Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Budiarti
"Prevalensi ADHD pada anak di Indonesia yang cukup tinggi menjadi perhatian keperawatan karena apabila tidak segera tertangani melalui intervensi tepat dapat berpengaruh pada masalah perkembangan neurologi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemberian intervensi terapi bermain berbasis web terhadap perkembangan emosi, perilaku dan sosial anak ADHD usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental nonequivalent control group dengan melibatkan 126 anak ADHD pada di RSJ Prof dr. Soerojo Magelang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pemberian terapi bermain berbasis web terbukti efektif mempengaruhi perkembangan emosi, perilaku dan sosial anak ADHD usia sekolah (p=0,048, p= 0,030, p = 0,030; α= 0.05). Penelitian memberikan saran supaya hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan optimalisasi layanan asuhan keperawatan anak dengan ADHD dengan pemanfaatan teknologi informasi yaitu terapi bermain berbasis web yang dirancang sesuai prasyarat terapi anak ADHD dengan fitur menarik dan memungkinkan akses secara fleksibel.

The high prevalence of ADHD in children at Indonesia became a concern for nursing because it might emerge neurological developmental problems if not being handled immediately through appropriate intervention. This study aimed to examine the effectiveness of providing interventions through play therapy web based on the emotional, behavioral and social develompent among school age ADHD children. This study used quasi experimental nonequivalent control group design involving 126 ADHD children at mental health hospital using purposive sampling technique. The result showed that the used of play therapy was proven to be effective for the emotional, behavioral and social development among school age ADHD children (p=0,048, p= 0,030, p = 0,030; α= 0.05). This study suggested to be used as a reference for optimizing nursing care children with ADHD by utilizing information technology which web-based play therapy design according to ADHD children prerequirements intervention with attractive features and flexibility access."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhayati
"ABSTRAK
Kasus pembedahan pada anak cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Nyeri paska bedah merupakan pengalaman traumatik yang memerlukan penatalaksanaan farmakologis dan nonfarmakologis. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran manajemen nyeri secara nonfarmakologis dalam bentuk bermain terapeutik, sebagai tata laksana nyeri paska bedah dengan pendekatan model Konservasi Levine. Asuhan keperawatan pada lima kasus terpilih yang diuraikan dalam karya ilmiah ini mengalami masalah nyeri paska bedah. Trophicognosis nyeri ditegakkan berdasarkan pengkajian yang meliputi: konservasi energi, integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial. Anak yang mendapatkan permainan terapeutik mampu mencapai penurunan nyeri dan proses adaptasi lebih cepat. Tatalaksana bermain terapeutik memerlukan kerjasama antar tim pemberi layanan kesehatan.

ABSTRACT
Surgery still remains in a great number among children each year. Post operative pain is a traumatic experience that become general problem among children with surgery. Pain treatment, including farmakologic and nonfarmakologic management is needed. The aim of this study is to provide an overview of therapeutic play as a nonfarmakologic management of post operative pain with Levine?s Conservation Model approach. There were five managed cases that discussed in this study, and all of those experiencing post operative pain problems. The trophicognosis of pain, based on assessment incuding: energy conservation, structural, personal and social integrity. Children with therapeutic play showed decreased of pain and adaptation faster. Therapeutic play as therapy need a good cooperation among health care providers."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira
"ABSTRAK
Kebanyakan anak autis memiliki gangguan terhadap sensori integrasi. Untuk mengatasi disfungsi sensori anak akan diterapi menggunakan objek. Objek yang digunakan untuk terapi adalah bentukan dari objek bermain, sehingga ruang sensori integrasi dapat dikatakan sebagai ruang bermain anak autis. Objek di sini menjadi poin penting karena menjadi elemen yang sangat dibutuhkan untuk terapi. Penyusunan objek yang ada di dalamnya akan menjadi sangat penting karena harus memenuhi kebutuhan terapi tiap-tiap anak yang berbeda. Susunan objek yang berproses akan membuat anak bergerak beralur dan tidak diam di satu sisi. Susunan objek yang berproses dapat dibentuk dengan mengkombinasi antar objek yang satu dengan yang lain. Objek dan penyusunannya yang dinamis/fleksibel menjadi sangat efektif untuk mendukung aktifitas yang berproses untuk kebutuhan terapi setiap anak. Kebutuhan gerak setiap anak autis untuk mendukung terapinya berbeda-beda. Adanya penyusunan objek yang berbeda disetiap anaknya akan menghasilkan proses gerakan yang berbeda pula, misalnya untuk anak yang aktif dan pasif. Sehingga penyusunan objek yang fleksibel dapat dijadikan pertimbangan dalam mendesain ruang sensori integrasi untuk anak autis.

