Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Puspitasari
"Penurunan degeneratif yang terjadi pada lansia baik fisiologis maupun patologis dapat memunculkan berbagai masalah kesehatan salah satunya yaitu nyeri sendi. Nyeri sendi yang dialami oleh lansia dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan terganggunya mobilitas atau aktivitas sehari-hari lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Nenek B (66 tahun) dengan masalah nyeri kronik pada sendi melalui penerapan kompres hangat. Hasil pemberian asuhan keperawatan selama dua minggu dengan jumlah penerapan kompres hangat sebanyak enam kali dengan durasi 15 – 20 menit selama tiga hari berturut pada setiap minggunya, menunjukkan adanya penurunan skala nyeri yang diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dari skala enam ke skala dua. Intervensi kompres hangat disarankan untuk dapat diterapkan minimal satu kali sehari pada lansia dengan masalah nyeri kronik serta dapat dikombinasikan dengan intervensi manajemen nyeri lainnya.

Degenerative disease that occurs in the elderly both physiologically and pathologically can lead to various health problems, one of which is joint pain. Joint pain experienced by the elderly can cause discomfort and disruption of mobility or the elderly's daily activities. This scientific work aims to analyze nursing care for Grandma B (66 years) with chronic pain problems in joints through the application of warm compresses. The results of providing nursing care for two weeks with the number of applications of warm compresses six times with a duration of 15 – 20 minutes for three consecutive days each week, showed a decrease in the pain scale measured using the Numeric Rating Scale (NRS) from a scale of six to a scale of two. The warm compress intervention is recommended to be applied at least once a day in the elderly with chronic pain problems and can be combined with other pain management interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Putra
"Pendahuluan: Nefrektomi donor hidup perlaparoskopi adalah pendekatan standar emas untuk bedah ginjal donor hidup dikaitkan dengan nyeri pascabedah yang lebih ringan. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan pusat transplantasi ginjal terbesar di Indonesia. Saat ini pembedahan donor ginjal hidup dilakukan dengan menggunakan pendekatan transperitoneum menjadi retroperitoneum untuk mengurangi komplikasi berupa cidera organ viseral. Perubahan ini menyebabkan teknik blok tranverse abdominis plane (TAP) dan blok quadratus lumborum (QL) pendekatan anterior dianggap tidak memadai sebagai suplementasi analgesia intraoperatif, teknik anestesi regional yang dianggap tepat untuk pendekatan retroperitoneal adalah teknik blok erector spinae plane (ESP) dan blok QL pendekatan anterior subcostal yang terletak lebih posterior. Brief Pain Inventory (BPI) merupakan salah satu instrumen yang dapat menilai derajat nyeri dan gangguan nyeri kronik terhadap kegiatan sehari-hari yang digunakan dalam penelitian ini.
Metode: Penelitian dilakukan dengan desain kohort retrospektif untuk analisis insiden dan derajat nyeri kronik terhadap teknik blok ESP dan blok QL pada pasien laparoskopik donor ginjal hidup dengan teknik retroperitoneum di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel yang akan diambil di penelitian ini adalah semua pasien laparaskopi donor ginjal hidup teknik retroperitoneal minimal tiga bulan pascabedah sampai bulan Oktober 2022 dengan jumlah sampel 138 orang. Dilakukan juga analisa hubungan antara teknik blok dengan derajat akut, hubungan derajat nyeri akut, konsumsi opioid intraoperatif dan jenis analgesia pascabedah terhadap nyeri kronik dan hubungan karakteristik pasien terhadap nyeri kronik.
Hasil: Teknik blok ESP dan blok QL tidak berbeda bermakna terhadap insiden (p=0,317) dan derajat nyeri kronik (p=1,000) pascabedah. Insiden nyeri kronik pascabedah laparaskopi donor hidup teknik retroperitoneal adalah 41 orang (27,7%) dengan karakteristik nyeri kronik derajat ringan 39 orang (95,2%). Teknik blok ESP dan blok QL berbeda bermakna terhadap derajat nyeri akut H-0 (p=0,045) dan derajat nyeri akut pascabedah bermakna terhadap insiden nyeri kronik pascabedah (p=0,04). Terdapat hubungan bermakna antara karakteristik pasien pada status pekerjaan (p=0,032) dan jangka waktu pascabedah (p=0,05) terhadap insiden nyeri kronik pada pasien laparoskopik donor ginjal hidup teknik retroperitoneum.
Kesimpulan: Teknik blok ESP dan blok QL tidak berbeda bermakna terhadap insiden dan derajat nyeri kronik pascabedah.

