Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermito Gidion
"Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan interaksi pengasuh dengan anak dalam kegiatan menggosok gigi melalui program Mediated Learning Experience(MLE).Program Mediated Learning Experience(MLE) menitikberatkan pada pengalaman belajar melalui mediasi dan proses komunikasi secara aktif antara pengasuh dengan anak untuk membangun interaksi. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental one grouppre-test dan post-testdesign. Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak empatorang dengan kriteria penelitian adalah pengasuh anak yang memiliki anak asuh usia 3-4 tahun, tinggal di wilayah Jabodetabek. Interaksi pengasuh dengan anak diukur menggunakan analisis statistik non parametrik Wilcoxon Signed-Ranks Test. Perbandingan hasil pre-testmenunjukkan (M=1.50; SD=1.00) dan post-test(M=10.50; SD=10.00) Menunjukkan skor yang signifikan yaitu Z = -2.000, dan P-value (Asymp. Sig 2 Tailed)sebesar 0,046, nilai ini kurang dari angka batas kritis penelitian sebesar 0.05. Artinya terdapat peningkatan yang signifikanpada interaksi pengasuh anak dalam kegiatan menggosok gigi setelah diberikan intervensi dengan menggunakan program Mediated Learning Experience(MLE).

This study aims to increase interaction between caregiver with children in brushing their teeth through the Mediated Learning Experience (MLE) program. The Mediated Learning Experience (MLE) program which focuses on learning experiences through mediation and active communication processes between caregivers and children to build interactions. This study used a quasi-experimental method one group pre-test and post-test design, with fourpartisipants. The criterion of partisipants are caregivers having children aged 3-4 years old, and lives in Jabodetabek. Caregiver interaction with children were measured using the non-parametric statistical analysis test Wilcoxon Signed-Ranks Test. . The comparison of the results of the pre-test shows (M = 1.50; SD = 1.00) and the post-test (M = 10.50; SD = 10.00) shows a significant score, namely Z = -2,000, and the P-value (Asymp. Sig 2 Tailed) of 0.046, This score is less than critical research limit value of 0.05 It meansthat there is a significant increase in the caregiver’s interactions in brushing their teeth after being given the intervention using the Mediated Learning Experience (MLE) program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Intan Budi Permatahati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Mediated Learning Experience (MLE) untuk meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak usia 3 hingga 4 tahun pada keluarga miskin. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimental, one group pre-test and post-test design. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini ialah pelatihan yang dilakukan selama 5 hari. Penelitian dilakukan di daerah Kranggan, Bekasi dengan subjek penelitian ibu dengan kondisi keluarga miskin yang memiliki anak usia 3-4 tahun, berjumlah 8 orang. Data observasi diperoleh melalui total skor alat ukur MLERS pada pre-test, post-test 1 dan follow up yang juga direkam dalam bentuk video. Selanjutnya, untuk memperkaya hasil penelitian, dilakukan wawancara pada seluruh subjek. Hasil uji beda Wilcoxon signed-rank test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada kualitas interaksi ibu dan anak usia 3 - 4 tahun pada keluarga miskin. Selanjutnya, hasil follow up menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05), yang berarti bahwa tidak terdapat perubahan kualitas interaksi yang signifikan pada ibu dan anak usia 3 - 4 tahun pada keluarga miskin. Hasil lebih terinci didiskusikan.

