Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruth Pinorsinta Febriani
"Indonesia memiliki potensi yang besar dalam industri musik. Salah satunya, pada sektor musik independen. Fenomena musik independen menjadi minat baru di tengah masyarakat karena dianggap berbeda dan menimbulkan eksklusivitas seni. Musisi yang memilih untuk berada di jalur independen, dapat menciptakan karya musik sesuai dengan selera yang mereka sukai bahkan menghasilkan berbagai genre dalam lagunya. Salah satu yang disoroti adalah musikalitas independen pada genre folk pop. Adhitia Sofyan dan Pamungkas merupakan dua musisi independen yang mengadopsi genre tersebut ke dalam musiknya. Keduanya, berhasil menyentuh berbagai kalangan dalam pasar musik industri baik lokal maupun global. Kemudahan yang ditawarkan oleh perkembangan digital saat ini menjadi faktor yang sangat mendukung mereka dalam melakukan strategi komunikasi pemasarannya. Hadirnya berbagai platform digital dimanfaatkan sebagai potensi untuk mengimplementasi elemen bauran pemasaran sebagai strategi komunikasi pemasaran yang mereka lakukan. Contohnya, pada berbagai layanan streaming musik seperti Spotify, Joox, Youtube Music, Deezer dan sebagainya yang dijadikan saluran untuk mendistribusikan hasil rilisan musik mereka.

Indonesia has great potential in the music industry. One of them is in the independent music sector. The phenomenon of independent music has become a new interest in society because it
is considered different and generate exclusivity in art. Musicians who choose to be independent can create music according to their preferences and even produce some genres in their songs. One of the highlight is independent musicality in the folk pop genre. Adhitia Sofyan and Pamungkas are two independent musicians who have adopted this genre into their music. Both of them have successfully approached various circles in the industrial music market in local and global. The convenience offered by digital developments is currently a factor that really supports them in carrying out their marketing communication strategies. The presence of any digital platforms is used as a potential for implementing marketing mix elements as their marketing communication strategy. For example, some music streaming services such as Spotify, Joox, Youtube Music, Deezer and etc. used as channels to distribute their music releases.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Azzura Fredella
"Popularitas industri hiburan Korea Selatan mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir dan K-pop menjadi salah satu faktor pendorong di balik popularitas tersebut. Hal ini tidak lepas dari beragam strategi pemasaran yang dilakukan oleh agensi pengelola dalam memasarkan musik para artisnya. Agensi pengelola sangat pandai penggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan artis dan musik baru, berinteraksi dengan penggemar, dan mendistribusikan musik dengan biaya yang relatif rendah. Salah satu strategi yang kini mulai dilirik oleh banyak agensi pengelola adalah transmedia storytelling, sebuah strategi perluasan narasi yang didistribusikan melalui berbagai saluran media untuk menambah wawasan baru terhadap keseluruhan narasi. Strategi ini telah digunakan oleh beberapa grup, tetapi perluasan narasi yang kompleks terlihat dari SM Culture Universe (SMCU) milik SM Entertainment dan Bangtan Universe milik BTS. SMCU menggunakan jenis transmedia bergaya West Coast yang bersifat ringan, sedangkan Bangtan Universe menggunakan perpaduan gaya West Coast dan East Coast yang bersifat lebih interaktif. Kedua semesta ini menggunakan pendekatan media yang berbeda yang menyesuaikan dengan narasi yang mereka angkat. Melalui transmedia storytelling, baik SMCU maupun Bangtan Universe membuka ruang partisipasi bagi penggemar untuk terlibat dalam narasi utama melalui petunjuk-petunjuk kecil yang diberikan dalam setiap media. Hal ini tentunya akan semakin membangun loyalitas antara artis dan penggemarnya.
