Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atgan Rouf Nuraris
"Seringkali di masa yang serba dinamis sekarang manusia perlu meminimalkan yang seharusnya dilakukan. Hal tersebut terjadi karena dimungkinnya menghilangkan batas-batas fisik seperti berbelanja. Sebelum adanya internet manusia jika menginginkan sesuatu mereka perlu datang ke toko yang menyediakan komoditas yang diinginkannya. Tetapi setelah adanya internet batas antara penjual dan pembeli dapat dihilangkan sehingga pembeli tidak perlu datang ke toko secara langsung. Namun, dengan adanya Perdagangan Elektronik menimbulkan masalah baru yaitu besarnya risiko ketika berbelanja atau berjualan di Perdagangan Elektronik. Risiko tersebut antara lain pada pembeli, komoditas, penjual, dan bahkan sistem Perdagangan Elektronik itu sendiri. Dengan demikian dari itu Perdagangan Elektronik perlu memecahkan masalah demikian dengan cara membangun kepercayaan antara penjual dan pembeli, penjual dan Perdagangan Elektronik, dan pembeli dan Perdagangan Elektronik. Strategi yang digunakan dalam tujuan membangun kepercayaan, Perdagangan Elektronik melakukannya dengan cara memperlihatkan bentuk kesaksian dari orang-orang yang pernah bertemu secara langsung dengan komoditas terkait. Tetapi sebagai konsumen, manusia tidak dapat serta merta larut dalam permainan pemasaran yang terjadi di media atau secara langsung. Perlu adanya sikap kritis dalam menerima kesaksian dari seseorang dalam upaya mendapatkan pembenaran dari apa yang dijelaskan bukan hanya omong kosong yang menimbulkan risiko berbelanja di Perdagangan Elektronik.

Often in today's dynamic times, humans need to minimize what they should do. This happens because it is possible to eliminate physical boundaries such as shopping. Before the internet, humans wanted something they needed to come to a store that provided the commodity they wanted. But after the internet the boundaries between sellers and buyers can be expanded so that buyers do not have to come to the store in person. However, the existence of Electronic Commerce creates a new problem, namely the magnitude of the risk when shopping or selling in Electronic Trading. These risks include buyers, commodities, sellers, and even the Electronic Commerce system itself. Therefore, Electronic Commerce needs to solve such problems by building trust between sellers and buyers, sellers and Electronic Commerce, and buyers and Electronic Commerce. The strategy used for the purpose of building trust, Electronic Commerce does this by showing the form of testimonies from people who have met directly with the related commodity. But as consumers, humans can not necessarily get involved in the marketing game that occurs in the media or in person. There needs to be a critical attitude in receiving testimony from someone in an effort to get justification for what is explained not just nonsense that poses the risk of shopping in Electronic Commerce."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raemon Utama
"Dalam beberapa tahun belakangan ini, terdapat semakin banyak pelaku usaha maupun orang pribadi yang menyadari manfaat yang ditawarkan oleh electronic commerce ("e-commerce") khususnya dalam hal efisiensi. Hal ini memegang peranan penting dalam mendorong volume transaksi e-commerce melalui Internet untuk berkembang secara signifikan. Perkembangan e-commerce ini kemudian kerap dilihat sebagai suatu katalisator bagi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang dan terbentuknya kemampuan bersaing para pelaku bisnis itu sendiri. Hal ini selanjutnya menjadi tantangan baru bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Negara melalui pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh dari transaksi e-commerce. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa konsep umum pajak dengan bertitik berat pada konsep pajak penghasilan versi OECD Model yang dapat diterapkan dalam konteks e-commerce.
Asas perpajakan yang digunakan akan mempengaruhi perlakuan pajak mengenai siapa subjek pajaknya dan apa objek pajaknya. Bentuk usaha tetap (permanent establishment) adalah suatu terminologi yang digunakan dalam konteks perpajakan atas suatu badan usaha yang dipergunakan oleh Wajib Pajak Luar Negeri dalam menjalankan usahanya di negara lain. Suatu negara bare memiliki hak untuk mengenakan pajak atas penghasilan usaha (business profits) yang diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri apabila Wajib Pajak tersebut menjalankan usaha atau memperoleh penghasilan tersebut melalui bentuk usaha tetap di negara tersebut. Namun demikian, penentuan keberadaan BUT cukup sulit dilakukan khususnya dalam konteks kegiatan e-commerce oleh karena karakteristik dari transaksi itu sendiri.