This study aims to determine the application of the Mediated Learning Experience (MLE) method to improve the quality of interactions between mothers and children aged 3 to 4 years in poor families. The design of this study was quasi-experimental, one group pre-test and post-test design. Interventions in this study by conducting training for 5 days. The study was conducted in the Kranggan area, Bekasi with 8 subjects with poor family conditions that have children aged 3-4 years. Observation data were obtained through the total score of the MLERS gauge in the pre-test, post-test 1 and follow-up tests which were also recorded with video cameras. Furthermore, to enrich the results of the study, interviews were conducted on all subjects. The results of the different Wilcoxon signed-rank test showed that there were significant differences (p <0.05), which meant there were significant differences in the quality of interactions between mothers and children aged 3-4 years in poor families. Furthermore, the follow-up test results showed no significant differences (p> 0.05), which meant that there were no significant changes in the quality of interactions between mothers and children aged 3-4 years in poor families. More detailed results are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumaningrum
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Mediated Learning Experience (MLE) yang diberikan melalui pelatihan kepada pengasuh anak efektif mengubah perilaku pengasuh anak dalam kegiatan pemberian makan yang berkualitas pada anak usia 3 hingga 4 tahun. Metode Mediated Learning Experience (MLE) merupakan metode yang mengajarkan berbagai keterampilan kepada anak melalui peningkatan interaksi antara mediator dan anak serta penggunaan berbagai pengalaman sebagai media bagi anak untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik (Klein, 1996). Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest/posttest design. Manipulasi yang akan dilakukan terhadap variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian metode MLE dalam konteks kegiatan pemberian makan pada anak usia 3 hingga 4 tahun melalui pelatihan. Materi yang diberikan pada pelatihan kegiatan pemberian makan yang berkualitas pada anak usia 3 hingga 4 tahun adalah karakteristik anak usia 3 hingga 4 tahun, fungsi makanan sehat, dan MLE dalam konteks mengenai kegiatan makan yang berkualitas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan Tes Wilcoxon. Hasil analisis data kuantitatif dihitung dengan menggunakan alat ukur MLERS dan kuesioner yang diisi oleh orang tua anak. Kedua perhitungan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi (p<0.05), artinya metode MLE efektif untuk meningkatkan kegiatan pemberian makan yang berkualitas oleh pengasuh pada anak usia 3 - 4 tahun.

Abstract
The purpose of this study is to examine whether Mediated Learning Experience (MLE) method that given through training for child caregiver can change caregiver habit in children 3 to 4 years old feeding activity. Mediated Learning Experience (MLE) is a method to teach many skill in children through interaction between caregiver and child, and also the use of experience as a medium for child to achieve a better understanding level (Klein, 1996.This research study use one group pretest/posttest design. Manipulation is made for the independent variable, the giving of MLE?s method in the context of 3 to 4 years old children feeding activity through the training. The materials are: the characteristics of 3 to 4 years old child; the benefit of healthy food; and MLE method in the context of qualified feeding activity. Data was analyzed using the combination of qualitative and quantitative method, using Wilcoxon Test. Data was assessed by Mediated Learning Experience Rating Scale (MLERS and questionnaire for parents. Both of them shown that there were significant difference before and after intervention (p<0.05).
"
2012
T30479
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Betti Astriani
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas teknik Mediated
Learning Experience (MLE) dalam meningkatkan kualitas interaksi pengasuh
dengan anak usia 24 - 36 bulan saat kegiatan berpakaian melalui pelatihan yang
dilakukan. Penelitian ini menggunakan pretest and post-test design. Peneliti
melakukan dua kali pengambilan data terhadap subjek (pengasuh anak) pada saat
sebelum pelatihan dan setelah pelatihan dengan metode observasi. Pelatihan yang
dilakukan menggunakan beberapa metode yaitu ceramah, diskusi, brainstorming,
dan roleplay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik MLE efektif
meningkatkan kualitas interaksi pengasuh dengan anak usia 24 ? 36 bulan saat
kegiatan berpakaian. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed-Ranks Test menunjukkan
perbedaan yang signifikan dari skor hasil pretest dan post-test sebesar p = 0,039
(p<0,05).

