Ditemukan 164678 dokumen yang sesuai dengan query
Syifa Fauziatun Nikmah
"Gagal ginjal kronik merupakan penyakit terminal yang progresif dan ireversibel. Fungsi ginjal meliputi regulasi cairan, detoksifikasi serta produksi hormon. Pasien dengan GGK harus menjalani hemodialisis rutin sebagai terapi penggantian ginjal sementara. Pasien yang sedang menjalani hemodialisis seringkali mengalami masalah overload cairan, dimana harus melakukan pembatasan cairan untuk menghindari kelebihan cairan. Masalah overload cairan dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya bahkan dapat berujung dengan kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan program pembatasan cairan yang efektif dan efisien melalui upaya pemantauan intake output cairan untuk mencegah komplikasi. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus dengan tujuan menggambarkan metode pemantauan intake output cairan pasien GGK dengan menggunakan fluid intake output chart. Pemantauan tersebut terbukti efektif untuk menangani overload cairan pada klien, dibuktikan dengan berkurangnya manifestasi overload cairan pada klien.
Chronic Kidney Disease is a progressive and irreversible terminal disease. Kidney function includes fluid management, detoxification and hormone production. Patients with Chronic Kidney Disease should replace hemodialysis as a temporary kidney replacement therapy. Patients who are trying to solve the problem of excess fluid, which must do fluids to avoid excess fluid. The problem of excess fluid can cause health problems. Therefore, an effective and efficient fluid program is needed to overcome the problem, which is issued through an fluid intake output monitoring. This scientific study was a case study method with the aim of evaluating the intake method for patients with CKD by using a fluid intake output chart. This monitoring has proven to be effective in dealing with excess fluid in the client, evidenced by the reduction in manifestations of excess fluid in the client."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yaumi Rahmah Maulidiah
"Satu dari empat penduduk Indonesia atau sebesar 24,1% penduduk di Indonesia melakukan perilaku menetap yang tidak sehat lebih dari 6 jam/hari. Perilaku menetap yang tidak sehat (PMTS) adalah salah satu faktor risiko terjadinya masalah penurunan kesehatan seperti kelebihan berat badan. PMTS merupakan perilaku yang terjadi pada saat duduk atau berbaring dan membutuhkan pengeluaran energi yang sedikit. Tujuan dari peneltiain ini adalah untuk mengetahui hubungan antara PMTS dengan kelebihan berat badan pada pekerja di Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Cengkareng. Desain penelitian cross sectional ini melibatkan 78 pekerja kantor di DKPPU. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner mengenai karakteristik responden, Baecke Physical Activity Scale untuk menilai aktivitas fisik idan Adult Sedentary Behaviors Surveyuntuk menilai PMTS. Uji statistik yang dilakukan menggunakan software SPSS dan menggunakan uji chi square untuk analisis bivariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 53,8% memiliki PMTS ringan dan 52,6% memiliki IMT tidak normal. Hasil analisis menujukan terdapat hubungan antara PMTS dengan kelebihan berat badan (p value= 0,000). Pekerja dengan PMTS ringan memiliki 10,35 kali lebih besar memiliki IMT yang normal dibandingkan dengan pekerja dengan PMTS berat (OR: 10,35). Saran penelitian ini diharapkan pekerja memiliki aktivitas fisik yang seimbang, meningkatkan kebiasaan olahraga,dan mengurangi PMTS pada saat waktu luang.
