Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bening Nurul Fatimah
"Manbiki Kazoku merupakan sebuah film karya Hirokazu Kore-eda yang bertemakan keluarga dan juga menggambarkan potret kemiskinan di Jepang. Film ini menceritakan tentang keluarga Shibata yang tidak memiliki hubungan darah dan tinggal di pinggiran kota Tokyo. Objek penelitian ini difokuskan pada tokoh Nobuyo Shibata yang digambarkan sebagai sosok ibu yang melakukan hal-hal bertentangan dengan moral yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga menimbulkan kecemasan dan memunculkan mekanisme pertahanan ego. Penulis menggunakan teori psikoanalisis milik Sigmund Freud untuk mengungkap struktur kepribadian, kecemasan, dan mekanisme pertahanan ego. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Nobuyo Shibata sebagai tokoh utama yang memiliki struktur kepribadian dalam kategori tidak sehat karena keberadaan ego, superego tidak seimbang, sehingga menyebabkan kecemasan. Nobuyo Shibata menggunakan mekanisme pertahanan ego yaitu, proyeksi, agresi, sublimasi, rasionalisasi, pengalihan, fantasi dan stereotipe untuk mengatasi kecemasannya.

Manbiki Kazoku is a film by Hirokazu Kore-eda which has a family-themed and also portrays poverty in Japan. This film tells the story of Shibata`s family who are not related by blood and live in the suburbs of Tokyo. The object of this study is focused on the figure of Nobuyo Shibata who is described as a mother who does things that are contrary to morals prevailing in society, causing anxiety and raising defense mechanisms. The author uses Sigmund Freuds psychoanalytic theory to reveal the structure of personality, anxiety, and defense mechanisms. This research is a qualitative research with a literature study. This research revealed that Nobuyo Shibata as the main character who has a personality structure in the unhealthy category due to the existence of ego , and superego are not balanced, causing anxiety. Nobuyo Shibata uses defense mechanisms namely, projections, aggression, sublimation, rationalization, displacement, fantasy and stereotypes to overcome his anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khayira Adzra
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi marginalisasi dan kritik sosial yang terkandung dalam film Manbiki Kazoku karya Hirokazu Kore-eda. Data primer diperoleh dari film Manbiki Kazoku menggunakan teknik dokumentasi. Adegan yang dianggap mengandung representasi marginalisasi dicatat dan dipilih sebagai sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh melalui metode studi pustaka menggunakan artikel, buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya. Teori yang digunakan merupakan teori representasi menurut Stuart Hall dan data dianalisis melalui teori semiotika menurut Roland Barthes. Penelitian ini menemukan bahwa pada film Manbiki Kazoku, marginalisasi direpresentasikan melalui kehidupan dan pengalaman masing-masing anggota Keluarga Shibata. Kondisi sosial ekonomi mereka tercermin dalam penampilan dan kehidupan sehari-hari mereka, yang memaksa mereka untuk mencuri sebagai strategi bertahan hidup, menyoroti bahwa individu yang terpinggirkan sering kali terpaksa mengambil jalan tidak legal untuk bertahan. Tantangan pekerjaan mereka sebagai pekerja paruh waktu dan pekerja seks menunjukkan kerentanan terhadap eksploitasi dan stigmatisasi. Pengalaman Shota dan Yuri, termasuk penelantaran, kekerasan, dan keterbatasan pendidikan, serta isolasi nenek Hatsue, juga mencerminkan marginalisasi.

