Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kanza Salsabiela
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang memengaruhi sebagian besar populasi di dunia. Salah satu gejala skizofrenia adalah munculnya halusinasi. Karya ilmiah akhir ini dibuat untuk mengetahui gambaran analisis efektivitas dari peningkatan interaksi sosial sebagai upaya dalam mengontrol gejala halusinasi. Intervensi keperawatan dilakukan untuk mengontrol halusinasi pasien dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan mendapatkan dukungan emosional dari orang lain. Implementasi utama yang telah dilakukan adalah meningkatkan kemampuan interaksi sosial pasien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami halusinasi kembali. Intervensi keperawatan peningkatan interaksi sosial pada masalah keperawatan gangguan sensori persepsi: halusinasi efektif dalam mengontrol halusinasi.

ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder that affects a large proportion of global population. One of the symptoms of schizophrenia is hallucinations. This paper aims to describe the analysis of effectivity of increasing social interactions as a way in controlling hallucinations. Nursing interventions are implemented to control hallucinations and improve well-being with emotional support from others. The main implementation is to improving social interaction skills of the patient. The evaluation results showed that the hallucination is unable in patient. Increasing social interaction in patient with hallucinations as main nursing intervention is effective in controlling hallucinations.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Redy Fadillah
"ABSTRAK
Salah satu gejala positif skizofrenia diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi ditandai dengan perubahan sensori dan persepsi meliputi penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan. Halusinasi muncul akibat perubahan dalam orientasi realitas yang dialami penderita gangguan jiwa yang mengakibatkan penderita gagal dalam melakukan pemenuhan kehidupan sehari- hari. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis pemberian asuhan keperawatan dengan intervensi kegiatan membaca Al Quran kepada Tn. R usia 30 tahun dengan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan Tn. R diberikan selama sepuluh hari meliputi intervensi keperawatan generalis dengan penambahan kegiatan harian membaca Al Quran. Implementasi diberikan berfokus pada usaha mengontrol halusinasi dengan cara mengidentifikasi halusinasi, menghardik halusinasi, bercakap-cakap serta kegiatan harian berupa membaca Al Quran. Intervensi keperawatan yang diberikan memberikan hasil yang baik kepada klien di tandai dengan adanya penurunan frekuensi halusinasi pendengaran selama kegiatan membaca Al Quran. Penurunan frekuensi halusinasi diukur dengan menggunakan instrumen evaluasi tanda dan gejala. Terjadi penurunan nilai tanda dan gejala yang signifikan pada Tn. R dari 29 poin menjadi 13 poin. Pemberian distraksi dengan membaca Al Quran sangat direkomendasikan kepada pasien halusinasi pendengaran yang telah memenuhi kriteria tertentu, dianaranya seorang muslim dan tidak dalam kondisi gelisah.

ABSTRACT
One of the positive symptoms of schizophrenia includes hallucinations. Hallucinations are characterized by sensory and perceptual changes including vision, taste, touch, or seduction. Hallucinations arise due to changes in the reality orientation experienced by people with mental disorders that result in patients failing to fulfill their daily lives. This scientific work aims to analyze the provision of nursing care with the intervention activities with recitation of the quran to Mr. R is 30 years old with auditory hallucinations. Nursing care Mr. R is given for ten days including generalist nursing intervention with the addition of daily activities with recitation of the quran. The implementation is given to focus on efforts to control hallucinations by identifying hallucinations, hallucinatory scolding, conversations and daily activities with recitation of the quran. Nursing interventions given good results to the client are marked by a decrease in the frequency of auditory hallucinations during the recitation of the quran. Decreased frequency of hallucinations was measured using instruments for evaluating signs and symptoms. There was a significant decrease in the value of signs and symptoms in Mr. R from 29 points to 13 points. Giving distraction with recitation of the quran is recommended for auditory hallucinatory patients who have met certain criteria, in which they are Muslim and are not in a state of agitated."
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firhan Nurfalah
"Skizofrenia merupakan masalah kesehatan yang menjadi beban penyakit (burden of disease) di dunia, termasuk di Indonesia dengan kasus penderita yang semakin meningkat. Skizofrenia sangat identik dengan insight yang buruk dan 70% diantaranya mengalami halusinasi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi terhadap insight yang dimiliki.
Metode yang digunakan adalah dengan analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien Tn. K (36 tahun) yang dirawat ke-4 kalinya di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, dengan diagnosis utama keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan.
Hasil dari pemberian terapi generalis selama 12 hari perawatan, klien mengalami peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi sebesar 50% yang diikuti dengan peningkatan nilai insight sebesar 33,33%. Kesimpulannya peningkatan kemampuan klien mengontrol halusinasi berpengaruh terhadap perubahan insight klien.