Introduction: Laparoscopic living donor nephrectomy is the gold standard approach for living donor kidney surgery associated with less postoperative pain. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo is the largest kidney transplant center in Indonesia. Currently living kidney donor surgery is performed using a transperitoneal approach to retroperitoneum in order to reduce complications of visceral organ injury. This change causes the transverse abdominis plane (TAP) block technique and the anterior approach of quadratus lumborum (QL) block technique to be considered inadequate as a supplement for intraoperative analgesia, regional anesthetic techniques that are considered appropriate for the retroperitoneal approach are the erector spinae plane (ESP) block technique and the QL block approach more posteriorly. The Brief Pain Inventory (BPI) is an instrument that can assess the pain severity and pain interferences in daily activities used in this study.
Methods: This study was conducted with a retrospective cohort design to analyze the incidence and severity of chronic pain using the ESP block and QL block in living kidney donor laparoscopic patients using retroperitoneum technique at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Samples taken in this study were all living kidney donor laparoscopic patients with retroperitoneal technique for at least three months postoperatively until October 2022 with a total sample of 138 people. Assessment of the correlation between block technique and acute pain severity was also carried out, the correlation between acute pain severity, intraoperative opioid consumption and types of postoperative analgesia to chronic pain and the correlation between patient characteristics and chronic pain.
Results: ESP block technique and QL block technique were not significantly different on the incidence (p=0,317) and the severity of chronic pain after surgery (p=1,000). The incidence of chronic pain after laparoscopic living donor retroperitoneal surgery was 41 people (27,7%) with mild chronic pain of 39 people (95,2%). The ESP block technique and QL block technique differed significantly on the degree of acute pain H-0 (p=0,045). The degree of acute postoperative pain was significant to the incidence of postoperative chronic pain (p=0,04) and there was a significant correlation between patient characteristics in occupational status (p=0,032) and the postoperative period to chronic pain (p=0,05).
Conclusion: The technique of ESP block and QL block did not differ significantly on the incidence and severity of postoperative chronic pain.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nabilla Hamid
"Nyeri kronik pada sendi dapat berdampak buruk pada kehidupan lansia, seperti mengganggu mobilitas dan aktivitas sehari-hari. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis hasil praktek klinik pada Nenek W (74 tahun) dengan masalah nyeri kronik pada sendi menggunakan intervensi kompres hangat dengan garam epsom. Praktik dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung selama tiga minggu. Pengkajian nyeri menggunakan pendekatan PQRST, menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan Visual Analogue Scale (VAS). Hasil keperawatan selama tiga minggu dengan jumlah kompres hangat dengan garam epsom dilakukan sebanyak enam kali, menunjukkan tingkat nyeri berkurang dari skala enam menjadi skala tiga dengan menggunakan skala nyeri NRS dan dengan menggunakan VAS dari skala 5 menjadi skala 2. Studi ini merekomendasikan penggunaan kompres hangat dengan garam epsom bagi lansia dengan nyeri kronik di institusi perawatan jangka panjang.

Chronic pain in the joints can have a negative impact on the lives of the elderly, such as interfering with mobility and daily activities. This scientific work aims to analyze the results of clinical practice for Grandmother W (74 years) with chronic joint pain problems using warm compress intervention with Epsom salt. Practices were carried out at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung for three weeks. Pain assessment uses the PQRST approach, using the Numeric Rating Scale (NRS) and Visual Analogue Scale (VAS). The results of nursing for three weeks with the number of warm compresses with Epsom salt carried out six times, showed that the level of pain was reduced from a scale of six to a scale of three using the NRS pain scale and using the VAS from a scale of 5 to a scale of 2. This study recommends the use of warm compresses with Epsom salt for seniors with chronic pain in long-term care institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Lansia merupakan tahap terakhir dari perkembangan dan pertumbuhan manusia ditandai dengan adanya penurunan berbagai sistema dan fungsi tubuh. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu fisiolgis yang berdampak seperti penurunan kekuatan otot, kekauan sendi dan redistribusi massa otot. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan arthritis yang dapat bermanifestasi menjadi nyeri. Nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan dapat dikageorikan menjadi nyeri kronik. Format pengkajian yang dilakukan penulis menggunakan metode palliative, quality, región, severity dan time (PQRST). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah nyeri kronik adalah physical exercise program. Physical exercise program dipilih sebagai metode untuk menurunkan skala nyeri. Hasil yang didapatkan selama delapan kali melakukan latihan ini, menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala nyeri dari 5 menjadi 3,25. Sehingga terdpat penurunan rata-rata skala nyeri sebanyak 1,75. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di setting long-term care sebagai aktivitas latihan yang bisa dijadwalkan untuk menurunkan skala nyeri.

