Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifkah Novaliana Dewi
"Dewasa ini, kopi menjadi minuman populer tidak hanya dikalangan orang tua melainkan anak muda. Melalui kepopuleran tersebut, semakin banyak pengusaha bisnis kopi yang mendirikan Kafe. Memasuki awal tahun 2022, kasus pandemi COVID-19 kembali meningkat dengan adanya virus varian baru “Omicron”. Dampak virus varian ini cukup ringan dibandingkan varian sebelumnya, sehingga masyarakat lebih memberanikan diri untuk keluar rumah. Hal tersebut membentuk perilaku keruangan konsumen kafe yang berbeda dibandingkan saat varian delta. Kelurahan Caturtunggal yang berada di Kabupaten Sleman dijadikan sebagai wilayah penelitian dengan mempertimbangkan banyaknya lokasi perguruan tinggi. Kedekatan dengan perguruan tinggi dijadikan pertimbangan sebagai lokasi yang tepat untuk membangun bisnis kafe. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis preferensi konsumen dalam memilih kafe serta menganalisis perilaku konsumen dalam kafe pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan observasi melalui teknik place-centered mapping dan wawancara melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menjelaskan produk yang ditawarkan beserta suasana kafe mempengaruhi preferensi konsumen. Kafe sering dijadikan sebagai working space oleh konsumen terutama di ruang indoor kafe. Meskipun penularan virus lebih besar di ruang indoor, konsumen tetap mematuhi protokol kesehatan dan cenderung menempati area yang sepi. Pemilihan tempat duduk konsumen membentuk pola dimana konsumen cenderung memilih pojok kafe sebagai tempat favorit untuk ditempati.

Nowadays, coffee has become a popular drink not only among parents but also young people. Through this popularity, there’s more coffee business entrepreneurs are establishing cafes. Entering the beginning of 2022, cases of the COVID-19 pandemic have increased again with the presence of a new variant of the virus "Omicron". The impact of this variant virus is quite mild compared to the previous variant, so that people are more courageous to leave the house. This forms a different spatial behavior of cafe consumers compared to the delta variant. Caturtunggal Village which is located in Sleman Regency is used as a research area by considering the many locations of universities. The proximity to universities is taken into consideration as the right location to build a cafe business. The purpose of this study is to analyze consumer preferences in choosing cafes and analyze consumer behavior in café during the COVID-19 pandemic. This study uses a qualitative method by taking observation data through a place-centered mapping technique and interviews through a purposive sampling technique. The results of this study explain the products offered along with the cafe atmosphere affect consumer preferences. The cafe is often used as a working space by consumers, especially in the cafe's indoor space. Although the transmission of the virus is greater in indoor spaces, consumers still adhere to health protocols and tend to occupy quiet areas. The selection of consumer seats forms a pattern where consumers tend to choose the corner of the cafe as a favorite place to be occupied."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fithrahadi
"Bioskop dengan gedung tua yang ada di Jakarta Pusat yaitu Djakarta XXI dan Metropole XXI. Usia masing-masing gedung bioskop ini lebih dari 40 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makna lokasi dan motivasi terhadap perilaku pengunjung bioskop gedung tua dalam hal ini Metropole XXI dan Djakarta XXI. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil dari penelitian menunjukkan perilaku pengunjung dipengaruhi oleh keterikatan lokasi dengan pengunjung yang melibatkan emosi. Makna tempat terhadap suatu lokasi juga mempengaruhi perilaku pengunjung bioskop.