This study aims to explain the representation of marginalization and social criticism contained in Hirokazu Kore-eda's Manbiki Kazoku. Primary data was obtained from the movie Manbiki Kazoku using documentation technique. Scenes that are considered to contain representations of marginalization are noted and selected as primary data sources. Secondary data sources were obtained through the literature study method using articles, books, journals, and other scientific works. The theory used is the theory of representation according to Stuart Hall and the data is analyzed through semiotic theory according to Roland Barthes. This study found that in the film Manbiki Kazoku, marginalization is represented through the lives and experiences of each member of the Shibata Family. Their socio-economic condition is reflected in their appearance and daily life, which forces them to shoplift as a survival strategy, highlighting that marginalized individuals are often forced to take illicit means to survive. Their employment challenges as part-time workers and sex workers demonstrate their vulnerability to exploitation and stigmatization. Shota and Yuri's experiences, which includes neglect, abuse, and educational limitations, as well as Hatsue's isolation, also reflect marginalization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Andini Kusumaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana isu kemiskinan digambarkan dalam film Dare Mo Shiranai (2004) karya Hirokazu Koreeda. Penelitian ini menggunakan theories of poverty milik Peter Townsend (1979) dan teori analisis film milik Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie (2011). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks verbal dan visual. Hasil penelitian menunjukkan isu kemiskinan di dalam film ini dengan membagi menjadi tiga cara yaitu melalui latar tempat, kehidupan sehari-hari, dan kesenjangan yang terlihat secara signifikan antara kelompok miskin dan tidak miskin. Isu kemiskinan yang digambarkan dalam film Dare Mo Shiranai dapat dibaca sebagai upaya untuk menunjukkan isu kemiskinan yang masih diabaikan oleh masyarakat dan pemerintah Jepang.

This research aims to examine how the issue of poverty is depicted in the film Dare Mo Shiranai (2004) by Hirokazu Koreeda. This study uses Peter Townsend's theories of poverty (1979) and the film analysis theory by Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie (2011). The research method employed is the analysis of verbal and visual texts. The results of the study show the issue of poverty in this film is illustrated in three ways: through the setting, everyday life, and the significant gap observed between the poor and non-poor groups. The portrayal of poverty in the film Dare Mo Shiranai can be interpreted as an effort to highlight the issue of poverty still neglected by Japanese society and government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Laili Nadhifah
"Tesis ini merupakan penelitian tentang adaptasi male-gaze terhadap film Ringu dan Ringu 2 produksi Jepang oleh The Ring dan The Ring 2 produksi Hollywood. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan representasi male-gaze penonton terhadap karakter perempuan dalam film pada kedua produksi film tersebut. Perbedaan tersebut akan dianalisa dengan memperbandingkan mise en scene dan teknik pengambilan gambar oleh Jepang dan Hollywood. Analisa akan dilandasi oleh pemikiran Laura Mulvey tentang male-gaze pada sinema dalam artikelnya, Visual Pleasure and Narrative Cinema. Melalui analisis teks, penelitian ini bertujuan untuk membaca adaptasi budaya yang dilakukan Hollywood dalam proses remake film horor Jepang. Dari penelitian ini, terlihat perbedaan bentuk dominasi laki-laki terhadap tokoh perempuan dalam film-film tersebut.

This thesis is a study about the adaptation of male-gaze by The Ring and The Ring 2 produced by Hollywood toward Ringu and Ringu 2 produced by Japan. This study aims to show the representation differences of the audiences? male-gaze toward the female characters of both film productions. Those differences would be analyzed by comparing the mise en scene and camera technique by Japan and Hollywood. The analysis would be based one Laura Mulvey?s theory about male-gaze and cinema written in her journal, Visual Pleasure and Narrative Cinema. Through the text analysis, the result of this study would show how to read the culture adaptation by Hollywood through the remake process of Japanese horror film. From this analysis, the differences of male domination toward the female characters in those films could be seen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayatullah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi ibu tunggal dalam film Yu o Wakasu Hodo no Atsui Ai (Her Love Boils Bathwater) dan refleksi film tersebut terhadap fenomena keluarga dengan ibu tunggal di Jepang. Penulis menggunakan teori representasi Stuart Hall (1997) sebagai konsep dasar dan teori analisis film melalui karakterisasi tokoh Petrie dan Boggs (2011) serta mise-en-scène Monaco (2000) dalam menganalisis data berupa tangkapan layar adegan yang menampilkan tokoh ibu tunggal dari segi penampilan dan pekerjaan, alasan ibu tunggal dalam bertahan hidup melawan kanker, percakapan ibu tunggal dengan anaknya, dan relasi ibu tunggal dengan mantan suaminya dengan menggunakan metode analisis teks dan visual. Dari hasil analisis, ditemukan tokoh ibu tunggal yang kuat dan berdaya. Hal ini dipengaruhi oleh absennya figur seorang ayah sebagai kepala keluarga, sehingga mau tidak mau ibu tunggal harus menjadi sosok yang kuat dan berdaya demi keluarganya. Film Yu o Wakasu Hodo no Atsui Ai dapat dilihat sebagai refleksi terhadap representasi ibu tunggal yang kuat dan berdaya pada fenomena keluarga dengan ibu tunggal di Jepang yang semakin meningkat dalam satu dekade terakhir.

