Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Koko Wahyu Tarnoto
"ABSTRAK
Klien kusta sebagai populasi rentan mengalami berbagai stigma di masyarakat. Stigma yang ditujukan pada klien kusta mengakibatkan klien merasa malu dan takut terhadap kondisi tubuhnya dan mengakibatkan penyembuhan semakin lama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran arti dan makna stigma masyarakat terhadap penyakit kusta. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan. Informan berjumlah 8 terdiri atas masyarakat, tokoh agama, klien kusta, kader, tokoh masyarakat, keluarga dengan kusta, perawat, dan eks penderita kusta. Penelitian ini menghasilkan sepuluh tema yaitu hukuman sosial dan spiritual, memanfaatkan sumberdaya, sikap dan perilaku masyarakat, menjadi beban klien dan keluarga, bentuk dukungan, adaptasi spiritual, saling mendukung kesembuhan, memberikan dukungan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan sosial, kemampuan merespon masalah yang tidak saling mendukung serta aksesibilitas pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit kusta menurut pandangan masyarakat merupakan hukuman sosial dan spiritual. Seseorang mendapatkan kutukan karena telah melanggar aturan yang ditetapkan. Proses mendapatkan atau memberikan hukuman melalui kegiatan bersifat magis atau supranatural dan dilakukan dengan berbagai cara, melalui media perantara, dan dianggap menular. Hukuman diwujudkan dengan perubahan pada bagian tubuh. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam menyusun kebijakan program promotif, dan preventif di komunitas melalui pendekatan budaya dengan melibatkan lintas sektor dan stakeholder terkait dalam mengatasi stigma kusta.

ABSTRACT
Leprosy clients as vulnerable population experience various stigmas in the community. The stigma aimed at leprosy clients causes the client to feel ashamed and afraid of his body's condition and results in longer healing. This study aims to obtain a picture of the meaning and meaning of community stigma against leprosy. This qualitative research was carried out using a phenomenological approach. Data collection methods with in-depth interviews and field notes. There are 8 informants consisting of community members, religious leaders, leprosy clients, cadres, community leaders, families with leprosy, nurses, and former lepers. This research produced ten themes, namely social and spiritual punishment, utilizing resources, community attitudes and behavior, being a burden on clients and families, forms of support, spiritual adaptation, mutual support for healing, providing support for health and social services, the ability to respond to problems that are not mutually support and accessibility of services. The results of this study indicate that leprosy in the view of the community is a social and spiritual punishment. Someone got cursed for breaking a rule. The process of obtaining or giving punishment through magical or supernatural activities and carried out in various ways, through intermediary media, and is considered contagious. Punishment is realized by changes in body parts. The results of the research are expected to be input in developing promotive and preventive program policies in the community through a cultural approach involving cross-sectoral and related stakeholders in overcoming the leprosy stigma."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibagariang, Renta Nilawati
"ABSTRAK
Stigma terhadap penderita kusta masih mempakan masalah utama di
Indonesia, dimana hal ini secara program berdampak pada keterlambatan pendedta
untuk diobati dan secara individu bcrdampak negatif pada kondisi fisik, mental,
sosial, dan ekonominya. Namun sampai saat ini masih sangat sedikit penelitian yang
menggali masalah stigma masyarakat terhadap penderita kusta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam
tentang pcngetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap masyarakat terhadap pendenta
kusta yang berhubungan dengan teljadinya stigma terhadap penderita kusta.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi dengan
menggunakan metode kualitatiil dimana pengumpulan data dilakukan dengan telaah
dokumen, Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara rnendalam. lnforman
kunci terdiri dari wasor kusta, juru kusta, tokoh masyarakat, penderita kusta, mantan
penderita kusta, dan infonnan terdiri dari petugas kcschatan di puskesmas dan
masyarakat non pcnderita kusta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teljadinya stigma bcrhubungan dengan
pengetahuan yang rendah temang cara penularan pcnyakit kusta, persepsi bahwa
penyakit kusta adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan
mutilasi bahkan kematian. Terjadinya stigma di Kecamatan Simpenan juga
berhubungan dcngan sikap masyarakat yang takut tertular dan ketika melihat
kecacatzm yang mengerikan yang ditimbulkan oleh penyakit kusta. Ditemukan juga
bahwa penderita kusta yang cacat mendapatkan perlakuan negatif yang Iebih berat dibanding dengan penderita yang lidak cacat Selain itu ditemukan juga bahwa
penderita kusta dcngan tingkat kecacatan yang sama namun bcrbeda status sosial
ckonominya, akan mendapatkan perlakuan negatif yang berbeda pula. Dengan
demikian disarankan untuk meningkatkan pengetahuan melalui KIE dcngan metode
dan media yang diinginkan kepada seluruh lapisan masyarakat dan petugas
kesehatan. Lcbih lanjut, penemuan dan pengobatan penderita secara dini oleh
petugas kesehatan dan dibantu dengan peranserta tokoh masyarakat mennpakan hal
yang esensial.

