Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Anugraheni
"ABSTRAK
Dewasa awal memiliki tugas perkembangan mandiri dengan memiliki pekerjaan dan berkomitmen dalam sebuah hubungan. Fase dewasa awal sedang dialami oleh sarjana baru. Untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tersebut dibutuhkan efikasi diri. Keberadaan efikasi diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi mekanisme koping. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dengan kedua jenis mekanisme koping pada sarjana baru yang berstatus lajang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 107 orang. Hasil analisis dalam penelitian ini. Pertama, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat efikasi diri dengan problem focused coping (p value=0,002), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat efikasi diri dengan emotional focused coping (p value=0,266). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan terkait cara-cara meningkatkan efikasi diri dan pilihan-pilihan penggunaan mekanisme koping yang adaptif.

ABSTRACT
Young Adults have development tasks by having work and commitment in a relationship. The early adult phase is being experienced by new graduates of the bachelor degrees. To complete development tasks required self-efficacy. The existence of self-efficacy is one of the factors that influence coping mechanisms. This research was conducted on the relationship between the levels of self-efficacy with the two types of coping mechanisms in new graduates with single status. This study uses a cross-sectional design with sample of 107 people. The results of the analysis in this study here is a significant relationship between the level of self-efficacy and problem-focused coping (p-value = 0.002), and there is no significant relationship between the level of self-efficacy with emotion-focused coping (p-value = 0.266). The results of this study recommend that health workers carry out health promotion related to ways to improve self-efficacy and choices for using adaptive coping mechanisms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Nurul Imani
"Sumberdaya psikologis memiliki peranan yang cukup esensial untuk mempertahankan kesejahteraan fisik dan emosional individu dalam situasi sulit yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut terkait hubungan antara efikasi diri dan resiliensi pada pengangguran terdidik selama pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah riset kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif-korelasi, serta pendekatan potong lintang. Sebanyak 109 lulusan baru Ners yang belum bekerja dan berasal dari perguruan tinggi dengan tingkat akreditasi A dan B di Indonesia terlibat dalam penelitian ini, serta dikumpulkan dengan menggunakan teknik stratified random sampling serta purposive sampling. Analisis univariat menggunakan uji proporsi menunjukkan bahwa sebanyak 59.6% responden memiliki tingkat efikasi diri tinggi dan menggunakan strategi koping berfokus pada masalah; serta sebanyak 52.9% responden memiliki tingkat resiliensi tinggi. Sedangkan analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel efikasi diri dan strategi koping (p=0,022), akan tetapi variabel resiliensi dan strategi koping ditemukan tidak memiliki hubungan yang signifikan (p=0.555). Temuan penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan, pendidikan, maupun penelitian keperawatan terkait upaya peningkatan efikasi diri; resiliensi; dan penggunaan strategi koping, serta minimalisasi fenomena pengangguran di kalangan lulusan baru Ners.

Psychological resources have an essential role in maintaining the physical and emotional well-being of individuals in their difficult situations. This study aims to further identify the relationship between self-efficacy and resilience with coping strategies in unemployed new graduates during COVID-19 pandemic. The method that used in this quantitative research is descriptive correlative with cross-sectional approach. Total of 109 unemployed new graduates in Indonesia from the nursing profession program based on their accreditation level were involved on this study and selected by stratified random sampling and purposive sampling. Univariate analysis using the proportion test showed that as many as 59.6% of respondents have a high level of self-efficacy and use problem-focused coping strategies; and as many as 52.9% of respondents have a high level of resilience. The results of bivariate analysis using the chi-square test obtained the value of p=0,022 which shows a significant relationship between self-efficacy and coping strategies. However, resilience and coping strategies variables were found to have no significant relationship. The findings of this study can assist the development of nursing services, education, and research according to efforts to increase self-efficacy, resilience, and the use of coping strategies; and also the minimization of unemployment among new graduates from the nursing profession program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rahmawati
"Pembelajaran jarak jauh meningkatkan stres ibu rumah tangga. Upaya ibu rumah tangga mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh dipengaruhi keyakinan dan ketangguhan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efikasi diri, resiliensi, dan strategi koping dengan tingkat stres ibu rumah tangga saat mendampingi anak belajar di rumah. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif-korelasi, pendekatan retrospektif, dan teknik potong lintang melibatkan 110 ibu rumah tangga yang memiliki anak Sekolah Dasar Kelas 1-3, didapatkan melalui teknik quota sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji kai kuadrat menunjukkan ada hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres (p=0,008), ada hubungan resiliensi dengan tingkat stres (p=0,037), dan ada hubungan strategi koping dengan tingkat stres (p=0,005). Penelitian ini membantu pengembangan instansi kesehatan dan pendidikan; pendidikan dan penelitian keperawatan terkait efikasi diri, resiliensi, strategi koping, dan tingkat stres. Pelatihan dan peningkatan pengetahuan ibu tentang cara pendampingan anak serta penguatan sistem pendukung bagi ibu direkomendasikan.

