Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Canyon Keanu Can
"Nutrisi sangat penting dalam menentukan kesehatan, produktivitas, dan hasil kesejahteraan lainnya. Namun, studi tentang perubahan antargenerasi dalam kesejahteraan sebagian besar terfokus pada pendapatan, pengeluaran, dan pendidikan, yang mengabaikan transmisi nutrisi dan kesehatan. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan data longitudinal yang beragam dalam Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS) untuk mengeksplorasi berbagai aspek mobilitas nutrisi antar generasi dan hubungannya dengan pertanian, hasil antropometrik, pengeluaran, dan dinamika lain dalam data. Riset ini menggunakan metodologi generalised ordered logit, beberapa regresi OLS, dan berbagai delta regressions untuk melihat bagaimana kesejahteraan orang tua mempengarhui kesejahteraan anaknya. Hasil regresinya menunjukkan bahwa ada beberapa hubungan antargenerasi antara nutrisi dan pengeluaran untuk makanan. Terutama, penelitian ini mengungkapkan bahwa migrasi desa-kota dan perpindahan keluar dari sektor pertanian berdampak negatif terhadap perubahan antargenerasi, yang mengakibatkan nutrisi yang lebih buruk untuk anak-anak. Studi ini juga mengungkapkan bahwa kualitas nutrisi menjadi lebih penting dari kuantitas nutrisi. Temuan ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang teori ekonomi klasik, ketahanan pangan, kemiskinan, dan ketidaksetaraan, dan mengungkap area penelitian yang belum dipelajari. Secara keseluruhan, hasil studi ini menekankan pentingnya mempelajari dimensi non-moneter dari mobilitas antargenerasi, karena pertanyaan tersebut menjadi sangat penting untuk mencapai perkembangan berkelanjutan dalam kesejahteraan.

Nutrition is central in determining health, productivity, and other welfare outcomes. Yet, studies on intergenerational changes in welfare have largely focused on incomes, expenditures, and education, overlooking transmissions of nutritional and health outcomes. Thus, this study takes advantage of the diverse longitudinal data in the Indonesian Family Life Survey (IFLS) to explore various aspects of intergenerational nutritional mobility and its relationships with agriculture, anthropometrics outcomes, expenditures, and other dynamics in the data. Matching parents' outcomes in 1993 with their children's outcomes in 2014, a generalised ordered logit, several OLS regressions, and various delta regressions are run. Results find that there exists some intergenerational persistence in both nutritional outcomes and food expenditures. Notably, the study reveals that rural-urban migration and movement out of agriculture negatively impacts intergenerational changes, resulting in worse nutritional outcomes for children. It also reveals that significance of the quality of nutrition increasingly trumps the quantity of nutrition. These findings raise critical questions about classic economic theories, food security, poverty, and inequality, and uncovers significant unstudied areas of research. Together, the results emphasize the importance of studying non-monetary forms of intergenerational mobility, as it lies at the center of the question of how to sustainably and equally continue to grow prosperity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Ezra Charles
"Pertanyaan mengenai apakah anak petani dapat mencapai kondisi lebih baik di masa depan daripada orangtuanya dimulai dari perkembangan pertanian Indonesia yang masih menghadapi tantangan seperti penurunan pangsa tenaga kerja pertanian, peningkatan tenaga kerja usia tidak produktif, dan tingkat pengembalian investasi pendidikan yang rendah. Maka dari itu, studi ini berusaha untuk mengeksplorasi tingkat mobilitas sosial–ekonomi antargenerasi yang terjadi pada dua dekade antara rumah tangga pertanian Indonesia. Tingkat mobilitas akan dianalisis berdasarkan variabel utama yaitu pengeluaran, pendidikan, dan pekerjaan. Studi ini mencoba mengukur koefisien elastisitas mobilitas antargenerasi dengan menggunakan metode Unconditional Quintile Regression dan data Indonesia Family Life Survey (1993 dan 2014). Studi ini menyimpulkan jika anak petani mengalami mobilitas sosial–ekonomi, tetapi intensitas mobilitas yang terjadi bervariasi antar kuantil dan sub sampel.

