Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ines Cyntia
"Stroke merupakan kondisi kegawatan, semakin cepat pengobatan semakin tinggi kemungkinan hasil diperoleh. Mahasiswa sebagai populasi muda dipilih karena pada usia ini individu mulai membentuk gaya hidup jangka panjang. Sehingga program promotif dan preventif dapat diadaptasi dengan baik. Penelitian menggunakan desain deskriptif komparasi, cross sectional dengan populasi mahasiswa sarjana angkatan 2017 di Universitas Indonesia melibatkan 114 responden. Instrumen penelitian menggunakan  Stroke Knowledge Test. Analisis dilakukan menggunakan uji t independen beda dua rerata (α=0,05). Didapatkan hasil p=0,000 bermakna dari perbedaan skor mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Hampir tiap aspek yang dianalisis dalam karakteristik masuk dalam kategori mayoritas yang sama. Perlunya ketersediaan akses mata kuliah stroke lintas fakultas, sehingga mahasiswa dari fakultas selain kedokteran dan keperawatan dapat ikut belajar dan mendapatkan secara lebih dalam. Perlunya ketersediaan informasi stroke pada internet dan media sosial untuk kalangan muda sehingga informasi stroke bisa didapatkan secara mudah dan berimplikasi pada bertambahnya pengetahuan masyarakat.

Stroke is a condition of emergency, young population are chosen because at this age individuals begin to form long-term lifestyles. So that promotive and preventive programs can be well adapted. The study used a comparative descriptive, cross-sectional design with a population of undergraduate students class 2017 at the University of Indonesia involving 114 respondents. The research instrument used is the Stroke Knowledge Test. The analysis was performed using two mean independent t-test (α = 0.05). The results obtained were p = 0.000 which was significant from the difference in scores of health and non-health cluster students. Almost every aspect analyzed in the characteristics falls into the same majority category. Cross-faculty stroke courses are needed, so every students can gain basic stroke information properly. Stroke information needs to be availlable on the internet and social media so that stroke information can be obtained easily by young people and increasing public knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianah
"Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian. Stroke memiliki berbagai faktor risiko mayor yang dapat diubah (modifiable risk factor) antara lain hipertensi, diabetes melitus, atrial fibrilasi, dan hiperkolesterol. Pengetahuan mengenai tanda dan gejala stroke, faktor risiko, dan perilaku pencegahan faktor risiko stroke dapat dikembangkan menjadi sikap waspada yang menjadi dasar dalam mengambil tindakan yang sesuai apabila terjadi serangan stroke sehingga menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan kewaspadaan pada pasien risiko tinggi stroke dengan penanganan prehospital stroke. Kewaspadaan pada pasien risiko tinggi stroke diukur menggunakan kuesioner Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) of Stroke. Sedangkan, penanganan prehospital stroke menggunakan kuesioner The Stroke Action Test (STAT). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan teknik purposive sampling yang melibatkan 144 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia terbanyak responden berada pada rentang 36-40 tahun, sebanyak 56,3% berjenis kelamin perempuan, 53,5% memiliki jenjang pendidikan perguruan tinggi, 42,4% adalah suku jawa, 43,8% memiliki penghasilan perbulan �Rp3.300.000, sebanyak 45,8% mengenal seseorang yang mengalami stroke, 87,5% bukan perokok dan 38,2% adalah pasien hipertensi. 47,9% responden memiliki kewaspadaan tinggi, 52,1% responden memiliki kewaspadaan yang rendah, sebanyak 49,3% memiliki penanganan prehospital yang sesuai dan 50.7% responden memiliki sikap penanganan prehospital yang tidak sesuai.  Terdapat hubungan bermakna antara kewaspadaan pada pasien risiko tinggi stroke dengan penanganan prehospital stroke (p=0,000; �±=0,05). Edukasi mengenai tanda gejala dan faktor risiko stroke penting dilakukan untuk meningkatkan kemampuan penanganan prehospital stroke apabila terjadi serangan stroke.

