Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farisa Nurintan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kelompok budaya electronic dance music di Jakarta sebagai sebuah subkultur yang sedang dalam proses pengukuhan identitas melalui praktik-praktik budaya yang dilakukan oleh individu-individu di dalamnya. Keterlibatan individu dalam kelompok budaya ini merupakan usaha yang mereka lakukan agar eksistensi budaya EDM di Jakarta dapat diterima oleh budaya dominan di Jakarta. Adanya penolakan terhadap penyelenggaraan salah satu festival EDM besar se-Asia Tenggara yang diadakan di Jakarta menjadi perhatian khusus apakah kelompok budaya ini dapat diterima atau tidak oleh masyarakat Jakarta. Penelitian-penelitian EDM sebelumnya di Indonesia lebih banyak membahas individu dalam konteks penokohan dan belum meneliti individu dalam konteks yang lebih besar seperti kelompok budaya. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk eksistensi kelompok budaya EDM dan bagaimana praktik-praktik budaya EDM diterapkan di Jakarta melalui penggunaan artefak budaya EDM oleh individu-individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, paradigma interpretif dengan pendekatan fenomenologi digunakan untuk mengumpulkan pengalaman-pengalaman narasumber terhadap peran dan kontribusi mereka ketika menjalankan praktik-praktik budaya EDM di Jakarta. Penelitian ini menemukan bahwa kelompok budaya EDM di Jakarta merupakan sebuah subkultur yang masih dalam proses negosiasi untuk membentuk identitas budaya agar bisa berjalan berdampingan dengan nilai dan norma budaya lokal. Artefak budaya yang ditemukan dalam penelitian ini digunakan oleh para narasumber untuk menunjukkan eksistensi mereka dan menjadi tanda bahwa praktik-praktik budaya mereka membentuk identitas komunal.

ABSTRACT
This thesis discusses the electronic dance music culture (EDMC) in Jakarta as a subculture that is in the process of strengthening its identity through the cultural practices performed by the individuals within it. The involvement of individuals in this cultural group shows their effort to make the existence of EDM culture in Jakarta can be accepted by the dominant culture in Jakarta. The rejection of one of the biggest EDM festival in Southeast Asia that held in Jakarta every year is a particular concern whether this cultural group can be accepted or not by the majority people in Jakarta. The previous EDM studies in Indonesia discussed more in individual level in the context of characterizations and have not discussed about individuals in larger contexts such as cultural groups. Thus, this research aims to explore the existence of EDM culture and how EDM cultural practices are applied in Jakarta through the use of cultural artifacts by the individuals involved in the group. Therefore, the interpretive paradigm with a phenomenological approach is used to gather the experiences of research informants regarding their roles and contributions when performing the cultural practices in Jakarta. This study finds that the EDM culture in Jakarta is a subculture that is still in the process of negotiations to shape its cultural identity, and to be able to coexist with the local cultural values ​​and norms. Cultural artifacts found in this study were used by the informants to show their existence and as sign that their cultural practices shape the communal identity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth, NJ.: Hollym, 2000
R KOR 306.484 KOR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Amelinda
"Makalah ini membahas eksistensi tari Cokek sebagai warisan budaya Betawi yang juga merupakan hasil akulturasi dengan budaya masyarakat Tionghoa. Dalam penelitian ini akan dipaparkan bagaimana kebudayaan masyarakat Tionghoa memperngaruhi tari Cokek. Di samping itu, penelitian ini juga memaparkan pandangan kedua masyarakat ini terhadap tari Cokek, serta usaha-usaha pelestarian yang telah dilakukan maupun yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah agar eksistensi tari ini tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh budaya Tionghoa pada tari Cokek dan juga menjelaskan keberadaan tari Cokek dari masa awal perkembangannya oleh masyarakat Tionghoa dan masyarakat Betawi. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan pembaca untuk mengenal tari ini. Hingga kini, tari Cokek masih dapat bertahan, meskipun keberadaannya hanya sebatas pada daerah kelahirannya, yakni Tangerang.

