Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113361 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nani Nurhaeni
2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suriadi
Jakarta: Sagung Seto, 2001
649.4 SUR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Raissa Andina
"Terapi inhalasi secara umum merupakan metode yang seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit (painless), namun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan memicu kecemasan pada anak. Kecemasan yang mungkin timbul karena prosedur inhalasi ini dapat diminimalisir dengan menggunakan terapi non farmakologis. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk melihat keefektifan dari penerapan terapi bermain dengan pop-it pada anak yang mengalami kecemasan selama prosedur inhalasi. Terapi bermain dilakukan pada total 2 pasien dalam rentang waktu 2-3 hari. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa penerapan terapi bermain dengan pop-it efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan anak selama prosedur inhalasi, hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan tingkat ansietas pada kedua pasien setelah diberikan terapi bermain, dari kategori highest menjadi moderate hingga mild dalam rentang waktu pelaksanaan 1-3 hari. Hasil dalam karya ilmiah ini dapat diterapkan sebagai tatalaksana non farmakologi untuk membantu mengurangi rasa cemas pada anak selama prosedur inhalasi.

Inhalation therapy is generally a method that should not cause pain, but can cause discomfort and trigger anxiety in children. Anxiety that may arise due to this inhalation procedure can be minimized by using non-pharmacological therapy. The purpose of this scientific paper is to see the effectiveness of the application of play therapy with pop-it in children who experience anxiety during the inhalation procedure. Play therapy was carried out on a total of 2 patients over a period of 2-3 days. The results of this scientific paper show that the application of play therapy with pop-it is effective in reducing children's anxiety levels during the inhalation procedure, this is indicated by a decrease in anxiety levels in both patients after being given play therapy, from the highest category to moderate to mild in a period of 1-3 days. The results in this scientific paper can be applied as a non-pharmacological treatment to help reduce anxiety in children during the inhalation procedure. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Nelly Lastiar
"Hypospadia merupakan malfomasi kongenital yang terjadi pada bayi laki-laki. Penatalaksanaan pada hypospadia adalah dengan uretroplasty. Salah satu penatalaksanaan pada klien pasca uretroplasty adalah bedrest yang bertujuan untuk mempertahankan fiksasi canalis uretra pasca operasi. Akibat bedrest pada klien pasca uretroplasty dapat meningkatkan resiko konstipasi pada anak. Faktor lain yang dapat menyebabkan konstipasi pada anak post uretroplasty adalah mengabaikan keinginan buang air besar karena rasa sakit post operasi, adanya perasan tidak nyaman ketika melakukan defekasi di tempat tidur akibat kurangnya privasi. Masalah konstipasi dapat diselesaikan dengan manajemen konstipasi yaitu memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga faktor- faktor penyebab terjadinya konstipasi, mempertahankan asupan cairan sesuai kebutuhan tubuh setiap hari, menyediakan diet tinggi serat serta mendorong aktivitas sesuai batas toleransi aman pada klien. Salah satu implementasi keperawatan dalam mempertahankan hidrasi adekuat adalah dengan pemberian air putih sebanyak 250-500 cc di pagi hari. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan pemberian air putih yang disertai dengan intake serat yang adekuat mampu mengatasi masalah konstipasi pada anak. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi studi kasus manajemen konstipasi pada anak yang kemudian dapat dikembangkan menjadi penelitian dan landasan manajemen konstipasi pada anak.

Hypospadias is a congenital malfunction that occurs in male infants. Hypospadias is trated by uretroplasty. One of posturethroplasty management of is bedrest which aims to maintain the fixation of the postoperative urethral canal. Bedrest in post uretroplasty patients may increase the risk of constipation in children. Another factor that contributing to constipation in post-urethroplasty children is that they usually ignore the urge to defecate due to postoperative pain and incovenienceto defecate in bed defecation due to lack of privacy. Constipation problem can be treated with constipation management that is to provide information and education to the family of factors causing constipation, maintaining fluid intake according to body requirement , providing high fiber diet and encouraging activity according to patient 39;s safe tolerance limit. One of the implementation of nursing in maintaining adequate hydration is by giving250-500 cc of water in the morning. The results indicate that provision of water which accompanied by adequate fiber intake able to was solve the problem of constipation in children. . This paper is expected to be an evidence based of constipation management in children which might be developed into research and foundation of constipation management in children."
2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahmawati
"Kasus fistula enterokutan pada anak mengakibatkan masalah nutrisi berupa gizi buruk. Kondisi gizi buruk menyebabkan penatalaksanaan medis tidak dapat segera dilakukan. Hal ini diakibatkan karena gizi buruk yang terjadi sering disertai dengan infeksi dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat menimbulkan komplikasi pascaoperasi. Salah satu persiapan praoperasi berupa manajemen nutrisi perlu dilakukan agar anak mencapai kondisi ideal untuk menjalani operasi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen nutrisi dalam meningkatkan berat badan anak dengan fistula enterokutan yang mengalami gizi buruk. Hasil dari implementasi manajemen nutrisi yang dilakukan mampu meningkatkan berat badan anak ge; 50 gram/kgBB/minggu dari 4700 gram menjadi 5150 gram dalam 13 hari. Manajemen nutrisi yang dilakukan perlu didukung dengan manajemen keperawatan lainnya seperti perawatan kolostomi, manajemen cairan, pencegahan infeksi dan perawatan integritas kulit agar kondisi kesehatan anak semakin optimal.