Elderly is the last stage of human development and growth which is characterized by a decrease in various systems and bodily functions. The musculoskeletal system is one of the physiological effects such as decreased muscle strength, joint loss and redistribution of muscle mass. These changes one of which resulted in arthritis that can manifest into pain. Pain that is felt for more than 3 months can be categorized into chronic pain. The assessment format conducted by the author uses the palliative, quality, region, severity and time (PQRST) methods. One of the nursing interventions that can be given to deal with chronic pain is the physical exercise program. Physical exercise program was chosen as a method to reduce pain scale. The results obtained for eight times doing this exercise, showed an average pain scale from 5 to 3.25. That there is a decrease in the average pain scale of 1.75. This exercise is recommended to be applied in a long-term care setting as an exercise activity that can be scheduled to reduce the pain scale."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Beningtyas Kharisma Bestari
"Nyeri kronik pada sendi dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan lansia, seperti menggangu aktivitas keseharian dan mobilitas. Karya ilmiah ini bertujuan menganalisis hasil praktik klinik pada nenek W (82 tahun) dengan masalah nyeri kronik pada sendi menggunakan intervensi physical exercises program (PEP). Praktik dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung selama tujuh minggu dengan melakukan intervensi PEP kepada tiga lansia dengan nyeri kronik. Pengkajian nyeri menggunakan pendekatan PQRST, observasi, dan instrumen numeric rating scale (NRS). PEP yang dilakukan terdiri dari latihan kekuatan otot, stretching, pergerakan sendi, dan keseimbangan. Setelah melakukan latihan, dilakukan refleksi, tanya jawab, dan revision. Hasil intervensi keperawatan selama empat minggu dengan jumlah latihan delapan kali yaitu tingkat nyeri berkurang, dari skala enam ke skala empat, intensitas pelaporan nyeri berkurang, dan keinginan nenek W melakukan aktivitas meningkat, meskipun memerlukan bantuan. Pemberi asuhan diharapkan melakukan PEP kepada lansia dengan nyeri kronik dua kali dalam seminggu untuk menurukan tingkat nyeri lansia di panti.

Chronic pain in joints can cause a negative impact for elderly, such as disrupted daily activities and impaired mobility.This scientific work aimed to analyze the results of clinical practice in Nenek W (82 years old) with chronic pain using physical exercises program (PEP) as interventions. Clinical practice carried out in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung for seven weeks with PEP as interventions in three elderly with chronic pain. Pain assessment using PQRST approach, observation, and numeric rating scale instrument. PEP in this scientific work consist of strenght training, stretching, joint mobility, and balance. After doing the exercises, do reflection, discussing, and revision. The results of nursing interventions for four weeks, with eight time of exercises, made the level of pain decreased. For scale of six to four. Nenek W was reporting reduced pain intensity, and desire nenek W to do some activity increased although still need help. Caregiver is expected to do PEP to the elderly with chronic pain, twice a week, to lower elderly pain level in PSTW."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Adhalia
"Penurunan degeneratif yang terjadi pada lansia baik fisiologis maupun patologis dapat memunculkan berbagai masalah kesehatan salah satunya yaitu nyeri sendi. Nyeri sendi yang dialami oleh lansia dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan terganggunya mobilitas atau aktivitas sehari- hari lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Kakek B (68 tahun) dengan masalah nyeri pada sendi melalui penerapan kompres hangat dan dzikir. Hasil pemberian asuhan keperawatan selama dua minggu dengan jumlah penerapan kompres hangat dan dzikir sebanyak enam kali dengan durasi 10 – 15 menit tiap intervensi, menunjukkan adanya penurunan skala nyeri yang diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dari skala enam ke skala dua. Intervensi kompres hangat disarankan untuk dapat diterapkan minimal satu kali sehari pada lansia dengan masalah nyeri sendi serta dapat dikombinasikan dengan terapi dzikir.

Degenerative disease that occurs in the elderly both physiologically and pathologically can lead to various health problems, one of which is joint pain. Joint pain experienced by the elderly can cause discomfort and disruption of mobility or the elderly's daily activities. This scientific work aims to analyze nursing care for Mr B (68 years) with pain problems in joints through the application of warm compresses and dzikir. The results of providing nursing care for two weeks with six times intervention of warm compresses and dzikir with each duration 10 – 15 minutes, showed a decrease in the pain scale measured using the Numeric Rating Scale (NRS) from a scale of six to a scale of two. The warm compress intervention is recommended to be applied at least once a day in the elderly with joint pain problems and can be combined with dzikir therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Rachmawati
"ABSTRAK
Penurunan fungsi muskulosketal merupakan masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh lansia. Karya ilmiah ini menjelaskan mengenai asuhan keperawatan nyeri kronis pada sendi melalui intervensi footbath. Instrumen yang digunakan penulis yaitu Geriatric Pain Meassurement (GPM). Intervensi ini dilakukan terhadap tiga lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama lima minggu. Evaluasi hasil terhadap tindakan footbath tersebut menunjukkan adanya penurunan tingkat nyeri pada sendi. Evaluasi menggunakan instrument Geriatric Pain Meassurement (GPM) didapatkan dua klien menurun tingkat nyeri dari berat ke sedang. Satu klien tetap berada di tingkat sedang namun skala nyeri berkurang.