ABSTRACT
Stigma related to leprosy is still a big problem in Indonesia, where regarding
to leprosy control program it influences to patient delay for treatment and regarding
to person affected it aH`eets negatively to his/her physical, mental, social and
economic status. Particularly, studies that have explored stigma in community
toward people aifected leprosy are rare.
The purpose this study was to get deep information of knowledge, perception,
belief, attitude of community toward people affected leprosy relating to occurrence
of stigma. It is based on qualitative study conducted at Simpenan, in Sukabumi
district where data collecting were obtained through document observation, Focus
Group Discussion (FGD), and in-depth interview. Key informant of this study
consists of district leprosy supervisor, leprosy health worker, community leader,
people affected leprosy, ex-leprosy patient and others informant are health worker at
hea.lth center and community (non people affected leprosy).
This study shows that the occurrence of stigma are related to lack of
knowledge about the course of infection of the disease, perception that leprosy is
very contagious disease and might caused mutilation and death. The occurrence of
stigma in Simpenan also related to community attitude who afraid of to be contracted
and Scare t0 the appearance of terrible impainnent due to leprosy. Also found that
people affected with disability get more negative treatment from community
compare to people affected without disability. it is highlight further that even with
similar grade of disability, social-economical differentiation makes significant difference on treatment by community. Therefore it suggests to improve knowledge
of community and health workers through IEC which use appropriate media and
method. One most important in preventing of disability is to find and treat patient
timely by health worker with community leader participation.

"
2007
T34519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Astutik
"Kusta merupakan penyakit Neglected Tropical Diseases (NTDs) yang menjadi masalah global yang menyebabkan perceived stigma pada orang yang mengalaminya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perceived stigma dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya pada orang yang pernah mengalami kusta di perkampungan kusta Sitanala, Tangerang tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel dipilih secara purposive sampling. Hasil peneltian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perceived stigma adalah tingkat pendidikan (OR1=3,45 95% CI 1,08-11,06 dan OR2=2,47, 95% CI 0,9-6,82), persepsi pengetahuan, tingkat cacat, dan nilai budaya (OR=3,36, 95% CI 2,02-5,61).
Terdapat efek modifikasi antara tingkat cacat dengan persepsi pengetahuan, OR1=4,82(95% CI 1,26-18,34) dan OR2=1,18(95% CI 0,2-6,98). Faktor dominan adalah tingkat pendidikan dengan PAR%=38,8%. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi, penyuluhan, dan konseling mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perceived stigma tentang penyakit kusta sehingga dapat menurunkan perceived stigma.

