Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ravelto Wangistu
"ABSTRAK
Penelitian kali ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi diskriminasi terhadap dual identity yang dimoderasi dengan persepsi ancaman pada mahasiswa Tionghoa di Indonesia. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis pertama adalah terhadap hubungan yang signifikan antara persepsi diskriminasi dengan dual identity. Sedangkan, hipotesis kedua adalah persepsi ancaman dapat memoderasi hubungan antara persepsi diskriminasi dengan dual identity. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa sarjana yang bersuku Tionghoa (N = 183). Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan teknik statistika korelasi multiple regression, dan Hayes Process. Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis pertama penelitian ini ditolak. Sedangkan, hipotesis kedua penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara persepsi diskriminasi dengan persepsi ancaman (F(4,178) = 3.0776, p < .05), dengan R2 sebesar 0.0647). Nilai dual identity menurun sebesar 0.046 untuk setiap peningkatan satu poin dari interaksi antara persepsi diskriminasi dengan persepsi ancaman.Hal ini membuktikan bahwa persepsi ancaman dapat memoderasi hubungan antara persepsi diskriminasi dan dual identity.

The aim of this study is to examine the relationship between perceived discrimination to
dual identity moderated by perceived threat on Chinese-Indonesian Scholar. Participant
of this studies are Chinese-Indonesian Scholar who study on bachelor’s degree (N = 183).
The statistical technique which been used are correlation, multi regression, and Hayes
Process. The result of analysis show that perceived threat significantly moderates the
relations between perceived discrimination and dual identity (F(4,178) = 3.0776, p < .05),
with R2 = 0.0647). Higher perceived discrimination and perceived threat score lead to
lower dual identity score and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Wijaya
"Sampai pada hari ini etnis Tionghoa tidak terlepas dari berbagai prasangka dan sentimen. Mereka dipandang eksklusif, berpengaruh dalam ekonomi, dan diragukan nasionalismenya. Sosialisasi menggunakan media melalui kontak parasosial merupakan salah satu opsi untuk menunjukkan representasi etnis Tionghoa yang tidak stereotipikal. Penelitian ini menggunakan desain korelasional untuk menguji hubungan antara kontak parasosial dengan prasangka terhadap etnis Tionghoa yang dimediasi oleh kecemasan antarkelompok dan persepsi ancaman. Partisipan (N = 113) adalah Warga Negara Indonesia berusia 18 – 39 tahun (M = 23.4, SD = 4.1) yang bukan beretnis Tionghoa dan pernah menonton acara seri komedi “Cek Toko Sebelah: Babak Baru.” Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa kontak parasosial tidak mempengaruhi prasangka terhadap etnis Tionghoa baik secara langsung (b = 0.8, SE = 1.02, 95% CI [-1.24, 2.83]) maupun tidak langsung melalui kecemasan antarkelompok (b = 0.0105, SE = 0.0179, 95% CI [-0.028, 0.048]) dan persepsi ancaman (b = 0.053, SE = 0.0504, 95% CI [-0.101, 0.102]). Walaupun demikian, kontak tatap muka ditemukan secara negatif dan signifikan mempengaruhi prasangka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kontak merupakan variabel penting untuk membangun hubungan antarkelompok yang harmonis. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki metode yang digunakan untuk melihat lebih baik pengaruh media terhadap persepsi antarkelompok.

