Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramond Mirza Gusputra Tiwow
"Musik merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia. Manusia hidup dikelilingi oleh musik dari berbagai macam genre dan pembuatan masing – masing musik pun memiliki tujuannya masing – masing. Alasan mengapa berbagai jenis musik dan lagu dibuat dengan tujuan masing – masing karena kegunaan musik yang cukup beragam yang salah – satunya paling utama yaitu mempengaruhi khalayak pendengarnya. Lagu yang diciptakan memiliki pesan dari setiap penciptanya, dengan tujuan mencurahkan isi hati tentang perasaan atau pengalaman yang dialaminya. Dengan kata lain, lagu diciptakan untuk mengkomunikasikan pesan yang ada dalam lagu, tersirat maupun tersurat. Tujuan dari makalah ini adalah untuk melihat apakah musik dapat menjadi sarana komunikasi yang penting dalam menyampaikan kritik sosial masyarakat Indonesia terhadap isu dan masalah sosial melalui analisis deskriptif lagu “Pembebasan” dari Safi’I Kemamang yang juga mengumpulkan dan membahas beberapa jurnal terkait musik dan kritik sosial di Indonesia. Ada lima temuan umum yang sering dibahas dalam literatur yang berkaitan dengan musik Indonesia dan kiritk sosial, yaitu: (1) penelitian tentang musik Indonesia biasanya merupakan kajian semiotik dengan paradigma kritis dan berkualitas,(2) penelitian tentang musik Indonesia sebagai media penyampaian kritik sosial, khususnya yang berkaitan dengan era Orde Baru,(3) musisi dan kelompok musik kritis di Indonesia,(4) gerakan sosial kolektif & kritik melalui musik,(5) alasan efektifitas penggunaan musik sebagai media kritik sosial. Berdasarkan temuan artikel ini, peneliti meyakini bahwa musik dapat mengkomunikasikan pesan penulis lagu melalui lirik yang ada dan menjadi medium yang efektif dan berpengaruh untuk kritik sosial di Indonesia.

Music is something that cannot be separated from human life. Humans live surrounded by music from various genres, and the making of each music has its purpose. Different types of music and songs are made with their own purpose because the uses of music are quite diverse, and the most important one is to influence the audience. The songs that were created have a message from each of the creators, to pour out one's heart about the feelings or experiences. In other words, songs were created to communicate the message that is in the song, implied or express. The purpose of this paper is to see whether music can be an important means of communication in conveying social criticism of Indonesian society on social issues and problems through a descriptive analysis of Safi'I Kemamang's song "Pembebasan" which also collects and discusses several journals related to music and social criticism in Indonesia. There are five common things which are commonly discussed among the literature that relates to Indonesian music and social criticism; (1) research on Indonesian music is usually a semiotic study with a critical and quality paradigm,(2) research on Indonesian music as a medium that convey social criticism, especially related to the New Order era,(3) critical musician and music groups in Indonesia,(4) collective social movement & criticism through music,(5) reasons on the effective use of music as medium for social critique. Based on this article's findings, researchers believe that music can communicate songwriters' messages through existing lyrics and become an effective and influential medium for social criticism in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Arkanda Putra
"Tesis ini membahas evaluasi formatif Kampanye Perubahan Sosial Anti Produk Musik Bajakan olah sebuah organisasi yang belum berhasil melakukan Kampanye Perubahan Sosial Anti Produk Musik Bajakan. Studi kasus dalam penelitian ini adalah Kampanye Sadar Hak Cipta yang dilakukan oleh PAPPR!. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain evaluatif. Hasil penelitian ini menyarankan beberapa hal yang harus dilakukan dalarn tahapan program pereneanaan Kampanye Perubahan Sosial Anti Produk Musik Bajakan. Pertama, pelaku Kampanye Perubahan Sosial Anti Produk Musik Bajakan periu melakukan analisa SWOT dalam tahap analisa masalah. Kadua, pelaku Kampanye Perubahan Sosial Anti Produk Musik Bajakan perlu menspesifikasi target kampanye. Ketiga, pelaku Kampanye Perubahan Sosial Anti Produk Musik Bajakan perlu merencanakan sebuah program evaluasi datam program perencanaannya.