This study aims to look at the representation of single mother in the film titled Yu o Wakasu Hodo no Atsui Ai (Her Love Boils Bathwater) and its reflection on the phenomenon of families with single mother in Japan. The writer uses Stuart Hall’s representation theory (1997) as the basic concept and theory of film analysis through the characterization of Petrie and Boggs (2011) and the mise-en-scène of Monaco (2000). The data that is analyzed using textual and visual analysis methods is in the form of screenshots of scenes featuring single mother in terms of her appearance and job, her reason to survive against cancer, her conversation with her child, and her relationship with her ex-husband. The result shows that the single mother figure is strong and empowered. This is influenced by the absence of a father figure as the patriarch, so that like it or not a single mother must be a strong and empowered figure for the sake of the family. The film Yu o Wakasu Hodo no Atsui Ai can be considered as a reflection of the strong and empowered single mother in the Japan’s growing single mother family phenomenon over the last decade."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian sastra dapat dilakukan dengan melihat satu jenis genre sastra, misalnya, novel, cerpen, pantun, dan lain-lain. Selain itu, penelitian sastra juga dapat dilakukan dengan melihat dua genre sastra, cerpen dan novel, puisi dan novel, film dan novel, dan lain sebagainya. Penelitian terhadap kedua genre ini, umumnya berbentuk perbandingan terhadap salah satu unsur genre. Sama halnya dengan skripsi ini, bentuk dari penelitiannya adalah perbandingan, yaitu membandingkan sebuah cerita film hasil adaptasi dengan cerita pada genre asalnya, novel. Melalui perbandingan, dapat diketahui bahwa umumnya, ketika novel difilmkan (prosesnya biasa dikenal dengan sebutan adaptasi) ditemukan perbedaan cerita. Hal ini pula, yang diangkat menjadi masalah dalam skripsi ini, yaitu bagairnana proses adaptasi yang terjadi dalam novel dan film yang dijadikan bahan penelitian dalam skripsi ini. Bagian dari proses adaptasi yang akan diteliti adalah bagian struktur cerita, yaitu tema dan sudut pandang novel dan film, Objek dari penelitian ini adalah cerita Izu no Odoriko. Novel Izu no Odoriko diterbitkan pada tahun 1925, pengarangnya adalah Kawabata Yasunari_ Novel ini diangkat menjadi objek penelitian karma memiliki cara bertutur yang nyata, sehingga setiap orang yang membacanya mendapat gambaran jelas akan hal yang diceritakan oleh pengarang. Penggambaran yang nyata ini pula yang membuat beberapa pernbuat film di Jepang ingin memfilrnkan novel ini. Terbukti, setidaknya sudah empat kali novel ini difilmkam Film Izu no Odoriko yang dijadikan objek penelitian adalah film versi 1974 yang disutradarai oleh Nishikawa Katsuki. Jika dilihat secara garis besar cerita film versi 1974 sama persis dengan cerita novelnya; ada kesamaan seluruh cerita dengan novel anal, umumnya tidak ditemukan dalam film adaptasi. Penelitian tentang adaptasi dari novel ke film Izu no Odariko ini, menggunakan teori intertekstual dalam menganalisis masalah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa cerita film tidak seutuhnya sama dengan cerita novelnya. Perubahan cerita akibat pergantian media sebenamya tetap terjadi, hanya saja pembuat film berusaha agar perubahan cerita tidak terlalu jauh berbeda dari cerita novel. Bagian terbesar yang mengalarni perubahan (transforrnasi} adalah tema clan sudut pandang. Tema tidak berubah secara total hanya saja bergeser, yaitu tema yang awalnya menjadi tema bawahan dalam novel, berubah menjadi tema utama dalam film. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sudut pandang, maka baru dirasakan ada perubahan. Perubahan yang tidak dapat dielakkan akibat perpindahan media. Penerapan sudut pandang 'tokoh utama' dari novel, tidak dapat dimasukkan secara keseluruhan dalam film, karena akan menimbulkan perasaan monoton bagi penonton. Menerapkan secara terus-menerus sudut pandang 'tokoh' utama dalam film berarti membuat penonton melihat cerita hanya dari sudut pandang seorang tokoh. Bahkan dari segi garnbar sekalipun, penonton hanya dapat melihat benda-benda yang dilihat tokoh. Untuk itu sudut pandang harus ciiubah menjadi sudut pandang yang lebih objektif, di mana sudut pandang lebih berpihak pada jalan cerita bukan pada salah satu tokoh. Penelitian ini tidak hanya bermaksud untuk menganalisis masalah adaptasi, tetapi juga ingin mengajak pihak-pihak pernerhati sastra untuk melihat media lain penyampai sastra Sebuah karya sastra tidak hanya terns menerus disarnpaikan melalui tulisan tetapi juga bisa dilihat melalui gambar. Jangan takut kehilangan nilai estetis dari kata-kata, karena ketika sebuah karya sastra difilmkan kata-kata tidak akan kehilangan nilai estetisnya, lebih baik lagi ditambah dengan nilai estetis gambar."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Hanifannisaa
"ABSTRAK
Skripsi ini memaparkan visualisasi Pertempuran Okinawa yang terjadi pada tahun 1945 dalam animasi Gegege no Kitaro: Yokai Daisenso (1968) karya Mizuki Shigeru. Pembahasan ini berfokus kepada pengkajian visual animasi menggunakan teori film milik Joseph M. Boggs (2008) yang didukung oleh teori sinematografi milik Blain Brown (2012). Visualisasi Pertempuran Okinawa dalam animasi Gegege No Kitaro: Yokai Daisensou merupakan salah satu bentuk produk budaya populer yang berfungsi untuk membentuk memori kolektif masyarakat. Gegege No Kitaro: Yokai Daisensou menceritakan perang antara yokai barat yang ingin menjajah Jepang dan yokai Jepang yang mempertahankan Jepang. Analisis menghasilkan kesimpulan bahwa visualisasi Pertempuran Okinawa mengandung ideologi resistensi Jepang terhadap negara Barat, terutama Amerika.

ABSTRACT
This research will discuss about how Battle of Okinawa which happened in 1945 is visualized in the animation titled ?Gegege no Kitaro: Yokai Daisenso (1968)? by Mizuki Shigeru. The discussion will focus on animated visual study using Joseph M. Boggs? (2008) film theory supported by Blain Brown?s (2012) cinematography theory. The visualization of Battle of Okinawa in the animation titled Gegege no Kitaro: Yokai Daisenso is one of popular culture product that serves as Japanese collective memory constructor. Gegege No Kitaro: Yokai Daisensou narrates a war between western yokais aiming to colonize Japan and the Japanese yokais who defend Japan. This research generates conclusion that visualization of Battle of Okinawa contains Japan?s ideology of resistence against Western country, especially The Unites States of America."