Stroke is one of the major cause of death. Stroke has a variety of major risk factors that can be changed (modifiable risk factors), including hypertension, diabetes mellitus, atrial fibrillation, and hypercholesterolemia. Knowledge about the signs and symptoms of stroke, risk factors, and prevention behaviour of stroke risk factors can be developed into awareness that is the basis for taking appropriate action in the event of a stroke to reduce the incidence of morbidity and mortality. This study aims to identify the relationship between awareness among patients at high risk for stroke and prehospital stroke action. Stroke awareness was measured by the Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) of Stroke instrument. Meanwhile, prehospital stroke action was measured by the Stroke Action Test (STAT) instrument. This study used a cross-sectional design and purposive sampling technique involving 144 respondents. The result shows that most respondents were in the range of 36-40 years, 56.3% were female, 53.5% had tertiary education, 42.4% were Javanese, 43.8% had a monthly income of � IDR 300,000, 45.8% knew someone who had stroke, 87.5% were non-smokers, and 38.2% were hypertensive patients. 47,9% of respondents had high awareness, 52,1% of respondents had low awareness, 49,3% respondent had corresponding prehospital stroke action, and 50,7% of respondents had noncorresponding prehospital stroke action. There was a significant relationship between awareness among patients at high risk for stroke and prehospital stroke action (p-value = 0,000; �± = 0.05). The higher awareness stroke, the better management of prehospital. Based on these findings, Education and information are needed among patients at high risk for stroke to increase stroke awareness and develop their ability of prehospital stroke action."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Limansyah
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan, salah satu daerah di Indonesia dengan angka stroke melebihi angka nasioanal adalah kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan strategi koing keluarga dengan kualitas hidup lansia pasca stroke di kota Pontianak. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional . pengambilan sampel secara total sampling dengan responden berjumlah 58. Sampel penelitian ini adalah lansia pasca stroke dan anggota keluarga sebagai caregiver atau pelaku rawat utama yang merawat lansia dengan pasca stroke. Hasil analisa regresi linier berganda atau uji anova (uji f) dengan p value=0,001 (<0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial, reframing, usaha mencari dan menerima pertolongan, penerimaan pasif dan pendapatan dengan kualitas hidup lansia pasca stroke. Dukungan sosial merupakan elemen strategi koping yang paling dominan

ABSTRACT
Stroke was the highest cause of death in urban areas, one area in Indonesia with stroke rate exceeded nasional the city of Pontianak. This study aims to determine the association between family coping stategy and post stroke quality of life of the elderly in city of Pontianak. Design descriptive corelation reasearch with cross sectional approach was used in this study. Total sampling technique was held in the study with the sample size of the study was 58. Samples of this study are post-stroke and elderly family members as caregivers or primary caregiver caring for the elderly with post-stroke. The results of multiple linear regression analysis or ANOVA test (F test) with p value = 0.001 (<0.05) which indicates that there is a significant association between social support, reframing, the search for and accept help, and passive receipt of income by the quality of life of elderly post-stroke. Social support is an element of the most dominant coping strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sekarastri
"Kehamilan dapat terjadi kapan saja selama terdapat proses konsepsi pada pasangan yang berada di rentang usia prakonsepsi 15-44 tahun. Kehamilan tidak diinginkan, kehamilan berisiko, serta angka kematian ibu dan bayi merupakan beberapa contoh dari permasalahan akibat perencanaan kehamilan yang kurang baik. Kesehatan prakonsepsi berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dengan melakukan perencanaan kehidupan reproduksi yang matang. Studi deskriptif ini dilakukan secara konsekutif kepada 398 mahasiswa Universitas Indonesia untuk mengetahui gambaran kesadaran diri dan pengetahuan mereka tentang kesehatan prakonsepsi.
Hasilnya didapat sebagian besar mahasiswa 75,4 -72,9 merasa sedikit hingga cukup menyadari perilaku/faktor yang berbahaya bagi kehamilan dan hal yang berdampak baik bagi kehamilan. Pengetahuan mahasiswa menunjukkan tingkat pengetahuan yang kurang baik yakni 46,87 95 CI 26.41, 28,90 dengan variasi skor 7 sampai 98 . Mahasiswa menunjukkan pengetahuan yang baik pada indikator penyalahgunaan zat yakni alkohol, rokok, kokain dan marijuana dan asupan asam folat. Pengetahuan mahasiswa kurang pada indikator bahaya produk herbal, jarak aman antar kehamilan dan peningkatan berat badan yang dianjurkan selama hamil. Berdasarkan penelitian ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan prakonsepsi pada mahasiswa.