Distance learning increases the stress of housewives. The efforts of housewives to overcome distance learning problems are influenced by self-efficacy and resilience. This study was aiming to identify the relationship between self-efficacy, resilience, and coping strategies with the stress level of housewives when accompanying children to study at home. Quantitative research with descriptive-correlation design, retrospective approach, and cross-sectional technique involving 110 housewives who has elementary school children in 1st-3rd grade, obtained through quota sampling technique. The results of the bivariate analysis with the chi square test showed that there was a relationship between self-efficacy and stress levels ("
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Duma Masta Nehemia
"Peningkatan bonus demografi di Indonesia akan menjadi tantangan bagi lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan jika mereka tidak mempersiapkan diri. Oleh karena itu, kesiapan kerja menjadi atribut yang sangat penting. Faktor yang memengaruhi kesiapan kerja adalah efikasi diri. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada lulusan baru dengan metode regresi linear sederhana. Partisipan penelitian (N = 302) merupakan WNI berusia 21-25 tahun yang baru lulus dan pernah melakukan magang. Alat ukur yang digunakan adalah General Self-Efficacy Scale (GSES) dan Work Readiness Scale (WRS). Pengambilan data dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (M = 3,34, SD = 0,31) berperan secara positif dan signifikan sebesar 60,8% terhadap kesiapan kerja (M = 3,30, SD = 0,29), R² = 0,608, F(1, 300) = 464,954, p < 0,001. Hasil regresi menunjukkan effect size besar. Artinya, semakin tinggi efikasi diri seseorang, semakin tinggi kesiapan kerjanya karena mereka yakin terhadap kemampuan mereka untuk berhasil dan menghadapi tantangan. Sebaliknya, individu dengan efikasi diri rendah cenderung menghindari tantangan sehingga memiliki kesiapan kerja yang rendah. Hasil penelitian ini memberikan penambahan pengetahuan terkait efikasi diri dan kesiapan kerja pada lulusan baru.

The increase in Indonesia's demographic bonus will pose a challenge for recent graduates to find jobs if they do not prepare themselves. Therefore, work readiness becomes a crucial attribute. A factor that influences work readiness is self-efficacy. Thus, this study aims to examine the role of self-efficacy in work readiness among recent graduates using simple linear regression. The study participants (N = 302) are Indonesian citizens aged 21-25 who have recently graduated and had done an internship. The instruments used are the General Self-Efficacy Scale (GSES) and the Work Readiness Scale (WRS). Data collection was conducted online. The result showed that self-efficacy (M = 3.34, SD = 0.31) positively and significantly accounts for 60.8% of work readiness (M = 3.30, SD = 0.29), R² = 0.608, F(1, 300) = 464.954, p < 0.001. The regression result shows a large effect size. This means that the higher a person's self-efficacy, the higher their work readiness, as they are confident in their ability to succeed and face challenges. Conversely, individuals with low self-efficacy tend to avoid challenges, resulting in lower work readiness. This study contributes to the understanding of self-efficacy and work readiness among new graduates."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daula Gina Fabila
"Mahasiswa selalu dihadapkan dengan segala penugasan dan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Dalam proses penyelesaian tugas-tugas tersebut, tidak jarang mahasiswa memiliki kebiasaan untuk menunda-nunda menyelesaikannya yang disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik dapat disebabkan oleh rendahnya efikasi diri yang menjadi sumber penting dari motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa S1 reguler keperawatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik proportionate stratified random sampling pada 241 mahasiswa S1 reguler keperawatan. Instrumen yang digunakan yaitu Academic Procrastination Scale (APS) untuk mengukur prokrastinasi akademik pada mahasiswa dan The Academic Self-Efficacy Scale (TASES) untuk mengukur efikasi diri. Hasil analisis univariat didapatkan sebanyak 133 responden (55,2%) memiliki efikasi diri tingkat tinggi dan sebanyak 164 responden (68,0%) mengalami prokrastinasi akademik tingkat sedang. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa S1 Reguler Keperawatan (p= 0,000). Diharapkan pendidik, pembimbing akademik, dan Badan Konseling Mahasiswa (BKM) dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait pentingnya efikasi diri bagi mahasiswa untuk menjalani proses perkuliahan dengan baik agar terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik.