The remaining old cinema building in Central Jakarta are Djakarta XXI and Metropole XXI. Each of these theaters were existed over 40 years. This study aims to determine the effect of sense of place and moviegoers? motivation that formed spatial behavior in the old cinema building of Metropole XXI and Djakarta XXI. The method used is descriptive analysis and spatial analysis. Result of the study is that consumer spatial behavior is influenced by the location bounding of the visitors that engage the emotions. Sense of place also affects the behavior of moviegoers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Faiz Mutiara Sari
"Kecamatan Duren Sawit merupakan kecamatan yang memiliki kasus positif virus COVID-19 terbanyak dan terhitung sampai saat ini. Hal ini menjadikan penduduk yang tinggal di dalamnya perlu memperhatikan pergerakannya ketika beraktivitas di luar tempat tinggalnya, termasuk dalam kegiatan berbelanja kebutuhan pangan. Dalam memilih lokasi belanja kebutuhan pangannya, penduduk memiliki pilihan tersendiri termasuk yang berkaitan dengan pencegahan penularan virus COVID-19 yang masih mewabah. Penetapan pilihan tersebut merupakan proses pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai hambatan dalam pemilihan lokasi belanja kebutuhan pangan berdasarkan karakteristik konsumennya, dan menganalisis perilaku keruangan yang terbentuk ketika berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam melalui teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa preferensi konsumen berdasarkan karakteristik dan motivasinya, cenderung untuk memilih pasar tradisional sebagai lokasi belanja kebutuhan pangan sayur dan buah karena seringnya konsumen berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Serta perilaku keruangan yang terbentuk dalam menghadapi ancaman terpaparnya virus COVID-19 yang mewabah dalam kegiatan berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut antara lain adalah dengan berbelanja di bagian luar pasar, berbelanja dengan durasi waktu yang lebih cepat dari biasanya, dan berbelanja di waktu-waktu tertentu yang mereka anggap tidak ramai oleh pengunjung.

Duren Sawit District is a district that has the most positive cases of the COVID-19 virus and has been counted to date. This makes the residents who live there need to pay attention to their movements when doing activities outside their house, including shopping for food needs. In choosing locations for their food needs, residents have their own choices, including those related to preventing the spread of the COVID-19 virus. Determining the choice is a decision-making process. This study aims to determine consumer preferences in dealing with the COVID-19 pandemic as a barrier in choosing location for food needs based on consumer characteristics, and to analyze the spatial behavior that is formed when shopping at their preferred shopping locations. This study used qualitative methods with field observations and in-depth interviews through purposive sampling techniques. The results of this study explain that consumer preferences based on their characteristics and motivation tend to choose traditional markets as the location for shopping for their vegetable and fruit food needs because consumers often shop at their preferred shopping locations. As well as spatial behavior that is formed in facing the threat of exposure to the COVID-19 virus in shopping activities at the shopping location that chosen before, there are including shopping outside the market, shopping with a shorter time than usual, and shopping at certain times that they consider not crowded with visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrisha Ramadhiani
"Minuman kopi merupakan salah satu sugar sweetened beverages, dibuat dari bubuk kopi, gula dan air melalui proses pemanasan. Konsumsi minuman kopi yang tinggi berkaitan dengan kandungan gulanya yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi tingkat konsumsi minuman kopi berdasarkan karakteristik individu dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 181 mahasiswa aktif S1 non-kesehatan tahun 2023. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023 melalui pengisian kuesioner secara mandiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden memiliki tingkat konsumsi minuman kopi yang tinggi (≥ 3-4 kali seminggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi signifikan konsumsi minuman kopi berdasarkan perilaku merokok, pengaruh teman, ketersediaan, serta aksesibilitas (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh teman adalah faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi minuman kopi mahasiswa. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan mengajak lingkungan pertemanannya untuk membatasi konsumsi minuman kopi. Peneliti juga menyarankan bagi institusi kesehatan untuk dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai batas aman konsumsi.

Coffee drinks are sugar-sweetened beverages made from coffee powder, sugar, and water, through a heating process. High consumption of coffee drinks is associated with the sugar content, which can increase the risk of obesity. The aim of this study was to determine the differences in coffee drinks consumption levels based on individual characteristics and environmental factors among non-health undergraduate students at the University of Indonesia in 2023. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample of 181 active undergraduate non-health students in 2023. Data were collected in June 2023 through self-administered. The results showed that 52.5% of the respondents had a high level of coffee drink consumption (≥ 3-4 times per week). Bivariate analysis revealed significant differences in coffee drinks consumption based on smoking behavior, peer influence, availability of coffee at home, and accessibility (p-value < 0.05). Multivariate analysis indicated that peer influence was the dominant factor influencing students' coffee drink consumption. The researchers suggest students increase their awareness and encourage their social circle to limit excessive coffee consumption. Additionally, relevant health institutions are advised to provide education, increase information about recommended limits of coffee consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Indrawati
"ABSTRAK
Perilaku seks berisiko merupakan media penularan HIV yang utama dikalangan populasi kunci seperti populasi waria. Faktor risiko kejadian HIV positif pada perilaku seks waria adalah lama melakukan seks anal, konsistensi penggunaan kondom, jumlah pasangan seks, menjual seks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku seks berisiko tersebut dengan kejadian HIV positif. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data sekunder Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2018-2019 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan jumlah responden waria sebanyak 3116. STBP tersebut menggunakan Time Location Sampling (TLS) dan Simple Random Sampling (SRS) sebagai metode sampling responden waria. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan total sampling dari populasi eligible. Informasi terkait perilaku sek berisiko diperoleh melalui interview yang menggunakan kuesioner terstandar dan status HIV diperoleh melalui pemeriksaan serologis meggunakan rapid test. Metode analisis yang digunakan adalah chi-square dan cox regression model. Penelitian menemukan bahwa waria yang memiliki perilaku seks berisiko tinggi berpeluang terinfeksi HIV sebesar 1,45 kali (PR adjusted = 1,45; CI 95% 1,16-1,81) dibandingkan dengan waria yang memiliki perilaku seks berisiko rendah.