Pregnancy can occur any time as long as there is a conception between couples at the preconception age range 15 44 years. Unwanted pregnancies, high risk pregnancies, and maternal and infant mortality are examples of problems due to poor pregnancy planning. Preconceptional health plays a role in improving maternal and child health by conducting a well prepared reproductive life planning. This descriptive study was conducted consecutively to 398 students in the University of Indonesia to find out their selfawareness and preconception health knowledge.
The result is that most students 75.4 72.9 feel slight to moderately aware of the behaviors factors that are harmful to pregnancy and that are good for pregnancy. Overall student showed a low knowledge level that is 46,87 from total score 95 CI 26.41, 28,90 with variation 7 until 98. Students are highly aware on substance abuse harmness indicators ie alcohol, cigarettes, cocaine and marijuana and the benefit of folic acid suplementation. Student knowledge is low on herbal product consumption, safe distance between each pregnancy and weight gain recommendation during pregnancy. Based on this research, there should be an effort to increase awareness and knowledge about preconception health among students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Wilson
"Latar Belakang: Keterlambatan penanganan stroke pada pasien yang memiliki faktor risiko stroke sebagai akibat dari rendahnya kesadaran diri pasien dalam melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan sehingga sering kali mengabaikan tanda-tanda awal stroke. Kesadaran diri diperlukan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan yang berarti kemampuan untuk mengenali dan mengendalikan emosi yang muncul pada diri sendiri termasuk pengetahuan, perilaku, waktu timbulnya gejala, demografi, faktor sosiokultural, dan persepsi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran diri pasien berisiko stroke dalam melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke layanan kesehatan. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif observasi dengan pendekatan Cross Sectional, melibatkan 396 responden. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dukungan keluarga sebagai faktor predominan dengan pengaruh paling besar terhadap kesadaran diri (OR=2,885), diikuti oleh kecemasan sedang (OR=2,340) dan kecemasan ringan (OR=2,38). Variabel jenis kelamin laki-laki (OR=1,628) dan usia (OR=1,479) juga memiliki pengaruh yang signifikan. Melalui uji regresi logistik, ditemukan bahwa usia muda, jenis kelamin perempuan, pendidikan menengah dan tinggi, pengetahuan tinggi tentang stroke, persepsi pencegahan stroke yang baik, tingkat kecemasan ringan-sedang, dan dukungan keluarga berkontribusi sebesar 42,9% dalam menentukan kesadaran diri pasien yang berisiko stroke dalam melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Diskusi: Dalam pengambilan keputusan pemeliharaan kesehatan tidak hanya berdasarkan pilihan pasien, tetapi juga berdasarkan pada pedoman, prinsip-prinsip pelayanan yang berfokus pada pasien untuk mendukung perawatan diri di pelayanan salah satunya adalah keluarga, sehingga perlunya penekanan pada dukungan keluarga, selain itu juga manajemen kecemasan, dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran diri pasien dalam merawat kesehatan mereka.

Background: Delays in treating stroke in patients who have risk factors for stroke are a result of patients' low self-awareness in carrying out routine health checks at health services so that they often ignore the early signs of stroke. Self-awareness is needed to carry out routine health checks at health services, which means the ability to recognize and control emotions that arise in oneself, including knowledge, behavior, time of onset of symptoms, demographics, socio-cultural factors and patient perceptions. This study aims to identify factors that influence the self-awareness of patients at risk of stroke in carrying out routine health checks at health services. Research method: This research is a quantitative research with a descriptive observational design with a Cross Sectional approach, involving 396 respondents. Data analysis used descriptive analysis, chi square test and logistic regression.
Research results: The results of this study found that family support was the predominant factor with the greatest influence on self-awareness (OR=2.885), followed by moderate anxiety (OR=2.340) and mild anxiety (OR=2.38). The variables male gender (OR=1.628) and age (OR=1.479) also have a significant influence. Through logistic regression testing, it was found that young age, female gender, secondary and tertiary education, high knowledge about stroke, perception of good stroke prevention, mild-moderate anxiety level, and family support contributed 42.9% in determining patient self-awareness. who are at risk of stroke in carrying out routine health checks at health services.
