Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Rahmasari
"Perilaku perawat tentang self-care behavior yang tepat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi akibat pemasangan permanent pacemaker, seyogyanya selalu dilakukan dalam membantu adaptasi pasien dengan permanent pacemaker. Namun, hal tersebut masih didapatkan belum optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku perawat tentang self-care behavior pada pasien terpasang permanent pacemaker. Penelitian ini dilakukan kepada 131 perawat pelaksana di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta dengan menggunakan desain cross sectional, teknik purposive sampling, analisis uji chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan perawatan permanent pacemaker dengan perilaku perawat tentang self-care behavior pada pasien terpasang permanent pacemaker (p-value = 0,000; α = 0,05; OR = 20,63). Pengetahuan tentang perawatan permanent pacemaker perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan perilaku perawat terkait self care behavior pada pasien dengan permanent pacemaker.

Nurses' behavior regarding proper self-care behavior is needed to prevent complications due to the installation of a permanent pacemaker. It should always be done in helping patients adapt to a permanent pacemaker. However, this is still not optimal. Therefore, this study aims to identify the factors that influence nurses' behavior about self-care behavior in patients with permanent pacemaker attached. This research was conducted on 131 nurses at Harapan Kita Heart and Blood Vessel Hospital Jakarta using a cross-sectional design, purposive sampling technique, chi square test analysis and multiple logistic regression. The results showed that there was a significant relationship between knowledge of permanent pacemaker care with nurses' behavior about self-care behavior in patients with permanent pacemaker installed (p-value = 0,000; α = 0.05; OR = 20.63). Knowledge about permanent pacemaker care needs to be done regularly to improve nurse behavior related to self-care behavior in patients with permanent pacemaker."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Joice Polanida
"Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memerlukan pengobatan ulang di rumah sakit. Tingginya tingkat readmission pada pasien gagal jantung sering terjadi karena keterlambatan dalam mengenal gejala, ketidakpatuhan terhadap diet dan pengobatan, kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam self care. Self care dapat mencegah terjadinya perburukan sehingga readmission tidak terjadi, selain itu self care juga berdampak terhadap kualitas hidup. Individu dalam melakukan self care dipengaruhi beberapa faktor dari dalam maupun luar individu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, tingkat depresi, dukungan sosial, persepsi penyakit dengan self care pasien gagal jantung yang readmission. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan tehnik purposive sampling pada 93 responden pasien gagal jantung yang readmission di Ruang Rawat Inap dan Poliklinik Jantung RSUP Persahabatan. Hasil penelitian setelah dianalisis dengan Chi-square menunjukkan status perkawinan (p 0,028; α 0,05), pendidikan (p 0,018; α 0,05), komorbiditas (p 0,034; α 0,05), tingkat depresi(p 0,006; α 0,05), dukungan sosial (p 0,000; α 0,05), dan persepsi penyakit (p 0,002; α 0,05) memengaruhi self care responden secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya meningkatkan follow up setelah pasien pulang dan melibatkan keluarga dalam upaya self care.

Heart failure is the chronic diseases most often requires repeat treatment at the hospital. The high level of readmission patients heart failure often occurs due to delays in recognizing symptoms, noncompliance diet and treatment, lack of skills and knowledge self care. Self care can prevent deterioration so the readmission does not occur, besides it affects the quality of life. Individuals doing self care influenced by several factors from inside and outside. The purpose of this study to know the relationship of respondent characteristics, functional status, comorbidity, depression, social support, illness perception with self care patients heart failure readmission. The study used design cross sectional with purposive sampling technique in 93 patients heart failure readmission at Inpatient and Outpatient Care RSUP Persahabatan. The results this study after being analyzed by Chi square showed marital status (p 0,028; α 0.05), education (p 0,018; α 0,05), comorbidity (p 0,034; α 0,05), depression (p 0,006; α 0,05), social support (p 0,000; α 0,05), and illness perception (p 0,002; α 0,05) significantly influenced self care. The conclusions this study need to improve follow up after the patient returns home and involves the family effort to self care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"Tingginya angka kejadian rawat inap pasien gagal jantung memiliki resiko kejadian rawat ulang yang sama bila manajemen diri pasien gagal jantung tidak baik. Manajemen diri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam dan penelitian ingin mengetahui faktor yang berhubungan dengan manajemen diri pasien gagal jantung. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan metode pengambilan data retrospektif pada 70 pasien gagal jantung di ruang rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dukungan keluarga dan faktor aktifitas pelayanan keperawatan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kemampuan manajemen diri pasien gagal jantung (p value=0.000, OR=50.1, CI 95% dan p value=0.013, OR=7.3, CI 95%). Hasil penelitian menyarankan agar pelayanan keperawatan pasien gagal jantung mengutamakan program manajemen diri baik di institusi pelayanan kesehatan hingga sampai di rumah sehingga dukungan keluarga lebih optimal.