Dalam konteks transaksi e-commerce, penghasilan yang diperoleh umumnya dikategorikan sebagai laba usaha atau royalti. Sejauh mana laba usaha dapat dikenakan pajak oleh negara sumber dapat ditentukan dengan menerapkan prinsip atribusi (attribution principle) alas laba usaha. Permasalahan dapat timbul jika penghasilan yang diperoleh dari kegiatan e-commerce dikategorikan sebagai royalti. Di Indonesia, ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan masih kurang lengkap dalam mendefmisikan royalti. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan perselisihan antara otoritas pajak Indonesia dengan negara lainnya. Metode transfer pricing juga akan menjadi bagian dalam pembahasan ini karena kaitannya dengan proses atribusi laba usaha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masni Eriza
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya electronic commerce. Sebagai toko buku online pertama, Amazon.com mampu menarik perhatian para pengguna internet untuk membeli buku di toko online tersebut, sehingga secara berangsur¬angsur merubah kecenderungan untuk membeli buku yang saat ini masih lebih banyak melalui toko buku biasa menjadi membeli buku dari toko online. Perubahan kecenderungan tersebut juga memaksa toko buku biasa seperti Barnes and Noble untuk juga menjual buku melalui toko online sambil tetap mempertahankan toko yang telah ada.
Perubahan kecenderungan tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana pola hubungan antara penjual dan pembeli buku setelah kehadiran Amazon.com dibanding dengan pola hubungan pada toko biasa. Theory of Communicative Action yang dikemukakan Jurgen Haberrnas menyebut bahwa social action adalah ekspresi simbolik di mana para aktor berusaha mencapai tujuannya dengan card relating to and changing their objective, social, and subjective worlds. Teori ini dapat digunakan untuk memahami transaksi perdagangan sebagai interaksi social, Sedangkan Craig Calhoun dalam Teori Hubungan Tidak Langsung (Indirect Relationships) menyebut bahwa abad modern ditandai dengan meluasnya hubungan tidak langsung, yang antara lain disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi dimaksud telah menyediakan ruang untuk penjual dan pembeli - dalam konteks penulisan ini adalah penjual dan pembeli buku pada Amazon.com - untuk melakukan transaksi sebagaimana yang lazim dilakukan pada toko buku biasa secara tidak langsung, tanpa adanya physical co presence.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi informasi telah menyediakan ruang interaksi tidak langsung bagi penjual dan pembeli buku, sehingga terlepas dari kelebihan dan kekurangannya telah terjadi kecendenmgan peralihan pola hubungan dari hubungan langsung ke hubungan tidak langsung. Namun terdapatnya kecenderungan peralihan konsumen dari belanja buku di toko buku biasa ke Amazon.com lebih disebabkan karena berbagai inovasi yang dilakukan Amazon.com sendiri, tidak sekedar hanya kenyamanan memilih dan membeli buku tanpa harus meninggalkan rumah. Teknologi adalah sarana pendukung, namun yang menentukan apakah konsumen akan beralih adalah kreatifitas penjual dalam menciptakan berbagai inovasi untuk menarik pembeli.

The rapid development of information and communication technology in the late 1990s had opened a great opportunity for businesses to conduct their transactions online. Amazon.com as one of the pioneer in business-to-consumer e-commerce and the first mover to online bookstore had quickly gained momentum and enjoyed triple-digit growth rate in its early years. In 2006 Amazon.com claimed that it had served millions of customers in more than one hundred countries.