Discussion: In making health care decisions, it is not only based on patient choice, but also based on guidelines, patient-focused service principles to support self-care in services, one of which is the family, so there is a need to emphasize family support, as well as anxiety management, and education to increase patient self-awareness in caring for their health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
616.81 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Dwi Kristiyowati
"ABSTRAK
Kemungkinan terjadinya stroke berulang setelah stroke pertama adalah lebih dari 3 sampai 10 pada bulan pertama dan 5 sampai 14 dalam tahun pertama. Klopidogrel terbukti menjadi obat yang aman dan efektif untuk pencegahan sekunder kejadian vaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh klopiogrel dalam pencegahan stroke berulang. Studi ini menggunakan rancangan kasus kontrol. Data diambil dari rekam medis pasien di instalasi rekam medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2013-Februari 2017. Kelompok kasus adalah pasien stroke berulang yang menerima asetosal atau klopidogrel. Kelompok kontrol adalah pasien stroke tidak berulang yang menerima asetosal atau klopidogrel. Sebanyak 105 rekam medis memenuhi kriteria inklusi. Pasien yang menggunakan klopiogrel mempunyai risiko pencegahan terhadap stroke berulang. Namun secara statistik tidak signifikan berbeda. Analisis bivariate menunjukkan bahwa jenis kelamin, riwayat DM dan riwayat hipertensi mempunyai pengaruh terhadap kejadian stroke berulang. Dari analisis multivariate didapatkan hasil bahwa laki-laki mempunyai risiko 2,328 kali untuk stroke berulang p=0,047 , riwayat DM mempunyai risiko 3,975 kali untuk stroke berulang p=0,016 , riwayat hipertensi mempunyai risiko 4,021 kali untuk stroke berulang p=0,03 . Klopidogrel tidak mempunyai pengaruh terhadap stroke berulang, laki-laki, riwayat hipertensi, diabetes melitus mempunyai pengaruh terhadap kejadian stroke berulang.

ABSTRACT
The likelihood of recurrent stroke after the first stroke is more than 3 to 10 in the first month and 5 to 14 within the first year. Clopidogrel proves to be a safe and effective drug for the prevention of secondary vascular events. The purpose of this study was to determine the effect of clopidogrel in the prevention of recurrent stroke. This study used case control design. Data taken from patient 39 s medical record at medical record installation of RSUD Dr. Moewardi Surakarta period January 2013 February 2017. Case group is a recurrent stroke patient receiving an acetosal or clopidogrel. The control group is a non recurrent stroke patient who receives an acetosal or clopidogrel. A total of 105 medical records meet the inclusion criteria. Patients who use clopidogrel have a risk of prevention of recurrent stroke. But statistically not significantly different. Bivariate analysis showed that gender, history of DM and history of hypertension had an effect on recurrent stroke events. From the multivariate analysis, it was found that men had a risk of 2.328 for recurrent stroke p 0.047 , the history of DM had a risk of 3.975 times for recurrent stroke p 0.016 , history of hypertension was 4.021 times for recurrent stroke p 0.03 . Clopidogrel has no effect on recurrent stroke, male history of hypertension, history of hypertension has an effect on recurrent stroke events."
2017
T48807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriyatul Arifah
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kejadian stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,3? pada tahun 2007 menjadi 12,1? pada tahun 2013. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang mengalami kenaikan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 Tahun di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007 dan 2013. Penelitian ini merupakan analisis dari Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk provinsi Sulawesi Barat yang berusia ≥ 15 tahun yang berhasil diwawancarai sebagai sampel Riskesdas 2007 dan/atau Riskesdas 2013 dan memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada tahun 2007 adalah usia, hipertensi, dan aktivitas fisik sedangkan pada tahun 2013 yaitu usia, hipertensi, obesitas, obesitas sentral dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Stroke is leading cause of death in Indonesia. According to Riskesdas, prevalence of stroke based on health workers diagnosis in Indonesia has increased from 8,3? in 2007 became 12,1? in 2013. West Sulawesi is one of province that has biggest increasing of stroke prevalence in Indonesia. This study aims to analyze the risk factor that have relationship of stroke cases among population aged ≥ 15 years old in West Sulawesi in 2007 and 2013. This study using cross-sectional design. The participants were member of population of ≥ 15 years old in West Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed that the risk factor that have relationship with stroke cases in 2007 are age, hypertension, and physical activity. In 2013, are age, hypertension, obesity, abdominal obesity, and physical activity."