The popularity of South Korean entertainment industry has grown rapidly in the last decade and K-pop is one of the supporting factors of this popularity. This is inseparable from the various marketing strategies conducted by the management agency to promote the music of its artists. Management agencies are very good at using social media to raise awareness of new artists and music, interact with fans, and distribute music at a relatively low cost. One strategy that is looked by many management agencies nowadays is transmedia storytelling, a narrative expansion strategy that is distributed through various media channels to add new insights to the overall narrative. This strategy has been used by several groups, but the complex narratives is seen in SM Entertainment's SM Culture Universe (SMCU) and BTS's Bangtan Universe. SMCU uses West Coast Transmedia style, meanwhile Bangtan Universe uses a blend of West Coast and East Coast styles that are more interactive. These two universes use different media approaches that conform to the narratives they adopt. Through transmedia storytelling, both SMCU and Bangtan Universe open up space for fans to be involved in the main narrative through small clues given in each medium. This of course will further build loyalty between the artist and the fans.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Geminia A.R.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa alur komunikasi pemasaran berbasis komunitas yang dilakukan oleh kelompok musik indie. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Metode ini dipilih karcna studi kasus merupakan strategi yang cocok untuk penclitian yang bcrfokus pada fenomena kontemporcr di dalam konteks kehidupan nyata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan komunitas yang baik akan melahirkan anggota- anggota yang setia. Yang dalam konteks ini, mereka tidak hanya menjadi pelanggan, namun juga akan bertindak sebagai pelaku pemasaran. Oleh karena itu, kelompok musik indie hendaknya menjaga dan memperhatikan kebutuhan anggota komunitas supaya tercipta anggota-anggota setia yang akan mendukung kesuksesan.

This research is aim to analyze marketing communication based on community process that used by indie label musician. This research using qualitative approachment wih case study method. The reason to using this method is because its a qualified method for reseacrh that focus on contemporary phenomenon in real life. The result of this research shows that good attention to community, wills produce a loyal member. In this context, they are not only a consumer but also can be a marketer. So thai indie label musician should take care and give proportional attention to their member, to produce a loyal member that will support their success, from member consumption and also by marketing things they done."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Devina Rosefin Aletta
"Transmedia storytelling sering digunakan sebagai strategi pemasaran musik yang efektif. Dalam konteks tersebut, salah satu grup musik asal Korea Selatan, EXO, menggunakan strategi tersebut untuk memasarkan karya-karyanya. Melalui penelitian ini, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis konten yang dihasilkan EXO, serta melihat sejauh mana EXO dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip transmedia storytelling, Metode penelitian yang digunakan adalah desk research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EXO telah menerapkan konsep transmedia storytelling dalam pemasarannya secara tepat karena memenuhi keseluruhan prinsip dari transmedia storytelling.

Transmedia storytelling is often utilized as an effective marketing strategy for music. In this context, one of the South Korean music groups, EXO, employs this strategy to promote their works. The aim of this study is to describe and analyze the content produced by EXO, as well as to assess the extent to which EXO implements the principles of transmedia storytelling. The research methodology employed is desk research. The findings indicate that EXO has successfully implemented the concept of transmedia storytelling in their marketing efforts by adhering to the overall principles of transmedia storytelling."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatus Shahira
"Popularitas Korean pop music (K-pop) mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam beberapa tahun belakangan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran penggemar yang tiada henti memberi dukungan terhadap grup K-pop favoritnya melalui berbagai cara. Perilaku ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni identifikasi dengan komunitas penggemar (fan community identification) dan identifikasi dengan idola (fan identification). Kedua identifikasi tersebut mempengaruhi intensi perilaku (behavioral intention) mereka sebagai penggemar. Pada penelitian ini juga telah dilakukan studi komparasi antara pembentukan behavioral intention pada penggemar laki-laki (fanboy) dan penggemar perempuan (fangirl). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara fan community identification dengan behavioral intention dalam bentuk attendance intention, positive WOM intention, dan fan loyalty pada penggemar K-pop di Indonesia serta melihat pengaruh fan identification sebagai variabel mediasi dan perceived authenticity sebagai variabel moderasi. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive research design dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method dengan kriteria sampel, yakni merupakan Generasi Z atau Milenial, menggemari minimal satu grup K-pop, merupakan anggota fandom K-pop, dan pernah menghadiri konser/event K-pop. Kemudian, diperoleh data sebanyak 128 sampel penggemar laki-laki dan 283 sampel penggemar perempuan yang kemudian diolah menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan software SmartPLS 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari fan community identification terhadap fan identification dan behavioral intention, khususnya dalam hal attendance intention dan fan loyalty, pada penggemar laki-laki maupun perempuan. Pada penggemar perempuan, fan identification memediasi hubungan antara fan community identification dengan seluruh bentuk behavioral intention, namun pada penggemar laki-laki, fan identification hanya memediasi hubungan antara fan community identification dengan fan loyalty. Dalam hal peran perceived authenticity sebagai mediator, hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived authenticity hanya mempengaruhi hubungan antara fan community identification dan attendance intention pada penggemar laki-laki dan hanya mempengaruhi hubungan antara fan community identification dan fan identification pada penggemar perempuan.