ABSTRACT
The most important risk factor as a primary driver of HIV infection in transgender population is risky sex behavior such as duration of anal sex, consistency of condom use, number of partner sex and selling sex. This study was aimed to investigate association between risky sex behavior and HIV among transgender population in Indonesia 2018-2019. This study was done as secondary data analysis from a national cross-sectional study, namely the Intergrated Biological and Behavior Survey (IBBS) 2018-2019, done by the Ministry of Health of Republic of Indonesia. In this IBBS, Time Location Sampling (TLS) dan Simple Random Sampling (SRS) were used. All of eligible population were to be study participants of this study. Risky sex behaviors was assessed through guided interview, while HIV infection was determined by series of rapid serologic test. Association, between risky sex behavior and HIV, using PR (prevalent ratio), was analyzed using chi-square test and cox regression model. This study found that transgenders with high risk sex behavior were 1.45 times more likely (95% CI 1,16-1,81) to get HIV infection as compared to transgenders with low risk sex behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aryani
"Sejak diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area) atau lebih dikenal dengan perjanjian perdagangan babas untuk wilayah ASEAN, Indonesia merupakan salah satu negara yang juga turut serta ikut dalam program tersebut. Tingkat persaingan menjadi dan semakin makin ketat, saling dengan pertumbuhan sektor otomotif yang makin meningkat (rata-rata mencapai 3,5% per tahun, Media Indonesia, Januari 2004) dan regulasi bidang oli atau pelumas kendaraan yang bergulir cepat mengakibatkan pertumbuhan industri oli sebagai suplemen dari industri otomotif juga semakin meningkat. Salah satu produk oli impor yang memanfaatkan kebijakan pemerintah tersebut adalah Pennzoil, yaitu produk oli merek intemasional yang berasal dari negara Amerika Serikat.
Untuk melihat bagaimana kontribusi PT WGI terhadap keberadaan industri oli di Indonesia, salah sate produk PT WGI yaitu merek Pennzoil dijadikan obyek yang akan di teliti dengan alasan dari hasil penelitiannya nanti dapat dijadikan acuan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan konsumen, terutama konsumen oli sepeda motor atau kendaraan roda dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan untuk mengidentifikasi faktor yang paling menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil di Wilayah Penjualan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini konsumen Pennzoil untuk kendaraan bermotor roda dua atau pengguna sepeda motor yang berada di lima wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Adapun tempat pengambilan sampel difokuskan pada penjualan oli di bengkel umum kendaraan bermotor dan di toko oli. Hasil dari pembahasan dan implikasi penelitian ini diketahui faktor yang dipertimbangkan konsumen atau pengguna oli sepeda motor merek Pennzoil adalah faktor strategi pemasaran PT WGI yang dijabarkan dalam 15 variabel.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan diantaranya adalah tingkat pendidikan responden kebanyakan adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan D3 , Umur yang paling banyak adalah responden berumur produktif yakni antara lebih kecil atau sama dengan 30 tahun. Pekerjaan mayoritas responden adalah Pegawai Swasta ,Dalam proses pengambilan keputusan pada umumnya dilakukan oleh individu responden dan produk dominan dikarenakan faktor strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pennzoil atau PT WGI yang memproduksi sekaligus memasarkan produk oli Pennzoil di Indonesia. Dan hasil perhitungan analisa faktor dapat disimpulkan prosentase kumulatif varian menunjukkan nilai yang tinggi sebesar 61,398% berarti bahwa perhitungan faktor-faktor yang ada dalam perhitungan tersebut mampu untuk menjelaskan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil.