Leprosy is a disease of Neglected Tropical Diseases (NTDs) that becomes a global problem and causes the perceived stigma in people affected by leprosy. This study aims to determine the factors and the most dominant factor that related to perceived stigma in people affected by leprosy in leprosy villages Sitanala, Tangerang in 2013.
This research was conducted with quantitative and qualitative approaches. Using cross-sectional design. Samples were selected by purposive sampling. The results of the study showed that factors related to perceived stigma are level of education (OR1=3,45 95% CI 1,08-11,06 and OR2=2,47 95% CI 0,9-6,82), perception of knowledge about leprosy, level of disability, and cultural values (OR=3,36, 95% CI 2,02-5,61).
There is effect modification between the level of disability and perception of knowledge about leprosy, OR1=4,82(95% CI 1,26-18,34) dan OR2=1,18(95% CI 0,2-6,98). The dominant factor is level of education, PAR%=38,8%. Therefore it is necessary for intervention, counseling to factors related to perceived stigma about the leprosy so as to decrease the perceived stigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T36867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khannah Suryaningtyas
"Hubungan Dukungan Keluarga dengan Stigma Diri Orang Yang Pernah Mengalami Kusta di desa Rehabilitasi KustaKusta merupakan penyakit kulit menular dan terstigma baik oleh lingkungan masyarakat ataupun keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga dan hubungannya dengan stigma diri pada orang yang pernah mengalami kusta. Penelitian dilakukan di Desa Rehabilitasi Kusta, Donorojo, Jepara, JawaTengah dengan metode deskriptif korelatif dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 88 orang yang diambil secara total sampling. 52 keluarga kurang memberikan dukungan emosional, 56 kurang memberikan dukungan instrumental, 56 kurang memberikan dukungan informasional, 56 kurang memberikan dukungan penghargaan. 51 Stigma diri yang dirasakan tinggi. Dari hasil tersebut dapat dilihat jika keluarga dengan dukungan yang rendah maka stigma diri yang dirasakan semakin tinggi. Oleh sebab itu perlu adanya edukasi kepada keluarga terkait dampak kusta terhadap psikologis orangyang pernah mengalami kusta serta edukasi pencegahan dini penyakit kusta terkait kecacatan untuk mengurangi stigma di masyawarakat dan stigma diri orang yang pernah mengalami kusta.

Correlation between Family Social Support and Self Stigma on People Who Have Been Affected by Leprosy in the Village of Leprosy RehabilitationLeprosy is a contagious and commonly stigmatized disease not only by the people in the community but also the family. This research aimed to study the family support and its relationship with self stigma on former leprosy patients. The study took place in Desa Rehabilitasi Kusta Village of Leprosy Rehabilitation , Donorojo, Jepara, Central Java. Using the design of correlative descriptive study, the data measured by a self developed questionnaire by the researcher with 88 respondents. The study showed that family members were less likely to provide the supports in a form of emotional 52 , instrumental 56 , informational 56 , and appraisal 56 . Hence, 51 of respondents highly felt the self stigma. By the results, it could be concluded that the lower the support from family, the higher it is likely the self stigma felt by the respondents. Thus, it is an urge to give sufficient educations for the family regarding the leprosy effects to the former leprosy patients psychologically.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Ariyana Rahayu
"Kusta merupakan suatu penyakit yang mendatangkan stigma sehingga menimbulkan masalah psikososial bagi penderita kusta, keluarga maupun masyarakat. Keluarga sebagai support system diharapkan mampu memberikan dukungan psikososial bagi penderita kusta sehingga masalah psikososial yang muncul dapat teratasi. Psikoedukasi keluarga merupakan suatu strategi yang dapat diterapkan untuk membantu keluarga dalam memberikan dukungan psikososial kepada penderita kusta. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap dukungan psikososial keluarga kepada anggota keluarga yang menderita kusta. Jenis penelitian kuasi eksperimen pre-post test dengan kelompok kontrol, menggunakan 42 sampel (intervensi dan kontrol). Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan dukungan psikososial keluarga sebelum dan setelah diberikan psikoedukasi keluarga pada kelompok intervensi. Psikoedukasi keluarga dapat dikembangkan ke arah pembentukan self help group bagi keluarga dan penderita.

