Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahara Anjani Pardesi
"Reksa Dana merupakan salah satu instrument Pasar Modal di Indonesia. Reksa Dana paling dominan yang berlaku di Indonesia adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Masih banyak ketentuan yang belum diatur dalam peraturan yang mengatur KIK, khususnya ketentuan mengenai persyaratan hukum dalam proses penerbitan. Selain itu, beberapa karakteristik KIK yang memenuhi karakteristik suatu Badan Hukum menimbulkan pertanyaan mengenai kedudukan hukum KIK dalam peraturan perundang-undangan Indonesia. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan informasi mengenai persyaratan hukum KIK, kedudukan hukumnya dalam perundang-undangan Indonesia, dan kesesuaian norma-norma hukumnya. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dan komparatif yang menggunakan metode penelitian deskriptif analitis. Penelitian ini menemukan bahwa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif belum sepenuhnya mengatur ketentuan mengenai persyaratan hukum dalam proses penerbitan, serta kedudukan hukum dari KIK. Kemudian, norma hukum dalam peraturan yang mengatur KIK belum sesuai dengan praktik investasinya. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mempertegas persyaratan hukum, serta kedudukan hukum KIK melalui berbagai media informatif seperti buku pedoman OJK, maupun melalui Surat Edaran. Selain itu, baik OJK, investor, Manajer Investasi, dan Bank Kustodian, perlu melakukan perbandingan hukum praktik Reksa Dana dengan negara lain yang dapat menjadi sumber untuk mengevaluasi praktik Reksa Dana, serta menilai kesesuaian norma hukum KIK di Indonesia.

Mutual Funds is one of the Capital Market instrument in Indonesia. The dominant types of Mutual Funds is the Collective Investment Contract Mutual Funds (CIC). There are still many provisions that have not been regulated in regulations governing CIC, especially the provisions regarding legal requirements in issuance process. In addition, several characteristics of CIC that fulfill the characteristics of a Legal Entity raise questions regarding the legal standing of CIC in Indonesian legislation. For this reason, this research aims to explain information on the legal requirements of CIC, its legal standing in Indonesian legislations, and the suitability of its legal norms. This research is a normative and comparative legal research that uses descriptive analytical research methods. This research found that Financial Services Authority (POJK) Regulation No.23/POJK.04/2016 on Mutual Funds in the Form of Collective Investment Contracts does not fully regulates provisions regarding legal requirements in the issuance process, as well as the legal standing of CIC. Then, the legal norms of CIC are not suitable with its investment practices. Thus, the Financial Services Authority (FSA) needs to emphasize the legal requirements, as well as the legal standing of CIC through various informative media such as the FSA handbook, or through Circular Letters. In addition, all parties needs to conduct a legal comparison of Mutual Fund practices with other countries which can be a source for evaluating the practice of Mutual Funds, as well as assessing the suitability of the legal norms of CIC in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S23087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irkham Wibisono
"Skripsi membahas mengenai kemampuan market timing dan selectivity dari manajer investasi reksa dana saham dan reksa dana campuran di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode Henriksson Merton (HM) Rentang waktu penelitian adalah Januari 2008 sampai Desember 2013 dengan menggunakan data harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode penelitian tidak ada manajer investasi reksa dana saham dana reksa dana campuran yang secara signifikan positif mempunyai kemampuan selectivity. Sedangkan hasil analisis kemampuan market timing terdapat delapan manajer investasi reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing dan satu manajer investasi reksa dana campuran yang memiliki kemampuan market timing.

This undergraduate thesis discusses about testing market timing and selectivity of mutual funds investment manager in Indonesia. The Method used is Henriksson Merton, sampel research uses equity mutual funds and balanced mutual fund that active during the period January 2008 until December 2013.
