Umay dalam film ini bertransformasi menjadi subjek yang eksis. Dengan menempatkan penggambaran tokoh Umay dalam kerangka pemikiran mengenai eksistensi yang dipaparkan oleh Sartre, penelitian menunjukkan bahwa eksistensi bukan hanya mengenai keberhasilan menjadi bebas, melainkan sejauh mana seseorang berhasil memperjuangkan kehendak diri untuk bisa bebas dengan segala kesediaan dalam menerima konsekuensinya, termasuk konsekuensi yang dirasakan oleh orang lain akibat kebebasannya tersebut.

ABSTRACT
According to Sartre, an existing subject is lsquo being lsquo who has consciousness being for itself and transcends limitations. However, man often does not realize that he has complete freedom in his life. People often follow directions and choices made by others and feel satisfied with his her condition. This condition is also seen by the portrayal of Umay character in Feo Aladag rsquo s film Die Fremde. In the film, Umay is trapped within the social construction of a patriarchal society, which places herself as an object and negates the freedom of Umay as an individual. Nevertheless, Umay rsquo s figure is portrayed as having consciousness. She transforms herself and strives for self existence. This research is a textual analysis of the film Die Fremde, which specifically analyzes the storyline and characterizations to see how Umay 39 s character in the film is transformed into an existing subject. By placing the description of Umay within the framework of self existence described by Sartre, research shows that existence is not just about the success of being free, but the extent to which a person succeeds in fighting for the will to be free with all willingness to accept the consequences, including the consequences felt by others due to his or her own freedom."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fathia Rachmah
"Film Cina memiliki kecenderungan untuk merefleksikan kehidupan masyarakatnya, aspek tersebut juga dapat dilihat dalam film (太太万岁) Long Live the Wife yang merefleksikan kehidupan masyarakat kelas menengah di Shanghai tahun 1947, dan film tersebut secara spesifik membahas mengenai institusi keluarga. Film ini dibuat berdasarkan skenario yang ditulis oleh Eileen Chang (张爱玲)dan diproduksi tahun 1947. Film ini menceritakan tentang kesulitan yang dihadapi seorang istri bernama Chen Sizhen (陈思珍) dalam perannya menyelesaikan persmasalahan dan menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan Tang Zhiyuan (唐志远.
Makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai film Long Live the Wife dari perspektif judul dan relasinya dengan tokoh Chen Sizhen, dengan tujuan mengungkap makna sanjungan 万岁(wǎnsuì) yang terdapat pada judul sebagai gambaran tokoh Chen Sizhen sebagai seorang istri. Peneliti mengumpulkan data intrinsik film, menguraikan data tersebut, dan mencocokkannya dengan informasi seputar makna kata 万岁. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kata 万岁pada judul (太太万岁) merupakan representasi dari kehebatan Chen Sizhen dalam berperan sebagai seorang istri mengatur ranah domestik dan keberhasilannya menjaga keharmonisan dan keutuhan rumah tangganya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalihah Fawwaz Ramadhanti
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis perubahan karakter tokoh utama anak yaitu Theeb Al-Howeitat dalam film Theeb. Tujuannya adalah untuk memaparkan dan menjelaskan berbagai perubahan karakter Theeb beserta penyebabnya. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini berupa metodologi kepustakaan, metode strukturalis digunakan untuk menganalisis unsur intrinsik, metode deskriptif analitis digunakan untuk menganalisis perubahan karakter tokoh Theeb. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan tokoh Theeb mengalami perubahan karena mengalami perasaan dukacita yang mendalam, kemudian ia pun berubah menjadi karakter yang lain demi mendapatkan kebahagiaan.