Leprosy is a disease that brings stigma that cause psychosocial problems for the clients, their families and communities. Family as a support system is expected to provide psychosocial support for people with leprosy so that psychosocial problems can be resolved. Family psychoeducation is a strategy that can be applied to assist families in providing psychosocial support to people with leprosy. This study aimed to identify the effect of family psychoeducation to family psychosocial support in family members suffering from leprosy. The study used quasi experimental, pre-post test with control group design, using 42 samples (intervention and control). Results showed that there was a significant difference between family psychosocial support before and after provision of family psychoeducation in the intervention group. Family psychoeducation can be developed toward the establishment of self help group for the families and clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suratmini
"Prevalensi penyalahgunaan NAPZA yang terus meningkat merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat terutama populasi remaja. Salah satu dampak penyalahgunaan NAPZA adalah munculnya stigma diri. Stigma diri dapat menyebabkan krisis identitas yang menganggu pencapaian tugas perkembangan remaja. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran secara mendalam tentang pengalaman remaja penyalahguna NAPZA dalam menghadapi stigma diri (self stigma). Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan berjumlah 11 orang dari BNN Lido Jawa Barat, LPKA DKI Jakarta, dan Yayasan Al-Islamy DI Yogyakarta yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik Collaizi. Penelitian ini menghasilkan 5 tema, yaitu internalisasi stigma diri remaja penyalahguna NAPZA, upaya optimal remaja penyalahguna NAPZA dalam menghadapi stigma diri, keresahan remaja penyalahguna NAPZA untuk keluar dari stigma diri, perubahan positif stigma diri remaja penyalahguna NAPZA pasca memulai rehabilitasi, dan harapan remaja penyalahguna NAPZA kepada diri dan lingkungan sekitar untuk mengatasi stigma diri. Stigma diri pada remaja penyalahguna NAPZA merupakan suatu hal yang kompleks. Diperlukan upaya penanganan komprehensif yang melibatkan peran aktif perawat dan sistem pendukung untuk membantu remaja penyalahguna NAPZA menghadapi stigma diri.

The increased prevalence of drug abuse was a threat to public health, especially for adolescent population. One of the effects of drug abuse was the emergence of self-stigma. Self-stigma can leaded to an crisis of identity that interferes with the achievement of youth development tasks. The purpose of this study was to obtained an in-depth description of the experiences of adolescent drug abusers in dealed with self-stigma. This study used a descriptive phenomenology approached with in-depth interviews. There were 11 participants from BNN Lido Jawa Barat, LPKA DKI Jakarta, and the Yayasan Al-Islamy DI Yogyakarta who participants were determined through purposive sampling technique. The results of the interviews were analyzed using the Collaizi technique. This research resulted in 5 themes, namely internalization of the self-stigma of adolescent drug abusers, optimal efforts of adolescent drug abusers in dealed with self-stigma, anxiety of adolescent drug abusers to get out of self-stigma, positive changed in self-stigma of adolescent drug abusers after started rehabilitation, and hopes to themselves and the environment to overcome self-stigma. Selfstigma in adolescent drug abusers was a complex matter. Comprehensive handled efforts that involved the active role of nurses and support systems were needed to help adolescent drug abusers faced self-stigma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naedi
"Stigma merupakan tindakan diskriminatif oleh masyarakat kepada individu maupun kelompok. Keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 sering kali mendapatkan stigma oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitia ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman stigma pada keluarga yang terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif fenomenologi dengan melibatkan sembilan partisipan yang direkruit secara pusposive sampling. Pengumpulan data secara indepth interview dengan analisis menggunakan metode Collaizi. Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu respon proses berduka keluarga akibat stigma pada Covid-19, dampak stigma terhadap keluarga dan hubungan sosial, perubahan sikap keluarga akibat adanya stigma, mekanisme koping keluarga dan sumber dukungan dalam menghadapi stigma, dan dukungan psikososial sebagai harapan keluarga dalam menghadapi stigma Covid-19. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan dalam meminimalisir tindakan stigma.