The results show that the fund manager of equity mutual fund and fund manager of balanced mutual fund do not exhibit selectivity. While the results of market timing ability are eight fund manager of equity mutual fund have the ability and a fund manager of balanced mutual fund have this ability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renatha Gunstina
"Menurut laporan BAPEPAM, industri Reksa Dana di Indonesia pada tahun 2002 telah meningkat 21.3%, dari hanya 108 Reksa Dana pada akhir Desember 2001, menjadi 131 Reksa Dana pada akhir Desember 2002. Sementara itu dana kelolaan pada akhir tahun 2002 juga meningkat drastis hingga 300% dibandingkan dengari tahun 2001. Dan peningkatan dana kelolaan tersebut sebesar 80% berasal dan Reksa Dana Obligasi terutama obligasi rekap.
Dengan semakin berkembangnya instrumen Reksa Dana masalah yang dihadapi dari sudut pandang pemodal adalah bagaimana memilih aftematif Reksa Dana yang ada berdasarkan kinerja portofolio. Pertanyaan tentang apakah Manajer Investasi Reksa Dana dapat memberikan perkiraan pengembalian (expected return) di atas rata-rata pada benchmark yang tepat adalah isu yang relevan bagi investor. Karena pengukuran kinerja Reksa Dana merupakan perihal pokok yang dibahas dalam penelitian ini.
Jensen (1968) melahirkan suatu model yang mengukur kinerja portofolio dengan memperhitungkan profil risiko dan imbal hasil (risk adjusted return). Selanjutnya studi yang dilakukan oleh Traynor dan Mazuy (1966) serta Henriksson dan Merton (1981) berusaha merefleksikan kemampuan market timing dan stock selection sehingga diharapkan dapat diketahui saat yang tepat untuk memegang suatu portofolio. Model-model tersebut disebut model tradisional (unconditional) karena tidak memperhitungkan variabel-variabel perubahan kondisi makro ekonomi sebagai dasar pengambilan keputusan perubahan pembobotan dana pada pengukuran kinerja portofolio.
Menurut Ferson dan Warhter (1996) model-model unconditional mengabaikan kenyataan tingginya expected return di pasar modal terutama pada saat perekonomian yang sedang mengalami pemulihan sehingga keputusan Manajer Investasi yang terlihat mampu menghasilkan abnormal return pada masa pemulihan adalah bias. Sehubungan dengan itu Ferson mengembangkan suatu model conditional untuk mengatasi masalah pengukuran kinerja Manajer Investasi yang bias di masa pemulihan ekonomi. Pada model conditional diasumsikan bahwa portofolio yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia di masyarakat (public information) tidak dapat dikatakan memiliki informasi yang superior. Manajer Investasi yang mampu secara tepat menggunakan lebih banyak informasi dibandingkan dengan yang tersebar di publik, dikatakan memiliki kemampuan superior sehingga diharapkan menghasilkan abnormal performance (Curley & Bear, 1979).
Dalam penelitian ini penulis mengkaji model pengukuran kinerja portofolio pendapatan tetap di Indonesia. Dengan menerapkan model unconditional (single factor dan multiple factor) dan conditional (single factor dan multiple factor), ingin diketahui model manakah yang lebih mampu menjelaskan kemampuan superior Manager Investasi. Kemampuan Manajer Investasi pada portofolio pendapatan tetap yang dinamis dapat diukur dari besamya R-squared (R2) dan kecilnya standard error (S.E) regresi.
Penulis juga menilai pengaruh indikator makro ekonomi terhadap pengukuran kinerja portofolio. Tiga indikator makro ekonomi yang digunakan yaitu laju inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, dan pertumbuhan uang beredar. Selain itu penulis juga menguji keberartian spread yield rating dan term spread yield claim pengukuran kinerja portofolio Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia.