ABSTRACT
Decreased musculosketal function is a health problem that is often complained of by the elderly. This scientific work explains about chronic nursing care in the joints through footbath intervention. The instrument used by the author is Geriatric Pain Meassurement (GPM). This intervention was carried out on three elderly people on the Tresna Werdha Social Home. This nursing care is carried out for five weeks. Evaluation of results for the footbath action The evaluation using the Geriatric Pain Meassurement (GPM) instrument was obtained by two clients decreased from level severity to moderate.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atet Kurniadi
"Nyeri punggung bawah adalah kasus yang banyak didapatkan pada praktek sehari-hari dan sering menjadi hambatan pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Nyeri punggung bawah merupakan kasus terbanyak di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Hanau yang berjumlah 34% dari seluruh kasus. Dari total seluruh pasien nyeri punggung bawah yang menjalani terapi di instalasi rehabilitasi medik RSUD Hanau, 76% pasien adalah pekerja perkebunan kelapa sawit. Kepatuhan pasien dalam menjalani terapi di instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Hanau masih rendah, yaitu sebesar 37%. Rendahnya kepatuhan ini mempengaruhi keberhasilan terapi pasien dan dapat memberi efek negatif pada biaya pengobatan dan produktifitas pasien. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien berdasar teori Green yang terdiri dari faktor predisposisi, faktor pemungkin dan penguat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode Cross sectional yang menggunakan data prospektif dan retrospektif dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Responden adalah pasien pekerja kelapa sawit dengan nyeri punggung bawah yang menjalani terapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Hanau. Data diambil dari bulan Maret sampai April 2021 di RSUD Hanau dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 43,3% patuh dalam menjalani terapi. Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan kualitas pelayanan menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kepatuhan dalam menjalani terapi, sedangkan faktor pengetahuan, akses akomodasi, asuransi dan dukungan keluarga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepatuhan dalam menjalani terapi. Pengetahuan adalah faktor yang paling dominan dalam memberikan pengaruh kepatuhan pasien pekerja sawit dengan nyeri punggung bawah dalam menjalani terapi di instalasi rehabilitasi medik RSUD Hanau. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi manajemen RSUD Hanau dan rumah sakit dengan karakteristik yang sama untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi di instalasi rehabilitasi medik.

