Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindya Kirana
"Latar Belakang: Perawatan terhadap individu disabilitas dinilai kompleks dan komprehensif. Namun, terdapat keterbatasan akses bagi individu disabilitas ke dokter gigi dikarenakan kurangnya tenaga yang terlatih. Sikap tenaga kesehatan terhadap individu disabilitas menjadi penting karena akan mempengaruhi perawatan yang akan diberikan kepada individu disabilitas. Sehingga, dibutuhkan penelitian mengenai sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia terhadap individu pasien dengan disabilitas.
Tujuan: Mengetahui perbedaan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia terhadap individu pasien dengan disabilitas berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, program pendidikan, tahun angkatan, prior knowledge mengenai disabilitas, riwayat kontak personal dengan individu disabilitas, dan pengalaman merawat individu disabilitas.
Metode: Studi cross-sectional dengan self-administered online questionnaire pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun angkatan 2015-2021. Kuesioner yang digunakan adalah ATDP form yang terdiri dari 20 pertanyaan. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat melalui uji independent t-test, Mann-Whitney atau Kruskal Wallis.
Hasil: Terdapat 572 mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini dengan response rate 70%. Berdasarkan analisis bivariat, tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p > 0,05) antara rerata skor ATDP dengan variabel-variabel yang terkait.
Kesimpulan: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia memiliki sikap yang netral terhadap individu pasien dengan disabilitas.

Background: Treating individuals with disabilities is considered complex and comprehensive. However, there is still limited access for individuals with disabilities to dentists due to the lack of trained personnel. The attitudes of health care workers toward individuals with disabilities will affect how people with disabilities are treated. Thus, research is still needed on the attitudes of students of the Faculty of Dentistry, University of Indonesia toward patients with disabilities.
Objective: To find out the different attitudes of students at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia toward patients with disabilities based on age, gender, education program, year of class, prior knowledge about disability, history of personal contact with disabled person, and experience in giving care for individual with disability.
Methods: A cross-sectional study with self-administered online questionnaire for students of the Faculty of Dentistry, University of Indonesia in the years of 2015-2021. ATDP form is used in this research which consists of 20 questions. The data were analysed using univariate and bivariate analysis through independent t-test, Mann-Whitney or Kruskal Wallis tests.
Results: 572 students participated in this study with a response rate of 70%. Based on the bivariate analysis, there was no statistically significant difference (p > 0.05) between the mean of ATDP score and related variables.
Conclusion: Students of the Faculty of Dentistry, University of Indonesia have neutral attitudes toward patients with disabilities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Ananda Putra
"Latar Belakang: Ageisme adalah stereotip, prasangka, dan diskriminasi terhadap
individu berdasarkan usia, yang dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan
kesehatan, termasuk perawatan gigi. Sikap ageisme dapat terjadi pada semua kelompok
usia, namun penelitian saat ini lebih banyak berfokus pada kelompok lanjut usia karena
perhatian besar terhadap tantangan yang mereka hadapi. Peningkatan populasi lansia di
Indonesia menjadikan pentingnya penelitian terkait sikap mahasiswa Program Profesi
Kedokteran Gigi terhadap ageisme. Tujuan: Menganalisis sikap tentang ageisme pada
mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI)
serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi sikap tersebut berdasarkan usia,
jenis kelamin, tahun angkatan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang
tua, suku, agama dan karakteristik tinggal bersama lansia. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain kuantitatif dengan instrumen Ageism Scale for Dental Students
(ASDS) yang telah diadaptasi lintas budaya ke dalam bahasa indonesia melalui proses
validasi dan reabilitas. Data dikumpulkan melalui kuesioner pada mahasiswa Program
Profesi FKG UI angkatan 2022-2024 dan dianalisis menggunakan uji statistik univariat
dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis statistik, uji konsistensi internal dengan Alpha
Cronbach menghasilkan nilai 0,738, yang menunjukkan reabilitas yang cukup. Uji
validitas konstruk dilakukan dengan Uji Korelasi Spearman karena data tidak
berdistribusi normal, korelasi item terhadap nilai total memenuhi batasan nilai p < 0,05
dan koefisien korelasi > 0,3. Selain itu, uji beda mean menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna sikap ageisme pada seluruh variabel independen, terbukti dengan nilai p > 0,05.