The popularity of Korean pop music (K-pop) has seen a significant rise in recent years. This success is largely due to the relentless support from fans who promote their favorite K-pop groups in various ways. This behavior is influenced by two factors: identification with the fan community (fan community identification) and identification with the idols (fan identification). Both types of identification impact their behavioral intention as fans. This study also conducted a comparative analysis of how behavioral intention is formed among male fans (fanboys) and female fans (fangirls). The aim of this research is to analyze the relationship between fan community identification and behavioral intention in terms of attendance intention, positive word-of-mouth (WOM) intention, and fan loyalty among K-pop fans in Indonesia. Additionally, the study examines the influence of fan identification as a mediating variable and perceived authenticity as a moderating variable. The research design used is a descriptive research design with a cross-sectional approach. The sampling method employed is purposive sampling, with the criteria being that the participants are Generation Z or Millennials, fans of at least one K-pop group, members of a K-pop fandom, and have attended a K-pop concert or event. Data were collected from 128 male fans and 283 female fans and were analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) with SmartPLS 4.0 software. The results of the study indicate that there is a positive influence of fan community identification on fan identification and behavioral intention, particularly in terms of attendance intention and fan loyalty, among both male and female fans. Among female fans, fan identification mediates the relationship between fan community identification and all forms of behavioral intention. However, among male fans, fan identification only mediates the relationship between fan community identification and fan loyalty. Regarding the role of perceived authenticity as a moderator, the findings show that perceived authenticity only affects the relationship between fan community identification and attendance intention among male fans, and the relationship between fan community identification and fan identification among female fans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rae Sita Michel
"ABSTRAK
Indonesia dengan keberagaman budaya memiliki keberagaman lagu rakyat daerah. Pada masa kini ada banyak aransemen lagu daerah dengan berbagai macam gaya musik, salah satunya diaransemen dengan gaya musik tradisi barat. Gaya musik tradisi barat yang dimaksud adalah aransemen yang ditulis dalam partitur dan dimainkan oleh paduan suara, orkestra, dan instrument orkestra seperti piano. Skripsi ini membahas perspektif dan ekspresi musisi tentang Indonesia ketika membuat aransemen lagu rakyat Indonesia yang dimainkan dalam tradisi musik barat. Makna atau ekpresi Indonesia dari para musisi digali dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode life history dengan melihat kepada pengalaman-pengalaman yang dialami oleh para komposer yang membentuk orientasi musik mereka dalam berkarya. Pengalaman-pengalaman tersebut terbentuk dari kebudayaan yang mereka alami dan perjalanan karir musik mereka. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan cara dan faktor musisi mengekspresikan Indonesia dalam karya musik melalui pengalaman dan pengetahuan mereka terkait musik dan budaya Indonesia yang telah dialami.

