Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Hendra Yunal
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang peran pendamping dalam program pemberdayaan desa (PPD) serta mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh pendamping dalam PPD tersebut. Penelitian ini dipandang penting mengingat persentase masyarakat miskin makin bertambah dan salah satu upaya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Riau untuk mengatasinya ialah melalui PPD ini. Kenyataan di lapangan mengindikasikan bahwa Kelurahan Muara Fajar, salah satu kelurahan yang menerapkan program ini dinilai berhasil berdasarkan indikator yang telah dirumuskan. Tentunya keberhasilan ini tidak terlepas dari peran pendamping yang memperkenalkan dan menjalankan program ini di tengah-tengah masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan yang dipilih secara purposive sampling, dengan lingkup informan mencakup Koordinator Daerah (Korda) PPD, Lurah, Ketua LPM, Pendamping Desa (PD), Kader Pembangunan Masyarakat (KPM), Kasir UEK-SP Fajar Kehidupan dan masyarakat selaku kelompok sasaran. Adapun keseluruhan penelitian ini membutuhkan waktu selama 7 bulan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam menjalankan perannya, pendamping berpedoman pada alur atau tahapan kegiatan yang telah dirumuskan oleh pembuat program, dalam hal ini adalah Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian PPD Provinsi Riau. Tahapan-tahapan tersebut meliputi : (1) Musyawarah Kelurahan (MK) I, (2) Identifikasi Potensi Kelurahan & Penggalian Gagasan, (3) Pembukaan Rekening Dana Usaha Kelurahan (DUK), Rekening Usaha Ekonomi Kelurahan-Simpan Pinjam (UEK-SP) dan Rekening Simpan-Pinjam (SP), (4) Pembentukan Tim Verifikasi & Verifikasi Usulan, (5) Musyawarah Kelurahan (MK) II, (6) Pencairan & Penyaluran DUK, (7) Musyawarah Kelurahan III (Pertanggungjawaban) serta (8) Pelaksanaan Kegiatan DUK & Angsuran Pinjaman. Dalam delapan tahapan tersebut, pendamping lebih berperan sebagai fasilitator, enabler, educator dan broker. Peran sebagai fasilitator dapat terlihat pada MK I dan II, karena sesuai dengan fakta di lapangan bahwa pendamping dalam memutuskan sesuatu dilalui dengan jalan konsensus atau kesepakatan bersama yang merupakan salah satu peran khusus dari fasilitator. Selanjutnya peran sebagai enabler (pemercepat perubahan) bisa diamati sewaktu penggalian gagasan. Dalam penggalian gagasan tersebut pendamping membantu masyarakat menyadari dan melihat kondisi mereka dan permasalahan yang mereka alami, karena memang memahami aspirasi kelompok masyarakat merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendamping dalam menjalankan suatu program. Adapun peran sebagai educator (pendidik) dapat dijumpai pada waktu verifikasi usulan yang dilakukan oleh pendamping bersama tim verifikasi, dimana pendamping menyampaikan informasi secara baik, jelas dan mudah ditangkap oleh masyarakat terkait dengan kekurangan dalam hal kelengkapan administrasi proposal yang diajukan. Sedangkan peran selaku broker (perantara) bisa dilihat sewaktu pencairan dan penyaluran dana usaha kelurahan (DUK), dengan cara membantu masyarakat berurusan ke Bank, jelasnya pendamping berupaya menghubungkan masyarakat yang membutuhkan bantuan tata cara membuka rekening tabungan/pinjaman dengan pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI). Secara umum, keseluruhan peran yang dijalankan oleh pendamping pada program pemberdayaan desa ini telah berjalan dengan baik dan ini tidak terlepas dari berbagai faktor pendukung. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam menjalankan program ini ada beberapa faktor yang mendukung pendamping berperan secara optimal seperti faktor keterbukaan masyarakat, kerjasama tim, ketokohan ketua pengelola UEK-SP, dan skill pendamping. Namun walaupun demikian, terdapat pula faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh pendamping di lapangan seperti ketidaklengkapan administrasi kependudukan-pertanahan dan karakter pemanfaat. Berdasarkan temuan lapangan maka direkomendasikan kepada pendamping untuk memperhatikan aspek peningkatan kapasitas kelembagaan. Kelembagaan yang dimaksud di sini lebih mengarah pada lembaga informal, seperti organisasi pemuda, ikatan remaja masjid, perkumpulan pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu dan lain-lain. Karena memang program ini tidak hanya mencakup aspek pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi semata, tetapi juga meliputi aspek peningkatan kapasitas kelembagaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isra Yeni