Kesimpulan: Didapatkan alat ukur untuk mengukur sikap ageisme dengan reabilitas dan
validitas yang baik dalam Bahasa Indonesia. Tidak terdapat hubungan signifikan antara
sikap terhadap ageisme dengan variabel usia, jenis kelamin, tahun angkatan, status
pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, suku, agama dan karakteristik
tinggal bersama lansia.

Background: Ageism is stereotyping, prejudice, and discrimination against individuals based on age, which can negatively impact the quality of healthcare, including dental care.
Ageist attitudes can occur in all age groups, but current research focuses more on the elderly due to the significant challenges they face. The increasing elderly population in Indonesia highlights the importance of research on dental students attitudes toward ageism. Objective: To analyze the attitudes toward ageism among the Faculty of Dentistry’s Professional Program students at Universitas Indonesia (FKG UI) and identify the factors influencing these attitudes based on age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents education, ethnicity, religion, and characteristics of living with the elderly. Methods: This study used a quantitative design with the Ageism Scale for Dental Students (ASDS), which was cross-culturally adapted through validation and reliability processes. Data were
collected via questionnaires from the 2022-2024 cohorts of the FKG UI Professional Program students and analyzed using univariate and bivariate statistical tests. Results: Based on statistical analysis, the internal consistency test using Cronbach's Alpha yielded a value of 0.738, indicating adequate reliability. Construct validity was tested using the Spearman correlation due to non-normal data distribution, and the analysis showed that the correlation between items and the total score met the criteria of p-value < 0.05 and correlation coefficients > 0.3. Additionally, the mean difference test revealed no significant difference
in attitudes toward ageism across all independent variables, with p-value> 0.05. Conclusion:
A reliable and valid tool to measure ageism attitudes in Indonesian was developed.
Furthermore, no significant relationship was found between attitudes toward ageism and the
variables of age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents'
education, ethnicity, religion, or characteristics of living with the elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Ananda Putra
"Latar Belakang: Ageisme adalah stereotip, prasangka, dan diskriminasi terhadap
individu berdasarkan usia, yang dapat berdampak negatif pada kualitas perawatan
kesehatan, termasuk perawatan gigi. Sikap ageisme dapat terjadi pada semua kelompok
usia, namun penelitian saat ini lebih banyak berfokus pada kelompok lanjut usia karena
perhatian besar terhadap tantangan yang mereka hadapi. Peningkatan populasi lansia di
Indonesia menjadikan pentingnya penelitian terkait sikap mahasiswa Program Profesi
Kedokteran Gigi terhadap ageisme. Tujuan: Menganalisis sikap tentang ageisme pada
mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI)
serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi sikap tersebut berdasarkan usia,
jenis kelamin, tahun angkatan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang
tua, suku, agama dan karakteristik tinggal bersama lansia. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain kuantitatif dengan instrumen Ageism Scale for Dental Students
(ASDS) yang telah diadaptasi lintas budaya ke dalam bahasa indonesia melalui proses
validasi dan reabilitas. Data dikumpulkan melalui kuesioner pada mahasiswa Program
Profesi FKG UI angkatan 2022-2024 dan dianalisis menggunakan uji statistik univariat
dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis statistik, uji konsistensi internal dengan Alpha
Cronbach menghasilkan nilai 0,738, yang menunjukkan reabilitas yang cukup. Uji
validitas konstruk dilakukan dengan Uji Korelasi Spearman karena data tidak
berdistribusi normal, korelasi item terhadap nilai total memenuhi batasan nilai p < 0,05
dan koefisien korelasi > 0,3. Selain itu, uji beda mean menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna sikap ageisme pada seluruh variabel independen, terbukti dengan nilai p > 0,05.
Kesimpulan: Didapatkan alat ukur untuk mengukur sikap ageisme dengan reabilitas dan
validitas yang baik dalam Bahasa Indonesia. Tidak terdapat hubungan signifikan antara
sikap terhadap ageisme dengan variabel usia, jenis kelamin, tahun angkatan, status
pernikahan, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, suku, agama dan karakteristik
tinggal bersama lansia.