Stigma is a discrimination act by some individuals or groups societies towards. Families who are confirmed to have Covid-19 often get stigmatized by the community environment. The purpose of this research is to get an overview of the experience of stigma in families who are confirmed by Covid-19 in the Jabodetabek area. The design of this study is used to a phenomenological descriptive approach involving nine participants recruited by purposive sampling. Collecting data through in-depth interviews by using Collaizi method analysis. The results of the study found five themes, namely the response to the family grieving process due to the stigma of Covid-19, the impact of this stigma on family and social relationships, changes in family attitudes due to stigma, family coping mechanisms and sources of support in dealing with stigma, and psychosocial support as family hope. Dealing with the stigma of Covid-19. The results of the study are expected to be used as a reference for healthy workers to minimize the stigma"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Rigel Fitrian
"Fenomena kemunculan kusta dan stigma yang menyertainya telah ada sejak berabadabad tahun lamanya. Banyak dari orang-orang dengan kusta merasakan adanya masalah psikososial yang cukup berat dan mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik dan stigma dengan harga diri orang pernah mengalami kusta pascarehabilitasi. Disain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik total sampling pada 69 penghuni UPT Rehabilitasi Sosial Eks-kusta Tuban. Instrumen yang digunakan adalah EMIC (Explanatory Model Interview Catalogue) Scale for Affected People dan ISMI (Internalized Stigma of Mental Illness) Scale untuk mengukur stigma serta Coopersmith Self-Esteem Inventory untuk mengukur harga diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,029), kecacatan (p=0,004), perceived stigma, self-stigma, dan experienced stigma (p=0,000) dengan harga diri. Edukasi kesehatan dan pencegahan terjadnya kasus kecacatan pada orang yang mengalami kusta perlu dilakukan oleh perawat untuk menghilangkan stigma yang berkembang di masyarakat. Penelitian eksperimen perlu dilakukan untuk melihat akibat dari terapi aktivitas kelompok atau program pemberdayaan masyarakat pada aspek sosial-ekonomi orang yang pernah mengalami kusta sebagai upaya peningkatan harga diri mereka.

The appearance phenomenon of leprosy and stigma related to it has existed since centuries ago. Many of leprosy people who received stigma experienced a severe and serious psychosocial problem. The study used descriptive correlative design which aimed to analyze the correlation between characteristics and stigma with self-esteem on people who have been affected by leprosy after rehabilitation. This study is a quantitative research which was using total sampling technique on 69 people who have been affected by leprosy in UPT Rehabilitasi Sosial Eks-kusta Tuban, Indonesia. The instruments using EMIC (Explanatory Model Interview Catalogue) Scale for Affected People and ISMI (Internalized Stigma of Mental Illness) Scale to identify the stigma and Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI) scale to identify the self-esteem. The result showed there was bound relationship between education (p=0,029), disability (p=0,004), perceived stigma, self-stigma, and experienced stigma (p=0,000) with self-esteem. Health education and prevention of deformity on people with leprosy should be performed by nurses to eradicate stigma in community towards leprosy. Experiment research needs to be done to identify the effect of group activity therapy or community empowerment program on socio-economic aspect of people who have been affected by leprosy to improve their self-esteems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.F. Mubin
"Stigma adalah label negatif yang diberikan masyarakat kepada seseorang atau kelompok tertentu. Keluarga dengan gangguan jiwa sering kali mengalami stigma oleh masyarakat dalam lingkungan tempat tinggalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman stigma pada keluarga dengan klien gangguan jiwa di kota Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan disain fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan adalah anggota keluarga yang tinggal bersama penderita gangguan jiwa yang didapat dengan cara purposive sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan menerapkan tehnik Collaizi.
Penelitian ini mengidentifikasi 9 tema, yaitu: 1) respon kehilangan; 2) mekanisme Koping yang digunakan; 3) respon terhadap hubungan sosial; 4) konsekuensi negatif; 5) konsekuensi positif; 6) makna positif; 7) makna negatif; 8) harapan kepada masyarakat; dan 9) harapan kepada petugas kesehatan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pengalaman stigma pada keluarga sangat beragam, mulai dari respon keluarga, dampak stigma, makna stigma dan harapan keluarga terhadap stigma. Hasil penelitian diharapkan tenaga kesehatan profesional mampu meminimalisasi dampak dari stigma masyarakat dan stigma dari diri sendiri.