Langkah - langkah yang disarankan oleh penulis dijelaskan bahwa konsumen sudah semakin sadar dan merasa membutuhkan produk oli yang berkualitas namun harganya tetap terjangkau dan sesuai dengan berbagai Jenis sepeda motor saat ini. Hal tersebut juga didukung oleh adanya publikasi dan keragaman program promosi yang ditawarkan. Apalagi persaingan oli saat ini sudah sangat tinggi, oleh karena itu diperlukan adanya kreatifitas dan kejelian dalam membaca kondisi dan perkembangan pasar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka terhadap perusahaan untuk lebih meningkatkan lagi kreatifitas dalam pembuatan program promosi terutama yang berdampak langsung kepada konsumen. Kegiatan advertising juga harus konsisten dilakukan untuk terus menerus memberikan informasi yang akurat -kepada konsumen terutama yang terkait dengan kualitas produk, fitur produk dan keragaman promosi. Disamping itu, perlu ditingkatkan program pelatihan atau training product knowledge untuk para tenaga penjualan agar lebih ahli dalam memberikan penjelasan atau infonnasi tentang produk kepada para konsumen. Pada akhimya sosialisasi dan kekuatan para tanaga penjualan dalam memberikan keyakinan kepada konsumen tersebut dapat memberikan suatu keyakinan bahwa produk oli sepeda motor merek Pennzoil adalah oli yang tepat untuk kendaraan mereka.

Since the coming into effect of AFTA (Asean Free Trade Area) agreement, to which Indonesia is one of the signatories; the competition became tighter as the automotive sector grew rapidly (at the average of 3.5% per annum, Media Indonesia, January 2004). The fast charging regulatory environment of vehicle oil and lubricant industry has led to the increasing growth of oil industry as supplement to automotive industry. One of imported oil products that benefited from the government policy is Pennzoil, an International US brand oil product.
In order to assess the contribution of PT WGI to oil industry in Indonesia, one of PT WGI's products, i.e., Pennzoil oil, is selected as the object of the study. It is expected that this study will bring results that can be taken into account in the making of policies and strategies pertaining to the consumers, in particular consumers of motorcycle or two-wheeled vehicle motor oil. This study is aimed at identifying factors affecting Jakarta consumers' decision to buy Pennzoil motorcycle motor oil.
The samples for this study were consumers of Pennzoil two-wheeled vehicle oil or motorcycle riders in five regions within the Jakarta capital territory province. The sampling was focused on the motorcycle garages and oil outlets. The discussion o f t he study findings revealed t hat the factor considered by the consumers or users of Pennzoil motorcycle motor oil is the factor of PT WGI's marketing strategy which was said to have 15 variables.
The conclusions drawn from the study are that the education levels of most respondents were Senior High School and three-year D3 education program, most o f the respondents were of productive age being less than o r equal to 3 0 years, most of the respondents were private persons. In general, the decision to buy the product w as made by the respondents themselves and Pennzoil product became dominant due to the marketing strategy of Pennzoil or PT WGI that produces and market Pennzoil oil products in Indonesia. The analysis of factors showed that the cumulative variable percentage is high, namely at 61,398%. This means that the factors included in the analysis can illustrate factors considered by the consumers when making decision to buy Pennzoil motorcycle motor oil.
The author hereby recommends that, considering now consumers are increasingly aware of and need of wide range of quality yet affordable oil products for various motorcycles, publication and promotion programs are unceasing, and the competition has been increasingly tighter, producers need to be more creative and shrewd at judging the situations and market development. Therefore, the company is expected to be more creative in creating promotion programs, in particular those that have potential effect on the consumers.
Advertising activity must be constant and consistent in order to provide the consumers with accurate information on the product quality and features and variety of promotion. In addition, more training on product knowledge should be given to sales persons in order to make them good at explaining the products to the consumers. Last but not least, the company should take efforts to make the consumers familiar with Pennzoil products and to improve the strength of sales persons in convincing the customers that Pennzoil is the right oil products for them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loveria Sekarrini
"Seksualitas dan kesehatan reproduksi adalah sebuah isu yang paling jarang untuk di bicarakan dan menjadi isu yang tabu di masyarakat. Secara psikologis remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba hal yang baru. Isu seksualitas dan kesehatan reproduksi yang tabu untuk dibicarakan menjadikan remaja cinderung ingin mencoba-coba sehingga remaja menjadi beresiko pada perilaku seks yang beresiko dan berdampak pada kehamilan tidak di inginkan, married by accident, infeksi menular seksual, hiv dan aids serta masih banyak lagi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja di SMK Kesehatan di Kabupaten Bogor Tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan responden sebanyak 112 responden yang diambil secara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang telah di uji coba terlebih dahulu.