Background: Ageism is stereotyping, prejudice, and discrimination against individuals based on age, which can negatively impact the quality of healthcare, including dental care.
Ageist attitudes can occur in all age groups, but current research focuses more on the elderly due to the significant challenges they face. The increasing elderly population in Indonesia highlights the importance of research on dental students attitudes toward ageism. Objective: To analyze the attitudes toward ageism among the Faculty of Dentistry’s Professional Program students at Universitas Indonesia (FKG UI) and identify the factors influencing these attitudes based on age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents education, ethnicity, religion, and characteristics of living with the elderly. Methods: This study used a quantitative design with the Ageism Scale for Dental Students (ASDS), which was cross-culturally adapted through validation and reliability processes. Data were
collected via questionnaires from the 2022-2024 cohorts of the FKG UI Professional Program students and analyzed using univariate and bivariate statistical tests. Results: Based on statistical analysis, the internal consistency test using Cronbach's Alpha yielded a value of 0.738, indicating adequate reliability. Construct validity was tested using the Spearman correlation due to non-normal data distribution, and the analysis showed that the correlation between items and the total score met the criteria of p-value < 0.05 and correlation coefficients > 0.3. Additionally, the mean difference test revealed no significant difference
in attitudes toward ageism across all independent variables, with p-value> 0.05. Conclusion:
A reliable and valid tool to measure ageism attitudes in Indonesian was developed.
Furthermore, no significant relationship was found between attitudes toward ageism and the
variables of age, gender, cohort year, marital status, socio-economic status, parents'
education, ethnicity, religion, or characteristics of living with the elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Zulfa
"Keberhasilan pendidikan inklusif ditentukan oleh sikap positif yang ditampilkan mahasiswa non disabilitas. Faktanya mahasiswa penyandang disabilitas masih menerima sikap negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kontak dengan sikap terhadap mahasiswa penyandang disabilitas di Universitas Indonesia. Partisipan dari penelitian ini adalah mahasiswa sarjana Universitas Indonesia (n = 193). Variabel kontak yang terdiri dari kuantitas dan kualitas diukur menggunakan dua alat ukur yaitu, Contact with Disabled Persons (Barr & Bracchitta, 2012) dan Quality Contact (Islam & Hewstone, 1993), sedangkan variabel sikap diukur menggunakan Multidimensional Attitudes Scale Toward Persons with Disabilities (Findler, Vilchinsky & Werner, 2007) diadaptasi oleh Levyadi dan Kurniawati (2022). Hasil penelitian menggunakan spearman correlation menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kontak dengan sikap terhadap mahasiswa penyandang disabilitas (p > 0,05). Lebih lanjut, ditemukan hubungan yang signifikan antara kuantitas kontak dengan komponen sikap kognitif (p < 0,05) serta terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kontak dengan komponen kognitif (p < 0,05), afektif (p < 0,05), dan tindakan (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan pentingnya mendorong interaksi di antara mahasiswa demi meningkatkan implementasi pendidikan inklusif di Universitas Indonesia.

The success of inclusive education is determined by the positive attitude displayed by non-disabled students. The fact is that students with disabilities still receive a negative attitude. This study aims to determine the relationship between the type of contact and attitudes towards students with disabilities at the University Indonesia. The participants of this study were undergraduate students at the University Indonesia (n = 193). Contact variables consisting of quantity and quality are measured using two measurement tools, namely, Contact with Disabled Persons (Barr & Bracchitta, 2012) and Quality Contact (Islam & Hewstone, 1993), while the attitude variable is measured using the Multidimensional Attitudes Scale Toward Persons with Disabilities (Findler, Vilchinsky & Werner, 2007) adapted by Levyadi and Kurniawati (2022). The results of the study using the Spearman correlation showed that there was no significant relationship between contact and attitudes toward students with disabilities (p > 0.05). Furthermore, a significant relationship was found between the quantity of contact and the cognitive attitude component (p < 0.05) and there was a significant relationship between the quality of contact and the cognitive (p < 0.05), affective (p < 0.05) and action (p < 0.05). The results of the research show the importance of encouraging interaction among students in order to improve the implementation of inclusive education at the University Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Gabriela Liem
"Latar Belakang: Di Indonesia, kasus HIV mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga mencapai 48.300 kasus pada tahun 2017 dengan jumlah kumulatif 280.623 kasus(Kemenkes RI), sehingga meningkatkan kemungkinan dokter gigi untuk merawat ODHA. Untuk mengatasinya, pemberi pelayanan kesehatan, termasuk dokter gigi, dituntut untuk memiliki pengetahuan tinggi dan sikap profesional dalam menangani ODHA. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia mengenai HIV/AIDS.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa preklinik FKG UI mengenai HIV/AIDS.