2016
S65229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shela Rachmayanti
"ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi dan diabetes melitus merupakan faktor risiko penyakit stroke yang paling dominan. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko stroke, hipertensi dan diabetes melitus, dengan ketergantungan pasien stroke fase kronis di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode observasional analitik menggunakan studi potong lintang. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 44 yang dipilih berdasarkan sistem quota sampling. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji bivariat Chi Square dan analisis multivariat uji Regresi Logistik. Hasil: Dari hasil uji Chi Square didapatkan faktor risiko hipertensi dan diabetes melitus terhadap nilai MSBI, bernilai p=0,122 dan p=0,002. Dari uji Regresi Logistik didapatkan faktor risiko hipertensi p=0,076 OR 4,076; IK95 0,861-19,297 dan faktor risiko diabetes melitus p=0,007 OR 22,690; IK95 2,332-220,722 terhadap nilai MSBI. Diskusi: Diabetes melitus merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan ketergantungan berat pasien stroke fase kronis.

ABSTRACT
Background Hypertension and diabetes melitus are the most common risk factors of stroke. Objective The study aimed to determine the relationship between stroke risk factors, hypertension and diabetes melitus, with dependency of chronic stroke patients in Department of Medical Rehabilitation RSCM. Methods The study is conducted by using the analytical observational cross sectional study. The samples used in this study were 44 respondents selected by quota sampling method. The relationship between variabels was analyzed by bivariate test Chi Square and multivariate analysis Logistic Regretion. Results . Based on Chi Square test, relationship between MSBI scoring with hypertension and diabetes melitus as stroke risk factors, sequentiallly p 0,122 and p 0,002. Furthermore, Logistic Regression test suggested that hypertension and diabetes melitus as stroke risk factors related to MSBI scoring, respectively hypertension p 0,076 OR 4,076 IK95 0,861 19,297 and diabetes melitus p 0,007 OR 22,690 IK95 2,332 220,722 . Discussion Diabetes melitus is the most prominent risk factor in severe dependecy of chronic stroke patients."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
"Economic growth and the demographic transition in Indonesia affect the epidemiological transition. Communicable diseases began to decline, while noncommunicable diseases (NCDs) increased. NCDs is the largest disease burden in the world since a long period of illness, also causes a lot of death and disability. In 2005 an estimated 80% of deaths in developing countries due to NCDs. NCDs handling capacity program not get priority, so NCDs described as "The next Health Tsunami". NCDs action plan for East Asia and Pacific region is the research and development of health interventions to address cases of cerebrovascular and stroke. Stroke is the number one killer in Indonesia, Riskesdas 2007 showed 15.4% of total deaths in population due to stroke.
Operational research has conducted to determine the burden of DALYs lost stroke in Indonesia and its economic burden in the year 2007 as well as 2020 predictions, with the counterfactual exposure to main risk factors. Calculation of DALYs lost due to stroke using the Global Disease Burden methode. A total of 5,449 cases of stroke from Riskesdas 2007 were analyzed with nine modifiable related risk factors . To reduce the incidence of stroke in the population was calculated PAF of combination risk factors that combined the most effective feasible and plausible. The economic burden is calculated based on the direct medical costs, transportation costs for medical treatment and opportunity costs.