To this day, Chinese Indonesian are inseparable from various prejudices and sentiments. They are seen as exclusive, influential in the economy, and their nationalism are doubted. Socialization with media through parasocial contact is one option to show a non-stereotypical representation of the Chinese Indonesian ethnicity. This study used a correlational design to examine the relationship between parasocial contact and prejudice against Chinese Indonesian mediated by intergroup anxiety and perceived threat. Participants (N = 113) are Indonesian citizens aged 18 – 39 years (M = 23.4, SD = 4.1) who are not Chinese Indonesian and have watched the comedy series “Cek Toko Sebelah: Babak Baru.” The results of the mediation analysis showed that parasocial contact did not affect prejudice against Chinese Indonesian either directly (b = 0.8, SE = 1.02, 95% CI [-1.24, 2.83]) or indirectly through intergroup anxiety (b = 0.0105, SE = 0.0179, 95% CI [-0.028, 0.048]) and perceived threat (b = 0.053, SE = 0.0504, 95% CI [-0.101, 0.102]). However, face-to-face contact was found to negatively and significantly influence prejudice. This study shows that contact is an important variable to build harmonious intergroup relations. Future research can improve the methods used to better see the influence of media on intergroup perceptions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Anjani
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh persepsi atlet terhadap
kohesivitas timnya terhadap ketangguhan mental pada atlet mahasiswa. Beberapa
penelitian sudah meneliti tentang hubungan antara persepsi kohesivitas tim dan
ketangguhan mental, namun belum ada penelitian mengenai pengaruh dari salah
satu konstruk pada atlet mahasiswa di Indonesia. Partisipan berjumlah 234 (140
laki-laki dan 94 perempuan) atlet mahasiswa yang telah bergabung dalam tim
olahraga universitas lebih dari 6 bulan dan memiliki pengalaman bertanding
tingkat nasional di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Mental Toughness Inventory yang
dikembangkan oleh Middleton, Marsh, Martin, Richards, dan Perry, C. (2005)
untuk mengukur ketangguhan mental dan Group Environment Questionnaire
yang dikembangkan Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985), untuk mengukur
persepsi kohesivitas tim. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan simple regression. Hasil analisis simple regression menunjukan
adanya pengaruh yang signifikan dari persepsi atlet terhadap kohesivitas tim
terhadap ketangguhan mental.

ABSTRACT
The aim of this study is to investigae the effect of perception of team
cohesion towards mental toughness among scholar atheletes. Some researches
had studied about the relationship between perception of team cohesion and
mental toughness, however there is no research that has studied about the effect
between one of the constructs amongst scholar athletes in Indonesia. There were
234 participants (140 male and 94 female) who are scholar athletes, have joined
the university?s sport team more than 6 months, and have an experience in
national tournaments in Indonesia.
This research used Mental Toughness Inventory, which was developed by
Middleton, Marsh, Martin, Richards, and Perry, C. (2005) to measure mental
toughness and Group Environment Questionnaire which was developed by
Carron, Widmeyer, and Brawley (1985) to measure perception of team cohesion.
The analysis technique used in this research were descriptive statistic and simple
regression. The result of simple regression anaylsis showed that there is an effect
of perception of team cohesion towards mental toughness."
2016
S64296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Putu Wahyu Danaparamita Dewi
"Perpindahan penduduk di zaman ini tidak terelakkan. Di satu sisi, hal ini dapat berdampak positif bagi perkembangan ekonomi di sebuah wilayah. Namun di sisi lain, secara psikologis, banyaknya kelompok pendatang dapat berpotensi menimbulkan gesekan antar kelompok, yang salah satunya disebabkan oleh adanya persepsi bahwa eksistensi dan identitas dari kelompok lokal-mayoritas terancam akibat keberadaan kelompok pendatang. Oleh karena itu, untuk menjaga keharmonisan antar kelompok, penting untuk memahami upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan outgroup attitude yang positif.
Penelitian ini berusaha melihat pengaruh persepsi ancaman terhadap outgroup attitude. Lebih lanjut, penelitian ini juga ingin melihat peran multikulturalisme dan polikulturalisme dalam memoderasi hubungan antara persepsi ancaman dan outgroup attitude. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, 302 partisipan yang merupakan masyarakat Hindu-Bali dengan rentang usia 18 ndash; 64 tahun, dilibatkan dalam penelitian ini.
Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa persepsi ancaman memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan outgroup attitude B = -0,50, 95 CI [-0,6, -0,39], p < 0,01. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa polikulturalisme dapat memoderasi hubungan antara persepsi ancaman dan outgroup attitude secara signifikan B = -0.29, 95 CI [-0.49, -0.09], p < 0.01. Namun demikian, tidak ditemukan efek yang signifikan pada multikulturalisme dalam memoderasi hubungan antara persepsi ancaman dan outgroup attitude B = 0.08, 95 CI [-0.10, 0.25], p > 0.05.
Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi ancaman yang dipersepsi individu, maka semakin negatif outgroup attitude atau sikap yang ia tunjukkan kepada kelompok luar. Selain itu, hasil analisis moderasi menunjukkan bahwa polikulturalisme merupakan salah satu ideologi budaya yang efektif dalam menanggulangi dampak persepsi ancaman terhadap outgroup attitude.

In todays world, migration is inevitable. On the one side, this phenomenon has positive impact for the economic development of that respective region. But on the other side, from the perspective of psychology, this massive amount of immigrants could potentially give rise to intergroup conflict, due to the perception that local majority group rsquo s existence and cultural identity are being threatened because of the immigrants presence. Therefore, to maintain intergroup harmony, it is essential to understand how positive outgroup attitude could be developed.
This study aimed to examine the effect of threat perception on outgroup attitude. Furthermore, this study also seek to understand the role of multiculturalism and polyculturalism in moderating the effect of threat perception on outgroup attitude. To answer these questions, 302 participants of Balinese Hindu people with the age range of 18 ndash 64 years, are involved in this study.
The result of this study found that threat perception has negative and significant relationship with outgroup attitude B 0,50, 95 CI 0,6, 0,39, p 0,01. This study also found that polyculturalism can significantly moderate the relationship between threat perception and outgroup attitude B 0.29, 95 CI 0.49, 0.09, p 0.01. However, there is no significant moderating effect found of multiculturalism on the relationship between threat perception and outgroup attitude B 0.08, 95 CI 0.10, 0.25, p 0.05.
These results may indicate that the higher the threat an individual perceives, their outgroup attitude toward other groups would also be more negative. Moreover, moderation analysis shows that polyculturalism is one of cultural ideology that could effectively overcome the impact of threat to outgroup attitude.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ardi Lestari
"ABSTRAK Terbentuknya FPDA sebagai kerjasama pertahanan keamanan di kawasan Asia Tenggara yang sudah berlangsung lama, dilatarbelakangi dengan adanya konfrontasi pada Malaysia oleh Indonesia. Sejak dibentuk tahun 1971, FPDA yang beranggotakan Malaysia, Singapura, Inggris, Australia, dan Selandia Baru terus menerus meningkatkan kapabilitas militer kolektif dalam skema IADS atau Integrated Area Defence System. Berkembangnya hubungan antar aktor menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi menjadi negara yang agresif sebagaimana sebelum FPDA dibentuk. Namun demikian eksistensi FPDA terus ada dan semakin berkembang. Tulisan ini membahas perubahan persepsi ancaman Indonesia terhadap eksistensi FPDA pada konteks persepsi ancaman. Temuan menunjukkan bahwa budaya dialog di Asia Tenggara lewat ASEAN dan upaya menjaga kestabilan kawasan lewat skema kerjasama bilateral maupun trilateral menjadikan persepsi ancaman menjadi nihil. Selain itu, Indonesia tidak lagi melihat FPDA sebagai ancaman karena Indonesia tidak lagi melakukan kebijakan ofensif melainkan melakukan kebijakan yang mengutamakan kestabilan kawasan dan perdamaian.