Metode: Penelitian deskriptif potong lintang pada 487 mahasiswa preklinik FKG UI dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan mahasiswa preklinik FKG UI secara keseluruhan tergolong cukup (77,6% responden). Tingkat pengetahuan responden meningkat seiring dengan peningkatan usia, dan tingkat pengetahuan responden laki-laki sedikit lebih tinggi daripada perempuan. Berdasarkan distribusi angkatan, terlihat bahwa responden yang sudah memperoleh mata kuliah Penyakit Mulut FKG UI mengenai HIV/AIDS memiliki tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang lebih tinggi daripada yang belum. Selain itu, dari kelima indikator tingkat pengetahuan, indikator manifestasi oral serta pengetahuan dan pemeriksaan HIV menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah. Berbeda halnya dengan variabel tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa preklinik FKG UI tergolong positif (63,5% responden) dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada identitas responden yang berbeda (usia, jenis kelamin, dan angkatan).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan responden cukup dan sikap responden mengenai HIV/AIDS positif.

Background: In Indonesia, HIV's cases are increasing every year, with total 48.300 cases in 2017 and 280.633 cases in cumulative up to 2017 (Kemenkes RI). Thus, the chance of treating people living with HIV/AIDS (PLWHA) is also increasing. In order to resolve the problem, medical staff, including dentists, are required to have excellent knowledge and professional attitude to handle PLWHA. Therefore, researcher wants to assess the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS.
Objectives: To determine the knowledge and attitude of preclinical dental students in Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia about HIV/AIDS.
Methods: Descriptive cross-sectional research method in 487 preclinical dental students of Faculty of Dentistry Universitas Indonesia with valid and reliable questionnaire.
Results:The knowledge of preclinical dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is moderate (77,6% respondent). The knowledge of the respondents increases with increasing of age, and male respondents have slightly higher knowledge than female respondents. Based on the grade, the higher grade respondents who have ever received the HIV/AIDS's lesson in Oral Medicine subject show higher knowledge about HIV/AIDS. Moreover, there are 5 indicators in knowledge section in the questionnaire, and two of them, which are oral manifestation and HIV testing and treatment, show low level knowledge of respondents. In contrary, the attitude of the pre-cilinal dental students Faculty of Dentistry Universitas Indonesia is positive with no difference among different identity of respondents (age, sex, and grade).
Conclusion: The knowledge level of the respondents is moderate and the attitude about HIV/AIDS is positive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Andriani Zahra
"Latar Belakang: Merokok telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan selama empat abad terakhir, menyebabkan lebih dari 8 juta kematian dini setiap tahun. Di Indonesia, 28,96% penduduk usia 15 tahun ke atas adalah perokok. Meskipun banyak yang menyadari dampak buruknya, praktik ini masih tinggi. Penelitian di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) FKG UI mengeksplorasi hubungan antara pengetahuan pasien tentang dampak merokok terhadap kesehatan mulut dengan sikap mereka terhadap berhenti merokok. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien tentang dampak merokok terhadap kesehatan mulut dengan sikap pasien terhadap upaya berhenti merokok. Metode: Studi analitik potong lintang menggunakan kuesioner pada pasien RSKGM FKG UI. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS. Hasil: Sebanyak 75 pasien RSKGM FKG UI berpartisipasi. Responden (>50%) merokok setiap hari, dengan dominasi responden laki-laki dan kelompok usia remaja akhir. Responden (60%) menyatakan menggunakan rokok filter. Responden (42,7%) menggunakan rokok konvensional kurang dari 12 batang/hari. Jenis kelamin, frekuensi merokok, dan tipe rokok yang diugnakan berhubungan dengan pengetahuan pasien terhadap efek merokok. Berhenti merokok dalam jangka waktu tertentu dan frekuensi merokok berhubungan dengan sikap pasien terhadap berhenti merokok. Terdapat korelasi positif yang lemah antara pengetahuan pasien tentang dampak merokok dan sikap mereka untuk berhenti merokok, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan pasien tentang dampak merokok, semakin besar pengaruhnya terhadap sikap pasien untuk berhenti merokok. Kesimpulan: Sebagian besar responden penelitian sudah menyadari dampak berbahaya dari merokok. Mayoritas responden penelitian berkeinginan untuk berhenti merokok namun tidak ingin berpartisipasi dalam program berhenti merokok.