ABSTRAK
Indonesia with cultural diversity has a diversity of local folk songs. In the present there are many arrays of regional songs with a variety of musical styles, one of them arranged with the style of western music. The style of western music is the arrangement written in the score and played by the chorus, the orchestral instrument such as a piano. This thesis explaining the perspective and expression of musician about Indonesia when they making arrangement of Indonesian folk songs which is played in Western music tradition. The meaning or expression of Indonesia from the musicians is dug by using qulitative approach and life history method by looking to the experiences experienced by the composers who shape their musical orientation in the work. These experiences are shaped by the culture and their music career. The result of this study show the ways and factors of musicians to express Indonesia in their musical works and experiences related to the music and culture of Indonesia who have experienced."
2017
S69661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Evelyna
"BTS, grup musik asal Korea Selatan yang debut pada Juni 2013 dibawah Big Hit Entertainment telah meraih ketenaran global dengan mengeksplorasi berbagai genre, tradisi musik, dan budaya. Kemudian terjadilah perdebatan seputar identitas genre BTS. Berdasarkan hal ini, timbul pertanyaan mengenai sejauh mana BTS dapat dipahami dalam ruang kategorisasi genre? Penulis melihat bahwa ada "kekacauan" dalam kategorisasi genre. Untuk menganalisis ini, penulis menggunakan dua metode penelitian, pertama, metode eksperimentasi pemikiran, yaitu menguji kebenaran adanya "kekacauan" kategorisasi genre mengenai esensi K-pop dan validitas penempatan BTS dalam genre tersebut. Kedua, metode analisis filosofis komparatif dengan membandingkan dialektika Hegel dengan kategorisasi, ditambah dengan kontra-argumennya, sehingga memicu refleksi filosofis yang kritis terhadap BTS dan hakikat kategorisasi itu sendiri, dimana dapat menunjukkan “cairnya” kategorisasi genre. Dialektika Hegel dan kategorisasi genre menjadi kerangka teori utama, dan topik K-pop menjadi teori pendukung dalam analisis ini. Melalui metode dan kerangka teori tersebut, akan dipahami bahwa makna BTS dan kategorisasi genre akan lebih filosofis jika kita melihatnya melalui dialektika Hegel.

BTS, a South Korean music group that debuted in June 2013 under Big Hit Entertainment, has achieved global fame by exploring various genres, musical traditions, and cultures. This has sparked debates about BTS's genre identity, leading to questions about the extent to which BTS can be understood within the framework of genre categorization. The author observes a "chaos" in genre categorization and employs two research methods for analysis. First, thought experimentation examines the truth of the "chaos" in genre categorization regarding the essence of K-pop and the validity of placing BTS within that genre. Second, a comparative philosophical analysis, contrasting Hegelian dialectics with categorization and supplemented with counter-arguments, triggers critical philosophical reflection on BTS and the nature of categorization itself, indicating the “fluidity” of genre categorization. Hegelian dialectics and genre categorization serve as the primary theoretical framework, with K-pop providing supporting theory in this analysis. Through these methods and theoretical frameworks, it will be understood that the meaning of BTS and genre categorization becomes more philosophical when viewed through the lens of Hegelian dialectics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Prayoga
"Tesis ini membahas tenlang studi strukturasi lerhadap musik indie di Jakarta. Secara khusus, penelitian ini melihat struktur dominasi induslri musik major label dan bagaimana produksi/rcproduksi sistem nilai pada musik indie tersebut_ Pcnclilian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis kritis. Dengan menggunakan pendekatan sosiokulluml, penelitian ini memakai teori strukturasi Anthony Giddens. Hasil penelitian menemukan bahwa sistem nilai yang dibangun oleh musik indie merupakan suatu relasi oposisi terhadap sistem nilai musik major label. Sistem nilai pamungkas milik musik indie yang tidak dapat disentuh oleh kapitalis adalah free culture."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Muhammad Mulyadi
"ABSTRAK
Disertasi ini mengenai Ke-Indonesia-an dalam grup band Koes Plus. Suatu
grup band paling popular di Indonesia pada kurun waktu 1970-an. Grup band ini
banyak dikenal juga karena lagu-lagunya yang berjudul "Nusantara". Terdiri dari dari
delapan lagu yang berjudul nusantara, serta beberapa lagu lainnya yang temanya
berkaitan dengan nusantara. Nusantara adalah gambaran grup band ini menyangkut
wilayah dan masyarakat Indonesia. Disertasi ini melihat suatu gambaran nasionalisme
dalam grup band. Selain itu disertasi ini juga ingin melihat motif grup band Koes Plus
membuat lagu-lagu yang bertemakan nusantara. Disertasi ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode sejarah dan pendekatan strukturis. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa motif Koes Plus menciptakan lagu-lagu bertema
nusantara tidak terlepas dari interaksi antara Koes Plus sebagai aktor sejarah struktur
sosial politik pada masa Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru mendorong Koes Plus
untuk menciptakan lagu-lagu bertema nusantara. Nusantara dengan kekayaan alam
dan keindahannya pada kurun 1970-an adalah juga tema-tema Orde Baru. Kesamaan
motif inilah yang merupakan munculnya tema-tema ke-Indonesia-an dalam Koes
Plus.