ABSTRACT Establishment of FPDA as an agreement of defence and security among United Kingdom, Malaysia, Singapore, Australia, and New Zealand since 1971. The confrontation from Indonesia to Malaysia under Soekarno's governance show the offensiveness and aggresitivity, thus created the FPDA's establishment. FPDA after years of its establishment shows the expansion of its capabilities through the development of its military activities also military instruments. This writing explores the changing threat perception from Indonesia's persceptive toward existence of FPDA. The writing explores the approach of threat perception context to see the dynamics of threat perception among the entities. the findings of analysis stated that FPDA can not be seen as a threat for Indonesia. Indonesia in the other side, build its peace and stabilization effort towards its region and to other entities as well. The changing of threat perception also followed by the fact that through billateral and trilateralism, Indonesia has created several cooperation than focus on insecurity.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Arif Rachmanputra
"ABSTRAK
Penelitian ini melihat pengaruh sudut pandang pada individu terjadap pemikiran
bias dalam kelompok agama. Variabel sudut pandang individu terbagi atas dua
variasi yaitu sudut pandang diri dan sudut pandang Ketuhanan. Pada studi pertama,
penulis ingin melihat perbedaan antara individu yang menggunakan sudut pandang
diri dengan sudut pandang Ketuhanan terhadap bias dalam kelompok agama. Pada
studi kedua, penulis ingin melihat moderasi persepsi keterancaman terhadap
hubungan sudut pandang terhadap bias dalam kelompok. Pada studi pertama,
sebanyak 81 mahasiswa Muslim orang yang secara acak dikelompokkan
berdasarkan sudut pandang diri dan sudut pandang Ketuhanan, menentukan
kesediaannya membantu kepada panti asuhan kelompok agama ingroup atau
kelompok agama outgroup dalam sebuah skenario. Hasil studi pertama
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh pada kelompok sudut
pandang diri dengan sudut pandang Ketuhanan terhadap pemikiran bias dalam
kelompok. Namun keaktifan organisasi berkorelasi positif dengan bias dalam
pemberian donasi kepada kelompok ingroup. Pada studi kedua, sebanyak 85
mahasiswa Muslim yang secara acak dikelompokkan berdasarkan kelompok sudut
pandang, menentukan kesediaannya membantu yayasan sosial dari kelompok agama
outgroup dalam sebuah skenario. Penulis juga mengukur persepsi keterancaman
partisipan. Hasil studi kedua menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kelompok partisipan dengan sudut pandang diri dan Ketuhanan terhadap bias dalam
kelompok. Namun persepsi keterancaman memiliki korelasi yang positif terhadap
bias dalam pemberian donasi kepada kelompok outgroup. Perbedaan konteks
dimana keadaan kelompok tidak dalam keadaan berkonflik menjadi salah satu
alasan yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini.

ABSTRACT
This study wanted to know whether the influence of the perspective to
ingroup bias. Perspective was divided into two variations, namely selfperspective
and the God perspective. In the first study, I wanted to see the
difference between individuals who use self-perspective and God perspective
on bias in religious groups. In the second study, I wanted to see the
moderation of perceived threat to the relationship of perspective to ingroup
bias. In the first study, 81 Muslims college students had randomly grouped
according to the self-perspective and viewpoint of Godhead. They decided to
help orphanage from their ingroup or outgroup religious groups in a scenario.
The results showed, there were no differences between groups of selfperspective
with the God perspective on ingroup bias. But organization
attendance had a significant correlation with bias in donating ingroup. In the
second study, 85 Muslim college students randomly grouped according to
perspective groups, determined their willingness to help non-profit
organizations from outgroup religious groups in a scenario. I also measured
the perceived threat to participants. The results showed that there was no
difference between participants with self-perspective and God perspective
toward ingroup bias. Differences in the context where the situation of the
group is not in the conflict were one reason that explained the results of this
study.