Dan hasil penelitian diperoleh bahwa S.E regresi dan sum of squared residual (SSR) versi conditional untuk semua model, lebih besar dibandingkan S.E. regresi dan SSR versi unconditional. Dan secara statistik dengan uji beda dua varian terbukti bahwa bias model unconditional lebih besar dibandingkan bias model conditional. Secara empiris terlihat bahwa R2 conditional untuk model Jensen, model Treynor-Mazuy, dan model Tiga Faktor lebih besar dibandingkan R2 unconditional. Ini merupakan indikasi bahwa indikator makro ekonomi cocok dikenakan pada model Jensen, model Treynor-Mazuy, dan model Tiga Faktor.
Penelitian ini berhasil mengidentitikasikan bahwa dua indikator makro ekonomi yaitu jumlah uang beredar dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar temyata tidak memiliki keberartian penting secara statistik ketika dikenakan pada model Jensen, model Traynor - Mazuy, dan model Tiga Faktor. Sedangkan untuk indikator laju inflasi adalah signTikan pada tingkat kekeliruan 5% bails pada model Jensen, model Traynor -Mazuy, maupun model Tiga Faktor. Secara empiris hat ini menunjukkan bahwa investor di pasar obligasi secara rata-rata lebih banyak menggunakan informasi laju inflasi dalam membuat keputusan investasi.
Hasil regresi model Tiga Faktor versi unconditional maupun versi conditional antara variabel kelebihan pengembalian portofolio dengan spread yield rating tertinggi dalam investment grade dengan rating terendah dalam investment grade, berkisar antara 0.040130 hingga 0.053475. Ini merupakan indikasi awal bahwa semakin melebar spread yield-nya hingga 100 bp, maka Manajer Investasi memiliki peluang arbitrage sebesar 4.01 bp hingga 5.34 bp untuk meningkatkan kelebihan pengembalian portofolio.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa Manajer investasi telah menjadikan rating sebagai salah satu pertimbangan utama investasi dan menjadi acuan penting dalam penentuan yield yang diharapkan. Spread yield rating di pasar obligasi Indonesia, menunjukkan adanya rasionalitas dan konsistensi Manajer Investasi dalam perdagangan obligasi. Selisih tersebut merupakan premi risiko yang diminta manajemen untuk mengkompensasi risiko yang ditanggung atas investasi.
Parameter antara variabel kelebihan pengembalian portofolio dengan term spread, selisih yield obligasi pemerintah 10 tahun dengan yield obligasi pemerintah 5 tahunan, berkisar antara -0.9261840 hingga -0.631610. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin lebar hingga 10 bp term spread obligasi pemerintah jangka panjang dengan jangka pendek, yang merupakan indikator semakin besamya opportunity cost dari penghindaran pajak, maka kemampuan manajer untuk menghasilkan abnormal return menurun sebesar 6.31 bp hingga 9.26 bp.
Hubungan negatif antara variabel kelebihan pengembalian portofolio dengan term spread dapat dijelaskan bila dilihat dari nisi perpajakan. Peneliti melihat adanya kecenderungan Reksa Dana yang melebur setelah mencapai usia 5 tahun karena adanya fasilitas pembebasan pajak jika usia Reksa Dana kurang dari 5 tahun. Spread yield antara yield obligasi pemerintah jangka panjang dengan yield obligasi pemerintah jangka pendek sesungguhnya merupakan opportunity cost yang dihadapi oleh Manajer Investasi karena mefakukan kebijakan penghindaran pajak. Dapat dinyatakan bahwa semakin lebar term spread obligasi pemerintah jangka panjang dengan jangka pendek maka kemampuan manajer untuk menghasilkan abnormal return menjadi semakin mengecil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasha Iguna Pratiwi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai salah satu bentuk investasi bagi investor di pasar
modal, yaitu reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, reksa dana dapat berbentuk perseroan dan kontrak investasi
kolektif. Bentuk hukum reksa dana yang dibahas dalam tesis ini adalah kontrak
investasi kolektif. Perkembangan positif terkait dengan industri reksa dana adalah
Manajer Investasi dapat menunjuk Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) / Bank
untuk melakukan pembelian dan/atau penjualan kembali Unit Penyertaan. Praktek
yang berlaku saat ini adalah bagi nasabah yang membeli Unit Penyertaan langsung
melalui Manajer Investasi akan mematuhi prinsip mengenal nasabah yang diterapkan
oleh Manajer Investasi sedangkan bagi nasabah yang membeli Unit Penyertaan
melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) / Bank akan mematuhi prinsip
mengenal nasabah yang diterapkan oleh APERD. Terdapat wacana bagi Manajer