The high incidence of hospitalized patients with heart failure will have a risk of re-hospitalization rate if the self-management of patiens with heart failure is insufficient. Self-management is influenced by many factors. This study investigated factors associated with self-management of patients with heart failure.The study used a cross-sectional approach with retrospective data collection method in 70 respondents in outpatient clinics.
The results found that the factor of family support and nursing care activities are the most dominant factors influencing the ability of self-management in patients with heart failure (p value=0.000, OR=50.1, 95%CI and p value=0.013, OR=7.3, 95%CI). The results of this study suggested that in providing care of patients with heart failure, a self-management program should become a priority both for health care institutions and patients at home so that the family support is more optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Adiana
"ABSTRAK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyakit kronis yang progresif yang membutuhkan kemampuan pasien melakukan perawatan diri serta dukungan keluarga dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dukungan keluarga yang berhubungan dengan perilaku perawatan diri pasien PPOK. Desain penelitian adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 72 pasien PPOK, menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara skor total dukungan keluarga (p=0.001), dukungan emosional (p=0.001), dukungan instrumental (p=0.002), dukungan informasi (p=0.001) dan dukungan penghargaan (p=0.002) dengan perilaku perawatan diri pasien PPOK. Variabel konfonding yang berhubungan secara signifikan dengan perilaku perawatan diri pasien PPOK adalah status ekonomi (p=0.002), tingkat pendidikan (p=0.001) dan pengetahuan PPOK (p=0.001) dengan α=0.05. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan perilaku perawatan diri pasien PPOK.

ABSTRACT
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a progressive disease which requires the ability of patients to perform self-care and family support in carrying out the self-care. This research aimed to analyze the types of family support related with self-care behavior in COPD patients. This cross sectional study applied corelation analysis design and purposive sampling technique and involved 72 COPD patients. The result show that there is significant correlation among total score of family support (p=0.001), emotional support (p=0.001), instrumental support (p=0.002), informational support (p=0.001) and appraisal support (p=0.002) with patient self-care behavior. While, confounding variables that has significant correlation with self-care behavior were economic status (p=0.002), education degree (p=0.001), and COPD knowledge (p=0.001) with α=0,05. This research recommended to involve families in nursing care to improve self-care behavior in COPD patients.
"
2019
T52278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Sofyan Prasetyo
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovascular terbanyak. Hipertensi di
RSUD Kudus menempati peringkat tiga besar berdasarkan kunjungan pasien.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan
self care management pada pasien hipertensi di RSUD Kudus. Desain
menggunakan survey analitik pendekatan cross sectional, teknik sampling yang
digunakan adalah pruporsive sampling dengan jumlah sampel 157. Analisis
statistik menggunakan chi square. Penelitian mendapatkan hasil bahwa efikasi
diri, dukungan sosial, pendidikan dan komplikasi memiliki hubungan bermakna
dengan self care management. Penelitian ini merekomendasikan untuk
meningkatkan efikasi diri dengan memperhatikan pendidikan san usia sehingga
self care management menjadi lebih baik.