College students are always faced with all assignments and are responsible for completing them. In the process of completing these assignments, it is not uncommon for students to have a habit of procrastinating completing them which is called academic procrastination. Academic procrastination can be caused by low self-efficacy which is an important source of student learning motivation. This study aims to identify the correlation between self-efficacy and academic procrastination among regular undergraduate nursing students. This research used a cross-sectional approach with a proportionate stratified random sampling technique of 241 regular undergraduate nursing students. The instruments used are the Academic Procrastination Scale (APS) to measure academic procrastination in students and The Academic Self-Efficacy Scale (TASES) to measure self-efficacy. The results of the univariate analysis found that 133 respondents (55.2%) had high levels of self-efficacy and 164 respondents (68.0%) experienced moderate levels of academic procrastination. The results of bivariate analysis using the chi-square test showed that there was a significant correlation between self-efficacy and academic procrastination in regular undergraduate nursing students (p=0.000). It is hoped that educators, academic supervisors, and Student Counseling Boards can provide education to students regarding the importance of self-efficacy for students to go through the lecture process properly in order to avoid academic procrastination behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifatul Awalin
"Pengetahuan dapat mempengaruhi efikasi diri seseorang dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan BHD dengan efikasi diri memberikan BHD pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian yaitu 352 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia yang dipilih melalui teknik stratified random sampling. Responden mengisi kuesioner pengetahuan BHD untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES) untuk mengukur tingkat efikasi diri responden dalam melakukan BHD. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji pearson chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara tingkat pengetahuan BHD dengan efikasi diri melakukan BHD (p value < 0,001, α = 0,05). Untuk meningkatkan pengetahuan, mahasiswa RIK perlu memperbaharui pengetahuan secara rutin mengenai pertolongan pertama sesuai dengan perkembangan jaman. Penyebarluasan informasi di masyarakat mengenai prosedur pertolongan  pertama juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama jika menemukan kasus henti jantung.

Knowledge can affect self-efficacy to provide Basic Life Support (BLS). This study aimed to identify the relationship between knowledge and self-efficacy for doing Basic Life Support (BLS) among health sciences students. The study design used quantitative study with cross-sectional approach. A stratified random sampling 352 students from health sciences cluster were recruited in this study. Questionnaires were used to measure the level of knowledge and Basic Resuscitation Skills Self-Efficacy Scale (BRS-SES). The data was analyzed using univariate and bivariate analysis with pearson chi square test. The result showed there was significant correlation between knowledge and basic life support self-efficacy among health sciences cluster students (p value < 0,001, α = 0,05). In order to improve level of knowledge, health sciences cluster students need to update their first aid's knowledge regularly. Dissemination of first aid information in the community also needs to be improved so people as bystander can do first aid if they find a case of cardiac arrest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Humaira
"Ibu umumnya berperan sebagai caregiver ketika memiliki balita dengan masalah stunting. Pengalaman ini dapat menimbulkan kecemasan pada ibu yang kemungkinan dipengaruhi oleh efikasi dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 64 ibu sebagai caregiver balita stunting yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Hasil penelitian sebagian besar menunjukkan ibu memiliki efikasi diri tinggi dan kecemasan normal. Analisis data bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting (p = 0,348). Penelitian selanjutnya dapat menganalis faktor-faktor lainnya yang mungkin berkontribusi terhadap kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Dari hasil penelitian ini, peningkatan dukungan dan pengetahuan ibu, keluarga, dan masyarakat terkait stunting direkomendasikan.

Mothers generally act as caregivers when they have toddler with stunting problems. This experience can cause anxiety in the mother which may be influenced by her self-efficacy. The aim of this research is to identify the relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler. This study used a cross-sectional approach involving 64 mothers as caregivers of stunting toddler who were obtained through a consecutive sampling method. The research results mostly show that mothers have high self-efficacy and normal anxiety. Bivariate data analysis using the chi square test showed that there was no significant relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler (p = 0,348). Further research can analyze other factors that might contribute to mothers’ anxiety as caregivers of stunting toddler. From the result of this research, increasing support and knowledge of mothers, families, and communities regarding stunting is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Salsabila Zahra
"Mahasiswa dapat mengalami stres ketika mengerjakan skripsi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stres adalah keyakinan atau efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan tingkat stres mahasiswa skripsi di salah satu perguruan tinggi di Depok. Metode penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel 146 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah General Self-efficacy (GSE) dan DASS 42. Analisis uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres mahasiswa skripsi di salah satu perguruan tinggi di Depok. Semakin tinggi efikasi diri, maka semakin rendah tingkat stres, begitu pula sebaliknya. Mahasiswa skripsi diharapkan memiliki daftar tujuan yang diinginkan dan strategi koping yang baik, sehingga terus termotivasi untuk mencapai sesuatu dan dapat meminimalisir stres saat mengerjakan skripsi.