"Penelitian yang berjudul Peran Pendamping Dalam Program Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Comdev Indonesia di Penjaringan, Jakarta Utara) ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai peran pendamping Comdev Indonesia dalam melaksanakan program pengembangan masyarakat yang berorientasi pada program pemberdayaan ekonomi di Penjaringan, Jakarta Utara, mendeskripsikan dan menganalisis mengenai hambatan yang dialami oleh pendamping Comdev Indonesia dalam melaksanakan pengembangan masyarakat yang berorientasi pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat di Penjaringan, Jakarta Utara, dan mendeskripsikan dan menganalisis hasil dari proses pendampingan dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Latar belakang dari pemilihan topik pada penelitian ini adalah belum optimalnya pencapaian tujuan program kemiskinan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh LSM, termasuk program pengembangan masyarakat yang berorientasi pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan Comdev Indonesia. Padahal dalam, program-program tersebut ada pendampingan yang dilakukan oleh pendamping. Terdapat empat peran utama yang dirumuskan oleh Comdev Indonesia untuk para pendampingnya, yaitu : peran fasliitatif, peran edukatif (peran pendidikan), peran representatif (peran perwakilan), dan peran teknis. Oleh sebab itu, salah satu upaya agar program pengentasan kemiskinan khususnya program pengembangan masyarakat yang berorientasi pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat berjalan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk membantu masyarakat miskin seperti untuk meningkatkan pendapatan mereka karena pendapatan mereka masih di bawah standar (belum sesuai dengan upah minimum propinsi) belum bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, dapat tercapai dengan adanya peran-peran yang dilakukan oleh pendamping sesuai dengan kebutuhan tempat pendamping di tugaskan atau ditempatkan.
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sementara jenisnya adalah penelitian yang tergolong penelitian case study. Lokasi penelitian adalah kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Janis sampling (Type of Sampling) pada penelitian ini adalah nonprobab lity sampling atau nonrandom sampling dan penentuan informan dalam penelitian ini mengggunakan metode Snowball Sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan teori peran community worker dari Jim Ife. Jim Ife mengemukakan bahwa ada empat peranan utama yang dimainkan seorang ages pendamping (community worker) agar terwujudnya tujuan sebuah program pengembangan masyarakat, yakni pecan fasilitatif (facilitative roles), peran pendidikan (educational roles), peran.perwakilan (representational roles), dan peranan teknis (technical roles).
Kelurahan Penjaringan adalah daerah yang pertama kali dilaksanakannya program pengembangan masyarakat yang berorientsi pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat oleh Comdev Indonesia. Dan dari hasil peneiitian, terdapat beberapa peran yang dilakukan oleh pendamping Comdev Indonesia, yaltu: peran fasililatif yang meliputi animasi sosial, pemberi dukungan, fasilitasi kelompok, pemanfaat sumber daya dan keterampilan, serta mengorganisir; peran pendidik yang dilakukan oleh pendamping adalah membangkitkan kesadaran, memberikan informasi, memberikan pelatihan; peran perwakilan yang dilakukan oleh pendamping adalah mencari sumber daya manusia, sharing ilmu dan pengalaman; peran teknis yang dilakukan pendamping adalah mengumpulkan data (data collection), mengoperasikan komputer untuk memasukkan data-data yang yang sudah didapatkannya di lapangan, manajemen, pendamping membuat pembukuan sederhana yang dilaporan kepada Comdev, dan mengontrol keuangan. Selain itu, ada lima tahap intervensi yang dilakukan oleh pendamping yaltu pengenalan wilayah pemberdayaan, konsolidasi internal mitra komunitas, penyusunan rencana program, pelaksanaan program, dan monitoring dan evaluasi.
Ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh pendamping dalam menjalankan program tersebut, yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatan tersebut disebabkan oleh tiga faktor yaitu, predisposisi yang terdiri dari kurangnya pengetahuan dan persepsi masyarakat mengenai bantuan. Faktor penguat terdiri dari banyaknya tengkulak, latar belakang pendamping bukan dari marketing, sikap pendamping yang kurang bisa berinteraksi secara luwes dengan ibu-ibu, dan tidak adanya keterlibatan dari pihak-pihak tokoh masyarakat, bailk formal maupun non formal secara langsung. Faktor pemungkin terdiri dari salary pendamping yang kecil. Namun meskipun mengalami hambatan ada beberapa hasil yang di dapat dari pelakasanaan program tersebut, seperti rneningkatnya pendapatan mitra komunitas (sasaran progam).
Dalam rangka mengoptimalkan hasil dari proses pendampingan yang dilakukan oleb pendamping maka perlu kiranya dilakukan beberapa perbaikan yaitu: Pertama, peiibatan tokoh masyarakat, bailk tokoh masyarakat formal maupun informal. Kedua, pada setiap pengambilan keputusan yang nantinya berdampak kepada mitra komunitas maka hendaknya pendamping mengikutsertakan mitra komunitas. Ketiga, perlu kiranya pendamping meningkatkan hubungan dengan mitra komunitasnya. Keempat, pendamping sebaiknya lebih memperdalam keilmuan atau pun keterampilan baik dilakukan secara otodidak atau dengan Cara lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research used multi cases study about the delvery of religious dialogue which bases on Islamic framework and the changes in the point of view of social culture in Salatiga
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gaya Nitiya Sutrisno
"Penelitian ini bertujuan untuk bertujuan untuk melihat peran-peran kader dalam melaksanakan Program Klaster Berdaya dan hambatan-hambatan yang ada dalam melaksanakan program tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif yakni dengan memaparkan hasil temuan lapangan terkait peran-peran kader dan hambatan yang ada dalam pelaksanaan Program Klaster Berdaya. Di dalam penelitian ini, teknik pemilihan informan akan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria pemilihan informan dilakukan terhadap kader dan fasilitator berdasarkan keterlibatan aktif dalam program. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kader dan fasilitator yang sekaligus merupakan upaya triangulasi untuk meningkatkan kualitas peneltian. Hasil penelitian menunjukkan kader menjalankan peran dan keterampilan yakni fasilitatif, edukatif, perwakilan dan teknis yang membantu berjalannya program dalam upaya melakukan proses perubahan sosial untuk mendorong kemandirian dalam masyarakat. Di dalam pelaksanaannya, terdapat hambatan yang ditemui baik yang berasal dari internal maupun eksternal.

This study aims to describe roles of cadre in the implementation of Program Klaster Berdaya and the obstacles occurred during the program implementation. This research adapted qualitative method with descriptive approach by describing the findings related to roles of cadres and obstacles during the implementation of Program Klaster Berdaya. In this research, purposive sampling is used to select the informants of cadres and facilitator based on their active involvement on the program. Data collection was carried out through interviews with cadres and facilitators which also aims to conduct triangulation to improve research quality. The result of the research shows that cadres conducted roles of facilitative, educational, representative and technical to run program implementation to carry out social change in order to encourage self-reliance in society. During the implementation also found obstacles both from internal and external of the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lasito
"Tesis ini meneliti tentang keterlibatan lembaga-lembaga desa dalam kegiatan pemhangunan dalam rangka upaya pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah desa beserta unsur-unsurnya dan lembaga kemasyarakatan seperti (LKMI) dan lembaga adat dipandang memiliki peran tersendiri dalam pemhangunan desa. Perlunya lembaga-lemhaga desa itu terkait erat dengan mekanisme yang dijalankan pemerintah dalam menyampaikan program pembangunan kepada masyarakat dengan memanfaatkan kelembagaan yang ada.
Pada sisi yang lain lembaga-lembaga itu sudah dikenal oleh masyarakat sehingga akan menjamin partisipasi aktif masyarakat. Ditinjau dari segi pemberdayaan, lembaga-lembaga itu merupakan bentuk representasi masyarakat. Relevan dengan itu, penelitian ini akan mengkaji heherapa program dan kegiatan pembangunan, baik yang bersumher dari pemerintah maupun swadaya masyarakat di Desa Sami, Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuannya untuk mendeskripsikan karakteristik dari pelaksanaan pembangunan desa dalam kerangka upaya pembeerdayaan masyarakat dan mcngetahui kondisi dari lembaga-lembaga desa yang ada. Data diperoleh dengan wawancara kepada sepuluh informan penting di lokasi penelitian ditambah dengan studi data sekunder dan observasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rabiah
"Pendamping mempunyai peranan yang sangat penting dalam Program Keluarga Harapan. Tesis ini membahas peran pendamping dalam Program Keluarga Harapan di Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif melalui wawancara mendalam dimana tujuan mendeskripsikan bagaimana tugas pendamping di lapangan, peran yang dilakukan oleh pendamping serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses pendampingan.
Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa proses pelaksanaan tugas dan perannya telah dilaksanakan dengan baik, meskipun ada beberapa peran yang belum maksimal. Di lapangan, ada beberapa hal yang mengemuka semisal besarnya jumlah dampingan serta belum berkembangnya peran teknis pendamping di lapangan dan perlunya dukungan pelatihan untuk para pendamping;Facilitators have played important roles in Program Keluarga Harapan-PKH.

This thesis will provide a qualitative study on the roles of PKH facilitators in Bogor, West Java. The discussion will be presented through descriptivequalitative research resulted from in-depth interviews in order to get the real pictures of how local facilitators perform their duties and play their roles in practice, the underlying supporting factors and the constraints and challenges.
The findings shall argue that, in general, local facilitators have performed their tasks well. However, at some points, some are not undertaken optimally. Issues are including but not limited to facilitators have high number of recipients to assist, and the need to enhance facilitators? capabilities to perform their duties well through education and training program
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Putri Priatna
"Penelitian ini membahas pera pendamping kelompok binaan dalam penyaluran kredit mikro. Penelitian dilakukan di lembaga Baituttamkin Madani Tazkia unit Babakan Madang, Kabupaten Bogor dengan subjek penelitian field officer (FO). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa FO dominan menjalani peran fasilitatif dimana hal tersebut memang menjadi tugas dari seorang FO terutama dalam memfasilitasi kelompok. Selain itu dalam menjalankan peran edukatif, jika dilihat dari jobdescnya FO tidak begitu dominan karena beberapa peran lebih banyak dilakukan oleh Senior Field Officer (SFO). Untuk peran teknis, FO menunjukan peran meneliti yang menonjol ketika FO melakukan survey uji kelayakan terhadap calon anggota. Peran representatif belum cukup menonjol disebabkan oleh keterbatasan SDM.

This thesis discusses the roles of group facilitator in micro-credit distribution as a woman empowerment effort. The study was conducted at Baituttamkin Madani Tazkia Babakan Madang unit in Bogor. The subjects of research are field officers (FO). This study uses qualitative methods with descriptive design. The results showed that the predominant role of FO is a facilitative role that corresponds with the duty of an FO to facilitate group activities. On the other hand, FO has a weak educational role compare to Senior Field Officer (SFO) based on the job description. FOs technical roles enable them to have a prominent research role in conducting feasibility surveys for prospective members. The representative role of FO has not been distinguished due to human resource limitations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Respiratori Saddam Al Jihad
"ABSTRAK
Penelitian ini tentang peran kapital sosial dalam UKM pada program CSR
PT.Artajasa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan studi dokumentasi,
observasi dan wawancara mendalam. Kesimpulannya adalah bahwa Peran kapital
sosial yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pemberdayaan
UKM di Desa Wancimekar dapat bersinergi melalui Program CSR PT. Artajasa
dan Sinergi antara pemerintah dan PT Artajasa menghasilkan Peraturan Daerah
No.3 Tahun 2015 tentang pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Rekomendasi
nya adalah PT.Artajasa perlu melakukan program berkesinambungan yang
konsisten dalam pemberdayaan UKM.

ABSTRACT
This research is about the role of social capital in SMEs on PT.Artajasa?s CSR
program. This research used qualitative descriptive approach. The data were
collected by documentation study, observation and in depth interview. The
conclusion of this research is the role of social capital that involves various
stakeholders in SMEs empowerment at Wancimekar village can be integrated
throught PT. Artajasa?s CSR program. The synergy between government and
PT.Artajasa results Regional Government Regulation No.3 Year 2015 about
empowerment of cooperatives and SMEs. Accordingly, the recommendations of
this research is PT.Artjasa needs to have a consistent sustainable in SMEs
empowerment program."
2016
T46090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>