ABSTRACT
This thesis analyzes the changing character of the main character, Theeb Al Howeitat, in Theeb movie. The purpose of this thesis is to explain and describe any changes of Theeb rsquo s character and also the factors. Structuralist method is used to analyzing the intrinsic elements in this movie, descriptive analytic method is used to analyzing the changes of Theeb rsquo s character. The result of this thesis can be concluded that Theeb had changed because he had deep grief feeling, and then he change to another character to get a happier life."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Isabel
"Gouden Griffel adalah salah satu penghargaan sastra terpenting untuk sastra anak berbahasa Belanda. Films die Nergens Draaien karya Yorick Goldewijk memenangkan Gouden Griffel pada tahun 2022. Buku ini menceritakan Cato dan petualangannya untuk dapat kembali ke masa lalu dan bertemu dengan ibunya yang sudah tiada. Sebagai gadis yang beranjak remaja, tokoh Cato menunjukkan perubahan dan dinamika di dalam kepribadiannya. Masalah penelitian ini adalah bagaimana dinamika kepribadian tokoh utama, yaitu Cato, dalam novel Films die Nergens Draaien? Penelitian ini menganalisis kepribadian tokoh Cato dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud tentang id, ego, dan superego yang didukung oleh pendapat William McDougall mengenai naluri manusia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dinamika kepribadian tokoh utama, yaitu Cato. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Cato mengalami perubahan id menjadi ego dan id menjadi superego. Tokoh Cato cenderung untuk memenuhi id dengan ego tanpa adanya superego.

Gouden Griffel is one of the most paramount literary awards for Dutch children’s literature. Films die Nergens Draaien (2021) written by Yorick Goldewijk won the Gouden Griffel award in 2022. This book tells the story of Cato and her adventure to go back in time and meet her deceased mother. As a tween, Cato’s character shows change and dynamic in her personality. The reseach’s problem is how is the personality dynamic of the main character, Cato, in the book Films die Nergens Draaien (2021)? This research analyzes Cato’s characteristic using descriptive qualitative methods. The theory used is Sidmunds Freud’s pshycoanalysis theory about id, ego, and superego with the support of William McDougall’s theory of the human instinct. The purpose of this research is to describe the dynamic characterization of the main character, Cato. The result shows that Cato shows change of id becoming ego and id becoming superego. Cato tends to satisfy her id with ego and without superego.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isyana Rahmadanti
"Kebebasan eksistensial merupakan suatu teori yang mendukung ide bahwa eksistensi mendahului esensi pada diri manusia. Penelitian ini membahas struktur naratif dan sinematografis yang menjadi bagian dari pembangun film Le Roi de Cœur (1966). Aspek dari struktur naratif dan sinematografis yang dipaparkan meliputi alur dan karakterisasi tokoh hingga teknik pengambilan gambar dalam film dan audio yang dimainkan. Kebebasan eksistensial yang ditemukan dalam tokoh Charles Plumpick dalam membuat keputusan dan bertindak dianalisis secara tematis menggunakan teori Jean-Paul Sartre. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya eksistensi dan esensi dalam tokoh Plumpick yang membentuk kebebasan eksistensialnya serta membedah proses penemuan kesadaran dalam dirinya untuk memperjuangkan kebebasan ini. Hasil temuan penelitian ini berupa unsur ‘eksistensi’,‘esensi’, serta pergeserannya pada tokoh utama yang didasari oleh konsep “L'existence précède l'essence” dalam teori eksistensialisme Sartre. Pergeseran esensi ini menunjukkan keberhasilan Plumpick dalam memenuhi kebebasan eksistensialnya sebagai manusia. Ia menggunakan kebebasan itu untuk menentukan bagaimana ia menjalankan hidupnya.

Existential freedom is a theory that proposes the idea that existence precedes essence in humans. This study discusses the narrative and cinematographic structure in Le Roi de Cœur (1966). Aspects of the narrative and cinematographic structure covers the plot and characterization to shooting techniques and the audio used in the film. The existential freedom found in the main character, Charles Plumpick, in making decisions and behaving is explained thematically using Jean-Paul Sartre's theory. This study uses qualitative research methods to collect and analyze data from the film. The purpose of this study is to prove the existence and essence in the main character which forms his existential freedom and to further investigate the process of finding awareness within himself to fight for this freedom. This study found the elements of 'existence' and 'essence', as well as shifts of these elements within the main character, based on the concept of "L'existence précède l'essence" in Sartre's theory of existentialism. This shift in essence shows Plumpick's success in fulfilling his existential freedom as a human. Plumpick uses this freedom to decide how he lives his life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Dyah Ayu Puspita Loka
"Penelitian ini mengkaji mekanisme pertahanan diri tokoh dalam novel Ganjil Genap. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra yang menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis bentuk mekanisme yang dilakukan para tokoh, yaitu Gala, Bara, dan Aiman. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tekanan yang dialami oleh para tokoh, bentuk mekanisme pertahanan diri, dan dampak yang dialami para tokoh. Hasil analisis menunjukkan adanya kecemasan yang berkaitan dengan masalah percintaan. Selain itu, bentuk mekanisme pertahanan diri yang digunakan para tokoh adalah sublimasi, apatis, represi, dan reaksi formasi. Tokoh Gala merasakan dampak dari mekanisme pertahanan diri, yaitu penerimaan diri tokoh tersebut sebagai perempuan lajang. Sementara itu, tokoh Bara dan Aiman mendapatkan rasa kehilangan.