The Existence of Cokek Dance as The Acculturation of Chinese and Betawi Culture discusses the existence of Cokek dance as one of Betawi cultural heritages and an acculturation with Tionghoa culture. This paper will explain how far Chinese culture influences this dance. In addition, this paper also explains the overview of these two communities, Betawi and Tionghoa, to Cokek dance and preservation efforts that have been done and should be done by the public and government to maintain the existence of this dance. The purposes of this research are to explain Chinese culture influences that affected Cokek dance and to explain the existence of Cokek dance from the beginning of its developments by Chinese and Betawi society. This research aims to gain readers’ interest about Cokek dance. Now, Cokek dance can still survive up, eventhough its presence merely in the area where it was developed first, Tangerang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Matsnaa Chumairo
"Budaya hip hop dan musik rap berasal dari komunitas Afrika-Amerika yang muncul sekitar tahun 70-an di Kota New York. Hip hop mulai masuk ke Cina di tahun 90-an dan terus berkembang di kalangan generasi muda. Sebuah ajang pencarian bakat bertajuk The Rap of China yang dirilis pada tahun 2017 menjadi sangat populer, dan membawa musik dan budaya hip hop di Cina naik ke permukaan. Konfrontatif dengan budaya Cina, hip hop yang semakin populer di kalangan generasi muda dalam perkembangannya harus berhadapan dengan intervensi dari pemerintah Cina. Artikel ini membahas mengenai pengaruh kebijakan sensor pemerintah Cina terhadap perkembangan musik dan budaya hip hop di Cina. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis, dengan sumber data diambil melalui koran, jurnal, buku, dan artikel ilmiah, serta menggunakan The Rap of China—sebuah program pencarian bakat hip hop terpopuler di Cina dari season 1 hingga season 4 sebagai studi kasus.

Hip hop culture and rap music originated in the African-American community that emerged around the 70s in New York City. Hip hop began to enter China in the 90s and continues to grow among the younger generation. A talent show called The Rap of China which was released in 2017 became very popular, and brought hip hop music and culture in China to the fore. Confrontational with Chinese culture, hip hop which is increasingly popular among the younger generation in its development has to deal with intervention from the Chinese government. This article discusses the influence of the Chinese government's censorship policy on the development of hip hop music and culture in China. This study uses a historical approach, with data sources taken from newspapers, journals, books, and scientific articles, and uses The Rap of China—a popular hip hop talent program in China from season 1 to season 4 as a case study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert, Jeremy
London: Routledge, 1999
784.188 GIL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cenayu Ilma Azzahra
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses penciptaan diferensiasi identitas brand musisi Electronic Dance Music lokal melalui atribut-atribut personal branding dari sudut pandang konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan paradigma interpretatif. Mengacu pada studi sebelumnya yang mengategorikan atribut personal brand  seorang musisi ke dalam tiga aspek, yaitu diri privat, diri profesional, dan diri fisik, penelitian ini berusaha mendalami upaya diferensiasi identitas dari musisi-musisi EDM lokal yang dirasa menonjol menurut konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut diri profesional yang mencakup reputasi sebagai produser dan unsur musikalitas adalah atribut yang paling berpengaruh dalam menciptakan diferensiasi identitas brand seorang musisi EDM lokal. Sementara, atribut lain seperti atribut diri privat dan diri fisik berperan sebagai penunjang atribut diri profesional yang juga perlu diperhatikan dalam membuat diferensiasi identitas brand musisi EDM lokal. Penelitian ini juga menemukan adanya indikasi bahwa diferensiasi identitas dapat mempengaruhi kesuksesan dan popularitas musisi EDM lokal.

ABSTRACT
This study aims to analyse the creation process of brand identity differentiation of local Electronic Dance Music artists through personal branding attributes from consumers perspective. This study uses qualitative approach with in-depth interview method and interpretative paradigm. Referring to the previous study which categorizes a musicians personal brand attributes into three aspects, emanating from private self, professional self, and physical self, this study attempts to fathom the effort of renowned local EDM artists in creating an identity differentiation according to consumers perspective. The result of this study showed that professional self attributes which includes the artists reputation as a producer and musicality elements are the most influential in creating brand identity differentiation of a local EDM artist. Meanwhile, other attributes such as private and physical self attributes also plays a role in supporting professional self attributes in order to maximize the brand identity differentiation. This study also found an indication that brand identity differentiation can affect the success and popularity of local EDM artist."
2019
S69277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiaulia Nabila Retmono
"Online dating has become a new norm in Indonesia, with a reported 30% of Indonesians using dating applications and a 26% increase in numbers of chats sent through Bumble during the pandemic. This paper aims to explore why Bumble is chosen among other online dating applications by youths in Jakarta, and the possible implications online dating applications has on the dating culture in Jakarta. Uses and gratifications theory and cultural studies are used as concept basis of the research as we assume individual’s active and conscious choices in media consumption and dating. It is found that social integrative needs score the highest, and online dating applications provides accessibility to new connections and challenging existing stigmas and status quo regarding gender roles in dating. Users are aware of the safety risks related to online dating, hence making safety a priority among other factors when choosing an online dating application.