The case of enterocutaneous fistula in pediatric results in nutrition problem in the form of severe acute malnutrition. Severe acute malnutrition causes medical management or surgery can not be done immediately. This condition is due to severe acute malnutrition that often accompanied by infection and fluid and electrolyte imbalance, so it can cause postoperative complication. One of the preoperative preparations that needs to be done is nutritional management so that children can achieve the ideal condition to undergo surgery. This final scientific paper aims to determine the effect of nutritional management in increasing the weight of enterocutaneous fistula patient with severe undernutrition. The result of nutritional management that performed success to increase the child rsquo;s weight ge; 50 gram/kgBB/week from 4700 grams to 5150 grams in 13 days. Nutrition management that performed should be supported by other nursing management such as colostomy care, fluid and electrolyte management, preventing infection, and skin integrity care for optimalizing child rsquo;s health condition. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suriadi
Jakarta: Sagung Seto, 2010
649.4 SUR a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizla Syabanni
"Motor neuropati adalah salah satu komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Tanda dan gejalanya adalah kelemahan otot, atrofi otot, otot berkedut dan kram, kekakuan sendi serta paralisis otot. Kondisi dari motor neuropati yang terjadi terus-menerus tanpa penanganan dapat mengakibatkan ulserasi kaki atau amputasi kaki serta lebih lanjut mengakibatkan penurunan kualitas hidup individu dengan diabetes melitus. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari latihan ROM sebagai bentuk intervensi untuk menurunkan tanda dan gejala motor neuropati pada pasien selama 30 menit satu kali setiap hari dalam lima hari. Hasil intervensi dievaluasi menggunakan alat ukur Goniometer dan dilakukan pada saat sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan sudut sendi pergelangan kaki dan jari-jari kaki setelah dilakukan latihan ROM. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latihan ROM dapat diaplikasikan sebagai salah satu intervensi untuk menangani masalah motor neuropati pada pasien DM tipe II di rumah sakit.

Motor Neuropathy is a complication of diabetes melitus type 2. The signs and symptoms of motor neuropathy are muscle weakness, muscle athropy, muscle twitch and cramps, joint stiffness and paralysis. The condition of motor neuropathy that occurs continuously without treatment can lead to foot ulceration or amputation of the foot, as well as further, result in decreased the quality of life of individuals with diabetes mellitus. This paper aims to determine the effectiveness of ROM exercises as a form of intervention to reduce signs and symptoms of motor neuropathy in patient for 30 minutes once daily in five days. The results of intervention were evaluated by using the Goniometer measurements and performed at pre and post intervention. The showed an increase in angle of ankle joints and metatarsophalangeal joints. Based on this analysze, can be concluded that ROM exercise can be applied as one of intervention to handle motor neuropathy problem in patient with type II of DM in hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Sulistiawijaya
"Bronkopneumonia merupakan suatu kondisi peradangan akut yang secara spesifik terjadi di paru-paru, disebabkan oleh agen infeksius di sekitar saluran udara (bronkus) dan kantung udara (alveolus). Permasalahan yang umum terjadi pada anak dengan bronkopneumonia adalah terkait dengan bersihan jalan napas tidak efektif yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan produksi sekret yang berlebih di jalan napas. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin untuk mengatasi dyspnea pada anak. Pasien An.E (4th) tampak batuk berdahak disertai dengan napas cepat, penggunaan otot bantu napas, retraksi dada, suara napas tambahan, dan anak mendapatkan bantuan ventilasi berupa NK 2 lpm, didapatkan SpO2: 97%, HR: 132x /menit, RR: 38 x/menit, S: 36.4°C. Penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin yang dilakukan pada anak selama 3 hari perawatan menunjukan penurunan terhadap tingkat dyspnea anak yang dibuktikan dengan saturasi oksigen yang stabil dalam rentang 97-100% dan RR 24-32 x/menit. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai gambaran bagi perawat untuk dapat melakukan pengelolaan asuhan keperawatan dengan intervensi nonfarmakologis berupa penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin pada anak dengan diagnosis medis bronkopneumonia yang mengalami dyspnea.