Investasi untuk wajib meminta informasi profil nasabah yang diperoleh oleh APERD
dalam melakukan identifikasi, verifikasi dan pemantauan transaksi nasabah. Apabila
hal tersebut dilaksanakan, dengan demikian terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum dilakukannya perubahan atas proses penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah bagi nasabah yang membeli melalui Agen Penjual Efek Reksa
Dana, agar tidak bertentangan dengan apa yang telah diimplementasikan oleh
Manajer Investasi maupun Agen Penjual Efek Reksa Dana yang ditunjuk oleh
Manajer Investasi yang bersangkutan. Dalam hal ini peran notaris sebagai profesi
penunjang pasar modal tidak hanya berperan dalam penyusunan akta Kontrak
Investasi Kolektif tetapi juga untuk memastikan bahwa telah diaturnya perlindungan
investor sebagai pemegang Unit Penyertaan dalam reksa dana berbentuk kontrak
investasi kolektif. Tanggung jawab notaris tidak hanya termasuk pada keabsahan dan
keotentikan akta yang dibuatnya tetapi juga terhadap kebenaran informasi yang
dimuat dalam dokumen-dokumen terkait dengan pembentukan reksa dana berbentuk
kontrak investasi kolektif tersebut, termasuk diantaranya penerapan prinsip mengenal
nasabah yang diterapkan bagi pemegang unit penyertaan reksa dana ke dalam
kontrak investasi kolektif.

Abstract
This thesis discusses about one of the investment alternatives for investor in capital
market, which is mutual fund. Mutual fund is a vehicle used by the Investment
Manager to gather funds from the public for investment in a Securities Portfolio.
According to Capital Market Number 8 Year 1995, mutual fund can be organized as
a company and collective investment contract. The legal form that will be discussed
on this thesis is collective investment contract. The positive development related
with mutual fund industry is that the Investment Manager may appoint a Selling
Agent / Bank to distribute the mutual fund and to do a subscription and/or
redemption of a Participation Unit on behalf of the Participation Unit Holder. Current
implementation is that for investor who buys a Participation Unit directly from the
Investment Manager, he / she will comply the KYC Principles applied by the
Investment Manager while for investor who buys a Participation Unit through the
Selling Agent, he / she will comply the KYC Principles applied by the Selling Agent.
There is a plan for the Investment Manager to ask on customer profile that obtained
by APERD / Bank in identifying, verifying and monitoring the customer?s
transaction. If this idea will be implemented, then there are several matters that need
to be considered so that it will not be contradicted with what have been implemented
by the Investment Manager or with the Selling Agent appointed by the Investment
Manager. In this case, the role of notary as the capital market supporting professional
is not only for the establishment of Collective Investment Contract but also to make
sure the legal protection for investor as a Participation Unit Holder in mutual fund in
form of collective investment contract. Their responsibility includes not only on the
accurate and authenticity of the deed but also on the validity of the information that
related with the mutual fund in form of collective investment contract, including the
implementation of the KYC Principles into the deed."
2012
T30765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrie Rifani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh skala ekonomi dan lingkup ekonomi terhadap reksa dana di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap pada periode 2007-2011. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Hipotesis yang akan diuji adalah apakah terdapat pengaruh dari ER (Expense Ratio) sebagai ukuran biaya sebuah perusahaan investasi untuk mengoperasikan reksa dana terhadap FAMP (Family Proportion of Total), FUNP (Fund Proportion of Total), perputaran uang yang terjadi dalam suatu reksa dana, durasi dari reksa dana, aset dari suatu reksa dana, biaya awal pembelian dan biaya pada saat penjualan. Hasil yang dari penelitian ini adalah ER (Expense Ratio) memiliki pengaruh signifikan terhadap FUNP (Fund Proportion of Total), perputaran uang, dan aset dari suatu reksa dana. Sedangkan ER (Expense Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap FAMP (Family Proportion of Total), durasi dari reksa dana, biaya awal pembelian dan biaya pada saat penjualan.