Dari hasil analisis, didapatkan sebanyak 60,7% berperilaku seksual beresiko berat. Sebagian besar responden perempuan, pubertas normal, memiliki pengetahuan yang kurang, memiliki sikap positif. Sebagian responden tidak melakukan komunikasi aktif dengan orang tua (50%), sebagian besar responden melakukan komunikasi pasif dengan teman (61%). Mempunyai orang tua yang masih lengkap (92%). Sebanyak 53% responden memiliki orang tua dengan pola asuh demokratis. 96,4% yang menyatakan pernah mempunyai pacar. Usia rata-rata berpacaran 13 tahun. Lama pertemuan dengan pacar kurang dari 5 jam/minggu dan lebih dari 21 jam/minggu, variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku seksual remaja yaitu paparan terhadap media, sedangkan variabel yang lain tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna.
Di sarankan bagi pihak SMK untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan melakukan kerjasama lintas sektor dalam memberikan penyuluhan untuk siswa dan orang tua disekolah. Bagi pemerintah/departemen terkait untuk penetapan kurikulum pendidikan seksualitas yang komprehensif. Bagi Dinas Kesehatan/ Puskesmas memberikan akses informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas serta dapat menjadi wadah remaja untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan reproduksi remaja, khususnya tentang seksualitas.

Sexuality and reproductive healt is an issue that is rare to be talk and become a taboo issue in society. Psychologically adolescent have a high curiosity and wanted try something new. Taboo Sexuality and reproductive health issues are makes adolescent want to create new experiment about sexual behavior which may impact on on unwanted pregnancy, married by accident, sexually transmitted infections, hiv and aids and many more. This research was conducted to determine the factors associated with adolescent sexual behavior in SMK Health in Bogor Regency Year 2011.
This research hase been conducted with cross-sectional design. The data was collected in December 2011 with 112 respondents taken by multistage systematic random sampling. Data collected by using a structured questionnaire that has been tested and analyzed prior univariate and bivariate.
Based on the result, it showed 60,7% have high risk of sexual behavior. The majority of female respondents, have normal puberty, have less knowledge, have a positive attitude. Most respondents did not perform active communication with parents (50%), most respondents do passive communication with friends (61%). Still have both parent (92%). As many as 53% of respondents had parents with democratic parenting. 96.4% said they never had a boyfriend. The average age of respondents was 13 years old with an age range of 9-16 years. Meeting with the boyfriend/girlfriend have less than 5 hours / week and more than 21 hours/week, and that the variables that have a significant relation with adolescent sexual behavior that exposure to media and the other variables showed no significant relation.
Suggested for the vocational high school (SMK Kesehatan) to increase of students' knowledge and conduct cross-sector cooperation in providing counseling to students and parents in schools. For the government / departments to create and apply the curriculum of comprehensive sexuality education. For Public Health / Community Health Center provides access to information about reproductive health and sexuality and provide a chance for adolecents to consult about sexual reproductive health and right.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S1265
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Aquino Bayu Chrysna Tanaya
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara ethical workplace climate, organizational identification, leader-member-exchange (LMX), team-member exchange, dan organizational citizenship behavior (OCB), di Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Data dikumpulkan melalui survey terhadap 687 responden yang merupakan anggota polisi lalu lintas di Jakarta. Analisis data dan pengujian model penelitian dilakukan dengan menggunakan Smart PLS. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa organizational identification memediasi hubungan positif antara ethical workplaceclimate dan OCB secara penuh. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa LMX memoderasi pengaruh langsung ethical workplace climate terhadap organizational identification, dan LMX juga memoderasi pengaruh langsung ethical workplace climate terhadap organizational identification, serta pengaruh tidak langsung ethical workplace climate terhadap OCB melalui organizational identification. Namun, efek langsung dari ethical workplace climate pada OCB, dan efek moderasi TMX pada efek langsung dari organizational identification pada OCB, ditemukan tidak signifikan. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan beberapa implikasi praktis dan teoritis yang bermanfaat bagi kepolisian untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan ethical workplace climate, OCB, LMX, dan organizational identification mereka.