Bronchopneumonia is an acute inflammatory condition specific to the lungs, caused by infectious agents around the airways (bronchi) and air sacs (alveoli). A common problem in children with bronchopneumonia is related to ineffective airway clearance caused by increased production of excess secretions in the airway. This scientific work aims to analyze the effectiveness of applying breathing exercises through blowing windmill play therapy to treat dyspnea in children. Patient An.E (4th) appeared to cough with phlegm accompanied by rapid breathing, use of accessory muscles for breathing, chest retraction, additional breath sounds, and the child received ventilation assistance in the form of NK 2 lpm, obtained SpO2: 97%, HR: 132x/min, RR: 38 x/min, S:36.4°C. The application of breathing exercise through blowing windmill play therapy performed on children for 3 days of treatment shows a decrease in the level of dyspnea of children as evidenced by stable oxygen saturation in the range of 97-100% and RR 24-32 x/min. The results of this scientific work are expected to be used as an illustration for nurses to be able to carry out nursing care management with non-pharmacological interventions in the form of applying breathing exercises through windmill blowing play therapy in children with a medical diagnosis of bronchopneumonia who experience dyspnea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Maretta
"ABSTRAK
Kasus kanker di Jakarta sudah mencapai 630 kasus per tahun. Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang direkomendasikan pada pasien kanker namun kemoterapi dapat menimbulkan efek samping mual dan muntah. Tujuan dari penulisan untuk mengetahui keefektifan manajemen mual pada anak, khususnya anak yang mendapat kemoterapi emetogenik tingkat tinggi karena penggunaannya diketahui menimbulkan >90% kejadian mual dan muntah. Mual dan muntah menurunkan kualitas hidup pasien sehingga harus segera ditangani sejak dini. Manajemen mual termasuk perawatan mulut, teknik relaksasi napas dalam, dan minuman dingin yang termasuk dalam Nursing Interventions Classification (NIC). Penatalaksanaan manajemen mual dilakukan pada lima pasien di ruang 112 dan 113 RSCM Gedung A untuk menilai keefektifan manajemen mual. Hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa teknik relaksasi napas dalam berdampak besar menurunkan mual sementara perawatan mulut dan minuman dingin efektif untuk meningkatkan kenyamanan mulut dan nafsu makan. Aplikasi dari manajemen mual terlihat mampu menurunkan skor mual dari sedang menjadi ringan dan direkomendasikan untuk digunakan di rumah untuk mencegah mual dan muntah yang terjadi setelah pasien pulang ke rumah.

ABSTRACT
Cancers in Jakarta have reached 630 cases in year. Chemotherapy thus known as recommended cancer treatment but could lead to nausea and vomiting as side effect. The objective of the study was to find out the effectiveness intervention to reduced nausea and vomiting in child, especially in child with highly emetogenic chemotherapy (HEC) because HEC denotes nausea and vomiting risk of >90%. Nausea and vomiting lead to affected patient quality of life that have to be treated early. Nausea management included oral care, deep breathing technique, and cold drink that based on Nursing Interventions Classification (NIC). Nausea management has been applied to five patients in room 112 and 113 at Child Ward A’s Building Cipto Mangunkusumo to observed the effectiveness of the management. As a result of this study, it was found that deep breathing technique has greatly reduced nausea in outmost situation whereas oral care and cold drink was effective to improved oral health and appetite. Applied management could decrease outcome scoring from moderate to mild and was recommended to be used at home to prevent delayed nausea and vomiting.;"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Lianasari
"Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan nasional di Indonesia khususnya pada agregat dewasa di wilayah perkotaan. Faktor stres dan tekanan sosial ekonomi menjadi penyebab hipertensi. Terapi musik klasik menjadi salah satu cara untuk menurunkan stres di masyarakat. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menggambarkan keefektifan terapi musik klasik dalam menurunkan tekanan darah pada keluarga Bapak S dengan dukungan keluarga. Metode yang digunakan adalah asuhan keperawatan keluarga dan studi kasus mulai dari tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi. Hasil intervensi menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah Ibu E 30 mmHg pada tekanan sistolik dan 10 mmHg pada tekanan diastolik selama 7 minggu. Terapi musik klasik diberikan dalam rentang 30 menit selama 13 kali kunjungan. Penelitian ini merekomendasikan penerapan terapi musik klasik disertai dengan dukungan keluarga pada klien hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.Kata kunci: Hipertensi, stres, terapi musik klasik
ABSTRACTHypertension is still a major problem in Indonesia, especially in adult population in urban areas. Stress factor and socio-economic pressure may contribute to hypertension. Classic music therapy is among interventions that may reduce stress in urban citizens. This paper aimed to identify the effectiveness of classical music therapy in managing hypertension in Mr. S rsquo; family. The study method was by conducting a nursing intervention based on the nursing processes, from assessment to evaluation. After 13 sessions consisting of 30 minutes of classical music therapy, the evaluation result indicated a decrease about 30 mmHg in Mrs. E rsquo;s systolic blood pressure, while the diastolic blood pressure decreased about 10 mmHg. This study suggested implementation of classical music therapy and family support for patient with hypertension in order to maintain blood pressure. Keywords: classic music therapy, hypertension, stress"
2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>