This thesis talks about the formative evaluation of Social Change Campaign Against Music Piracy Product which is been done by an organization and haven't been succeed. This research case study is Sadar Hak Cipta Campaign by Indonesian Societies of Recording Singers, Composers and Music Arrangers. This is a qualitative research with evaluative design. At the end, this research recommending some points that should be done in Social Change Campaign Against Music Piracy Product planning program. First, by the analyzing problem step, Social Change Campaign Against Music Piracy Product campaigner should do the SWOT analysis. Second, Social Change Campaign Against Music Piracy Product campaigner needs to specify the campaign target."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32398
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hesilia Astri
"Industri musik Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Musisi~musisi dan band-band baru bermuneulan mewamai belantika musik Indonesia. Padahal jika kita mclihat I0 tahun ke belakang, lagu-lagu barat masih menguasai pasar musik Nasional. Namun keadaan sekarang berubah dimana saat ini musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Industri musik negeri kita tidak lagi didominasi oleh musisi yang itu-itu saja, saat ini banyak sekali musisi dan band-band baru yang ikut bersaing merebut hati para pendengar dengan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan keinginan pasar.
Fenomena yang terjadi di industri musik Indonesia ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari industri musik sendiri, para musisi, pengamat bahkan para pendengar musik. Perkembangan yang pesat ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Terlebih dengan bermunculannya musisi dan band-band yang membawakan lagu-lagu yang bernuansa pop melayu dan mendayu-dayu clengan Iirik yang sangat lugas dan apa adanya. Puitis sudah tidak diminati Iagi oleh para musisi dan band-band baru ini. Notasi lagu pun sangat ringan dengan penggunaan kunci-kunci yang sederhana. Scbagian orang menganggap bahwa ini adalah kernunduran musik Indonesia, namun sebagian lagi menganggap bahwa ini adalah variasi bermusik, musik bersitat universal sehingga apapun warna musiknya itu sah-sah saja selama ilu diminati.
Namun bagaimanakah proses hingga akhirnya musik pop melayu dan mendayu berhasil mendominasi pasar musik Indonesia saat ini dan berhasil menelurkan banyak musisi dan band-band yang ikut memeriahkan kancah musik Indonesia?, make. penelitian ini mengangkat tentang fenomena dalam Industri musik Indonesia. Bagaimana musik-musik pop melayu, bertema ringan dan mendayu-dayu dapat menjadi raja di hati masyarakat negeri, padahal kontroversi yang ditimbulkan pun tidak sedikit. Ujung tombak dari keberhasilan musisi dan band-band tentu tidak terlepas dari proses publikasi dan promosi yang diterapkan. Dengan promosi yang gencar maka masyarakat dapat mengetahui lagu-lagu yang saat ini bam dinlis dan dapat dengan cepat akrab di telinga pendengar. Faktor yang paling penting adalah media massa yang menyebarkan lagu-lagu tersebut kepada pemirsa. Dcnganjangkauan yang luas di masyarakat dan frekuensi pemutaran yang berulang-ulang akan mernbangun awareness masyarakat akan lagu-lagu baru yang kemudian mcmbentuk selera masyarakat dan menciptakan trend. Dari sinilah popularitas sang musisi dan band-band terbentuk, basil akhimya adalah peningkatan penjualan terhadap produk musik dan mcmbuka peluang lebih besar dalam dunia entertainment.

Today musics industries in Indonesia are rapidly developed. Newly-formed bands and musicians showed to flourish the world’s of Indonesian musics. Whereas. back to 10 years ago, westem songs were controlled the market of national musics. However, the time has changed where Indonesian music has become the master in its own territory. The industry of our domestic musics are no longer dominated by common musicians, currently there are a vast majority of new bands and musicians that tightly competing for their audiences in producing marketable and reasonable songs.
The current phenomenon in Indonesian music industry has been paid huge attention by music industry itselfi musicians, observers and even music listeners. This highly rapid development is causing pros and cons in the population. Moreover, with emerging of musicians and bands on slow and Pop-Malay musics with simple and to the point lyrics. Poetical is no longer interested by new bands and musicians. Song notation is very light with using simple keys. Partly, people think that this is a setback for Indonesian musics, however, the remaining are thinks that this is a variety of musics, music as a universal language, and it is very acceptable that this kind of music is intriguing.
However, what is the process for slow and Pop-Malay musics can dominating current Indonesian musics and has succeeded to produce many musicians and bands to enliven Indonesian music industry ? So, this study is to review the phenomenon in Indonesian music industry. How can slow, Pop-Malay musics become the king in the heart of Indonesian people, whereas there are so many controversies in this kind of musics.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Goldsworthy, David
Clayton, Victoria: Centre of Southeast Asian Studies. Monash University, 1978
780.959 8 GOL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Biancahya Oktavianto
"Penelitian yang berjudul Giant Step dan Musik Rock Progresif di Indonesia 1970-1985 berusaha mengkaji sejarah perkembangan musik rock progresif di Indonesia pada tahun 1970 hingga 1985 yang ditandai dengan hadirnya grup musik Giant Step. Penelitian tersebut dikembangkan dengan metode sejarah. Tahap pertama yang dilakukan adalah heuristik kemudian verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Aliran musik rock progresif mulai populer di Indonesia pada periode 1970-an. Kepopuleran aliran musik progresif rock mulai pudar pada periode 1980-an seiring berakhirnnya grup musik Giant Step. Grup musik Giant Step merupakan salah satu pelopor yang memberikan pengaruh terhadap dunia musik Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah penulis mengangkat perjalanan grup musik Giant Step yang memperkenalkan sekaligus mempopulerkan aliran rock progresif di dalam perjalanan sejarah dunia musik Indonesia.