ABSTRACT
This dissertation on Indonesian-ness in the band Koes Plus. One of the most popular
band in Indonesia during the period of the 1970s. The band is also known for his
songs titled "Nusantara". Consisting of eight songs titled Nusantara, as well as several
other songs related to the theme of the nusantara Nusantara is the reflection of the
band concerning the teiritoiy and people of Indonesia This dissertation saw a picture
nationalism of die band. This dissertation also examines Koes Plus motives in making
the theme songs of the Nusantara This dissertation is a qualitative study using
historical methods and structuris ^proaches. This study concluded that the Koes Plus
motivation in create the theme songs of nusantara can not be separated from the
structure of the New Order era. New Order government encourages Koes Plus to
create the theme songs of the Nusantara Nusantara with natural resources during the
period of the 1970s was also the themes of the new order. The similarity of this
motive explains the emergence of the nationalist themes of Indonesian-ness in Koes
Plus."
2014
D2023
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Safira Widiputri
"Korean Pop atau K-Pop yang merupakan genre musik asal Korea Selatan memiliki peminat yang cukup besar di Indonesia, terlebih di kalangan remaja. Penelitian ini hadir untuk mengkaji mengenai hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment pada remaja yang masih sangat terbatas di Indonesia. Relasi parasosial tersebut diukur menggunakan Parasocial Interaction Scale, sedangkan peer attachment diukur menggunakan The Inventory of Peer and Parent Attachment. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-19 tahun yang merupakan penggemar dari idola K-Pop, serta tinggal di Indonesia (N = 563). Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring melalui Google Form. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis menggunakan Pearson Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (r = 0.147, p < 0.01) antara relasi parasosial (M = 30.46, SD = 4.7) dan peer attachment (M = 67.4, SD = 8.12) pada remaja penggemar K-Pop di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian mendukung hipotesis peneliti bahwa terdapat hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment. Implikasi dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara relasi parasosial dan peer attachment pada remaja.

Korean Pop, or K-Pop, which is a music genre from South Korea, has a fairly large following in Indonesia, especially among teenagers. This study is present to examine the relationship between parasocial relationships and peer attachment in adolescents, who are still very limited in Indonesia. Parasocial relationships are measured using the Parasocial Interaction Scale, while peer attachment is measured using the Inventory of Peer and Parent Attachment. Participants in this study were teenagers aged 15–19 who are fans of K-Pop idols and also live in Indonesia (N = 563). The questionnaire was distributed online via Google Form. The data were analyzed using Pearson correlation. The results of this study indicate that there is a positive and significant relationship (r = 0.147, p 0.01) between parasocial relationships (M = 30.46, SD = 4.7) and peer attachment (M = 67.4, SD = 8.12) in adolescent K-Pop fans in Indonesia. The conclusion of this study is that the results support the hypothesis that there is a relationship between parasocial relationships and peer attachment. The implication of this study is to look at the relationship between parasocial relationships and peer attachment in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>