This research paper examines the relationships among ethical workplace climate, organizational identification, leader-member exchange (LMX), team-member exchange, and organizational citizenship behavior (OCB) in Indonesian National Police. Data was collected through a survey of 687 respondents who are members of the traffic police in Jakarta The researcher used SmartPLS to test this research model. These findings showed that organizational identification fully mediates the positive relationship between an ethical workplace climate and OCB. Data analysis also showed that LMX moderates the direct effect of the ethical workplace climate on organizational identification. LMX also moderates the direct effect of ethical workplace climate on organizational identification and the indirect effect on OCB via organizational identification. However, the direct effect of the ethical work climate on OCB, and the moderating effect of TMX on the direct effect of organizational identification on OCB, was found not significant. The researcher hopes that these studies could provide practical and theoretical implications for police to develop effective strategies to maintain or even improve their ethical climate, OCB, LMX, and organizational identification. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandjiwati Kartini
"ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah mengkaji pengaruh peran (Role) di tempat kerja dan kepuasan kerja (Job Satisfaction) terhadap penyimpangan perilaku (Counterproductive Work Behavior). Penelitian ini juga mengkaji apakah kepuasan keija berfungsi sebagai mediator dalam pengaruh peran (Role) terhadap penyimpangan perilaku (Counterproductive Work Behavior).
Penelitian terhadap 133 responden dari mahasiswa MMUI kelas malam dilakukan dalam 3 tahap regresi berganda dengan SPSS, yaitu: (1) mengkaji pengaruh peran (Role Ambiguity, Role Conflict, Role Overload) terhadap kepuasan keija (Job Satisfaction); (2) mengkaji pengaruh kepuasan keija terhadap penyimpangan perilaku (Counterproductive Work Behavior) yang terdiri dari Property Deviance, Production Deviance, Personal Aggression, dan Political Deviance; (3) mengkaji pengaruh peran terhadap penyimpangan perilaku melalui kepuasan keija sebagai variabel mediasi.
Hasil analisis regresi tahap pertama yang menghubungkan peran terhadap kepuasan keija membuktikan hipotesis H-1-1 yaitu ketidakjelasan peran (Role Ambiguity) berpengaruh negatif terhadap kepuasan keija. Dengan kata lain, meningkatnya ketidakjelasan peran akan menurunkan kepuasan kerja. Hasil regresi pada tahap ini tidak membuktikan 2 hipotesis lainnya yaitu H -1-2 dan H-1- 3 yang tidak membuktikan adanya pengaruh konflik (Role Conf1ict) dan tugas yang berlebihan (Role Overload) terhadap kepuasan kerja.
Hasil analisis regresi tahap kedua yang mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap penyimpangan perilaku membuktikan hipotesis H-2-1, H-2-2 dan H-2-3 yaitu kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan penyalah-gunaan harta perusahaan (Property Deviance), pelanggaran norma dalam pelaksanaan pekerjaan (Production Deviance) dan perilaku yang menggoda/mengganggu (Personal Aggression). Dengan kata lain, meningkatnya kepuasan kerja menurunkan ketiga jenis penyimpangan perilaku
(Property, Production, Personal Aggression). Hipotesis H-2-4 yang mendukung adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan interpersonal (Political Deviance) tidak terbukti dalam analisis regresi dalam tahap kedua ini.
Hasil analisis regresi mediasi tahap ketiga yang mengkaji kepuasan kerja sebagai mediator antara peran dan penyimpangan perilaku membuktikan hipotesis H-3-1, H-3-4 dan H-3-7 yaitu kepuasan kerja sebagai mediator ketidakjelasan peran (Role Ambiguity) terhadap penyimpangan perilaku Property Deviance, Production Deviance, dan Personal Aggression. Role Conflict berpengaruh
langsung terhadap Production Deviance dan Personal Aggression, sehingga kepuasan kerja tidak menjadi mediator.
Dari hasil penelitian analisis regresi, Role Overload dan Political Deviance adalah variabel-variabel yang tidak mempengaruhi variabel lain dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Oleh karenanya kedua variabel ini tidak muncul dalam gambar/model hasil penelitian. Peneliti pada bab 5 mendiskusikan hipotesis-hipotesis yang tidak terbukti.