2016
S65982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Resmiliana
"Penelitian ini bertujuan melihat perkembangan moralitas tokoh Shuhei pada film Mother (2020). Penulis menggunakan teori perkembangan psikoseksual (kompleks oedipus) dan teori psikoanalisis (id, ego, superego) yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Penelitian berargumen bahwa terdapat kaitan antara kompleks oedipus dengan perkembangan moralitas, dimana karakter Shuhei cenderung berperilaku menyimpang ketika dikuasai kompleks oedipus id (hasrat) untuk selalu menuruti perintah Akiko (ibunya) demi memperoleh cintanya. Namun, ketika kompleks oedipusnya terepresi, superego (moralitas) dalam diri Shuhei mulai berkembang.

This research aims to see the morality development of the character Shuhei in the film Mother (2020). The researcher use theory of psychosexual development (oedipus complex) and the psychoanalytic theory (id, ego, superego) proposed by Sigmund Freud. The research argues that there is a relation between oedipus complex and morality development, where Shuhei's character tends to behave deviantly when controlled by id's oedipus complex (desire) to always obey Akiko's (mother) orders to gain her love. However, when his oedipus complex was repressed, his superego (morality) also developed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Freud, Sigmund, 1856-1939
Jakarta: Gramedia, 1982,c. 1979
150.195 FRE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Bunga Dariana
"Tokyo Sonata merupakan film karya Kiyoshi Kurosawa yang menceritakan tentang keruntuhan keluarga pekerja di Jepang pasca pecahnya gelembung ekonomi. Depresi ekonomi yang terjadi pada saat itu membuat pergeseran peran oleh laki-laki di Jepang untuk membangun identitas maskulin yang dahulunya sebagai militer, berubah menjadi seorang pencari nafkah. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan maskulinitas hegemonik direpresentasikan dalam film Tokyo Sonata karya Kiyoshi Kurosawa serta pesan yang disampaikan mengenai maskulinitas hegemonik dalam film Tokyo Sonata. Data primer diperoleh dari film Tokyo Sonata dengan mengamati dan menghasilkan kesimpulan yang didasari oleh penemuan dari adegan yang dianggap mengandung representasi maskulinitas. Sumber data sekunder diperoleh melalui metode studi pustaka menggunakan artikel jurnal, buku, dan karya ilmiah lainnya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teori semiotika Barthes. Penelitian ini menemukan bahwa pada film Tokyo Sonata, maskulinitas hegemonik direpresentasikan dengan tepat oleh Ryuhei sebagai tokoh utama dan para tokoh sampingan lainnya seperti Megumi dan Takashi. Hal ini terlihat dari penampilan dan perilaku para tokoh yang sesuai dengan konsep maskulinitas hegemonik. Maskulinitas hegemonik tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan menampilkan konsep maskulinitas subordinat yang ditampilkan oleh Ryuhei ketika ia kehilangan pekerjaannya.

Tokyo Sonata is a film by Kiyoshi Kurosawa that follows the collapse of working families in post-Bubble Economy of Japan. The economic depression that occurred at that time made a role shift by men in Japan to build a masculine identity that used to be military, turning into a breadwinner. Based on this, this research aims to explain the hegemonic masculinity represented in Kiyoshi Kurosawa's Tokyo Sonata and the message conveyed about hegemonic masculinity in Tokyo Sonata. Primary data was obtained from the movie Tokyo Sonata by observing and producing conclusions based on the findings of the scenes considered to contain representations of masculinity. Secondary data sources were obtained through the literature study method using journal articles, books, and other scientific works. The data collected was then analyzed using Barthes' semiotic theory. This study found that in the movie Tokyo Sonata, hegemonic masculinity is appropriately represented by Ryuhei as the main character and other side characters such as Megumi and Takashi. This can be seen from the appearance and behavior of the characters that are in accordance with the concept of hegemonic masculinity. The hegemonic masculinity is further elaborated by displaying the concept of subordinate masculinity displayed by Ryuhei when he loses his job."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>