Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Sabillah Ramadhan
"ABSTRAK
Kabupaten Lampung Selatan merupakan kabupaten yang memiliki potensi
yang tinggi terhadap pariwisata pantai. Salah satu cara mengetahui potensi tersebut
yaitu berupa pengembangan pariwisata pantai dengan cara penilaian mengenai
tipologi masing-masing objek wisata pantai dan tipologi wisatawan yang
berkunjung menuju objek wisata pantai di Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tipologi objek wisata pantai dan tipologi wisatawan
pantai di Kabupaten Lampung Selatan. Analisis yang digunakan adalah analisis
keruangan dan uji chi-square untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tipologi objek wisata
pantai dan tipologi wisatawan pantai. Objek wisata pantai pada tipe pantai
pengendapan laut umumnya merupakan objek wisata pantai dengan tipologi cukup
ideal dan ideal dengan wisatawan yang berkunjung umumnya merupakan
wisatawan dengan tipologi mid-sentris dan near-psikosentris. Sedangkan pada tipe
pantai vulkanik umumnya merupakan objek wisata pantai dengan tipologi cukup
ideal dan kurang ideal dengan wisatawan yang berkunjung umumnya merupakan
wisatawan dengan tipologi mid-sentris dan near-allosentris.

ABSTRACT
South Lampung District is a district that has a high potential to beach
tourism. One of ways to explore the potential is development of beach tourism by
assessement of the typology of each beach destinations and tourists that visiting to
beach destination in South Lampung District. This study aims to determine
typology of beach destination and typology of beach tourist in South Lampung
District. The analysis of this study is descriptive spatial analysis and chi-square test
to answer the purposes of this study. The results indicate that there is a relationship
between the typology of beach destination and typology of beach tourist. Beach
destinations on the type of precipitation coast are generally beach destinations with
typology quite ideal and ideal with beach tourists visiting are tourists with typology
generally mid-centric and near-psychocentric. While on the type of volcanic coast
are generally beach destinations with typology quite ideal and less than ideal with
beach tourists visiting are tourists with typology generally mid-centric and nearallocentric."
2016
S63774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mufidatunnisa
"ABSTRAK
Pada tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang
membuat rencana strategis untuk melakukan upaya pengembangan dan
segmentasi objek yang menawarkan keanekaragaman potensi daya tarik wisata
alam dan buatan sesuai dengan motivasi dan kebutuhan wisatawan. Namun
rencana strategis tersebut belum terlaksana secara efektif sehingga wisatawan
belum mendapatkan informasi ruang objek wisata yang tersegmentasi sesuai
dengan motivasi dan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tatanan keruangan tipologi objek wisata di Kabupaten Malang tahun 2014 yang
tersegmentasi sesuai dengan motivasi dan kebutuhan wisatawan. Tipologi objek
wisata dapat diketahui dengan menggunakan identifikasi fasilitas wisata dan ratarata
jumlah kunjungan wisatawan. Metode analisis data yang digunakan adalah
deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masing-masing tipologi objek wisata di Kabupaten Malang memiliki pola
keruangan yang berbeda. Tipe objek wisata mid-sentris menyebar secara merata di
berbagai jarak dari pusat Kota Malang dan tipe objek wisata mendekati
psikosentris menyebar secara merata di jarak yang dekat hingga sedang dari pusat
Kota Malang. Tipe objek wisata allosentris dan mendekati allosentris
terkonsentrasi di jarak yang jauh dari pusat Kota Malang, sedangkan tipe objek
wisata psikosentris terkonsentrasi di jarak yang dekat dari pusat Kota Malang.