Stigma is a negative labeling from the people to a person or a certain group. A family with mentally illness person often experience stigma from the people who live nearby their neighborhood. The goal of this study was to have the picture of the stigma experience on the family with mentally illness client in Semarang. The method of this study is descriptive phenomenology design using in-depth interview method in data making. Participants are the family member who live together with mentally illness client and selected based on the purposive sampling method. The data that had been collected were recorded interviews and field notes. The data was analyzed by Collaizi technique.
The findings of this study were 9 themes, which are: 1) grieving response, 2) the coping mechanism that had been used, 3) social relationship response, 4) negative consequences, 5) positive consequences, 6) positive implication, 7) negative implication, 8) people expectation, and 9) health professional's expectation. The result were showed the variation on the stigma experience such as family member response, the impact and implication of stigma, and the family expectation toward the stigma. From this study, the health professionals are expected to minimize the stigma among the people and personal stigma among the client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zahroh Shaluhiyah
"Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten dengan peningkatan kasus HIV/AIDS cukup tajam dibandingkan kabupaten lain di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi stigma masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan faktor yang memengaruhinya. Penelitian explanatory ini dilakukan melalui pendekatan studi potong lintang dengan sampel berjumlah 300 kepala keluarga yang dipilih menggunakan sampel acak proporsional pada tiga kelurahan dengan kasus HIV tertinggi selama Agustus - September 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur. Sedangkan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat, dan multivariat menggunakan regresi logistik. Sebagian besar responden adalah laki-laki dengan tingkat pendidikan terbanyak sekolah menengah atas ke bawah. Separuh responden masih memberikan stigma terhadap ODHA. Responden dengan keluarga yang memberikan stigma memiliki kemungkinan memberikan stigma terhadap ODHA empat kali lebih besar dibandingkan responden yang keluarganya tidak memberikan stigma. Demikian juga responden yang berpersepsi negatif terhadap ODHA memiliki kemungkinan memberikan stigma dua kali lebih besar dibandingkan yang berpersepsi positif. Faktor sikap tetangga dan tokoh masyarakat terhadap ODHA juga berhubungan signifikan dengan stigma responden terhadap ODHA. Kesimpulannya adalah sikap keluarga dan persepsi responden terhadap ODHA merupakan faktor yang berpengaruh pada munculnya stigma terhadap ODHA sehingga disarankan adanya pemberian informasi tentang HIV/AIDS yang lengkap kepada keluarga dan masyarakat untuk menurunkan atau menghilangkan stigma.

Grobogan District is a district with a sharp increasing of HIV/AIDS case compared to other districts over Central Java. This study aimed to identify public stigma to people living with HIV/AIDS (PLWHA) and influencing factors. This explanatory study was conducted using cross sectional design worth 300 family head samples selected by using proportional random sampling on three subdistricts with highest HIV case within August - September 2014. Data collecting was conducted through face-to-face interview using structured questionnaire. Meanwhile, data analysis was conducted in univariate, bivariate using chi square and multivariate using logistic regression. Most respondents were men whose education level was mostly high school to the bottom level. Half of respondents were still stigmatizing PLWHA. Respondents whose families stigmatized had possibility of stigmatizing four times bigger than respondents whose families did not. Similarly, respondents holding negative perceptions toward PLWHA had possibility of stigmatizing twice bigger than those holding positive perceptions. Attitude ofneighbors and public figures toward PLWHAalso significantly related to respondent's stigma to PLWHA. To sum up, family attitude and respondent's perception to PLWHA were influencing factors of emerging stigma toward PLWHA. Therefore, it suggested that providing families and public any complete information about HIV/AIDS may decrease or remove the stigma."
Universitas Diponegoro, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Magister Promosi Kesehatan, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>