This research aims to analyze the effect of Economies of Scale and Economies of Scope adoption on the mutual funds in Indonesia. The sample in this study is equity funds and debt funds in the period 2007 to 2011. The research approach used is a quantitative approach using multiple linear regression method. The hypothesis to be tested is whether there is influence from ER (Expense Ration) as a measure of the cost of an investment company to operate a mutual fund against the FAMP (Family Proportion of Total), FUNP (Fund Proportion of Total), turnover in the mutual funds, duration of the mutual funds, assets of the mutual funds, cost at initial purchase and cost at the time of sale against the expense ratio. The results of this study is Expense Ratio has a significant influence on the FUNP (Fund Proportion of Total), turnover in the mutual funds, and assets of the mutual funds. While Expense Ratio do not significantly influence the FAMP (Family Proportion of Total), duration of the mutual funds, cost at initial purchase and cost at the time of sale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suot, Ronald Carolus Lasut Sahelangi
"For over more than a decade, the mutual funds industry in Indonesia showed its dynamic development. Thanks to the advantage of small-amount investment characteristic, this investment product had reached brooader scope of sicety as its investors, compared to the conventional type of investment tools such as equities and bonds. As a stock-based instrument, equity funds offers the highest expected return, complied with greater risk for the bearer. This type of investment is a great deal for aggressive investors that is looking for highest benefit from the market. This study uses Data Envelopment Analysis (DEA) and the Malmquist Index method to measure the relative efficiency of equity funds in Indonesia, as well as the productivity change for the 2004-2006 period. The result shows that for the period observed there has been an increase of the productivity change for equity funds in Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Astriani
"Perkembangan pasar modal menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya di bursa. Namun untuk dapat berinvestasi secara langsung, ada beberapa kendala yang dihadapi para investor. Kendala tersebut biasanya meliputi keterbatasan pengetahuan, informasi dan waktu. Salah satu alternatif instrumen keuangan yang dapat menjadi solusi atas kendala tersebut adalah reksa dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Belakangan ini, reksa dana mulai menerapkan prinsip syariah dalam sistem operasionalnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional periode 2009-2011 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Serta menggunakan metode baru yaitu DEA dan RAR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kinerja reksa dana syariah lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional. Lalu, jika dibandingkan berdasarkan masing-masing manajer investasi, dari 3 manajer investasi yang diteliti 2 diantaranya menunjukkan bahwa kinerja reksa dana konvensionalnya lebih baik dibandingkan reksa dana syariahnya. Namun setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan mengunakan pengujian independent sample t-test diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksa Dana syariah dengan konvensional.

The development of the capital market sucessfully attracted many investors to invest. But to invest directly, there are several obstacles faced by investors. These constraints include a limited knowledge, information and time. An alternative of financial instruments that could be a solution is Mutual Funds. Mutual funds is an instrument used to collect funds from investor and then invested in a portfolio of securities by investment managers. Lately, mutual funds began to apply the principles of sharia.
The purpose of this research is to analyze the comparison between the performance of sharia mutual funds and conventional from 2009 to 2011 measures by Sharpe, Treynor and Jensen. Then by new method, there are Data Envelopment Analysis and Risk Adjusted Return.
The result showed that overall, islamic mutual fund performance is better than conventional. And then, when compared by each investment managers, from 3 investment managers, 2 of them showed that conventional mutual funds performance was higher than sharia mutual funds. However, proved by independent sample t-test, the result showed that there was no significant difference between the performance of islamic mutual funds and conventional.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Laksana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Sampel penelitian ini terdiri dari 29 reksa dana saham di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi data panel. Dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor sebagai pengukuran kinerja, hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan, fund size dan fund age berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Kemudian, fund size memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana saham. Tetapi, fund age memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana saham.