ABSTRAK
Most children with autism have a disruption to sensory integration. To overcome sensory dysfunction the child will be treated using the object. The object used for therapy as a form of the play object, so that the sensory space of integration can be autistic children 39 s playroom. The object becomes an important point because it becomes an indispensable element for therapy. Arrangement of objects in it, will be very important because it must meet the needs of each therapy of different children. The arrangement of objects in the process will make the child move grooved and not stay on one side. The arrangement of processed objects can be formed by combining the objects with each other. Objects and arrangements with dynamic and flexible are very effective to supporting the activities in process for every child 39 s therapy needs. The needs of every autistic child 39 s movement to support therapy may vary. The existence of arrangement different objects in each child will produce a different process of movement, for example for children who are active and passive. So the arrangement of a flexible object can be taken to consideration in designing the sensory space integration for children with autism. "
2017
S68059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Fajriyati Utami
"Keterlambatan perkembangan merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan terjadi pada anak, khususnya anak berusia balita. Kesatuan pencapaian terhadap aspek-aspek perkembangan seperti motorik, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian membantu anak untuk tumbuh tidak hanya sehat secara fisik namun secara holistik. Upaya mempertahankan kesehatan anak berarti upaya menjaga generasi usia produktif untuk masa mendatang. Kegagalan dalam mencapai perkembangan tidak hanya berakibat terhadap kelangsungan hidup anak itu sendiri melainkan mengorbankan banyak kepentingan seperti meningkatkan rasio beban ketergantungan negara. Indonesia merupakan negara dengan indeks rata-rata perkembangan anak relatif rendah jika dibandingkan dengan indeks perkembangan negara-negara lain di ASEAN, yaitu hanya sebesar 88,7%. Faktor risiko keterlambatan perkembangan yang terdapat di Kabupaten Tangerang semakin meningkatkan kerentanan terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak-anak di wilayah tersebut. Intervensi dilakukan terhadap Keluarga Bapak A dimana setelah perawat melakukan pengkajian keperawatan, Anak A yang merupakan anak perempuan dari Bapak A memiliki risiko keterlambatan perkembangan, terutama pada aspek bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Keberhasilan perkembangan tidak lepas dari keterlibatan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan. Pemberian intervensi keperawatan terapi bermain dijadikan sebagai salah satu intervensi peningkatan perkembangan anak. Setelah dilakukan intervensi sebanyak lima kali sesi permainan terhadap Anak A dengan risiko keterlambatan perkembangan, disimpulkan bahwa intervensi ini secara efektif membantu meningkatkan perkembangan Anak A terutama dari aspek sosialisasi dan kemandirian.