Schizophrenia is a burden of disease in the world, including in Indonesia, with cases of patients increasing. Schizophrenia is very synonymous with bad insight and 70% of them experience hallucinations. This scientific paper aims to determine the effect of increasing the ability of clients to control the hallucinations of the insights they have.
The method used is by analyzing the case in the provision of nursing care to the client Mr. K (36 years) who was treated for the fourth time at Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, with the main diagnosis of nursing hearing and vision hallucinations.
The results of giving generalist therapy for 12 days of care, the client experienced an increase in the ability to control hallucinations by 50% followed by an increase in insight value of 33.33%. In conclusion, increasing the clients ability to control hallucinations influences clients insight changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
"

Latar Belakang : Halusinasi merupakan sensasi yang dialami tanpa adanya rangsangan eksternal yang dapat mempengaruhi satu atau lebih dari indra. Jenis halusinasi yang paling banyak terjadi adalah halusinasi pendengaran yang mencapai 69%. Untuk mengatasi halusinasi dan mengurangi frekuensi halusinasi yang timbul, dilakukan 2 tindakan yaitu tindakan terapi medis dan terapi modalitas. Kasus : Ny. O wanita berusia 53 tahun masuk rumah sakit dengan alasan bicara sendiri dan marah – marah. Ny. O sakit sejak 2 tahun yang lalu. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran terutama saat bangun tidur. Saat ini klien merasa takut dan kesal disaat halusinasi mulai muncul. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. O menggunakan standar asuhan sesuai teori pada pasien halusinasi. Diskusi : Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Perencanaan dan impelementasi menggunakan prinsip terapi generalis. Hasil akhir perawatan terdapat penurunan gejala halusinasi pada Ny. O. Kesimpulan : Intervensi bercakap – cakap memberikan dampak paling signifikan dalam menurunkan gejala halusinasi. Pemilihan intervensi sesuai kebutuhan klien dapat meningkatkan efektivitas dari suatu intervensi


Background: Hallucinations are sensations experienced without external stimuli that can affect one or more human senses. The most common type of hallucinations is auditory hallucinations that reach 69%. To overcome and reduces frequency of hallucinations there are two intervention namely medical therapy and therapeutic modalities. Case Report : Mrs. O, a 53-year-old woman was admitted to the hospital for reasons of self-talk and anger. Mrs. O sick since 2 years ago. During at the hospital the client experiences auditory hallucinations, especially when waking up. At this time the client feels scared and upset when hallucinations begin to appear. Nursing care that is done to Mrs. O uses standard care according to the theory in hallucinatory patients. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, and evaluation. Planning and implementation uses the principle of generalist therapy. The end result of treatment is a decrease in hallucinatory symptoms in Ny. O. Conclusion: Intervention in conversation provides the most significant impact in reducing hallucinatory symptoms. Selection of interventions according to client needs can increase the effectiveness of an intervention

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Wagiono
"

Terapi aktivitas kelompok adalah intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebagai terapi terhadap sekelompok pasien dengan masalah keperawatan yang sama dan di dalamnya terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi sarana untuk merubah perilaku dari maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan berkaitan dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, seperti kelompok klien yang mengalami halusinasi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek dari terapi aktivitas kelompok terhadap peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien Tn. C  yang dirawat di rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dengan diagnosis keperawatan utama halusinasi pendengaran. Hasil dari pemberian terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi selama sepuluh hari perawatan menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi mampu meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi, terutama pada sesi ke-4 yaitu mengontrol halusinsi dengan cara bercakap-cakap. Kesimpulan dari analisis ini adalah terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi berpengaruh terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi.