Abstract
The objective of the research is to observe effectiveness of the Mediated Learning
Experience (MLE) technique in increasing interaction the caregiver with children
aged 24-36 months during dressed activity. The study employed pre-test and posttest
design. The data on the subject (i.e. caregiver) was taken twice, i.e. before
and after training by observation method. Training was conducted through
several methods comprising lecture, discussion, brainstorming and role play. The
findings indicated that MLE technique was effective in increasing quality of
interaction between caregiver and children aged 24 - 36 months during dressed
activity. Statistical Wilcoxon Signed-Ranks Test showed significant difference
from the pre-test and post-test scores by the value of p = 0,039 (p<0,05)."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Kurniasari
"[ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas pelatihan teknik read-aloud
dalam meningkatkan kualitas interaksi guru dengan siswa usia 3-4 tahun melalui
pelatihan selama 12 jam, yang dibagi dalam 3 hari dan 6 sesi. Penelitian ini
menggunakan desain pre-test dan post-test dengan guru sebagai partisipan. Alat
ukur yang digunakan adalah lembar panduan observasi interaksi guru-siswa saat
kegiatan read-aloud. Pelatihan ini menggunakan beberapa metode, yaitu diskusi,
role-play, observasi video kegiatan read-aloud, dan ceramah. Hasil uji statistik
dengan menggunakan wilcoxon sign ranks menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam interaksi guru-siswa saat kegiatan read-aloud antara
sebelum dan sesudah pelatihan (Z=-1.826, p = 0.068> 0.05). Akan tetapi, secara
kualitatif, ditemukan sejumlah perubahan dalam kualitas interaksi guru-siswa saat
kegiatan read-aloud antara sebelum dan sesudah pelatihan.

ABSTRACT
The aim of this research is to understand the effectiveness of training on Read-
Aloud technique in increasing the quality of teacher-student interaction (study of
children 3-4 years old). The Read-Aloud technique is given through a 12 hours
training that has been divided into 3 days and 6 sessions training program.
Research was conducted using a pre-test and a post-test design, teachers as
participant. Teacher-student interaction observation while doing read-aloud guide
was used as the instrument. There are several methods was applied in this training,
that is discussion, role-play, observation on read-aloud activity video and lecture.
Statistical test using wilcoxon sign ranks shows there are no significant difference
in teacher-student interaction while doing read-aloud before and after training
(Z=-1,826, p>0,068>0,05). But, qualitatively, there are several changes in quality
teacher-student interaction before and after training., The aim of this research is to understand the effectiveness of training on Read-
Aloud technique in increasing the quality of teacher-student interaction (study of
children 3-4 years old). The Read-Aloud technique is given through a 12 hours
training that has been divided into 3 days and 6 sessions training program.
Research was conducted using a pre-test and a post-test design, teachers as
participant. Teacher-student interaction observation while doing read-aloud guide
was used as the instrument. There are several methods was applied in this training,
that is discussion, role-play, observation on read-aloud activity video and lecture.
Statistical test using wilcoxon sign ranks shows there are no significant difference
in teacher-student interaction while doing read-aloud before and after training
(Z=-1,826, p>0,068>0,05). But, qualitatively, there are several changes in quality
teacher-student interaction before and after training.]"
2016
T45423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopora Intan Himawan Putri
"Pada anak usia prasekolah, regulasi emosi merupakan aspek penting dari perkembangan sosial anak. Secara khusus, regulasi emosi berperan sebagai kunci dari kemampuan anak dalam mengelola tuntutan dan konflik yang mereka hadapi ketika berinteraksi dengan orang lain. Ketidakmampuan untuk meregulasi emosi merupakan faktor risiko penting dalam pembentukan perilaku agresif di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program dalam meningkatkan regulasi emosi pada anak. Penelitian ini merupakan one group pretest-posttest design yaitu menggunakan satu kelompok eksperimental tanpa adanya kelompok kontrol. Hasil dari pengolahan data wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa program regulasi emosi efektif dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak usia prasekolah 3-4 tahun.