ABSTRACT
In 2013, Malang Regency’s Department of Culture and Tourism created
strategic plan for development and segmentation efforts for potential tourism
objects that offer diversed nature and artificial attraction according to tourists’
motivation and their needs. However, those strategic plan has not been effectively
implemented; tourists do not get the spatial information of tourism objects that
was segmented according to the tourists’ motivation and their needs. The purpose
of this research is to find out the spatial typology pattern of tourism object in
Malang Regency in 2014, segmented according to the tourists’ motivation and
their needs. Typology of tourism object is determined by identifying tourists’
facilities and means of tourists’ arrivals. Data analysis methodology that is used in
this research are descriptive and spatial approach. The result of this research
shows that each typology of tourism object in Malang Regency has a different
spatial pattern. The mid-centric type of tourism object spreads equally wide in
various distances from central of Malang City and near psychocentric type of
tourism object spreads equally wide over close to moderate distances from central
of Malang City. The allocentric type and near allocentric type of tourism object
are concentrated in a long-distance from central of Malang City, while
psychocentric type of tourism object is concentrated in a close-distance from
central of Malang City."
Universitas Indonesia, 2014
S55647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Rose Zata Dini
"ABSTRAK
Industri pariwisata di Pulau Bali telah berhasil menarik wisatawan mancanegara dalam jumlah besar, sehingga menjadi kegiatan ekonomi utama. Kegiatan pariwisata berkaitan erat dengan kondisi internal di Pulau Bali, salah satu diantaranya adalah kondisi cuaca/iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kenyamanan iklim sehubungan dengan jumlah kunjungan wisatawan asing. Berbasis pada data unsur iklim tahun 1986 ndash; 2016 di 4 lokasi, tingkat kenyamanan iklim ditentukan dengan menerapkan Tourism Climate Index TCI , yang divalidasi melalui survey lapang dan wawancara dengan wisatawan asing yang penentuannya dilakukan dengan teknik quota sampling. Analisis spasial dengan metode overlay peta dilakukan untuk mengetahui pola kenyamanan iklim menurut ketinggian, yang dikaitkan dengan jumlah kunjungan wisatawan asing menurut obyek wisata dan kawasan asal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenyamanan iklim di Pulau Bali 9 obyek wisata tergolong nyaman pada bulan Juni ndash; September, terutama obyek wisata yang berada di wilayah pegunungan. Besarnya jumlah kunjungan wisatawan pada obyek wisata di Pulau Bali bersamaan waktunya dengan tingginya tingkat kenyamanan iklim. Wisatawan merasa lebih nyaman ketika berada di obyek wisata yang tingkat kenyamanannya lebih tinggi.

ABSTRACT
The tourism industry in Bali has attracted large numbers of foreign tourists, making it the main economic activity. Tourism activities are closely related to internal conditions in Bali, one of which is weather climate conditions. This study aims to analyze the climate comfort pattern with the number of foreign tourists visits. Based on climate data from 1986 to 2016 in 4 locations, the climate comfort level was determined by applying the Tourism Climate Index TCI , which was validated through field surveys and interviews with foreign tourists who were determined by quota sampling techniques. Spatial analysis with map overlay method is used to find the climate comfort pattern according to height, which is associated by the number of tourist visits based on tourist attractions and the region of the tourists rsquo origin. The results showed that the comfort level in Bali of 9 attractions are relatively comfortable in June September, especially attractions in higher places. The large number of tourist visits is coincided with the optimal level of climate comfort. Tourists feel more comfortable while in the attractions with a higher level of climate comfort. "
2017
S67895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki objek wisata alam, wisata buatan, dan wisata minat khusus. Masing-masing objek wisata memiliki tingkat daya tarik yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan tingkat daya tarik objek wisata pada tahun 2020-2022 akibat adanya fasilitas yang tidak beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata berdasarkan fasilitas dan aksesibilitas, serta hubungan antara tingkat daya tarik wisata dengan jangkauan wisatawan pada masing-masing objek wisata di Kabupaten Kebumen. Metode analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik terhadap jangkauan wisatawannya. Hasil penelitian menujukkan bahwa objek wisata di Kabupaten Kebumen ini terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Objek wisata yang termasuk ke dalam tingkat daya tarik tinggi yaitu Goa Jatijajar, Pantai Suwuk, dan Waduk Sempor. Kemudian untuk tingkat daya tarik sedang yaitu objek wisata Pantai Petanahan, Pantai Karangbolong, Pantai Logending, dan Pemandian Air Panas Krakal. Sedangkan untuk tingkat daya tarik rendah yaitu objek wisata Goa Petruk dan Waduk Wadaslintang. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata terharap jangkauan wisatawan di Kabupaten Kebumen berbeda-beda. Terdapat objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki tingkat jangkauan wisatawan yang tinggi tetapi ada juga yang memiliki tingkat jangkauan wisatawan sedang. Begitupula dengan tingkat daya tarik sedang dan rendah.