This research examines the character's self-defense mechanism in the novel Ganjil Genap. The method used in the research is a qualitative method with a literary psychology approach that uses Sigmund Freud's psychoanalysis theory. The approach is used to analyze the form of mechanisms carried out by the characters, namely Gala, Bara, and Aiman. This research aims to explain the pressure experienced by the characters, the form of self-defense mechanisms, and the impact experienced by the characters. The results of the analysis show that there is anxiety related to romance problems. In addition, the forms of self-defense mechanisms used by the characters are sublimation, apathy, repression, and formation reactions. The character Gala feels the impact of the self-defense mechanism, namely the character's self-acceptance as a single woman. Meanwhile, Bara and Aiman get a sense of loss."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Hotulinii Elizabeth
"Brave adalah film fantasi animasi tahun 2012 yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios. Film ini menyajikan penggambaran yang bernuansa dan kompleks dari protagonis wanita feminis pertama, Merida, melampaui narasi tingkat permukaan dan menantang norma gender tradisional. Studi ini menganggap bahwa metode Merida menangani konfliknya dapat diterapkan dalam menggambarkan perubahan masyarakat dalam peran perempuan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana Pixar merepresentasikan tokoh protagonis perempuan dengan nilai feminis melalui tanda-tanda dan simbolisme dalam film animasi Brave (2012). Kajian ini menggunakan pendekatan analisis semiotik, yang mengacu pada metodologi analisis film David Bordwell dan kerangka analisis semiotik Roland Barthes. Analisis ini berfokus pada adegan signifikan, pengembangan karakter, dialog, dan citra visual untuk mengungkap cara bernuansa feminisme dikomunikasikan melalui tanda-tanda dan simbolisme. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Brave (2012) memasukkan rangkaian tanda-tanda dan simbolisme yang memperlihatkan prinsip-prinsip feminis, antara lain rambut merah Merida yang merepresentasikan simbol penting atas otonomi dirinya, kekuatan dan independensi Merida dalam menantang konsep tradisional feminitas diilustrasikan dengan busur dan panah sebagai motif utamanya, dan dialog serta interaksi antar karakter menyoroti diskusi feminis dengan menguraikan nilai tekad diri sendiri dan penghapusan harapan patriarkal.

Brave is a 2012 animated fantasy film produced by Pixar Animation Studios. The film presents a nuanced and complex portrayal of the first feminist female protagonist, Merida, going beyond surface-level narratives and challenges traditional gender norms. The study suggests that the methods in which Merida deals with such conflict can be applicable in illustrating societal shifts in women's roles today. This study aims to examine how Pixar represents female protagonists with feminist values through signs and symbolism in the animated film Brave (2012). The study employs a semiotic analysis approach, drawing on David Bordwell's film analysis methodologies and Roland Barthes' semiotic analysis framework. The analysis focuses on key scenes, character development, dialogue, and visual motifs to uncover the nuanced ways in which feminism is communicated through signs and symbolism. The results of the study reveal that Brave (2012) incorporated an array of symbols and signs that highlight feminist principles, including Merida's red hair, which represents a strong symbol of her autonomy, Merida's strength and agency are illustrated with archery as the key motive, challenging traditional concepts of femininity, and the dialogue and interactions between characters highlight feminist discourse by outlining the value of self-determination and the eradication of patriarchal expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>