In preschoolers, emotional regulation is an important aspect of children 39 s social development. In particular, emotional regulation plays a key role in the ability of children to manage the demands and conflicts they face when interacting with others. The inability to regulate emotions is an important risk factor in the formation of aggressive behavior in the future. This study aims to see the effectiveness of the program in improving emotional regulation in children. This research is one pretest posttest design group that uses one experimental group without any control group. The results of the wilcoxon signed rank test showed that the emotional regulation program was effective in improving the emotional regulation ability for preschoolers 3 4 years."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyad Muhammad Farhan
"Penelitian dengan desain eksperimental antar subjek ini bertujuan untuk menguji pengaruh sentuhan terhadap pengendalian diri pada anak usia 3-4 tahun. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan berusia 3-4 tahun dari sekolah swasta Narada Jakarta Barat dan sekolah swasta Krista Gracia Klaten Jawa Tengah dengan jumlah total 41 peserta. Untuk mengukur pengendalian diri, peserta dilibatkan dalam prosedur replikasi tes marshmallow, yang merupakan prosedur standar untuk mengukur pengendalian diri. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sentuh yang disentuh sedangkan prosedur pengendalian diri dijelaskan, dan kelompok no sentuh yang tidak disentuh. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan sentuhan terhadap pengendalian diri anak usia 3-4 tahun.

This research with experimental design between subjects aims to examine the effect of touch on self-control in children aged 3-4 years. Participants in this study were male and female students aged 3-4 years from the Narada private school, West Jakarta and the Krista Gracia Klaten private school, Central Java, with a total of 41 participants. To measure self-control, participants were involved in the replication procedure of the marshmallow test, which is a standard procedure for measuring self-control. Participants were divided into two groups, namely the touch-touched group while self-control procedures were explained, and the untouched group no-touch. The results of the analysis using the chi-square test showed that touch had no significant effect on self-control of children aged 3-4 years."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Carissa
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran mengenai attachment dan kontrol diri pada anak usia prasekolah (3 sampai 4 tahun). Pengukuran kontrol diri dilakukan melalui paradigma Delay of Gratification  menggunakan Stanford Marshmallow Test yang dikembangkan oleh Mischel, Shoda & Rodriguez (1989). Dalam penelitian ini, peneliti mengukur durasi waktu yang dihabiskan anak untuk menunggu, serta perilaku apa yang ditunjukkan oleh anak ketika menunggu. Selain itu, attachment diukur Ainsworth, Blehar, Waters & Wall (1978). Pengukuran tersebut membagi pola attachment menjadi 3 (tiga) kelompok yang terdiri dari secure attachment, insecure-resistant attachment, dan insecure-avoidant attachment. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 7 pasangan ibu anak berusia 3 sampai 4 tahun serta berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Melalui observasi, peneliti menemukan bahwa anak berusia 4  tahun memiliki durasi waktu delay yang lebih panjang. Selain itu, anak yang memiliki secure attachment dan insecure-avoidant attachment memiliki durasi delay of gratification di atas rata-rata seluruh partisipan. Kemudian, ditemukan perbedaan perilaku menunggu yang ditunjukkan oleh anak-anak dengan secure attachment dan insecure-avoidant attachment, serta anak dengan insecure-resistant attachment. Untuk melakukan generalisasi hasil penelitian, diperlukan penelitian dengan sampel yang lebih banyak.