Background: Smoking poses a significant health threat, causing over 8 million premature deaths annually globally. In Indonesia, where 28.96% of the population aged 15 and above are smokers, the prevalence remains high despite widespread awareness of its detrimental effects. Research at the Dental Hospital of Faculty of Dentistry Universitas Indonesia (FDUIDH) investigated the correlation between patient knowledge regarding smoking's impact on oral health and their willingness to quit. Aim: To know the association between patients’ knowledge on the effects of smoking on oral health with their attitude towards its cessation. Methods: Cross-sectional analytical study using questionnaires on FDUIDH patients. Data were analysed using SPSS statistical software. Results: A total of 75 FDUIDH patients participated. Respondents (>50%) smoke every day, with a predominance of male respondents and the late teens age group. Respondents (60%) stated that they used filter cigarettes. Respondents (42.7%) used conventional cigarettes less than 12 cigarettes/day. Gender, frequency of smoking, and the types of cigarettes are related to patients' knowledge of the effects of smoking. Stopped smoking within a certain period and frequency of smoking are related to patients' attitudes towards smoking cessation. There is a weak positive correlation between patients' knowledge about the effects of smoking and their attitude of smoking cessation, implying that the better the patient's knowledge of the effects of smoking, the greater the influence it has on the patient's attitude towards quitting. Conclusion: Most research participants are already aware of the harmful effects of smoking. The majority of research respondents desire to quit smoking but do not want to participate in a smoking cessation programme."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Fauziyah
"Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara. Salah satu komplikasi penyebab kematian bayi di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (BBLR). Perawatan metode kanguru atau PMK merupakan salah satu perawatan yang efektif bagi BBLR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran karakteristik pengetahuan sikap dan praktik petugas kesehatan tentang perawatan metode kanguru pada BBLR. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling sebanyak 37 orang dari ruang perinatologi, rawat gabung, VK dan poli kebidanan. Instrumen penelitian disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibuat uji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 di RSUD Kota Depok.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 28 (75,7%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, setengah dari responden 19 (51,4%) memiliki sikap yang positif dan dua dari tiga responden 24 (64,9%) memiliki praktik yang kurang terhadap PMK pada BBLR.
Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak manajemen rumah sakit untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan pemahaman yang seragam tentang PMK. Bagi peneliti lain disarankan agar dapat memperbaiki standar instrumen untuk menilai PSP pada PMK dengan menguji kuesioner baik uji validitas maupun uji reliabilitas.

The infant mortality rate (IMR) is one indicator to determine the status in a country. One complication caused of IMR is LBWB. The KMC is one effective care for LBWB of the evidence-based.
The purpose of this research is to assess knowledge attitude and practice of health personnel toward KMC for LBWB. This research used survey method design. The total sample was taken consisting 37 person from perinatology, rooming in, delivery room, and clinics obstetrics. The KAP instrument was develop by researcher based on related studies and assess in term of its validity and reliability. This research was conducted in December 2015 in Depok Hospital.
The results showed that the majority of the respondents 28 (75.7%) had good level of knowledge, about half of the respondent 19 (51.4%) had a positive attitude and two of three of respondents 24 (64.9%) had insufficient practice of KMC.