One in four Indonesian population or 24,1% of the population in Indonesia spend ≥6 hours in sedentary behavior. Sedentary behavior (SB) is one of the risk factors of health problems such as being overweight. SB is a behavior of sitting or lying down that requires little energy in a daily basis. The goal of this research is to identify the relationship between SB and overweight occurrence on Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU)s employees, Cengkareng. This research used cross sectional method and involved 78 employees of DKPPU. Questionnaire used in this research assessed respondent characteristic, Baecke Survey Activity Scale to assess physical activity, and Adult Sedentary Behavior Survey to assess SB. Chi-squared test was used to analyze the relationship between two variables. The result showed that 53.8% employees have low level of SB and 53.6% of them have abnormal BMI score. The analysis test showed that there was a significant relationship between SB and overweight occurrence (p: 0.001). Employees with low level of SB were having 10.35 times bigger chance of developing normal range of BMI than the employees with high level/ severe SB level (OR: 10.35). This result suggested all workers to have a balance physical activity, increase their exercise, and limit their SB."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fitra Albana Wahyudi
"Chronic kidney disease atau gagal ginjal kronis merupakan gagal ginjal stadium akhir yang tidak dapat disembuhkan. Fungsi ginjal meliputi pengaturan cairan, detoksifikasi, dan produksi hormon. Penderita penyakit ginjal kronis perlu menjalani hemodialisis rutin sebagai terapi pengganti ginjal sementara. Penderita penyakit ginjal kronis seringkali mengalami masalah kelebihan cairan akibat disfungsi filtrasi glomerulus, oleh karena itu pengaturan cairan yang ketat dan efektif harus dilakukan untuk mencegah komplikasi seperti kelebihan cairan. Tugas akhir ini menggunakan metode studi kasus asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik terminal yang fokus pada intervensi manajemen cairan dengan tabel pemantauan intake dan output cairan.
Chronic kidney disease or chronic kidney failure is a terminal disease that changes slowly and is irreversible. Kidney function consists of fluid regulation, detoxification, and hormone production. Patients with crhonic kidney disease must undergo routine hemodialysis as temporary renal replacement therapy. Patients with chronic kidney disease often experience problems with excess fluid due to glomerular filtration dysfunction, so strict and effective fluid digestion must be carried out to prevent complications by monitoring fluid intake and output. The writing of this final assignment uses a case study method using fluid intake and output monitoring charts and this monitoring is effective in dealing with excess fluid volume, as evidenced by the reduction in manifestations of excess fluid in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Megasari Yanuar Wisudawati
"Pembatasan cairan merupakan masalah yang belum optimal dilakukan oleh pasien penyakit ginjal kronik. Rasa haus sering muncul pada pasien yang harus melakukan pembatasan cairan. Studi kasus ini mendeskripsikan proses berkumur dengan mouthwash mint pada pasien penyakit ginjal kronik untuk mengurangi rasa haus akibat pembatasan cairan. Hasil yang didapatkan setelah penggunaan mouthwash mint pada pasien bahwa skala haus pasien berkurang dari skala 5 menjadi skala 3. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa mouthwash mint pada pasien penyakit ginjal kronik penting dilakukan sebagai manajemen rasa haus. Karya ilmiah ini merekomendasikan perawat untuk mengajarkan takaran yang tepat dalam penggunaan mouthwash mint non alcohol kepada pasien penyakit ginjal kronik untuk mengurangi rasa haus.
Fluid restriction is a problem that has not been optimally performed by patients with chronic kidney disease. Thirst distress usually appears in patient with fluid restriction. This case study describes the process of gargling with mint mouthwash in chronic kidney disease patients to reduce thirst due to fluid restriction. The evaluation of using mint mouthwash in patients showed that the patient's thirst scale reduced from 5 to 3. The results of this study showed that mint mouthwash in patients with chronic kidney disease is important as thirst management. This paper recommend nurses to educate chronic kidney disease patients for using right dose in the use of non alcoholic mint mouthwash to reduce thirst."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Apitri
"Penurunan laju filtrasi glomerulus merupakan satu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan dan membutuhkan terapi hemodialisa sebagai pengganti fungsi ginjal. Pembatasan cairan perlu dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa. Pembatasan cairan ini menyebabkan rasa haus yang tidak terkontrol sehingga pasien sulit untuk mengontrol pemasukan cairan. Rasa haus menyebabkan pasien sulit dalam membatasi cairan serta dapat meningkatkan kelebihan volume cairan diantara sesi hemodialisa salah satu intervensi untuk mengtasi rasa haus pada pasien GGK adalah dengan berkumur penyegar mulut rasa mint. Oleh karena itu tujuan dari studi kasus ini adalah untuk melihat kefektifan Intervensi berkumur dengan penyegar mulut rasa mint adalah untuk mengatasi rasa haus dalam rangka menjga keseimbangan cairan tubuh pada pasien gagal ginjal kronik. Metodologi studi kasus yang dilakukan selama 7 hari perawatan 2-7 kali sehari hasil intervensi tersebut didapatkan bahwa intervensi ini terbukti mampu mengurangi rasa haus yang dialami pasien yang di tunjukkan dengan kepatuhan dalam rstriksi cairan dan balance cairan yang selalu minus pada evaluasi selama intervensi. Pasien merasa terbantu dalam mengatasi rasa haus dalam manajemen pembatasi cairan sehingga tidak terjadi komplikasi dan peningkatan volume cairan diantara sesi hemodialisa sehingga intervensi ini dapat menjadi salah satu rekomendasi bagi perawat untuk melakukan intervensi mandiri dalam mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien gagal ginjal kronik.