Development delay is one of the health problems that is prone to occur in children, especially children aged under five. Attainment of development aspects such as motor, speech and language as well as socialization and independency help children to grow not only physically healthy but holistically. Effort to maintain children’s health mean efforts to maintain the productive age generation for our future. Failure to achieve development not only results in the survival of the child itself but also sacrifices many interests such as increasing the state’s burden of dependency ratio. Indonesia is a country with relatively low average child development index compared to other countries’ development index in ASEAN, which is only 88.7%. Risk factors for developmental delays found in Tangerang Regency further increase the vulnerability of developmental delays happen to children in the region. The intervention carried out on Mr. A’s family where after nurse conducted a nursing assessment, child A who was a daughter of Mr. A had a risk of developmental delays, especially in speech and language as well as socialization and independency aspect. Successful development cannot be separated from family involvement in providing developmental stimulation. Play therapy serve as one of the interventions to improve children’s development. After five sessions of intervention, it was concluded that this intervention helped improve the development of Child A, especially from aspect socialization and independency."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Sri Rosma Kencana
"Medical play merupakan salah satu terapi bermain yang dapat diberikan pada anak di mana anak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi peralatan medis yang ada di ruangan tempat anak dirawat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh medical play terhadap kecemasan dan nyeri anak usia prasekolah saat dilakukan tindakan pemasangan akses intravena perifer. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre and posttest with control group yang melibatkan masing-masing 31 responden untuk kelompok kontrol dan intervensi. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Analisis perbedaan kecemasan pretest dan posttest pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol dilakukan menggunakan uji T dependen, sedangkan analisis perbedaan kecemasan posttest maupun nyeri posttest pada kelompok kontrol dan intervensi dilakukan menggunakan uji T independen. Hasil uji statistik T independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rerata skor kecemasan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p<0,001 (p<0.05) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata skor nyeri posttest pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p=0,528.

Penelitian ini merekomendasikan penerapan medical play untk mengurangi kecemasaan pada anak usai prasekolah saat dilakukan pemasangan akses intravena perifer.

 

Kata kunci: cemas; medical play; nyeri; prasekolah


Medical play is one of the play therapies that can be provided to children, where they are given the opportunity to explore medical equipment in the room where they are being treated. The purpose of this study is to analyze the influence of medical play on anxiety and pain in preschool-aged children during peripheral intravenous catheter insertion. This research utilized a quasi-experimental pre and posttest design with a control group, involving 31 respondents each for the control and intervention groups. Respondents were selected using consecutive sampling technique. Analysis of the differences in pretest and posttest anxiety scores in both the intervention and control groups was conducted using dependent t-test, while analysis of the differences in posttest anxiety and posttest pain scores between the control and intervention groups was carried out using independent t-test. The results of the independent t-test showed that there was a significant difference in the mean posttest anxiety scores between the control and intervention groups, with a p-value of <0.001 (p < 0.05), and there was no significant difference in the mean posttest pain scores between the control and intervention groups, with a p-value of 0.528. This study recommends the implementation of medical play to reduce anxiety in preschool-aged children during peripheral intravenous catheter insertion."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desak Putu Kristian Purnamiasih
"Pemasangan infus merupakan salah satu tindakan invasif yang dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas bermain terapeutik terhadap perubahan kecemasan anak usia sekolah (7 - 12 tahun) yang akan dipasang infus. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pre and post test control group design, jumlah sampel 34, dan analisis data menggunakan paired t - test.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa bermain terapeutik efektif menurunkan kecemasan pada anak usia sekolah yang akan dipasang infus (pValue = 0,011). Bermain terapeutik dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan pada anak yang akan dipasang infus.

Peripheral venous (Infusion) cannulation is one of invasive procedure which may cause anxiety among children. This study aimed to investigate the effectiveness of therapeutic play to anxiety changes of school aged children (7-12 years old) who will undergo peripheral venous (infusion) cannulation procedure. This study used quasi experimental design with pre and post control group and total sample of 34 school aged children and paired t test data analysis was employed.
The result of statistical test showed that therapeutic play was effective to reduce anxiety among school aged children who would have peripheral venous (infusion) cannulation (p value = 0,011). It is recommended to apply therapeutic play as a nursing intervention to reduce anxiety in school aged children who will have peripheral venous (infusion) cannulation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sunarto
"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) anak sekolah pada anak, orang tua dan guru terhadap peningkatan pengetahuan, psikomotor dan perkembangan industri. Desain penelitian ?quasi experimental pre-post test with control group? melibatkan 117 anak sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan, psikomotor dan perkembangan industri meningkat secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik pada kelompok anak, orang tua dan guru dan lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok anak (pvalue ≤ 0.05). TKT anak sekolah pada anak, orang tua dan guru direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan perkembangan industry anak lebih optimal.