ABSTRACT
Hypertension is the most of caused cardiovascular disease in the word and
Indonesia. Hypertension in RSUD Kudus had leather of third caued of visiting
patient The aims of research was identified factors associated with self-care
management in the patient with hypertension in RSUD Kudus. Design approach
used analytic cross sectional survey, techniques of sampling used purposive
sampling with 157 samples. Statistical analysis was used chi square. The result of
research obtained that self-efficacy; social support, education and complications
had significant relationships with self care management. The study recommended
to increase self efficacy by focusing to education and aged so, the self care
management by better."
2012
T31185
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Ulfa
"Self-care merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup pada pasien sindrom koroner akut yang telah menjalanai intervensi koroner perkutan. Self-care adalah pengambilan keputusan secara natural oleh individu dalam berperilaku untuk mempertahankan kestabilan fisiologis tubuhnya dan sebagai respon terhadap tanda dan gejala yang terjadi pada diri individu. Keadekuatan individu dalam melakukan self-care dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal dari individu. Identifikasi faktor tersebut menjadi bagian penting untuk memberikan asuhan keperawatan mengenai self-care yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dari karakteristik responden: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, dukungan keluarga, kecemasan, depresi dan literasi kesehatan pasien sindrom koroner akut yang telah menjalani intervensi koroner perkutan meliputi: usia, jenis kelamin, terhadap self-care. Desain penelitian menggunakan cross sectional survey pada 121 responden yang diambil dengan tehnik consecutive sampling di Poliklinik Jantung. Penelitian menggunakan kuesioner SC-CHDI (self-care coronary heart disease invantory) dalam mengukur self-care responden. Hasil penelitian menunjukan usia (p=0,273), pendidikan (p=0,004), dukungan keluarga (p=0,009), kecemasan (0,015), depresi (p=0,000), pengetahuan (p=0,003) dan literasi kesehatan (p=0,005) berhubungan dengan self-care individu secara signifikan. Responden yang bekerja dan tidak mengalami depresi memiliki self-care yang lebih adekuat

Self-care is an important part in efforts to improve the quality of life in acute coronary syndrome patients who have undergone percutaneous coronary intervention. Self-care is a natural decision making by individuals in behaving to maintain the physiological stability of their bodies and in response to signs and symptoms that occur in individuals. Individual adequacy in performing self-care can be influenced by various internal and external factors of the individual. Identification of these factors is an important part of providing nursing care regarding effective self-care. This study aims to identify the relationship of respondent characteristics: age, gender, education, occupation, income, knowledge, family support, anxiety, depression and health literacy of acute coronary syndrome patients who have undergone percutaneous coronary intervention including: age, gender, to self-care. The research design used a cross sectional survey on 121 respondents who were taken with consecutive sampling technique at the Cardiac Polyclinic. The study used the SC-CHDI (self-care coronary heart disease invantory) questionnaire in measuring respondents' self-care. The results showed age (p = 0.273), education (p = 0.004), family support (p = 0.009), anxiety (0.015), depression (p = 0.000), knowledge (p = 0.003) and health literacy (p = 0.005 ) was significantly associated with individual self-care. Respondents who work and do not experience depression have more adequate self-care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Parendrawati
"ABSTRAK
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang yang mengalami
gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan, dan toileting. Klien defisit perawatan diri di
RSMM Bogor merupakan masalah keperawatan pada urutan yang ke dua dengan jumlah
pasien 80 %. Penelitian ini berjudul Pengaruh Terapi Token Ekonomi Pada Klien Defisit
Perawatan Diri di Rumah Sakit Dr Marzuki Mahdi Bogor. Penelitian bertujuan
mengetahui pengaruh terapi token ekonomi terhadap kemampuan merawat diri pada
klien defisit perawatan diri.Terapi token ekonomi ini merupakan salah satu intervensi
modifikasi perilaku yang dapat diberikan pada klien yang mengalami masalah defisit
perawatan diri dengan metode modelling, role play, feedback dan trasfer training.
Penelitian ini dengan desain quasi eksperimen pendekatan pre post tes kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Responden penelitian adalah klien defisit perawatan
diri dengan shizoprenia berjumlah 110 klien dibagi 2 kelompok yaitu 55 kelompok yang
mendapatkan terapi token ekonomi dan 55 kelompok yang tidak mendapatkan terapi
token ekonomi. Kemampuan klien merawat diri diukur dengan observasi dan dianalisis
secara statistik.Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan yang bermakna
kemampuan merawat diri sebelum dan sesudah mengikuti terapi token ekonomi (p
value< 0,05) .Kemampuan merawat diri pada klien yang mendapatkan terapi token
ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan terapi
token ekonomi. Hasil penelitian ini membuktikan adanya peningkatan kemampuan
merawat diri yang bermakna pada klien yang mendapatkan terapi token ekonomi
dibandingkan yang tidak mendapatkan terapi token ekonomi. Disarankan terapi token
ekonomi digunakan sebagai terapi perawatan dalam merawat klien dengan defisit
perawatan diri.