Recommendation was made to the hospital management related to training to improve uniform comprehension about KMC. In addition, recommendation for the other researcher regarding improvement of the standard instrument for assessing KAP on KMC in term related to both questioner all its validity and reliability.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Septiawan Putri
"Mahasiswa profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) yang lulus tepat waktu jumlahnya sangat sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat asosiasi antara motivasi, pembiayaan, dan kooperasi pasien dan waktu kelulusan mahasiswa profesi FKG UI. Sampel 80 orang merupakan alumni angkatan 2006-2010. Metode yang digunakan adalah analitik dengan desain studi potong-lintang. Kuesioner diuji reliabilitas Cronbanch`s Alpha. Uji Chi-Square digunakan untuk mengetahui asosiasi antara variabel terikat dan variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan secara statistik tidak terdapat hubungan antara motivasi dan pembiayaan dan waktu kelulusan (p motivasi= 0,549, p pembiayaan= 0,240). Namun, kooperasi pasien memiliki hubungan (p= 0,001).

There are only few profession student who graduate on time. This study is crosssectional design which aims to examine whether there are any relations between motivation, finance, patient cooperation,and graduation time of profession students in Faculty of Dentistry University of Indonesia. Samples were dental students alumni from year 2006-2010. 80 samples were taken by purposive sampling method. Questionnaire reliability was tested by Cronbanch`s Alpha. Chi-Square statical analysis was used.The result shows that motivation and financing were not related to graduation time (p= 0,549, p= 0,240). However, there was relation between patient cooperation and graduation time (p = 0,001)."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafa Khalila Putri Naira
"Latar Belakang: Kedokteran gigi digital telah berkembang pesat selama dekade terakhir, mengubah cara dokter gigi memberikan perawatan kepada pasien. Meskipun teknologi digital telah terbukti bermanfaat dan diadopsi di negara-negara di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Timur, Indonesia belum sepenuhnya mengintegrasikannya ke dalam praktik klinis dan standar pendidikannya. Keterlambatan ini diduga disebabkan oleh keterbatasan dana, sumber daya, waktu, serta kurangnya tenaga pengajar yang kompeten. Penting untuk memahami persepsi dan sikap mahasiswa kedokteran gigi terhadap kedokteran gigi digital, sehingga pendidik dapat lebih mengenali pendekatan pembelajaran serta motivasi siswa. Tujuan: Mengetahui persepsi dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia terhadap kedokteran gigi digital. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dan sebuah kuesioner yang telah dimodifikasi yang diisi oleh 333 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang terdaftar antara tahun 2018 dan 2024. Data dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics (versi 30) dengan metode uji univariat untuk menentukan distribusi frekuensi dan menyajikan setiap variabel. Hasil Penelitian: Sebagian besar mahasiswa menilai pengetahuan mereka tentang kedokteran gigi digital sebagai rendah hingga sedang, dengan internet (37,5%) dan kuliah universitas (22,2%) sebagai sumber pengetahuan utama mereka. Radiografi digital adalah teknologi yang paling dikenal (53,6%), diikuti oleh intraoral scanner (15,5%). Mahasiswa menunjukkan sikap yang sangat positif terhadap kedokteran gigi digital (93,7%), dengan 87,1% menyatakan lebih suka bekerja di klinik yang dilengkapi dengan peralatan digital. Manfaat utama yang dirasakan dari kedokteran gigi digital meliputi penghematan waktu (53,5%), peningkatan kualitas perawatan (53,2%), dan peningkatan kepuasan pasien (42,6%). Namun, biaya peralatan yang tinggi (65,2%), akses terbatas ke sumber daya (68,8%), dan pelatihan yang tidak memadai (54,7%) diidentifikasi sebagai tantangan yang signifikan. Sebanyak 98,8% menyatakan minat untuk mendapatkan kesempatan belajar lebih lanjut. Namun, hanya 18,5% responden yang mendukung penggantian penuh metode konvensional, yang mencerminkan keraguan mengenai transisi lengkap ke alur kerja