The question of whether farmer children can be better off in the future than their parents started from the challenges in the development of the agricultural sector in Indonesia, such as a decline in employment share, phenomena of an aging population, and a decrease in return to education. Thus, this study explores the intergenerational socio–economic mobility level that occurred in two decades among Indonesian agricultural households. The level of mobility was analyzed based on the outcome of interest expenditure, education, and occupation. This study tries to measure the intergenerational persistence elasticity using the Unconditional Quintile Regression method and Indonesia Family Life Survey (1993 and 2014) data. Our study concluded children experienced socio–economic mobility, but the degree of mobility varied across quintiles and sub-samples."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Dwi Darmawati
"[Skripsi ini membahas pandangan kritis Majalah Trubus mengenai modernisasi pertanian pada masa Orde Baru. Modernisasi pertanian tersebut mencakup tiga kebijakan diantaranya intensifikasi, ekstensifikasi dan mekanisasi pertanian. Majalah Trubus memandang bahwa modernisasi pertanian tersebut memang sudah berhasil mengantarkan Indonesia berswasembada beras pada tahun 1984, namun sayangnya beberapa hal tidak diperhatikan oleh pemerintah sebagai pihak yang mengeluarkan kebijakan tersebut. Oleh karena itu, skripsi ini menampilkan pandangan Trubus di dalam rubrik pertaniannya terhadap kebijakan modernisasi pertanian tersebut.
;This thesis discusses a critical Trubus Magazine about agricultural modernization in New Order Era. The agricultural modernization includes three policies including intensification, extensification and agricultural mechanization. Trubus magazine considers that agricultural modernization is already successfully delivering Indonesia to self-sufficient in rice in 1984, but unfortunately some things are not considered by the government as the party that issued the policy. Therefore, this thesis showing the view of Trubus in agricultural?s rubric against policies of agricultural modernization.
;This thesis discusses a critical Trubus Magazine about agricultural modernization in New Order Era. The agricultural modernization includes three policies including intensification, extensification and agricultural mechanization. Trubus magazine considers that agricultural modernization is already successfully delivering Indonesia to self-sufficient in rice in 1984, but unfortunately some things are not considered by the government as the party that issued the policy. Therefore, this thesis showing the view of Trubus in agricultural?s rubric against policies of agricultural modernization.
, This thesis discusses a critical Trubus Magazine about agricultural modernization in New Order Era. The agricultural modernization includes three policies including intensification, extensification and agricultural mechanization. Trubus magazine considers that agricultural modernization is already successfully delivering Indonesia to self-sufficient in rice in 1984, but unfortunately some things are not considered by the government as the party that issued the policy. Therefore, this thesis showing the view of Trubus in agricultural’s rubric against policies of agricultural modernization.
]"
2015
S60929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian,
630 WPPP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRACT
Rodent tuber is a medicinal plant particularly found in java. The plant is used as an ingredient for conventional cancer treatment."
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development,
630 IJAS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Australia: the Australian Agricultural Economic Society, 1989
AJAE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian kebijakan& peta jalan (Roadmap) pembangunan pertanian dlam rangka ketahanan & swasembada pangan bertujuan merumuskan dasar & arah kebijakan pembangunan pertanian dlm rangka ketahanan pangan , utamanya dlm hal kemandirian pangan pokok. Kajian dilaksanakan pd dlm th 2008, diawali dengan pertemuan tim untuk menyusun rencana kerja , diikuti debgab focus group discussion di Jakarta & seminar di Malang, Yogyakarta dan Bogor. Informasi & masukan yg diperoleh kemudian disusun menjadi laporan utuh yg meliputi kondis & perkembangan pertanian & pangan , tantangan & kendala, serta strategi yg dpt ditempuh , untuk mewujudkan ketahanan pangan. jenis data yg digunakan adalah data sekunder mengenai produksi , konsumsi & distribusi pangan serta di gunakan pula dokumen produk perundangan yg terkait dengan bidang ketahanan pangan. ruang lingkup kajian meliputi: (1) Rangkaian seminar yg dilaksanakan di tiga kota (2) roundtable (focused group discussion, serta(3) kajian (desk studi/literature review) . Hasil yg diharapkan adalah rekomendasi kebijakan dlm pembangunan pangan nasional. kajian mengindentifikasikan beberapa isu strategis ketahanan pangan di Indonesia beberapa th ke depan. Isu strategis tersebut diantaranya adalah (a) pengambilan keputusan yg lambat dlm mengantisipasi perubahan permintaan & penawaran produk pangan memperburuk kondisi krisi pangan global yg terjadi; (b) urbanisasi (yg didorong oleh pertumbuhan ekonomi perkotaan yg lebih cepat, , substitusi energi fosil dengan biofuel & perubahan iklim global menjadi variabel penentu ituasi pangan global (hasil proyeksi badan & lembaga internasional)(c)perubahan ekonomi & demografi yg terjadi dlm kurun waktu 2009 - 2015 berdampak pd ketahanan pangan nasional (d) terbatasnya kapasitas produksi pangan nasional karena terbatasnya lahan, menurunnya kualitas lahan, rusaknya prasarana tdk terealisasinya harga & persebaran (distribusi) optimal pupuk bersubsidi dll (e) terhambatnya distribusi & akses pangan krn lambannya pengembangan sarana & prasarana, kelembagaan sistem informasi, pembinaan standar kualitas dll.(f) adanya perubahan pola konsumsi beras & tepung terigu (g) merabaknya kasus keracunan pangan (h) kebijakan yg dikembangkan secara implisit menghendaki suatu sistem ketahanan pangan yg hierakis mulai dr level rumah tangga, desa kec, kab./kota, provinsi & nasional. Hal itu menjadi masalah krn terkait dengan desentralisasi pembangunan yg terjadi di Ind, keterpaduan lintas sektor & lintas daerah, serta kondis keragaman selera, budaya,kelembagaan & sumberdaya bahan pangan..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Rahmanto Moeis