ABSTRACT
Self caring deficit is a situation where someone who has disability for doing or finishing
self caring activities such as bath, wearing clothes, eating, and going to toilet. Less of self
caring on crazy patient happened because effect of change on think process so ability of
doing self caring activities will decline. Economic token therapy is one of behavior
modification intervention which can give to client with self caring deficit at Dr Marzuki
Mahdi Hospital by methods of modeling, role play, feedback and transfer training. This
research used a quasi experiment design with pre post test approach on intervention and
control group. This purpose research is to know the effect of economic token therapy on
self caring ability of client with self caring deficit. This research has been done at Dr
Marzuki Mahdi Hospital for 110 respondents of client divided into 2 groups which is 55
respondents of intervention group and 55 respondents of control group. Statistical test
used a different test of 2 mean including dependent and independent t test for looking the
effect of economic token therapy on self caring ability. Related between respondent
characteristic and self caring ability was analyzed by independent t test and anova test.
Research result indicated the existence of meaning difference on self caring ability before
and after getting economic token therapy (p-value< 0,05). Meaning difference of self
caring ability also proved between group which got an economic token therapy and group
which did not an economic token therapy. This research concluded that self caring ability
on client with self caring deficit increased after getting economic token therapy. Self caring
ability on client is higher on group which getting economic token therapy. Therefore, it
was suggested to use economic token therapy as caring therapy to take care of client with
self caring deficit.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Rijani
"Status fungsional yang rendah akan mempengaruhi kemampuan pasien gagal jantung dalam melakukan perawatan diri. Dukungan sosial menjadi salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi perilaku self care pada pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kemampuan self care pada pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik sampel consecutive sampling pada 33 responden di RS PGI Cikini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan self care pasien gagal jantung (p 0,33; α 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya peran perawat untuk mampu memfasilitasi pemberian dukungan sosial kepada pasien gagal jantung agar kemampuan self care dapat ditingkatkan.

Deficient functional status will affect heart failure patients ability to perform self care. Social support is one factor can influence the self care behavior in heart failure patients. This research aimed to identify the relationship of social support and self care in heart failure patients. The research used cross sectional design with consecutive sampling technique to 33 respondents in RS PGI Cikini.
The results showed that there was no significant relationship between social support and self care of heart failure patients (p 0.33; α 0.05). The research recommend the necessity of nurses to afford facilitating to give of social support to heart failure patients ability of self care can be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayati
Jakarta: Kencana, 2013
610.73 WAH m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspita Sari
"Kejadian penyakit kulit pada santri di pondok pesantren masih banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan santri mengenai kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan dengan perilaku perawatan diri santri di pondok pesantren X Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 107 sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini juga menggunakan lembar observasi mengenai sanitasi lingkungan untuk mendukung hasil penelitian. Analisis statistik menggunakan chi-square mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat bermakna dengan perilaku perawatan diri p=0,001; OR=5,924. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan melalui promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan.

The incidence of skin diseases in students at boarding schools is still common. It was because the students have poor knowledge about personal hygiene and environment so it can affect the behavior of self care. Research aimed to analize relationship between level of knowledge of personal hygiene and environment with Self Care in Students at Boarding School X Bogor Regency. The research used design cross sectional with 107 samples which is chosen by stratifed random sampling. This research also used an observation sheet on environmental sanitation to support the research results. Statistic analized used chi square with the result that level of knowledge of personal hygiene and environment had correlation with self care practice p 0,001 OR 5,924. This study recommended the nurses to improved the knowledge of personal hygiene and environment with heath promotion in order to avoid skin disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>