Kebumen Regency is one of the leading tourist areas in Central Java Province which has natural attractions, artificial tours, and special interest tours. Each tourist attraction has a different level of attraction. There are differences in the level of tourist attraction in 2020-2022 due to facilities that are not operating. This study aims to determine the level of tourist attraction based on facilities and accessibility, as well as the relationship between the level of tourist attraction and the reach of tourists in each tourist attraction in Kebumen Regency. The analytical method used is spatial analysis and descriptive analysis to determine the relationship between the level of attraction to the reach of tourists. The results of the study show that the tourist attraction in Kebumen Regency is divided into 3 levels, namely high, medium, and low. Attractions that are included in the high level of attraction are Jatijajar Cave, Suwuk Beach, and Sempor Reservoir. Then for the medium level of attraction, namely Petanahan Beach, Karangbolong Beach, Logending Beach, and Krakal Hot Springs. As for the low level of attraction, namely the Petruk Cave and Wadaslintang Reservoir attractions. The relationship between the level of attractiveness of tourist objects and the reach of tourists in Kebumen Regency is different. There are attractions with a high level of attractiveness that have a high level of tourist reach but there are also those that have a moderate level of tourist reach. Likewise with moderate and low attractiveness levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Az Zahra
"Memprediksi niat kunjungan kembali memainkan peran penting dalam kebangkitan kembali waktu pandemi yang akan menguntungkan keunggulan kompetitif jangka pendek dan jangka panjang. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor penentu niat berkunjung kembali dari analisis sentimen berbasis aspek dan pembelajaran mesin. Pendekatan big data diterapkan pada empat set data atraksi, hotel bintang 4&5, hotel bintang 3, dan motel dengan 49.399 ulasan dari TripAdvisor. Kami menerapkan metode pemodelan topik untuk mengekstrak aspek dan atribut, menghasilkan 10 aspek untuk kategorisasi hotel 4&5 dan kumpulan data atraksi, 6 aspek pada kumpulan data hotel bintang 3 dan Motel. Hasil analisis sentimen menunjukkan bahwa sentimen wisatawan secara positif dan negatif juga mempengaruhi kemungkinan niat berkunjung kembali. Peneliti menerapkan metode Logistic Regression, Random Forest Classifier, Decision Tree, k-NN, dan XGBoost untuk memprediksi niat berkunjung kembali yang menghasilkan tiga topik utama yang mendominasi probabilitas niat berkunjung kembali untuk masing-masing dataset. Aspek Properti pada hotel bintang 4&5 dan hotel bintang 3 mengindikasikan memiliki kemungkinan tinggi untuk niat berkunjung kembali. Sedangkan aspek Motels pada Atmosfir, Aktivitas Wisata, dan Durasi cenderung memiliki probabilitas niat berkunjung kembali. Aspek atraksi pada Harga, Layanan, Suasana meningkatkan kemungkinan niat berkunjung kembali. Studi ini berkontribusi pada pemanfaatan data besar dan pembelajaran mesin di industri pariwisata dan perhotelan dengan berfokus pada strategi inovatif sebagai pengurangan biaya untuk mempertahankan niat kunjungan kembali di kebangkitan kembali dari pandemi.