This thesis attempts to analyze the trend in shifting of the pattern of relationship between book sellers and buyers before and after the establishment of Amazon.com. Research shows that the presence of Amazon.com has created a trend in shifting the relational patterns between book sellers and buyers from direct relationships to indirect relationships. The shift, however, was caused by the innovative and creativity of Amazon.com, along with others advantages of e-commerce. The internet technology provides opportunity and virtual space for buyer and seller to meet indirectly. But at the end, it is the business itself that counts, whether it could provide the best shopping experience for it's consumers or not."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall, 2000
380.1 ELE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Orlando: Dryden Press, 2000
658.84 WAT e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
"Dengan pesatnya perkembangan internet di Indonesia, diiringi dengan makin pesatnya pertumbuhan e-commerce, sarana pendukung kegiatan jual-beli secara online juga mulai berkembang, salah satunya adalah alat pembayaran. Salah satu dari alat pembayaran yang ada untuk e-commerce adalah uang elektronik (emoney). PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembayaran elektronis juga mencoba untuk terjun ke dalam bidang pembayaran ecommerce dengan mengeluarkan produk uang elektronik. Uang elektronik yang dikembangkan PT. XYZ adalah alat pembayaran berbasis server.
Namun setelah menjalankan bisnisnya selama setahun, jumlah nasabah dan transaksinya masih sangat jauh dari yang ditargetkan. Dengan menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh Dave Chaffey, penelitian ini berusaha untuk merumuskan strategi-strategi e-bisnis dan keputusan-keputusan strategis yang tepat agar produk uang elektronik PT. XYZ dapat bersaing dan mendapatkan keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan kompetitor sejenis dan produk pengganti lainnya. Terdapat tiga tahapan yang telah dijalankan pada penelitian ini, yaitu tahapan strategic analysis, strategic objectives, dan strategy definition.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini meliputi: dokumen business plan uang elektronik PT. XYZ, serta hasil wawancara dan diskusi dengan anggota tim uang elektronik PT. XYZ. Hasil penelitian yang didapatkan kemudian diverifikasi dan didiskusikan kembali oleh anggota tim dan disetujui bahwa strategi-strategi ebisnis yang dirumuskan telah sesuai dengan aspirasi para anggota tim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan dari sudut pandang e-bisnis kepada PT. XYZ dalam menjalankan bisnis uang elektroniknya dengan lebih baik.

With the rapid development of internet in Indonesia, followed by the rapid growth of e-commerce, the supporting system for buying and selling online also growing, payment instrument is one of them. E-money is one of many available payment instruments for e-commerce transactions. PT. XYZ as one of the company that engage in electronic payment business try to compete in providing payment instrument for e-commerce with issuing its own e-money product. The e-money that developed by PT. XYZ is server based.
However after running for about a year, the number of customers and transactions are far from the expected targets. Using the methodology developed by Dave Chaffey, this study is trying to formulate right e-business strategies and key strategic decisions for PT. XYZ’s e-money business in order to compete and gain competitive advantage compared to other similar competitors and other substitute products. There are three steps performed on this research: strategic analysis, strategic objectives, and strategy definition.
Sources of data used in this study include: PT. XYZ’s electronic money business plan document, and interviews and discussions with team members of PT. XYZ's electronic money team. Research results obtained and discussed again later verified by the team members and agreed that e-business strategies has been formulated in accordance with the aspirations of the team members. The results of this study are expected to provide direction from the point of view of e-business to PT. XYZ of doing business with the electronic money.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Puspita Mandala
"Penulisan ini membahas mengenai wanprestasi dalam kontrak jual beli secara elektronik dengan melakukan studi perbandingan antara Indonesia dengan Inggris, yang disertai dengan perbandingan situs komersial Lazada.co.id di Indonesia dan Asos.co.uk di Inggris. Perkembangan penggunaan internet untuk melakukan jual beli secara elektronik yang semakin pesat di Indonesia belum diiringi dengan pengaturan yang secara khusus mengatur mengenai jual beli secara elektronik, khususnya dalam hal terjadinya wanprestasi dalam jual beli secara elektronik. Untuk itu, perlu dilakukan perbandingan untuk mengetahui bagaimana pengaturan mengenai wanprestasi dalam perjanjian jual beli secara konvensional maupun elektronik menurut sistem hukum di Inggris, dan juga pengaturan mengenai hak pengembalian barang dan hak pengembalian uang dalam hal terjadinya wanprestasi dalam jual beli secara elektronik di Inggris. Skripsi ini juga disertai dengan perbandingan mengenai penerapan peraturan yang berlaku di masing-masing negara dalam situs komersial ang dimilikinya. Perbandingan dengan Inggris ini bertujuan untuk dapat menjadi gambaran bagi Indonesia dalam pembentukan peraturan yang mengatur tentang wanprestasi dalam jual beli secara elektronik.