"ABSTRACT
The economic conventional wisdom stated by Arthur Lewis in his dual sector theorem says that people that work in the agriculture traditional sector that move out to non agriculture modern sector will be better off due to the modern sector having higher productivity. This also applies to farmland as farmland should be reinvested into capital that gives higher returns. In Indonesia, the number of agriculture workers have continually decreased in the last decade. This process is also accompanied by the decrease of average farmland ownership of households. These two phenomena show that the farmers are completely leaving agriculture sector and in hand with Lewis rsquo s theorem. However, can we guarantee they are better off Observing the last three waves of IFLS Indonesia Family Life Survey and applying the poverty line of 3.2 PPP capita month the writer investigates the factors that influence poverty and welfare dynamics of agriculture household. The writer rsquo s econometric evidence confirms that the movement of agriculture has decreased the probability of poverty and positive effects on welfare only in the early decade 2000 2007. From 2007 2014 and in the long run, the effects of the movement are not significant. On the other hand, farmland ownership continues to have an important role for agriculture households as their main livelihood. Higher Education and agriculture assets show a decrease of probability of being poor. These findings suggest that moving out of agriculture is not the solution to improve farmers well being in the current situation. Keeping farmland ownership, investment in human capital, and modernization of agriculture should be the main focus in agriculture development.

ABSTRACT
Pemikiran konvensional ekonomi yang dinyatakan oleh Arthur Lewis di dalam teori dual sector-nya mengatakan bahwa orang yang bekerja di sektor pertanian tradisonal yang pindah keluar ke sektor non-pertanian modern akan lebih baik dikarenakan sektor modern memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berlaku terhadap lahan dimana lahan seharusnya diinvestasi ulang menjadi kapital yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi. Di Indonesia, jumlah dari pekerja pertanian secara terus-menerus menurun dalam satu dekade terakhir. Proses ini diiringi dengan berkurangnya rata-rata kepemilikan lahan rumah tangga. Kedua fenomena tersebut memperlihatkan bahwa petani sudah benar-benar meninggalkan sektor pertanian sesuai dengan teori Lewis. Namun, apakah dapat dijamin mereka lebih baik? Mengobservasi tiga gelombang IFLS Indonesia Family Life Survey terakhir dan menggunakan garis kemiskinan 3.2 PPP/kapita/bulan, penulis meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kemiskinan dan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Bukti ekonometrika penulis dapat mengonfirmasi bahwa pergerakan keluar dari pertanian mengurangi probabilitas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hanya pada awal dekade 2000-2007. Dari 2007-2014 dan dalam jangka panjang, efek dari pergerakan keluar pertanian tidak signifikan. Di sisi lain, kepemilikan lahan tetap memiliki peran penting bagi rumah tangga pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Pendidikan dan kepemilikan aset pertanian yang lebih tinggi menunjukkan penurunan probabilitas menjadi miskin. Penemuan ini menimbulkan pemikian bahwa keluar dari pertanian bukan solusi yang menjamin kenaikan kesejahteraan petani pada situasi sekarang. Mempertahankan kepemilikan lahan, investasi dalam human capital, dan modernisasi pertanian seharusnya menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ignatius Sinu
"Indonesia yang pembangunannya berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan dimensi pembangunan kerakyatan dalam usaha mengelola dan memanfaatkan surmber daya alam dalam rangka pembangunan ekonomi nasional telah mampu menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil dan dinamis. Rakyat baik yang berdiam di kota-kota besar maupun yang berdiam di pelosok-pelosok pedesaan meletakkan tumpuan harapannya dari sukses program pembangunan perekonomian nasional tersebut.
Titik berat dari pembangunan perekonomian nasional selama Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJPT I) adalah pada sektor pertanian, karena itu sukses pembangunan perekonomian nasional yang saya maksudkan di sini adalah di sektor pertanian. Pembangunan di sektor ini telah mampu membawa perekonomian nasional memasuki kondisi swasembada pangan, khususnya beras, sejak Pelita IV, tepatnya tahun 1984. Lebih dari itu kenyataan yang terus dialami masyarakat petani Indonesia dewasa ini adalah bahwa pelbagai bentuk inovasi teknologi pembangunan pertanian seperti: intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi tersebar luas ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk di dalamnya wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), propinsi yang sebagian wilayahnya berlahan kritis. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>