Predicting revisit intention plays a crucial role in the reawakening time of pandemic that will benefit short-term and long-term competitive advantage. This study examines the determiner factors of revisit intention from aspect-based sentiment analysis and machine learning. A big data approach was applied on four datasets of attractions, hotel 4&5 stars, hotel 3 stars, and motels with 49,399 reviews from TripAdvisor. We applied a topic modeling method to extract aspects and attributes, resulting in 10 aspects for hotel 4&5 categorization and attractions dataset, 6 aspects on hotel 3 stars and Motels dataset. Results on sentiment analysis show that tourists’ sentiment in positives and negatives also affect probability of revisit intention. Researchers applied methods of Logistic Regression, Random Forest Classifier, Decision Tree, k-NN, andXGBoost to predict revisit intention resulting in three main topics that have dominated probability on revisit intention for each dataset respectively. Aspect Properties on hotels 4&5 stars and hotel 3 stars indicate to have a high probability of revisit intention. Meanwhile, Motels' aspects on Atmosphere, Tourist Activities, and Duration tend to have a probability of revisit intention. Attraction’s aspects on Price, Services, Ambience increase probability of revisit intention. This study contributes to the utilization of big data and machine learning in tourism and hospitality industry by focusing on an innovative strategy as cost reduction to maintain revisit intention in the reawakening from pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Syurawati
"Kawasan Puncak merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat yang memiliki objek wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus. Masing-masing objek wisata memiliki tingkat daya tarik yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan tingkat daya tarik objek wisata di masa new normal akibat adanya atraksi wisata dan akomodasi yang tidak beroprasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah wisatawan sebelum dan masa new normal di objek wisata Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, serta untuk mengetahui hubungan perbedaan tingkat daya tarik objek wisata sebelum dan masa new normal terhadap perbedaan jumlah wisatawan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan spasial temporal serta menggunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment untuk mencari keeratan hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah wisatawan sebelum dan masa new normal di semua objek wisata Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Penurunan jumlah wisatawan tinggi terjadi pada objek wisata yang memiliki banyak atraksi wisata yang tidak beroprasi di masa new normal. Sedangkan objek wisata yang memiliki atraksi wisata tidak di berhentikan beroprasi di masa new normal mengalami penurunan jumlah wisatawan rendah. Objek wisata yang mengalami penurunan tingkat daya tarik yang tinggi di masa new normal juga diikuti dengan penurunan jumlah wisatawan di masa new normal. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan arah korelasi bernilai positif antara perbedaan tingkat daya tarik objek wisata sebelum dan masa new normal dengan perbedaan jumlah wisatawan. Semakin tinggi perbedaan tingkat daya tarik objek wisata, maka semakin tinggi perbedaan jumlah wisatawan sebelum dan masa new normal.

The Puncak area is one of the leading tourist areas in West Java Province that has natural tourism, cultural tourism, and special interest tourism. Each tourist objects has a different level of attractiveness. There are differences in the level of attractiveness of tourist objects in the new normal period due to tourist attractions and accommodations that do not operate. The purpose of the research is to identify the difference in number of tourists before and the new normal period in tourist objects in the Puncak Area, Bogor Regency, and to identify correlation of differences in the level of attractiveness before and the new normal period on the difference in number of tourists. The analytical method used is descriptive method of temporal-spatial and using the Pearson Product Moment Correlation Test to find the closeness of the correlations. The results showed that there are differences in the number of tourists before and the new normal period in all tourist objects in the Puncak Area, Bogor Regency. The decrease in the number of tourists is high in tourist objects that have many tourist attractions do not operate in the new normal period. Meanwhile, tourist objects that have tourist attractions do not stop operating in the new normal period have a low decrease in the number of tourists. Tourist objects that have a high different level of attractiveness in the new normal period were also followed by a decrease in the number of tourists in the new normal period. The result of the correlation test showed that there is a strong correlation and the direction of the correlation is positive between differences in the level of attractiveness of tourist objects before and the new normal period with the difference in the number of tourists. The difference in the level of attractiveness being higher, then the difference in the number of tourists before and the new normal period also being higher."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Anwar Ihsan
"Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu Pura Sad Kahyangan terbesar yang ada di Bali, yang memiliki fungsi untuk tempat ibadah dan fungsi sebagai objek wisata. Status Pura Sad Kahyangan ini membuat Pura Uluwatu memiliki radius suci sejauh 5 kilometer dengan tujuan untuk menjaga kesucian dari pura. Fungsi Pura Uluwatu sebagai salah satu objek wisata terbesar di Kabupaten Badung membuat adanya pembangunan fasilitas-fasilitas wisata di sekitar pura, hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah wisatawan yang datang dan aksesibilitas menuju ke Pura Uluwatu. Adanya radius suci mempengaruhi fungsi Pura Uluwatu sebagai objek wisata. Hal ini dapat dilihat dari fungsi Pura Uluwatu dan variasi fasilitas wisata yang ada di dalam radius suci. Variasi fasilitas wisata yang ada di radius suci Pura Uluwatu cukup beragam dengan Gambaran semakin mendekati pura, semakin bervariasi fasilitas wisata yang ada. Data primer dan sekunder akan dianalisis dengan metode kualitatif untuk mendapatkan fungsi tempat suci Pura Uluwatu sebagai objek wisata berdasarkan radius suci.