The focus of this study is about breach of electronic contract in Indonesia in comparison with The United Kingdom, including the comparison of Lazada.co.id?s commercial site in Indonesia and Asos.co.uk?s commercial site in The United Kingdom. The rapid growth of internet usage for online selling in Indonesia is not yet accommodate with the regulations about online selling, especially about breach of electronic contract. Therefore, a comparative study is needed to learn about the regulations for breach of electronic sales contract according to The United Kingdom?s law system and the regulations of the right to return of goods and the right to have a refund in case of breach of electronic contract. This study is also explain about the comparison of the applications of the regulations in both countries on both commercial site. This comparison is aimed to give example for Indonesia in establishing the regulation for breach of electronic contract."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius
"Tak pelak lagi teknologi Internet dan Electronic Commerce ( e-commerce ) menimbulkan paradigma baru dalam kehidupan. Melalui jaringannya yang bersifat global memungkinkan dilakukannya transaksi dan penjelajahan ke seluruh pelosok dunia hanya melalui komputer personal tanpa sedikitpun harus berpindah tempat. Teknologi ini benar-benar menghilangkan batas ruang dan waktu. Pemanfaatannya tidak hanya sebatas lembaga teknologi dan usaha saja tapi telah menyebar sampai dunia perbankan.
Globalisasi sudah di depan mata, sebagai gambaran di Asia [AFTA] akan berlangsung pada tahun 2003. Kompetisi di banyak sektor telah terjadi dan tidak dapat dihindari. Bagaimanakah cara untuk memenangkan bisnis ? Bagaimana sektor perbankan dapat selamat menghadapi globalisasi ini ? Bagaimana bank dapat mengimplementasikan electronic commerce (e-commerce)?
Tesis ini menjelaskan dan memberikan analisa bagaimana bank dapat mengimplementasikan e-commerce. Aspek apa saja yang harus disiapkan sebelum menuju jaringan global ? Tesis mengambil sampel 3 bank besar. Bank tersebut telah menggunakan komputer dan komunikasi data dalam rutin operasionalnya. Bank tersebut juga telah menjalankan layanan ATM, kartu kredit dan jasa layanan lainnya. Bank juga meiliki cabang yang banyak, dan juga nasabahnya.
Setelah melakukan evaluasi situasi kondisi bank dan pelayanan jaringan internet ternyata untuk melakukan e-commerce masih memerlukan banyak hal. Tetapi ada beberapa tahap yang dapat menolong bank untuk masuk menuju e-commerce. Tahapan tersebut adalah Pembenahan kedalam, membangun internet banking sebagai e-commerce B-to-C, membangun e-commerce B-to-B dengan bekerjasama dengan perusahaan retail yang besar, dan yang terakhir adalah dengan mempersiapkan jasa layanan baru bagi semua nasabahnya.

No point of return thai Internet and Electronic Commerce technology shift paradigm of lives. That global network give the possibility for everyone to find, search something, and make transaction, without need moving the position and only use personal computer connect to the network. There are no-borders of time and geographical anymore. And these technologies not just used on technical environment but it's already use also on banking application.
Globalization will come soon, for example in Asia [AFTA] will start on next 2003. Competition on any sector will happen. How to win in business? How banking sector can survive on that global situation? How bank can implement e-commerce?
This thesis gives explanations and an analyzing of how the bank can implement e-commerce. What aspects have to be prepared before go to global network. The thesis takes 3 big-banks that already used computer and data communication on they routine banking operations. They already implement ATM services, Credit Card services and others. The banks also have numbers of branches and have many of customers.