 

 


Group activity therapy is a nursing intervention carried out by nurses as a therapy for a group of patients with the same nursing problems, and in which interdependent interaction dynamics occur, need each other, and become a means to change maladaptive behavior into adaptive behavior. Group activity therapy stimulation of perceptions is therapy that uses activity as a stimulus and is related to experience or life to be discussed in groups, such as groups of clients who experience hallucinations. The final scientific work aims to determine the influence of group activity therapy on increasing the client's ability to control hallucinations. The method used is to analyze cases in the provision of nursing care to clients of Mr. C  who was admitted in Marzoeki Mahdi hospital Bogor with the main nursing diagnosis of auditory hallucinations. The results of group activity therapy: stimulation of perceptions for ten days of treatment showed that group activity therapy: perceptual stimulation was able to improve the client's ability to control hallucinations, especially in the 4th session namely controlling the province by means of conversation. The conclusion of this analysis is group activity therapy: stimulation of perceptions influences the clients ability to control hallucinations.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puni Muliani
"Risiko perilaku kekerasan merupakan tanda gejala positif dari skizofrenia, gangguan dalam berespon terhadap ancaman yang diekspresikan dengan kemarahan atau ketakutan yang menyimpang dan beresiko untuk mencederai diri sendiri, orang lain serta lingkungan. Tujuan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien Tn. D di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dengan masalah risiko perilaku kekerasan adalah untuk menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan dengan metode analisis tindakan keperawatan yang dievaluasi menggunakan instrumen assesment tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Implementasi keperawatan dilakukan tindakan asuhan keperawatan generalis melalui pendekatan kegiatan seni. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial ditandai dengan skor 20 menjadi 2 diakhir intervensi. Hasil analisa kasus ini merekomendasikan pelaksanaan tindakan keperawatan generalis dengan pendekatan kegiatan seni. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan baik secara individu dan kelompok.