Selain dengan analisis regresi, peneliti juga menganalisis nilai rata-rata (Mean Value) dan Cronbach Alpha dan Inter-item Correlation Mean. Nilai rata-rata yang dihasilkan pada setiap variabel mencerminkan status kecenderungan responden dari setiap variabel yang hasilnya menunjukkan responden cenderung jelas perannya, tidak konflik, tidak mengemban tugas yang berlebihan, puas, dan tidak berperilaku menyimpang. Sedangkan analisis Cronbach Alpha menunjukkan bahwa hampir semua pertanyaan handal (reliable) dan Inter-item Correlation
Mean menunjukkan semua pertanyaan valid.
Dalam bab terakhimya, peneliti memberi saran kepada manajemen perusahaan untuk menghindari penyimpangan perilaku dengan mempeijelas peran dan meminimalkan konflik antar pegawai. Selain itu, peneliti juga memberi saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu mengkaji penyimpangan perilaku dari sudut pandang lain seperti dari variabel kepribadian (personality), kepemimpinan (leadership) atau kineija (job performance).
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philosophia Satriasari
"Konsumen di dunia belakangan ini semakin berkembang kesadarannya dalam mengkonsumsi suatu produk apakah produk dari perusahaan tersebut mempunyai tanggung jawab secara lingkungan. Kemudian perusahaan berusaha meningkatkan pemakaian green marketing karena perusahaan menerima environmental marketing menjadi suatu kesempatan yang dapat digunakan untuk meraih tujuan-tujuannya. (Keller 1987, Shearer 1990). Perusahaan-perusahaan tersebut memodifikasi produk, merubah proses produksi, perubahan kemasan, sebagaimana iklan yang telah dimodifikasi dengan istilah phosphate free, recyclable, refillable, ozone friendly, dan ramah Iingkungan.
Kemudian akhir-akhir ini di Indonesia juga banyak produsen kosmetik yang menawarkan produk yang ramah lingkungan, baik yang produksi luar negeri maupun dalam negeri. Jika dikaitkan dengan awareness tentang peduli lingkungan di Indonesia timbul suatu pertanyaan apakah produsen kosmetik di Indonesia telah perlu menjual produknya dengan value bahwa produknya ramah lingkungan.
SaIah satu produsen kosmetik dui United Kingdom (UK), The Body Shop (TBS) yang terkenal dengan program-program peduli lingkungan dan merupakan sebuah perusahaan yang menjadikan isu lingkungan sebagai budaya perusahaan, telah masuk di Indonesia pada tahun 1992. Sampai tahun 2005 jumlah gerai telah mencapai 46 buah dan total penjualannya juga meningkat. Timbul pertanyaan apakah benar bahwa konsumen The Body Shop di Jakarta, dalam keputusan membelinya dipengaruhi oleh motif peduli lingkungan? Oleh karena itu penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku pembeli The Body Shop. Kemudian dapat diketahui apakah memang ada pengaruh sikap peduli lingkungan konsumen terhadap motivasi dalam membeli The Body Shop.
Desain penelitian (research design) yang digunakan dalam riset ini adalah gabungan riset eksploratori (exploratory research) dan riset deskriptif (descriptive research). Menggunakan metode sample survey, dengan jumlah sampel yang diperoleh adalah 120 responden. Target populasi yang dituju adalah pembeli The Body Shop yang bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data serta analisis Anova. Pengumpulan data dilakukan dengan cara non probability sampling dengan metode convenience sampling dan disproportioned stratified sampling.
Dari hasil penelitian ini brand image yang terbentuk dari beberapa asosiasi adalah sebagian besar positif. Konsumen The Body Shop termasuk unik. Jarang membeli produk, hanya datang ketika ada sale. Perceptual mapping di mata konsumen antara atribut pemilihan kosmetik dengan persepsi terhadap The Body Shop sama, tidak ada perbedaan yang mendasar. Dapat diketahui melalui analisis means score bahwa motivasi peduli lingkungan berpengaruh ketika mereka akan membeli produk TBS. Kemudian dengan analisis frekuensi pada karakter orang yang peduli lingkungan didapatkan hasil bahwa sifat orang yang peduli lingkungan memiliki presentase yang paling besar, hal ini mencerminkan bahwa responden tersebut adalah orang-orang yang aware terhadap isu-isu lingkungan.
Dan hasil penelitian ini, maka TBS harus dapat berinovasi secara terus-menerus dengan menciptakan produk-produk dengan ukuran lebih kecil sehingga harga dapat terjangkau oleh konsumen atau calon konsumen TBS. TBS perlu membuat strategi pemasaran yang fokus kepada pria. Hal ini dapat dilakukan dengan menarik pembeli pria dengan memberikan program-program spesial untuk pria, mengangkat isu-isu yang menarik tentang pria, dan membuat produk-produk yang benar-benar dibutuhkan oleh kaum pria.