This research is using historical method Giant Step and Rock Progressive Musik in Indonesai 1970 1985 is try to review the progress of progressif rock music in Indonesia history in 1970 to 1985 era which is marked by the exsistence of a music group called Giant Step. This research is develop using historical method. The progressive rock genre became popular in the 1970 rsquo s era. Unfortunately, this popularity come to an end along with the end of the Giant Step group. The Giant Step is one of the breakthroughs artist in the progressive rock genre and very influential in Indonesia music history. The result of this research is the Giant Step as one of the artist progressive rock is success to introduce and popularized the progressive rock genre in the Indonesia music history. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wallach, Jeremy
""This book is an ethnographic investigation of Indonesian popular music genres and their producers and listeners during a period of dramatic political and cultural transformation." --introd.
"The book is divided into two parts. The first half examines the cultural dynamics of particular sites for the production, mediation, and reception of popular music, including record stores, recording studios, video shoots, roadside food stalls, and other public and private spaces where music is performed, consumed, discussed, and debated by Indonesians form all walks of life. The second half of the book investigates spectific live performance events as occasions when musical production, mediation, and reception processes occur simultaneously. The chapters in that half focus on three major youth-oriented popular music genre categories: dangdut, pop, and 'underground' rock." --pref."
Depok: Komunitas bambu, 2017
780.598 WAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arika Yuanita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24678
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Priancha
"Budaya pop Jepang adalah salah satu produk ekonomi kreatif yang terkenal di ranah internasional dan seluruh dunia. Didalam budaya pop jepang, dikenal sebuah konsep bernama ldquo;doujinshi rdquo;, sebuah kegiatan dari para pengemar karya kreatif terkenal untuk membuat karya derivative dari karya-karya yang mereka sukai. Tidak hanya membuat, para pembuat karya derivative juga menjual karya derivative mereka di acara konvensi doujinshi dari sejak tahun 1975 di Jepang dan 2012 di Indonesia. Walaupun kegiatan doujinshi ini sudah berjalan cukup panjang, kegiatan ini masih sering dipandang sebagai ldquo;zona abu-abu rdquo; didalam hukum hak cipta Indonesia dan Jepang. Ini dikarenakan para penggiat kegiatan doujinshi umunya melakukan kegiatanya tanpa mendapatkan izin dari pemilik hak cipta karya yang menjadi rujukan karya derivatif. Skripsi ini akan menganalisa mengenai bagaimana konsep doujinshi diatur dalam hukum hak cipta ke-dua Negara dan legalitas kegiatan doujinshi yang berfokus pada karya musik doujinshi.

Japan pop culture is one of the internationally known creative economic industry products across the globe. Among Japan pop culture, there are known the concept of ldquo doujinshi rdquo , a practice of fans creating derivative works from an existing creative works made by famous artist. Not only creating, the creator rsquo s of doujin works worldwide, sometimes they also sell their derivative works during a doujin convention since 1975 in Japan and starting at 2012 in Indonesia. Despite the long existence of doujinshi practice in Japan and Indonesia, the practice is still somewhat in the ldquo grey zone rdquo under the concept of both Indonesian and Japanese copyright law. This is because the doujinshi practice is commonly done without prior permits from the copyright holder. This thesis will analyze how the concept of doujinshi being regulated in both countries rsquo copyright law and the legality of doujinshi practices focusing on doujin musical works.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlambang Novita Hapsari
"Skripsi ini membahas tentang hak dan kewajiban yang dapat diperoleh oleh pencipta maupun produser rekaman suara dan publisher dari adanya suatu perjanjian lisensi maupun perjanjian pengalihan hak cipta. Adapun permasalahan yang dikaji yakni bagaimana pengaturan terhadap perbanyakan dan pengumuman atas karya rekaman suara, bagaimana perbedaan antara perjanjian pengalihan hak cipta dan perjanjian lisensi dalam bidang karya rekaman suara, bagaimana kedudukan putusan dalam kasus Kohar Kahler vs. EMI ditinjau dari hukum hak cipta. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat normatif dengan tipologi penelitian preskriptif yang menggunakan metode analisis kualitatif berupa studi
kepustakaan dan wawancara langsung dengan narasumber. Hasil dari penelitian
ini yaitu ketentuan mengenai pengumuman dan perbanyakan karya cipta lagu
harus dilakukan melalui perjanjian lisensi dengan jangka waktu tertentu yang
diatur dalam pasal 45 Undang-undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 maupun
pengalihan hak cipta yang diatur dalam pasal 3 ayat (2) huruf d Undang-undang
Hak Cipta No. 19 Tahun 2002. Seharusnya dalam gugatan ini pencipta tidak
hanya mengajukan gugatan kepada PT. EMI Indonesia namun juga mengajukan
gugatan kepada PT. Arga Suara Kencana."
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ], 2010
S24830
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>