The decrease of glomerular filtration rate is a condition where kidney function has decreased in chronic renal failure patient requires hemodialysis therapy to replace renal function. Fluid restriction which implemented in chronic renal failure patients with hemodialysis could lead to uncontrolled feeling of thirst. During hemodialysis session, the thirst in patient could enhance excess fluid volume because difficult to manage the water intake. One of the interventions to treat thirst in patients with chronic renal failure is by gargling with mint freshen. The purpose of this case study is to look at the effectiveness of the gargling intervention with mint flavored freshener to overcome thirst in order to maintain body fluid balance in patient with chronic renal failure. The methodology of the case study performed in 2-7 times a day as a result of the intervention found that this intervention proved to be able to reduce the thirst with shown the thirst has decreased among hemodialysis session. The evaluation result in adherence of controlling and balancing fluid after the intervention always showed minus score. The result of this case study is expected to be useful for the development of nursing science in the future about managing the thirst to prevent the complication of increasing fluid volume through gargling with mint freshener especially in patient with chronic renal failure among hemodialysis session. This intervention is expected to be one of recommendations for independent nursing intervention to overcome excess fluid volume in patients with chronic renal failure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Levy Wayiqrat
"Kepatuhan pembatasan cairan merupakan permasalahan yang akan terus dihadapi pasien GGK. Ketidakpatuhan pembatasan cairan dapat menyebabkan kegagalan terapi, menurunnya kualitas hidup pasien, bahkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pasien GGK dengan hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 101 responden dengan consecutive sampling.
Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan pengamatan IDWG Interdialytic Weight Gain . Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-Square bivariat dengan ?=0,05, didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan p=0,88. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemberian perhatian pada kondisi psikologis pasien GGK on HD untuk meningkatkan kepatuhannya.
Fluid resstriction adherence is a major change in patient with CKD. Nonadherence to fluid restriction can lead to treatment failure, reduce quality of life, and also increase morbidity and mortality number. This study aimed to identify the corelation between fluid management knowledge level with fluid restriction adherence in CKD patient undergoing haemodialysis at RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur. The study design was Cross Sectional that involved 101 respondents. Data were collected through filling questionnaire and observating Interdialytic Weight Gain IDWG. Analysis data used Chi Square 0.05, resulted in that there was no significant association between fluid management knowledge level and fluid restriction adherence p 0.88. This study recommends the important of psychological issues to increase patients adherence level."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67814
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rita Melianna
"Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Masalah yang mengakibatkan kegagalan pada terapi hemodialisa adalah kepatuhan klien. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, menggunakan sampel pasien GGK yang mengikuti hemodialisa di RS Fatmawati sebesar 84 responden.
Hasil univariat menunjukkan, responden tidak patuh terhadap pembatasan cairan sebesar 76%, responden mengalami overload sebesar 53,6%. Hasil bivariat (Chi-Square) dengan α=0,05, didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan pembatasan cairan dengan overload (p=0,35). Semakin besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin kecil terjadi overload.