digital. Kecukupan kurikulum dianggap kurang jelas oleh 67,9% responden, yang menunjukkan kesenjangan dalam kedalaman dan kejelasan pendidikan kedokteran gigi digital. Mahasiswa menekankan perlunya lebih banyak pelatihan langsung dengan alat-alat canggih, integrasi konten digital yang lebih baik di seluruh mata kuliah, dan kolaborasi dengan mitra industri. Kesepakatan yang kuat (83,8%) diungkapkan untuk dimasukkannya kedokteran gigi digital dalam kurikulum, yang menunjukkan konsensus luas tentang pentingnya hal tersebut dalam pendidikan kedokteran gigi modern. Kesimpulan: Studi ini menunjukan kesenjangan yang signifikan yaitu kurangnya pengetahuan dan pendidikan terstruktur di mahasiswa kedokteran gigi Universitas Indonesia, dengan sikap positif mahasiswa (93,7%) mengenai kedokteran gigi digital. Manfaat utama seperti penghematan waktu dan peningkatan kualitas perawatan dikaitkan dengan kesiapan, sementara biaya tinggi dan akses terbatas menghambat adopsi, yang menekankan perlunya reformasi kurikulum dan solusi sistemik untuk mempersiapkan calon dokter gigi untuk kemajuan teknologi.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha
"Latar Belakang : Special Care Dentistry merupakan salah satu cabang spesialisasi
Kedokteran Gigi yang berfokus dalam memberikan perawatan kepada individu dengan
disabilitas dan membutuhkan perawatan serta penanganan khusus. Guna memberikan
perawatan yang maksimal, sikap dan persepsi dari operator selaku pemberi pelayanan
merupakan salah satu faktor krusial. Oleh sebab itu, studi mengenai sikap dan persepsi
mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Can Tho, dan Universitas
Khon Kaen perlu dilakukan. Tujuan : Mengetahui sikap dan persepsi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Can Tho, dan Universitas
Khon Kaen terhadap Special Care Dentistry. Metode : Penelitian ini menggunakan selfadminisered
questionnaire dengan memanfaatkan google form di 2021 kemudian diolah
menggunakan perangkat lunak statistik SPSS pada tahun 2022 dengan menggunakan uji
mann whitney, kruskal wallis, dan chi-square. Hasil Penelitian : Didapatkan total
responden mahasiswa sebanyak 471 dari Universitas Indonesia, Universitas Can Tho, dan
Universitas Khon Kaen angkatan 2016-2018 dengan response rate 70%. Sebanyak 71,5%
responden dapat mendefinisikan Special Care Dentistry dengan 66,9% merasa
membutuhkan pembelajaran didaktik maupun 94,3% responden merasa dibutuhkannya
pelatihan klinis mengenai Special Care Dentistry guna menunjang pelayanan.
Kesimpulan : Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Can Tho,
dan Universitas Khon Kaen memiliki sikap dan persepsi yang baik terhadap individu
pasien dengan disabilitas.

Background: Special Care Dentistry is a specialty branch of Dentistry that focuses on
providing care to individuals with disabilities who require special care and treatment. In
order to provide maximum care, the attitude and perception of the operator as a service
provider is one of the crucial factors. Therefore, it is necessary to conduct a study on the
attitudes and perceptions of Dentistry students at the University of Indonesia, Can Tho
University, and Khon Kaen University. Objective: To find out attitudes and perceptions
of students of the Faculty of Dentistry, University of Indonesia, Can Tho University, and
Khon Kaen University towards Special Care Dentistry. Methods: This study used a selfadministered
questionnaire by utilizing the Google form in 2021 and then processed using
the SPSS statistical software in 2022 using the Mann Whitney, Kruskal Wallis, and Chisquare
tests. Research Results: A total of 471 student respondents were obtained from
the University of Indonesia, Can Tho University, and Khon Kaen University class of
2016-2018 with a response rate of 70%. As many as 71.5% of respondents can define
Special Care Dentistry with 66.9% feeling the need for didactic learning and 94.3% of
respondents feeling the need for clinical training on Special Care Dentistry to support
services. Conclusion: Dentistry students at the University of Indonesia, Can Tho
University, and Khon Kaen University have good attitudes and perceptions of individual
patients with disabilities
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>