The Body Shop harus lebih aktif dalam mengkampanyekan kelima valuesnya supaya konsumen tahu bahwa values-values selain against animal testing seperti support community trade, activate self esteem, defend human rights, dan protect our planet juga bagus sehingga motivasi pembelian dari konsumenlcalon konsumen akan semakin meningkat. Peran Anita Roddick sebagai icon The Body Shop hams mulai dikurangi yaitu dengan cara menggunakan selebritis lokal yang memiliki image bagus, sesuai dengan values The Body Shop. Hal ini dilakukan karena selain mereka lebih mudah diterima dengan bahasa yang sama, kemudian juga karena komunikasi pemasaran menjadi lebih efektif.
Dengan melihat psikografis target segmen The Body Shop, sebaiknya manajemen TBS membuat strategi pemasaran yang berbeda untuk kedua kategori yaitu independent caring dan work hard play hard. Untuk mereka yang masuk dalam kategori independent caring harus sering dibuat program promosi yang ekslusif, yaitu dengan membangkitkan kepedulian mereka secara social. Sedangkan untuk mereka yang masuk kategori work hard play hard, hares sering dibuat acara-acara yang melibatkan mereka secara berkelompok bersama selebritis idola mereka. Program CRM (Customer Relationship Management) juga diperlukan untuk membantu menggolongkan target segmennya dan memelihara hubungan yang baik dengan pelanggannya.

Recently, consumers are becoming aware in consuming product. They concern about product which has an environmental responsibility. Then companies try to use green marketing because of companies accepting environmental marketing as an opportunity which can be used to achieve their goals (Keller 1987, Shearer 1990). Those companies has been modifying the products, change production process, change the package, like modifying advertising with name phosphate free, recyclable, refillable, ozone friendly and environmental friendly.
Lately, in Indonesia many cosmetics producers have been launching environmental friendly products, both foreign and local ones. In accordance to environmental awareness in Indonesia, there is a question whether cosmetic producers in Indonesia should sell their products with environmental friendly value.
One of the cosmetic producers from United Kingdom (UK), The Body Shop (TBS) which popular with environmental awareness programs has expanded to Indonesia on 1992. Besides, TBS also make environmental issues as a company's values. In 2005 total 46 outlets has been established and sales total has been increasing too in Indonesia. It raises a question. Is it true that the buying decision of The Body Shop's consumers in Jakarta influenced by environmental care motive? Therefore, this research has an aim to identify the attitude and behavior of those buyers.
This design of this research is a combination of exploratory research and descriptive research through sample survey with 120 respondents. This research target The Body Shop's buyers living in Jakarta and do the descriptive analysis such as frequency, mean, data cross tabs, and ANOVA analysis. The data collection use non probability sampling with convenience sampling and disproportioned stratified sampling method.
The results of this research shows that the brand image formed by some positive associations. The consumers of The Body Shop are unique because almost of them buy its products when there is a discount. Perceptual mapping in the consumers' perspectives about the attributes in cosmetics selection and their perceptions about The Body Shop are similar. By using means score analysis, there is influence of environmental awareness' attitude to the buying motivation of The Body Shop products. By using frequency analysis on characters of person who has environmental care, the result shows person who care about environmental has a highest percentage. It shows that the respondents are the people who care about environmental issues.
The Body Shop should innovate continuously by creating smaller products, so the prices can be reached by the consumers/becoming consumers. TBS should make marketing strategy focus on men. By delivering special programs for men, creating interesting issues on men, and creating products which are really need by men.
The Body Shop should be more active in their five values' campaign. Consumers should know all the good values besides against animal testing, like support community trade, activate self esteem, defend human rights and protect our planet. This can be raising the buying motivation of the consumers/becoming consumers. Anita Roddick's role as The Body Shop's icon has to be reduced. Local celebrities who have a good image can be involved in TB S's promotion programs. They can be accepted easily and also marketing communication will be more effective. The Body Shop management should make a different marketing strategy for two categories, independent caring and work hard play hard. For the independent and caring, TBS should make exclusive promotion programs, by involving them in social awareness. For the work hard and play hard, TBS should make programs which involving them in peer group together with their celebrity's idols. CRM (Customer Relationship Management) program is also needed to help categorize the segment target and maintain good relationship with the customers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>