Estimates of DALYs lost due to the stroke of Indonesia population in 2007 with 2,337,718 loss of productive years lost and the estimated economic burden was Rp.3 trillion (equivalent to 20% of the budget of Ministry of Health 2007). There are three proven risk factors influence the incidence of stroke (p < 0,05); hypertension (OR 24.8), diabetes(OR 7.2) and lack of physical activity (OR 6.1). Combination of all three have a maximum value of PAR 0.792. In 2020 the incidence of stroke is predicted to increase 71.5% (169.012 cases) followed by an increase in the burden of DALYs stroke 32.5%, estimated economic burden was Rp.3 trilion. The counterfactual calculations of three risk factors within feasible limits is predicted decrease 19.071 incidence of stroke in 2020 and the costs can be saved Rp.1,485trillion. Efforts plausible counterfactual is predicted decrease 9.536 cases and the cost savings Rp.688billion ( budget in 2020 inflation calculated 4.2%).
Needed improvement NCD prevention program planning in a proactive way to raise the target early detection cases of hypertension and diabetes become 75% which handled with health personnel and 50% which controllable. Strengthens the NCD network in order to integrated of health risk issues that can be democratically expressed, and enter to the political process to influence decision-makers in government. Improving quality of medical records, health survailance and vital registration , thus providing accurate information to make an evidence-based materials for advocacy to the decisionmakers in central and regional.

Pertumbuhan ekonomi dan transisi demografi di Indonesia berdampak terhadap transisi epidemiologi. Penyakit menular mulai menurun, sementara penyakit tidak menular (PTM) terjadi peningkatan. PTM merupakan beban penyakit terbesar di dunia karena periode sakitnya lama, menyebabkan banyak kematian dan disabilitas. Tahun 2005 diperkirakan 80% kematian di negara sedang berkembang disebabkan PTM. Upaya pengendalian PTM belum mendapat prioritas, sehingga PTM dinyatakan sebagai "The next Health Tsunami". Rencana aksi PTM regional Asia Timur dan Pasifik adalah penelitian dan pengembangan intervensi kesehatan untuk mengatasi kasus serebrovaskular dan stroke. Stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 15,4% dari total kematian disebabkan stroke.
Riset operasional dilakukan untuk mengetahui beban DALYs stroke di Indonesia dan beban ekonominya di tahun 2007 serta prediksi tahun 2020, dengan analisis kontrafaktual pajanan faktor risiko utama. Perhitungan DALYs lost akibat stroke menggunakan metode Global Burden Disease. Sebanyak 5.449 kasus stroke dianalisis dengan sembilan faktor risiko yang dapat diubah. Untuk menurunkan insiden stroke di populasi dihitung PAF kombinasi gabungan faktor risiko secara feasible dan plausible. Beban ekonomi dihitung berdasarkan biaya medis langsung, biaya transpotasi selama berobat dan biaya oportunitas.
Hasil Estimasi DALYs lost akibat stroke Indonesia tahun 2007 menunjukkan nilai kerugian 2.337.718 tahun produktif yang hilang dengan perkiraan beban ekonomi Rp.3 Triliun (setara 20% anggaran Kementerian Kesehatan 2007). Diketahui ada tiga faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke (p < 0,05) yaitu hipertensi (OR 24,8), DM(7,2) dan kurang aktifitas fisik (OR 6,1). Gabungan ketiganya mempunyai nilai maksimal PAR 0,792. Hasil prediksi tahun 2020 insiden stroke meningkat 71,4% (169.012 kasus) diikuti peningkatan DALYs lost akibat stroke 32,5%, prediksi beban ekonomi Rp.3,7Triliun. Perhitungan kontrafaktual tiga faktor risiko batas feasible diprediksi menurunkan 19.071 insiden stroke tahun 2020, biaya yang dihemat Rp.1,5 Trilyun. Upaya kontrafaktual plausibel diprediksi menurunkan 9.536 kasus, biaya yang dihemat Rp.688 Milyar (biaya tahun 2020 memperhitungkan inflasi 4,2%).
Diperlukan peningkatan perencanaan proram pencegahan PTM dengan cara proaktif untuk menaikan target deteksi dini kasus hipertensi dan DM menjadi 75% tertangani petugas dan 50% yang terkontrol. Membangun jejaring PTM agar isu risiko kesehatan PTM dapat terintegrasi secara demokratis, dan masuk dalam proses politik untuk mempengaruhi pengambil keputusan. Meningkatkan kualitas data rekam medik, survailans kesehatan, dan pencatatan penyebab kematian, yang dapat digunakan sebagai bahan advokasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1422
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>