Students can experience stress when working on a thesis. One of the factors that can affect stress is belief or self-efficacy. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and stress levels of thesis students in a university in Depok. The research method was carried out with a cross sectional design. The sampling technique used stratified random sampling with a sample of 146 students. The instruments used were General Self-efficacy (GSE) and DASS 42. Statistical test analysis using chi-square test. The results showed that the value of p = 0,000 <0,05, which means that there is a relationship between self-efficacy and stress levels of thesis students in a university in Depok. The higher the self-efficacy, the lower the stress level, and vice versa. Thesis students are expected to have a list of desired goals and good coping strategies, so that they are continuously motivated to achieve something and can minimize stress when working on a thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munadhillah
"Mahasiswa yang berada pada tingkat akhir memiliki tingkatan stress yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa pada tahun pertama. Mereka tidak hanya dihadapkan pada tuntutan yang tinggi terkait dengan akademis tetapi juga pada keputusan karirnya setelah kelu \lusan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara optimisme dan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 365 mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia yang telah memperoleh jumlah credit tidak kurang dari 96 credit. Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994) yang diadaptasi oleh Tasha (2011). Sedangkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir diukur dengan menggunakan alat ukut Career Decision Self Efficacy-Sort Form (CDSE-SF) yang dikembangkan oleh Taylor dan Betz (1996) dan telah diadaptasi oleh Sawitri (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara optimisme dengan efikasi diri pengambilan keputusan karir (r = +.306,p< .01). Dalam analisis tambahan juga ditemukan skor CDSE pada mahasiswa laki laki lebih tinggi daripada perempuan. Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan antara skor optimisme berdasarkan jenis kelamin dan rumpun ilmu pengetahuan.

The stress levels of senior year college students are higher than first-year students. Seniors are not only stressed with higher demands of academic responsibility but also the career decision making after graduating. They are given transition demands of graduation and job placement. Thus, this research was conducted to examine the correlation between optimism and career decision making self efficacy among senior year college students. In study, 365 senior year college students of University Indonesia who has achieved not less than 96 credit were assessed by using self report quesionaire. Optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheir, Carver and Brudges and adapted by Tasha (2011). While Career decision making self efficacy was measured by Career Decision Making Self Efficacy-Short Form (CDSE-SF) constructed by Taylor and Betz (1996) and adapted by Sawitri (2008) . The result indicated significant positive correlation between optimism and career decision making self efficacy (r = .306, p< .01). Furthermore, another result also revealed that male students obtained higher score on career decision making self efficacy than female students. However, there is no significant mean differences of optimism found on gender and department of study.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Yulita Endo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara coping self-efficacy dan burnout pada perawat. Pengukuran coping self-efficacy menggunakan alat ukur Coping Self-Efficacy Scale (Chesney dkk., 2006) yang memiliki tiga subskala, yaitu use problem focused coping, stop unpleasant thoughts and emotions, dan get support from family and friends dengan total 26 item. Pengukuran terhadap burnout menggunakan alat ukur Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (Maslach & Jackson, 1981) yang memiliki tiga dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization, dan menurunnya sense of personal accomplishment dengan total 22 item. Jumlah partisipan yang diperoleh sebanyak 131 perawat. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara coping self-efficacy dan burnout pada perawat, yang berarti semakin tinggi coping self-efficacy perawat, semakin rendah burnout yang dirasakan.

The aim of this study is to investigate whether any relationship between coping self-efficacy and burnout among nurses. Coping self-efficacy was measured by Coping Self-Efficacy Scale (Chesney et al., 2006) which has three subscales, namely use problem focused coping, stop unpleasant thoughts and emotions, and get support from family and friends with a total of 26 items. Burnout was measured by Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (Maslach & Jackson, 1981) which has three dimensions, namely emotional exhaustion, depersonalization, and reduced sense of personal accomplihsment with a total of 22 items. Participants of this study were 131 nurses. The main result of the study shows that there is a significant negative relationship between coping self-efficacy and burnout among nurses, in conclusion, the higher score of coping self-efficacy obtained by nurses, the lower they perceived burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>