Chronic kidney failure (CKD) is a clinical condition indicated by irreversible decline in kidney function on a certain level resulting in the need for kidney replacement therapy. One of the replacement therapy is hemodialysis. Patients obedience to fluid restriction is one of the factors affecting the success of hemodialysis therapy. This study used descriptive-correlative method. The samples of this study are CKD patients taking hemodialysis at Fatmawati Hospital amounted to 84 persons. The result showed 76% of respondents were disobedient to fluid restriction and 53,6% suffer from fluid overload. Study also found there was no significant relationship between the patients obedience and the incidence of overload (p=0,35; α=0,05). The higher patients obedience to fluid restriction, the less likelier fluid overload would happen."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52552
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Nilasari
"Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan nyatanya tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah penduduk, akan tetapi juga turut mendorong masyarakat perkotaan mempromosikan gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu masyarakat perkotaan banyak mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan jumlah terbanyak yang menyebabkan gagal ginjal kronis hingga pasien harus menjalani terapi hemodialisis. Manajemen cairan berupa pembatasan cairan merupakan permasalahan yang sering dialami pasien hemodialisis. Pasien sering kali merasa tidak nyaman terhadap pembatasan cairan yang dianjurkan karena menyebabkan mulutnya terasa kering dan menimbulkan rasa haus. Akibat dari rasa haus yang dirasakan, maka pasien mengkonsumsi cairan tanpa batas yang jelas. Ketidakpatuhan manajemen cairan sangat berbahaya, peningkatan berat badan diantara sesi dialisis (IDWG) yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada kualitas hidupnya. Mengulum es merupakan salah satu intervensi untuk mengurangi gejala xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis, sehingga membantu pasien dalam membatasi asupan cairan.
The increasing number of people in urban area, in fact not only impact on improving the population, but also encouraging urban resident promote unhealthy lifestyle. Unhealthy lifestyle leads to the community undergo hypertension. Hypertension is degenerative disease with the most number of causing chronic kidney failure to patients should be hemodialsis theraphy. Management of fluid restriction becomes obstacles among these patients. Patients often feel discomfort to limit fluid intake. Sensation of thirst and dry mouth make the patient disobey from fluid restriction. Fluid management leads to increase in weught gain between dialysis (IDWG), thus it effects on bad quality of life. Sucking ice is one of intervention to relieve the symptoms of xerostomia in patients kidney failure chronic underging hemodialisis, then can help patients to limit fluid intake."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rulli Wulandari
"Gagal ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) ialah menurunnya fungsi jaringan ginjal yang ireversibel dan progresif. Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kebijakan pembatasan cairan pada pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis dapat mempengaruhi kebutuhan asupan cairan pasien dan tirah baring lama dapat meningkatkan risiko terjadinya konstipasi pada pasien CKD. Kurangnya asupan cairan dalam tubuh dan kurangnya aktivitas fisik akibat fatigue dapat mengakibatkan konstipasi. Salah satu intervensi mandiri berbasis bukti dalam mengatasi konstipasi yakni dengan pijat abdomen. Pijat abdomen dapat secara efektif merangsang gerak peristaltik usus dan meningkatkan frekuensi buang air besar serta mengurangi kesulitan buang air besar.
Chronic Kidney Disease (CKD) is an irreversible and progressive decline in kidney tissue function. The inability of the body to maintain metabolism and fluid-electrolyte balance leads to uremia or retention of urea and other nitrogenous wastes in the blood. Fluid restriction policies in patients with chronic renal failure disease may affect the patient's fluid intake needs and prolonged bed rest may increase the risk of constipation in CKD patients. Lack of fluid intake in the body and lack of physical activity due to fatigue can lead to constipation. One of the evidence-based self-interventions in overcoming constipation is abdominal massage. Abdominal massage can effectively stimulate intestinal peristalsis and increase the frequency of bowel movements and reduce the difficulty of defecation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kallenbach, Judith Z.
St. Louis : Mosby Elsevier, 2012
617.461 KAL r
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library