"
2019
T53800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pandu Saksono Prasetyo
"ABSTRACT
Sejak berakhirnya era Orde Baru, di Indonesia, terjadi fenomena meningkatnya konservatisme masyarakat di Indonesia, yang ditandai dengan makin merebaknya dukungan dan penerapan perda-perda di daerah yang berdasarkan syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antara ancaman simbolis identitas agama terhadap meningkatnya konservatisme pada Muslim di Indonesia. Stimulus ancaman simbolis identitas agama diberikan dalam bentuk pembacaan berita yang mengandung tingkat ancaman yang berbeda-beda, sedangkan pengukuran tingkat konservatisme dilakukan dengan menggunakan Social Economic Conservatism Scale SECS Everett, 2013. Partisipan penelitian ini berjumlah 100 orang yang berasal dari mahasiswa aktif S1 maupun D3 Universitas Indonesia. Penelitian ini memiliki desain penelitian 3 ancaman tinggi vs rendah vs netral x 1 konservatisme. Pengujian hipotesis menggunakan teknik one-way ANOVA. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan negatif dari ancaman simbolis identitas agama terhadap konservatisme F 2, 97 = 37,79.

ABSTRACT
Since the end of the New Order era, Indonesia has experienced a new phenomenon of rising conservatism within the society, characterized by the increasingly popular support and the implementation of sharia themed local bylaws across the country. This research intends to find a causal effect between symbolic threat to religious identity with rising conservatism in Indonesias Muslim population. The stimulus of symbolic threat to religious identity is created by reading news articles that contained different level of threats to religious identity, meanwhile conservatism level is measured with Social Economic Conservatism Scale SECS Everett, 2013 . There are 100 participants in this research, taken from active students of bachelor or vocational program in the University of Indonesia. This research has a design of 3 high threat vs low threat vs neutral threat x 1 conservatism. The hypothesis testing method used in this research is one way ANOVA. This research found a negative, yet significant effect of symbolic threat to religious identity and conservatism F 2, 97 37,79."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Lupita Sari
"Lingkungan strategis di era kontemporer telah berubah dan berpengaruh terhadap dinamika keamanan dalam sistem internasional. Perang dilakukan tidak hanya mengandalkan penggunaan kekuatan konvensional, tetapi kombinasi dengan instrumen non konvensional. Strategi hybrid warfare merupakan strategi yang diterapkan Rusia untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan dengan mengkombinasikan kekuatan konvensional dan non konvensional. Penerapan strategi hybrid warfare tersebut mengakibatkan persepsi ancaman bagi Estonia sebagai salah satu negara bekas Soviet yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan mengapa Estonia memiliki persepsi ancaman terhadap penerapan strategi hybrid warfare Rusia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor historis hubungan Estonia-Rusia, pengalaman ancaman di masa lalu, dan intensi Rusia dalam memproyeksikan ancaman hybrid merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi ancaman Estonia. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, Estonia meningkatkan komitmen pertahanan kolektif NATO, meningkatkan kekuatan pertahanan, dan mengeluarkan kebijakan pertahanan siber serta disinformasi.

The strategic environment in the contemporary era has changed and influenced the dynamics of security in the international system. War carried out does not only rely on the use of conventional forces, but also combines with non conventional instruments. Hybrid warfare strategy is a strategy applied by Russia to increase its influence in the region by combining the strength of conventional and non conventional instruments. The adoption of the hybrid warfare strategy poses a threat perception for Estonia as one of the former Soviet countries with high levels of vulnerability. This raises the question of why Estonia has a perception of Threat to the application of hybrid warfare strategy. This research is a qualitative research with case study method. The results show that the historical factors of Estonian Russian relation, previous experiences of threat, and Russian intentions in projecting hybrid threat were factors that influence Estonia rsquo s threat perception. To anticipate the threat, Estonia increased NATO 39 s collective defense commitment, increased defense force, and issued cyber defense policies and disinformation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr Dinda Yurie
"ABSTRAK
Identitas suatu perusahaan memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan. Hal inilah yang dapat memperkuat persaingan bisnis diantara perusahaan-perusahaan lain. Persepsi yang ada di konsumen terbentuk berdasarkan beberapa faktor terkait seperti publisitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang kemudian akan membentuk image diferensiasi bagi suatu brand dalam kasus ini IKEA dengan competitor brand lainnya yang berbasis sama. IKEA sebagai salah satu perusahaan ritel yang menjual perabot rumah tangga menjadi objek penelitian yang diteliti, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan penggunaan konsep teori seperti brand, corporate brand, brand identity, image diferensiasi dan persepsi digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga penelitian ini meliputi publisitas yang dilakukan oleh IKEA serta media yang digunakan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa IKEA sebagai brand yang sudah dikenal sesuai dengan target dan segmentasi pengunjungnya, sudah mempunyai identitas sendiri yang dalam hal ini diwakilkan oleh Logo dan kosnep toko display yang mempunyai karakter sendiri. Sebagai saran, IKEA perlu terus melakukan pendekatan terhadap konsumen dan melakukan promosi brand secara terus-menerus dan konsisten sehingga dapat bersaing dengan brand kompetitor.