After evaluate the situation and condition of banking and internet network service, prediction of implement e-commerce in banking still need many thing to be done. But there are many steps can help the bank make the preparation for becoming a player in globalization. And the steps are Internal system and networks preparation, Running internet banking as a B-to-C e-commerce system, Running B-to-B e-commerce system by joint with big retail customers, and Develop new services for all customers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia
"Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perubahan pada cara berbisnis konvensional, dimana saat ini untuk melakukan jual beli dapat dilakukan melaluimedia internet. Jual beli barang bergerak melalui media elektronik dapat ditemui dalam perjanjian ekspor impor. Penjual dan pembeli dalam transaksi ekspor impor sering kali membuat perjanjian tanpa bertatap muka secara langsung dikarenakan adanya perbedaan jarak Negara. Oleh karena tidak bertemunya para pihak saat melakukan kesepakatan, maka dipertanyakan kapan lahirnya kontrak elektronik tersebut, keabsahan perjanjian melalui media elektronik dan tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik. Selain itu, barang yang menjadi objek perjanjian ekspor impor memerlukan pertanggungan atau asuransi untuk ganti rugi atas kerugian yang timbul sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti.

Current technological developments lead to changes in the conventional way of doing business, which is now to make buying and selling can be done through the internet. Sale and purchase of goods moving through the electronic media can be found in the import-export agreement. Sellers and buyers in the export-import transactions often make agreements without direct face to face because of differences within the State. Therefore, no meeting of the parties when making a deal, is questionable; when the birth of the electronic contract, the validity of the agreement through the electronic media and the parties’ responsibility of the electronic system. In addition, the goods that become the object of export import agreement requires to be insured for compensation for losses incurred as a result of an uncertain event."
2013
S45926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prawira Adi Putra
"Perkembangan e-commerce di Indonesia terus menjadi pusat perhatian Asia Tenggara. Dengan prediksi pertumbuhan hingga US $ 300 miliar pada tahun 2020, banyak e-commerce bertujuan untuk menciptakan nilai baru dalam produk / layanan baru. Hal ini menjadi kesempatan bagi program kolaborasi e-commerce startup untuk meningkatkan peluang e-commerce tumbuh lebih besar. Beberapa e-commerce telah meluncurkan program kolaborasi dengan hasil yang signifikan dan berkualitas. Pengambilan keputusan dalam kolaborasi e-commerce cenderung intuitif, terpusat, dan tidak menggunakan alat manajemen strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kritis sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan kolaboratif antara perusahaan e-commerce dengan partner kolaborasi. Studi dilakukan dengan mengembangkan kuesioner kepada pengambil keputusan dalam kolaborasi e-commerce. Metode studi menggunakan kerangka kerja TOE, AHP dan TOPSIS. Objek penelitian ini adalah perusahaan e-commerce yang melakukan pemilihan program metode pembayaran. Sementara penelitian terbatas pada pemeringkatan faktor, studi lebih lanjut dapat dikembangkan untuk pemilihan program kolaborasi lainnya atau pengembangan kerangka strategi kolaborasi.

The development of e-commerce in Indonesia continues to be the center of attention of Southeast Asia. With a predicted growth of up to US $ 300 billion by 2020, many e-commerce aims to create new value in new products/services. Opportunity raises for the e-commerce startup collaboration program to increase the opportunities for e-commerce to grow bigger. Several e-commerce sites have launched collaborative programs with significant and quality results. Decision-making in e-commerce collaborations tends to be intuitive, centralized and does not use strategic management tools. This study aims to identify critical factors as the primary consideration in collaborative decision-making between e-commerce companies and collaborative partners. The study was conducted by developing a questionnaire for decision-makers in e-commerce collaboration. The study method uses the TOE Framework, AHP, and TOPSIS. The object of this research is an e-commerce company that selects a payment method program. While research is limited to ranking factors, further studies can be developed to select other collaborative programs or develop a collaborative strategy framework. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>