This research is conducted to see attachment to mother and its relation to self-control in preschool children of aged 3-4 years old. Self-control is measured through delay of gratification paradigm with Stanford Marshmallow Test which was developed by Mischel, Shoda & Rodriguez (1989). In this research, the researcher measured the duration the children spent to wait, and the behavior children shown while waiting. Attachment is measured with Strange Situation Procedure which was developed by Ainsworth, Blehar, Waters & Wall (1978). This measurement divided the attachment patterns into three groups consist of secure attachment, insecure-resistant attachment, and insecure-avoidant attachment. Participant of this research is 7 pairs of mother and their children aged 3 to 4 years, boys or girls. Through observation, the researcher found that the children aged 4 have a longer time to wait. In addition, children who have secure attachment and insecure-avoidant attachments have a duration of delay of gratification above the average of all participants. Then, differences in waiting behavior were found in children with secure attachments and insecure-avoidant attachments, and children with insecure-resistant attachments. To generalize the results of the study, more sample is needed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmi
"Salah satu tugas perkembangan pada masa prasekolah adalah berkembangnya kemampuan motorik kasar anak. Pada saat ini tubuh anak berkembang pesat, terutama perkernbangan otot-otot besar yang memungkinkan perkembangan motorik kasarnya. Anak juga sangat aktif dan energik, sehingga membutuhkan latihan kegiatan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan kognitif, emosi dan sosial pada anak. Pentingnya perkembangan motorik kasar sudah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan motorik kasar anak prasekolah belum mendapat perhatian yang sesuai. Penelitian pada 212 Taman Kanak-kanak (TK) di DKI Jakarta pada tahun 2002, ditemukan bahwa hanya 57,3 % sekolah yang memberi kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan motorik kasar.
Program Pendidikan Rumah Bagi Orangtua Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Prasekolah ini disusun sebagai alternatif pendidikan untuk anak prasekolah. Pada masa prasekolah anak tidak harus mengikuti pendidikan di sekolah atau institusi tertentu di luar rumah. Kebutuhan anak adalah memperoleh Stimulasi yang kaya dan beragam, sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan sendiri oleh orangtua rnelalui pendidikan rumah. Dengan peran aktif orangtua sebagai guru di rumah dapat terjalin hubungan yang lebih akrab antara anak dengan orangtua.
Dengan demikian, program ini disusun agar anak dapat mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal. Program ini menggunakan teori perkembangan motorik dari Gallahue dan Ozmun yang dirangkum dengan teori-teori dari ahli-ahli lainnya, seperti Berk, Miller dan Feldman. Perkembangan motorik kasar disebut juga perkembangan gerak, dibagi menjadi tiga aspek, yaitu stabilitas, lokomosi dan manipulasi. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa kemampuan yang nantinya akan dilatihkan pada anak.
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan yang sederhana, material yang mudah didapat Serta tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga aplikatif untuk digunakan oleh orangtua. Untuk penyempurnaan program ini selanjutnya dapat dilakukan dengan uji coba di lapangan serta evaluasi. Perbaikan terhadap hasil evaluasi akan menghasilkan program baru yang telah teruji. Kemudian diberikan pelatihan untuk orangtua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korifanny Petrisia
"ABSTRAK
Meningkatnya jumlah anak-anak sebagai pelaku beberapa tindak kejahatan memperlihatkan bahwa anak membutuhkan empati sebagai penyangga perilaku. Pemahaman empati akan membantu anak memahami apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga akan peka saat melakukan sebuah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program pembacaan buku cerita bergambar untuk meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empathy Scale for Children ESC . Disain penelitian ini adalah one group pre-test-post-test design. Metode pembacaan yang digunakan adalah dialogic reading, yang merupakan metode pembacaan cerita interaktif dengan tanya jawab antara pembaca cerita dengan anak. Pembacaan cerita menggunakan 4 buku cerita bergambar yang bercerita mengenai perasaan senang, sedih, marah dan takut. Pembacaan cerita dilakukan selama 4 hari pada TK XY, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dengan total partisipan sebanyak 29. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan buku cerita bergambar dengan dialogic reading secara signifikan meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Untuk penelitian selanjutnya, dapat melakukan checklist perilaku sebelum dan sesudah intervensi atau melakukan pembacaan buku cerita secara individu dengan orang tua atau guru.

ABSTRACT
The increasing number of children as offenders shows that children need empathy as buffer for their behavior. Empathy understanding will help children to have perspectives of what other people feel, hence children will have some consideration before act. The aim of this research is to test the effectiveness of picture storybook with dialogic reading to develop empathy understanding of children age 3 4 years old. The effectiveness of picture storybook with dialogic reading is measured using Empathy Scale for Children ESC . The Research design is one group pre test post test design. This research using dialogic reading as the reading method, which is interactive reading method between the storyteller and children. The storytelling use 4 picture storybooks each about happy, sad, anger and scare that conducted for 4 days at XY Kindergarten, Payakumbuh, West Sumatra. The statistical results demonstrate that there is significant difference at children rsquo s empathy understanding score before and after the book reading. For further research, can do the behavior checklist before and after the intervention or do one to one book reading with teacher or parent."
2017
T49688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>