Low back pain is a case that often found in daily practice and often becomes an obstacle for patients in carrying out daily activities. Low back pain is the most common case in the Medical Rehabilitation Installation at the Hanau General Hospital, amounting to 34% of all cases. 76% of patients with back pain undergoing therapy are oil palm plantation workers. Patient compliance in undergoing therapy at the Medical Rehabilitation Installation at the Hanau Hospital is still low, at 37%. This condition affects the success of patient therapy and can have a negative effect on treatment costs and patient productivity. This study discusses the factors that influence patient compliance based on Green's theory which consists of predisposing factors, enabling and reinforcing factors. This research is quantitative research with cross sectional method using prospective and retrospective data with 90 respondents. Respondents were oil palm worker patients with low back pain who underwent therapy at the Medical Rehabilitation Installation at the Hanau Hospital. Data were taken from March to April 2021 at the Hanau Hospital using a questionnaire as a research instrument. The results showed that 43.3% were obedient in undergoing therapy. Factors of age, gender, education level, employment status and service quality showed no significant relationship with adherence to therapy, while factors of knowledge, access to accommodation, insurance and family support showed a significant relationship with adherence to therapy. Knowledge is the most dominant factor in influencing the compliance of oil palm worker patients with low back pain in undergoing therapy at the medical rehabilitation installation of the Hanau Hospital. It is hoped that the results of this study can be input for the management of the Hanau Hospital and hospitals with the same characteristics to improve patient compliance in undergoing therapy in medical rehabilitation installations
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasyim Auladi
"Kanker merupakan penyakit multidimensional tidak terbatas pada satu organ. Keluhan nyeri biasa ditemukan pada pasien kanker. Banyak pasien keluar masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri. Sampai saat ini belum ada cukup bukti pendokumentasian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri kanker di rumah sakit dr Kariadi Semarang. Kriteria inklusi adalah pasien kanker usia lebih dari 18 tahun, pasien kanker dengan keluhan nyeri kriteria eksklusi pasien dengan kondisi penurunan kesadaran, pasien yang mengalami gangguan kognitif dan pasien yang tidak kooperatif.  Penelitian ini dilakukan secara acak menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 333 responden. Hasil uji spearmans rank menunjukkan faktor factor yang berhubungan dengan nyeri kanker antara lain, tingkat usia dengan p-value >0,05, jenis kelamin p >0,05, dukungan social p < 0,05, kecemasan dengan p-value < 0,05, depresi dengan p-value < 0,05, tingkat fungsional dengan p-value  < 0,05. Tingkat spiritual dengan p-value > 0,05. Tingkat stadium kanker dengan p-value > 0,05. jenis  pengobatan kanker dengan p-value < 0,05, jenis kanker dengan p-value > 0,05. Budaya dengan p-value > 0,05. Dan IMT dengan p-value > 0,05. Setelah dilakukan uji multivariat menggunakan uji t parsial diketahui bahwa tingkat kecemasan memiliki nilai signifikansi < 0,05 dan tingkat fungsional memiliki nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji t parsial menunjukkan ada pengaruh kecemasan dan tingkat fungsional dengan nyeri pada pasien kanker. Factor factor permasalahan yang utama pada pasien nyeri kanker adalah kecemasan dan dukungan social, perlu dukungan psikologis kepada pasien kanker yang mengalami nyeri untuk menurunkan tingkat nyeri yang dialami oleh pasien kanker.

Cancer is a multidimensional disease not limited to one organ. Pain complaints are common in cancer patients. Many patients are in and out of hospital with complaints of pain. Until now there has been insufficient evidence documenting the factors associated with pain in cancer patients. This study aims to look at factors associated with cancer pain at Dr Kariadi Hospital, Semarang. Inclusion criteria are cancer patients aged more than 18 years, cancer patients with complaints of pain, exclusion criteria are patients with conditions of decreased consciousness, patients who experience cognitive impairment and uncooperative patients.  This study was conducted randomly using a cross sectional approach. This study took a sample of 333 respondents. The results of the Spearmans rank test showed that factors associated with cancer pain included age level with p-value> 0.05, gender p> 0.05, social support p < 0.05, anxiety with p-value < 0.05, depression with p-value < 0.05, functional level with p-value < 0.05. Spiritual level with p-value > 0.05. Cancer stage level with p-value > 0.05. type of cancer treatment with p-value < 0.05, type of cancer with p-value > 0.05. Culture with p-value > 0.05. And BMI with p-value > 0.05. After multivariate testing using partial t test, it is known that the level of anxiety has a significance value <0.05 and the functional level has a significance value <0.05. The results of the partial t test show that there is an influence of anxiety and functional level with pain in cancer patients. The main problem factors in cancer pain patients are anxiety and social support, need psychological support to cancer patients who experience pain to reduce the level of pain experienced by cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Zahra
"Populasi lansia di perkotaan mengalami peningkatan sehingga berakibat pada tingginya tingkst ketergantungan lansia terhadap populasi produktif dan menimbulkan masalah nyeri kronik. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri kronik yaitu dengan hand massage sebagai terapi nonfarmakologi. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah nyeri kronik menggunakan intervensi unggulan hand massage yang dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama enam minggu. Intervensi hand massage dilakukan selama 18 sampai 20 menit. Pengkajian nyeri kronik dilakukan menggunakan McGill Pain Questionnaire dan didapatkan hasil skor nyeri serta tekanan darah menurun setelah klien mendapatkan intervensi hand massage selama enam minggu. Oleh karena itu, terapi hand massage diharapkan menjadi sebuah intervensi yang dapat digunakan dalam asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri kronik pada lansia di panti.

Increasing older adults  population in urban areas  leads the level of dependence of older adults on the productive population and causing chronic pain problems. Nursing intervention to overcome chronic pain using hand massage therapy. This paper aims to analyze the nursing care of the older adults with chronic pain problems using superior intervention of hand massage and the interventioon is done three times a week for six weeks. Intervention with hand massage therapy  during 18 until 20 minute. Assesment of chronic pain using instrument such as Short-Form McGill Pain Questionnaire and the result showed blood pressure and pain decreased after implementation of hand massage during six weeks. Therefore, hand massage therapy can be applicated for decrease the chronic pain at nursing home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>