‘Online dating’ atau kencan online telah menjadi kebiasaan baru di Indonesia, dan data menunjukkan bahwa 30% orang Indonesia menggunakan aplikasi kencan online dan 26% peningkatan dalam jumlah chat terkirim lewat Bumble selama pandemi. Karya ini bertujuan untuk mendalami alasan orang memilih Bumble sebagai platform kecan online dibandingkan aplikasi lain, dan dampak yang mungkin aplikasi kencan online bawa pada budaya kencan di Jakarta. Teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan dan kajian budaya akan digunakan sebagai basis karya ini untuk memenuhi asumsi bahwa para individu secara aktif dan sadar memilih media yang ia konsumsi dalam berkencan. Hasil menunjukan bahwa kebutuhan social mendapatkan nilai tertinggi, dan aplikasi kencan online berdampak dalam menjalin hubungan dengan orang baru dan menantang stigma yang ada tentang peran jenis kelamin dalam berkencan. Pengguna aplikasi sudah paham resiko yang ada saat berkencan online, maka keamanan menjadi faktor utama saat memilih aplikasi kencan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Intania
"Kawasan Mangga Besar akan menjadi salah satu kawasan Transit Oriented Development (TOD) dengan memiliki moda transportasi MRT fase 2, BRT, dan Commuter Line. Dahulu terdapat Taman Hiburan yang dikenal dengan nama Prinsen Park dan kini lebih dikenal dengan nama Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan kelas menengah. Kawasan ini memiliki stigma negatif karena terkenal sebagai red district. Mengaktifkan kembali kawasan hiburan di Lokasari akan menjadi tujuan utama para pengguna moda transportasi umum tersebut dengan konsep placemaking yang dapat menghadirkan kawasan yang atraktif. Pengembalian history sebagai latar belakang dalam pengembangan desain kawasan ini juga dihadirkan dengan berdasar kepada kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan juga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

The Mangga Besar area will become one of the Transit Oriented Development (TOD) areas with MRT phase 2, BRT and Commuter Line modes of transportation. Previously, there was an Amusement Park known as Prinsen Park and now it is better known as the Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari which functions as a middle-class shopping center. This area has a negative stigma because it is known as the red district. Restore the entertainment area in Lokasari will be the main goal for users of this public transportation mode with a placemaking concept that can present an attractive area. Return from the history as a background in developing the design of this area is also presented based on social, economic, cultural and also attention to conditions of the surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yi, Tu-Hyon
Seoul: Jimoondang, 1997
KOR 306.519 Yit k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Huwaida
"Dance Cover merupakan salah satu kegiatan mengikuti gerakan tarian dari para artis K-pop. Anggota dance cover dituntut untuk memiliki kemiripan dari segi gerakan,kostum ,postur tubuh serta ekspresi yang ditampilkan. Namun, perilaku tersebut sering mendapatkan stereotip buruk di dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan berperan ini saya akan mencoba untuk melihat identitas dan ekspresi gender serta tanggapan dari keluarga dan teman sebaya terhadap identitas dan ekspresi gender yang mereka tunjukkan. Dari penelitian yang dilakukan terhadap enam orang remaja pria yang mengikuti dance cover terlihat bahwa identitas gender mereka adalah laki-laki,namun mereka mengekspresikan gender mereka secara androgini dan sudah mulai ada keluarga serta teman-teman sebaya mereka yang tidak bermasalah dengan ekspresi gender yang mereka tunjukkan.
Dance cover is one of the activities to follow the dance move from the K-pop artist. All the members of dance cover need to have the similarities in their dance relate to costume, posture and expression with the K-pop who they covered. However their behavior was often get a bad stereotype in Indonesia society. Therefore with this research with using qualitative approach with in-depth interviews and participative observation methods, I will try to describe their identity and gender expression as well as feedback from their family and friends from the identity and gender expression as their appearance. The research was conducted against six boys who followed a dance cover showed that the identity of their gender were a boy but they not expressed their gender as masculine. They express the gender as a androgyny and nowadays their family and some friends not bothered at all with their gender expression that they show up."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>