This research aimed to determine the effect of therapeutic group therapy (TGT) in elementary school children, parents and teachers on increase their cognitif, psychomotor and industrial development. Using "quasi experimental pre-post test with control group" involving 117 school children.
Results show an increase in cognitif, psychomotor and industrial development increased significantly after therapeutic group therapy of children, parents and teachers, significantly higher than in TGT groups of children (pvalue ≤ 0.05). School children TGT in children, parents and teachers are recommended to improve children's industrial development."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cattanach, Ann
London: Jessica Kingsley, 1992
618.928 91 CAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Mei Yunalia
"Pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam memberikan stimulasi anak usia pra sekolah sangat penting untuk dimiliki, karena usia pra sekolah merupakan masa kritis bagi anak yang memerlukan stimulasi tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap peningkatan kemampuan orang tua tunggal dalam memberikan stimulasi perkembangan anak usia pra sekolah. Desain penelitian adalah quasi experimental, dengan rancangan prepost test with control group. Intervensi Terapi Kelompok Terapeutik. Terapi Kelompok Terapeutik diberikan dalam 7 sesi selama 6 minggu. Sampel penelitian adalah ibu sebagai orang tunggal yang memiliki dan mengasuh anak usia pra sekolah yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri 28 responden pada kelompok intervensi dan 31 responden pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor pada ibu sebagai orang tua tunggal dalam memberikan stimulasi perkembangan pada anak usia pra sekolah sebelum dan sesudah mendapatkan terapi kelompok terapeutik (p < 0,05). Peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor lebih tinggi pada kelompok intervensi yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu diterapkannya terapi kelompok terapeutik pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat pada kelompok orang tua tunggal yang memiliki anak usia pra sekolah.

Parent knowledge and capability to provide growth stimulation for preschool children is require, because preschool children is in a critical period that need stimulation, especially growth stimulation. The purpose of this research was to identify the effectiveness of therapeutic group therapy on single parent capability giving growth stimulation for preschool period in Blitar regency. Design of this research was using quasi experimental, with pre-post test with control group design with therapeutic group therapy intervention. therapeutic group therapy was divided into 7 sessions and carried out for six weeks. The sample was insisted of single mother with preschool children who met the inclusion criteria, where in 28 respondent in intervention group and 31 in control group.
The result of this research there was a significant different in single mother cognitive and psychomotor capability to giving growth stimulation for preschool period before and after getting a therapeutic group therapy (p < 0,05). The increase of cognitive and psychomotor capability in group that receiving therapeutic group therapy was higher compare to the control group. Recommendation of this research to apply therapeutic group therapy in community mental health for single parent with pre school children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinintya Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cognitive behavioral play therapy dalam mengatasi selective mutism pada anak usia sekolah. Penelitian ini mengunakan desain single-subject. Subyek penelitian ini berjenis kelamin perempuan, berusia 10 tahun dan duduk di kelas lima Sekolah Dasar. Efektivitas program diukur dengan mengunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan data yang diperoleh melalui metode observasi. Sebagai intervensi, peneliti menggunakan cognitive behavioral play therapy. Hasil Penelitian menunjukkan program cognitive behavioral play therapy efektif dalam membangun pikiran alternatif yang adaptif, membentuk coping perilaku berupa deep breath dan meningkatkan frekuensi bicara pada L. Sebagai hasil tambahan program ini juga mempengaruhi motivasi subyek untuk mau bermain dengan teman-teman.

Cognitive behavioral play therapy are aplied to reduce selective mutism on middle childhood children. This research is single subject design with 10 years old little girl as subject. In qualitative and quantitative approch, this research use observational method. For cognitive and behavior change, researcher use cognitive behavior technic such as psychoeducation, cognitive change strategies (identifying and challenging maladaptive thought), positive self-statement, problem solving, bibliotherapy, modeling, role play, relaxation, exposure, and positive reinforcement. As the result, cognitive behavioral play therapy are effective to develop subject‟s alternative adaptive thought and adaptive behavior coping, and increase talk behavior frequencies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>