ABSTRACT
Corporate Brand identity holds important role in a company. This is to strengthen the business competition between other companies, in this case retailers selling household goods. Consumer perception built based on several factor such as corporate publicity that will build image differentiation for a brand in this case IKEA with other brands of competitors. IKEA, as one of the players in selling household goods is the object in this project. Where this project is aimed to see and understand what is a corporate brand, brand identity and consumer perception. The theory of brand, corporate brand, brand identity and image differentiation perception are used in this project. Furthermore, this project also include publicity that IKEA have done and the media used. The findings are IKEA is a well known brand according to its readers target segmentation, which gather from interviews with IKEA consumers in Indonesia, especially Jakarta. As a practical input, continuous consistent brand promotion is needed for IKEA to compete with the competitors. The results obtained from this study is that IKEA as a brand already known in accordance with the target and segmentation of visitors, while for consumer brand identity viewed IKEA already has its own identity to differentiate its brand with other brands in this case is in the home furnishings retail business . As a suggestion, researchers feel IKEA customers continue to pursue and promote brand continuously and consistently so that it can compete with brand competitors "
2017
T47376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Putri
"Penggunaan helm sepeda motor menjadi hal yang penting karena dapat melindungi pengendara dari fatalitas jika terlibat kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran dua komponen threat perception, yaitu perceived susceptibility dan perceived severity, serta descriptive norm dalam memprediksi penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur skenario mengemudi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan alat ukur Brijs et al. (2014), Forward (2009), dan Aghamolaei, Tavafian, dan Madani (2011). Penelitian dilakukan terhadap 632 pengendara sepeda motor berusia 18-24 tahun di Jabodetabek. Berdasarkan analisis multiple regression ditemukan bahwa perceived susceptibility, perceived severity, dan descriptive norm signifikan dalam memprediksi perilaku penggunaan helm pada pengendara sepeda motor. Perceived susceptibility memiliki peran yang paling kuat dalam memprediksi perilaku penggunaan helm. Implikasi hasil penelitian ini adalah penggunaan helm pada pengendara sepeda motor tidak hanya ditentukan oleh penggunaan helm yang ditunjukkan oleh teman dan keluarga pengendara, tetapi juga kesadaran pengendara untuk melindungi diri dari risiko kecelakaan.

Helmet use on motorcycle riders are crucial as it can protect them from accident fatalities. The present study is focused on testing two components of threat perception, perceived susceptibility and perceived severity, along with descriptive norm to predict motorcycle helmet use. Driving scenario that was developed by the author based on measurement by Brijs et al. (2014), Forward (2009), and Aghamolaei, Tavafian, and Madani (2011) is used to measure all variables in this study on 632 motorcycle riders aged 18-24 years old in Jabodetabek. Based on multiple regression analysis, it is found that perceived susceptibility, perceived severity, and descriptive norm significantly predict motorcycle helmet use. Perceived susceptibility has the biggest role in predicting motorcycle helmet use. The implication of the study is that motorcycle helmet use is not only determined by the helmet use of riders’ friends and family, but also riders’ awareness to protect themselves from the risk of traffic accident."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>