The risk of violent behaviour is a positive symptoms of Schizophrenia, a disturbance in responding to threat that is expressed with anger or fear that are deviant and risk of injuring yourself, others and the environment. The purpose of nursing care is carried out for Mr. client in Sadewa Room Marzoeki Mahdi Hospital, Bogor with the problem of risk violence problems related to risk and changes in the level of problems with the nursing care analysis method and evaluated sign and symptom of risk violent behaviour. Nursing implementation is carried out by generalist nursing care through discussing activities art. The results obtained are a decrease in signs and symptom associated with problems in cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects characterized by a score of 20 to 2 ending the intervention. The results of this case analysis discuss the implementation of generalist nursing intervention by discussing art activities. Nursing care follow-up plans are expected to maximize individual and group abilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"Skizofrenia adalah penyakit mental kronis dengan gejala psikotik dan mempengaruhi fungsi individu. Sebagian besar individu yang didiagnosis dengan skizofrenia mengalami beberapa bentuk stigmatisasi. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan harga diri rendah serta melihat gambaran stigma diri pada Ny. M dengan skizofrenia paranoid. Penilaian stigma internal diukur menggunakan Internalized Stigma of Mental Illness scale. Hasil didapatkan masalah keperawatan utama adalah harga diri rendah kronik. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien membina hubungan saling percaya dan meningkatkan kemampuan klien berinteraksi secara bertahap. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien dilihat dengan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada aspek kognitif, afektif, fisiologis dan sosial, namun belum tampak penurunan pada aspek perilaku. Faktor yang menyebabkan klien sulit membina hubungan dengan perawat yaitu faktor internal dimana klien memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Schizophrenia is a chronic mental illness with psychotic symptoms and affects individual functions. Most individuals diagnosed with schizophrenia improve some form of stigmatization. The purpose of this case report is to describe nursing care with low self-esteem and to see a picture of self-stigma in Ny. M with paranoid schizophrenia. Internal stigma assessment is assessed using Internalized Stigma Mental Illness scale. The main result of nursing problems is chronic low self-esteem. Implementation of nursing supports the client, enhances relationships, mutual trust and enhances the client's ability to support. Nursing interventions have a positive impact on clients seen by signs of rejection and price changes in cognitive, affective, physiological and social aspects, but there has not been a decline in cognitive aspects. Factors that cause difficult clients related to relationships with nurses are internal factors while the client has a negative assessment of themselves, others and the environment. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized both individuals, families, groups and communities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Olivia
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala atau sindrom yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang sangat serius, dan salah satu masalah keperawatan dari Skizofrenia adalah harga diri rendah. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri. Stigma diri muncul akibat efek negatif penilaian orang lain terhadap klien Skizofrenia sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan kerja, fungsi sosial, harga diri dan harapan. Tujuan laporan kasus ini yaitu untuk menganalisis mengenai standar asuhan keperawatan generalis pada klien skizofrenia untuk meningkatkan harga diri dalam menurunkan stigma diri yang yang dilakukan di masa pandemic Covid-19 secara online atau daring. Karya ilmiah akhir ini merupakan analisis terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. E (30 tahun) dengan harga diri rendah. Hasil dari pemberian terapi generalis selama 20 hari perawatan, klien mengalami penurunan stigma diri yang diikuti dengan penurunan tanda gejala harga diri rendah. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan secara generalis sangat efektif diberikan pada klien Skizofrenia untuk menurunkan stigma diri klien yang ditandai dengan penurunan tanda gejala harga diri rendah pada klien setelah diberikannya tindakan keperawatan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a collection of symptoms or syndromes that can cause very serious psychiatric problems, and one of the nursing problems of Schizophrenia is low self-esteem. Low self-esteem is feeling worthless, meaningless, and prolonged low self-esteem due to negative self-evaluation of yourself. Self-stigma arises due to the negative effects of other people's assessment of Schizophrenia patients resulting in decreased work ability, social function, self-esteem and hope. The purpose of this case report is to analyze the standard of generalist nursing care in schizophrenic patients to increase self-esteem and reducing self-stigma performed during the Covid-19 pandemic online or online. This final scientific work is an analysis of the implementation of nursing care to patients. E (30 years) with low self-esteem. As a result of giving generalist therapy for 20 days of treatment, the client experiences a decrease in self-stigma followed by a reduction in symptoms of low self-esteem. This shows that generalist nursing intervention is very effective given to Schizophrenia patients to reduce the clients self-stigma which is characterized by a decrease in signs of symptoms of low self-esteem to the client after the psychiatric nursing care standards.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mutiara Artifa
"Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran adalah jenis halusinasi yang sering terjadi pada pasien skizofrenia. Halusinasi pendengaran merupakan stimulus yang tidak nyata yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners mengambarkan efektivitas melakukan aktivitas terjadwal : mendengarkan musik pada Tn. S dalam menurunkan halusinasi. Pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan 4 cara untuk mengontrol halusinasi adalah dengan membantu klien mengenal haslusinasi terkait isi, waktu, frekuensi, pencetus, durasi dan respon klien terhadap halusinasi, mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum obat : 5 benar obat, mengajak orang lain bercakap-cakap, dan melakukan aktivitas terjadwal. Alternatif pemecahan masalah menggunakan pendekatan strategi modifikasi perilaku. Melakukan aktivitas terjadwal sesuai dengan hal yang disenangi klien yaitu mendengarkan musik. Intervensi tersebut terbukti berhasil dapat digunakan oleh perawat jiwa untuk membantu menurunkan dan mengontrol halusinasi pendengaran yang dialami klien. Strategi modifikasi dengan perilaku melakukan aktivitas terjadwal mendengarkan musik sangat efektif diberikan untuk membantu klien menurunkan gejala halusinasi pendengaran.