The research aims to analyze the effect of fund size and fund age on equity mutual fund performance in Indonesia for the period 2009-2013. The sample used are 29 equity mutual funds. This research is a quantitative research by using panel data regression. By using Sharpe and Treynor methods as the mutual fund performance measurement, the results of this research indicate that simultaneously, fund size and fund age have significant effect on equity mutual fund performance. Furthermore, fund size has positive significant relationship on equity mutual fund performance. On the other hand, fund age has negative significant relationship on equity mutual fund performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Dewi Akbarini
"Penelitian ini bertujuan untuk meriyelidiki pengaruh dari faktor-faktor tertentu terhadap kinerja dari reksadana. Jumlah dari reksadana telah meningkat secara pesat pada beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang semakin membaik sejak krisis yang terjadi pada tahun 1997. Karena reksadana merupakan sebuah investasi yang menarik belakangan ini, penulis hendak menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksadana. Sampel yang diambil adalah reksadana yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan terdaftar di Bursa Saham di Indonesia. Penulis mcnemukan 245 reksadana yang terdaftar, tapi hanya terdapat 215 reksadana yang masih bertahan hingga sekarang. Penulis memeiiksa perdagangan reksadana-reksadana tersebut dari tahun 1999-2003. Kemudian penulis menemukan hanya terdapat 36 reksadana yang diperdagangkan dari tahun 1999-2003. Dan karma ketidak lengkapan data, maka kemudian penulis hanya memperoleh 34 reksadana yang dapat dianalisa. Penulis menganalisa korelasi antara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja reksadana yaitu: 1. Besarnya dana yang dikelola oleh manajer investasi. 2. Afiliasi dari manajer investasi, apakah ia manajer investasi lokal atau joint venture. 3. Kekhususan dari manajer investasi di dalam mengelola reksadana. 4. Umur dari reksadana itu sendiri.
Penelitian ini membagi waktu penelitian menjadi 2 periode : sebelum terjadinya "booming" reksadana (tahun 1999 sampai dengan 2001) dan setelah terjadinya "booming" reksadana (tahun 2002 dan seterusnya). Indikasi terjadinya booming ditunjukkan oleh data statistik atas kinerja reksadana, khususnya peningkatan pesat atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari reksadana. Dan data statistik diperoleh bahwa NAB reksadana meningkat dengan pesat di tahun 2002 dan seterusnya.

This research is about the factors influencing the performance of mutual funds. The number of mutual funds has been rapidly increased for the last several years. The increasing was caused by the better economic condition since the crisis held in year 1997. Since mutual funds have become an interesting investment these days, the author would like to investigate the factors influencing the performance of mutual funds. The samples are mutual funds managed by investment companies listed in the Indonesian Stock Exchange. We found 245 mutual funds listed in Indonesian Stock Exchange, but only 215 mutual funds still exist until now. We reviewed their trading from year 1999 to year 2003. Next we found 36 mutual funds traded between years 1999 to year 2003. Because of the uncompleted data reason, we finally collected only 34 mutual funds to be analyzed. We analyzed the correlation between the factors influencing the mutual fund's performance which are : I. The size of the deposit managed by the investment company 2. The affiliation of the Investment Manager, whether it is a local or joint venture. 3. The focus of the investment company in managing the mutual fund. 4. The age of mutual funds itself.
This research divides the time horizon into two periods: before the "booming" of the mutual funds (year 1999 to year 2001) and after the "booming" of the mutual funds (year 2002 and after). The booming indication arises from the statistical data of the performance of mutual funds. From the statistical chart we can see that the Net Asset Values of mutual funds were rapidly increased in year 2002 and after.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>