The Uluwatu Temple, one of the largest Sad Kahyangan temples in Bali, holds significance both as a place of worship and a renowned tourist attraction. Its revered Sad Kahyangan status designates a sacred radius of 5 kilometers, aimed at safeguarding the temple's sanctity. Situated in Badung Regency, Uluwatu Temple's prominence has stimulated the development of diverse tourism amenities in its vicinity, primarily influenced by visitation rates and accessibility. The sacred radius profoundly impacts the role of Uluwatu Temple as a tourist destination, evident through its distinct function and the array of tourist facilities within the prescribed radius. The range of tourism establishments within the sacred radius of Uluwatu Temple exhibits variation, with a greater diversity observed in closer proximity to the temple. Employing qualitative methods, both primary and secondary data will be analyzed to discern the multifaceted role of Uluwatu Temple as a tourist destination, taking into account the implications of the sacred radius."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhia Nabilla Adib
"Fenomena dalam dunia pariwisata yang menjadi trend salah satunya adalah glamping. Gabungan dari kata 'glamorous' dan 'camping', glamping merupakan inovasi dari wisata berkemah dengan konsep yang memprioritaskan kenyamanan dan kemewahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi wisata glamping berdasarkan aspek site dan situation, serta hubungannya dengan pengalaman wisatawan pada tahapan berwisata (sebelum, sesudah, dan setelah wisata) berdasarkan motivasi, kegiatan, dan kepuasan wisatawan. Lokasi penelitian meliputi Provinsi Bali bagian tengah dan selatan, yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan sebagai daerah tujuan wisata favorit dan paling populer di Provinsi Bali. Metode yang digunakan adalah analisis komparasi keruangan serta menggunakan analisis deskriptif untuk melihat hubungan antar variable karakteristik lokasi dan pengalaman wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik lokasi wisata glamping didominasi dengan kategori Glamping Mewah Alam Strategis dan mayoritas memiliki klasifikasi fasilitas mewah dengan atraksi utama bentang alam, dan berada pada lokasi dengan aksesibilitas cukup mudah, dekat dengan lokasi daya tarik wisata, dan memiliki penggunaan tanah yang bervariasi. Terdapat cukup hubungan antara karakteristik lokasi wisata glamping dengan motivasi dan kegiatan wisatawan, namun tidak terdapat hubungan antara karakteristik lokasi wisata glamping dengan kepuasan wisatawan.

Glamping is one of the trending phenomena in the world of tourism. Derived from two words, ‘glamorous’ and ‘camping,’ glamping is an innovation from camping for those who want to be surrounded by nature without sacrificing the concept of luxuries and conveniences. This research aims to analyze the characteristics of the location for glamping in terms of site and situation aspects and the relation to tourist experience on tourism stages (pre-travel, on-travel, and post-travel), which is tourist motivation, tourist activities, and tourist satisfaction. The research location includes the central and southern parts of Bali Province, such as Badung Regency, Bangli Regency, Gianyar Regency, and Tabanan Regency as the main favorite and popular tourist destinations in Bali Province. The method used is spatial comparison analysis and uses descriptive analysis to see the relationship between variables, which consists of location characteristics and tourist experience. The result shows that Strategic Luxury Nature Glamping dominates the glamping location characteristics. The majority has luxury facilities, nature as the main attraction, easy accessibility, close distance with other tourist attractions, and various land use. There is a relationship between location characteristics of glamping with tourist motivation and tourist activities, whereas there is no relation between location characteristics with tourist satisfaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>