Perceptual sensory disorders: auditory hallucinations are a type of hallucinations that often occur in schizophrenic patients. Auditoryhallucinations are not real stimuli that can endanger oneself and others. The purpose of writing scientific papers to describe the effectiveness of scheduled activities: listening to music on Mr. S in reducing hallucinations. The implementation of nursing care uses 4 ways to control hallucinations by helping clients to know about related content, time, frequency, trigger, duration and client response to hallucinations, teaching how to control hallucinations by rebuking, obedient medication: 5 drugs right, inviting others to conversation, andscheduled activities. Problem solving alternatives use a behavior modification strategy approach. Perform scheduled activities in accordance with the things that the client likes to listen to music. The intervention proved to be successful can be used by mental nurses to help reduce and control auditory hallucinations experienced by clients. Behavior modification strategies by conducting scheduled activities: listening to music is very effective to help clients reducing the risk of auditory hallucinations in schizophrenic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Fajrullah Said Aldam
"Halusinasi merupakan persepsi yang diterima oleh panca indera tanpa adanya stimulus eksternal. Klien dengan halusinasi sering merasakan keadaan/kondisi yang hanya dapat dirasakan olehnya namun tidak dapat dirasakan oleh orang lain.

Kasus: Klien wanita berusia 30 tahun masuk rumah sakit dengan alasan klien keluyuran dan pulang diantar oleh warga. Bila keinginan tidak terpenuhi klien marah-marah, tampak sering berbicara sendiri, kurang tidur, aktivitas di rumah hanya tiduran, tidak mau makan dan mandi. Klien mengatakan bahwa dirinya sering mendengar suara-suara. Suara-suara tersebut mengatakan dirinya bodoh, tidak berguna, pelacur, yang membuat dirinya menjadi cemas. Klien mengatakan bahwa halusinasinya datang lebih dari 8x/hari dan tidak menentu waktunya. Situasi yang menyebabkan halusinasi yaitu saat dirinya sedang bengong, melamun, atau sendiri. Klien juga mengatakan bahwa saat halusinasi datang dirinya menjadi cemas, marah-marah, dan bingung. Klien mengatakan bahwa saat dirumah, suara tersebut sering muncul saat ingin tidur yang membuat dirinya menjadi susah untuk tidur. Implementasi keperawatan berfokus pada standar asukan keperawatan jiwa generalis gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran seperti mengenal halusinasi, menghardik, bercakap-cakap, melakukan kegiatan, dan patuh obat. Implementasi yang dilakukan mampu untuk menurunkan gejala halusinasi. Hal ini dapat terlihat dari respon kognitif, afektif, perilaku, dan sosial yang dialami klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kesimpulan: standar asuhan keperawatan jiwa generalis dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran dapat menurunkan gejala halusinasi.


Hallucinations are perceptions received by the five senses without an external stimulus. Clients with hallucinations often feel the conditions / conditions that can only be felt by them but cannot be felt by others.

Case: A client of a 30-year-old woman is admitted to the hospital on the grounds that the client wanders and goes home by the residents. If the desire is not fulfilled the client is angry, seems often to speak to himself, lack of sleep, activities at home just lie down, do not want to eat and bathe. The client said that he often heard voices. The voices said he was stupid, useless, a prostitute, which made him anxious. The client said that the hallucinations came more than 8 times a day and were not timed. The situation that causes hallucinations is when he is dazed, daydreaming, or alone. The client also said that when hallucinations came he became anxious, angry, and confused. The client said that at home, the voice often appears when he wants to sleep which makes him difficult to sleep.

Discussion: Nursing implementation focuses on the standard of generalist mental nursing sensory impairment of the perception of auditory hallucinations such as knowing hallucinations, rebuking, conversations, activities, and drug adherence. The implementation carried out is able to reduce the symptoms of hallucinations. This can be seen from the cognitive, affective, behavioral, and social responses experienced by the client after nursing actions.

Conclusion: generalist mental nursing care standards with sensory disorders perception of auditory hallucinations can reduce hallucinatory symptoms."

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>