Ditemukan 180942 dokumen yang sesuai dengan query
Aisha Maura Puteri
"Artikel ini menganalisis normativitas ras kulit hitam dalam musik rap dan bagaimana pengaruhnya terhadap MC Asia Amerika dan Amerika kulit putih di Rap Battle (khususnya Jin the MC, Dumbfoundead, dan Eminem), nilai rap battle dalam kaitannya antara ras dan rap, dan bagaimana hubungan rap battle dengan ras dan rap berkontribusi pada faktor keberhasilan Jin The MC, Dumbfoundead, dan Eminem saat mereka menangani serangan rasisme dari lawan rap battle mereka. Korpus penelitian ini adalah film dokumenter tentang perjuangan Asia-Amerika di industri hip-hop berjudul Bad Rap (2016) serta film otobiografi Eminem, 8 Mile (2002). Studi ini menggunakan prinsip De La Garza and Ono's Critical Race Theory (2016) dan Edgar and Sedwick's New Criticism (1999) untuk menemukan pentingnya Rap Battle dalam hubungan antara ras dan rap serta bagaimana musik yang berasal dari seniman kulit hitam mempengaruhi ras non-kulit hitam MC tersebut; khususnya dalam karakteristik penampilan mereka sendiri, strategi untuk melawan serangan rasisme dari lawan, serta pengakuan dan pengembangan karir mereka di industri. Setelah itu, peneliti membahas kesenjangan dalam aspek rasial dan sosiokultural dari normativitas kulit hitam dalam rap dan bagaimana hal itu berkontribusi pada 'faktor keberhasilan' artis yang disebutkan ini sementara serangan rasisme memainkan peran kuat dari lawan ras kulit hitam Amerika.
This article analyze the normativity of black race in rap music and how it affected Asian American and White American MCs in Rap Battle (specifically Jin the MC, Dumbfoundead, and Eminem), the importance of rap battle in connection between race and rap, and how rap battle’s connection with race and rap contributed to Jin the MC, Dumbfoundead, and Eminem’s success factors as they tackled racist attacks from their rap battle opponents. The corpus of the study is a documentary about Asian American’s struggle in the hip-hop industry called Bad Rap (2016) as well as Eminem’s revised-autobiography film 8 Mile (2002). The study uses De La Garza and Ono’s Critical Race Theory (2016) tenets and Edgar and Sedwick’s New Criticism (1999) to discover the importance of Rap Battle in connection between race and rap as well as the ways that black-originated music affected the nonblack MCs mentioned; specifically in their own performance characteristics, strategies to battle racist attacks from the opponents, as well as their recognition and career development in the industry. Following that, the researcher discussed a gap within racial and sociocultural aspects of black normativity in rap and how it contributed to the ‘success factors’ of these mentioned artists whilst racist attacks played a strong role from Black American opponents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Matsnaa Chumairo
"Budaya hip hop dan musik rap berasal dari komunitas Afrika-Amerika yang muncul sekitar tahun 70-an di Kota New York. Hip hop mulai masuk ke Cina di tahun 90-an dan terus berkembang di kalangan generasi muda. Sebuah ajang pencarian bakat bertajuk The Rap of China yang dirilis pada tahun 2017 menjadi sangat populer, dan membawa musik dan budaya hip hop di Cina naik ke permukaan. Konfrontatif dengan budaya Cina, hip hop yang semakin populer di kalangan generasi muda dalam perkembangannya harus berhadapan dengan intervensi dari pemerintah Cina. Artikel ini membahas mengenai pengaruh kebijakan sensor pemerintah Cina terhadap perkembangan musik dan budaya hip hop di Cina. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis, dengan sumber data diambil melalui koran, jurnal, buku, dan artikel ilmiah, serta menggunakan The Rap of China—sebuah program pencarian bakat hip hop terpopuler di Cina dari season 1 hingga season 4 sebagai studi kasus.
Hip hop culture and rap music originated in the African-American community that emerged around the 70s in New York City. Hip hop began to enter China in the 90s and continues to grow among the younger generation. A talent show called The Rap of China which was released in 2017 became very popular, and brought hip hop music and culture in China to the fore. Confrontational with Chinese culture, hip hop which is increasingly popular among the younger generation in its development has to deal with intervention from the Chinese government. This article discusses the influence of the Chinese government's censorship policy on the development of hip hop music and culture in China. This study uses a historical approach, with data sources taken from newspapers, journals, books, and scientific articles, and uses The Rap of China—a popular hip hop talent program in China from season 1 to season 4 as a case study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Triastama Wiraatmaja
"
ABSTRAKTesis ini menunjukkan penggambaran rasisme oleh sutradara Lee Daniels dalam film The Butler (2013). Penulisan tesis ini dilakukan untuk menunjukkan penggambaran rasisme, yang disertai sikap prejudis, dan perilaku diskriminasi terhadap kelompok kulit hitam Amerika sesuai dengan konteks film The Butler(2013) yang mengambil konteks waktu 1920-an sampai 1960-an. Saya sebagai penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai Auteur Theory, analisis mise-en-scene, dan thick description, kemudian saya memperlakukan film sebagai teks yang kemudian dianalisis berdasarkan adegan dan dialog dalam film tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai dengan konteks film The Butler, rasisme yang disertai prejudis dan diskriminasi terhadap kaum kelompok kulit hitam terjadi karena ada stereotipe budak yang menegaskan status kulit hitam sebagai inferior, dan kulit putih, yang menjunjung konsep white supremacy, sebagai superior. Lee Daniels melalui film The Butler(2013), seakan ingin menunjukkan bahwa kebijakan publik maupun aturan pemerintah yang mengatur tentang hak-hak sipil warga negara maupun perbudakan masih dirasa kurang untuk mengekang atau menghapus rasisme terhadap masyarakat kulit hitam Amerika. Film ini seakan merupakan respon dari Lee Daniels, walaupun Barack Husein Obama Jr. terpilih sebagai presiden Amerika dari keturunan kulit, rasisme terhadap kaum kulit hitam Amerika masih tetap ada. Di sisi lain, film ini juga menunjukkan bahwa profesionalisme dan etos kerja serta sikap dari seorang butler kulit hitam mampu merubah stigma negatif yang disematkan terhadap masyarakat Afrika-Amerika. Serta untuk menjembatani perbedaan serta hubungan antar ras tersebut diperlukan adanya kesepahaman atau Cross Cultural Understanding antar ras maupun budaya yang berbeda.
ABSTRACTThis study is intended to expose the portrayal of racism shown by producer Lee Daniels within The Butler(2013). The objectives of this study are to show the depiction of racism, which are followed by prejudice and discrimination towards black Americans based on context-relationship with The Butler(2013) during 1920s until 1960s. I, as a writer used a qualitative method with auteur theory, mise-en-scene and thick description, thus those theories were utilised to analyse shots and dialogs in the movie. Based on The Butler(2013), this study show that racism, which were followed by prejudice and discrimination towards blacks, emerged caused by slave-stereotyping which stressed blacks as inferior and whites that uphold white-supremacy concept, as superior. Apparently that through The Butler, Lee Daniels wants to highlight that public policies or government laws which regulate citizens? civil rights and slavery are not adequate to restrain or eradicate racism towards blacks American. This movie also might perceived as the response from its? director, Lee Daniels, even though Barack Husein Obama Jr. was elected as the first African-American Presiden of the United States, racism towards blacks America still exist. On the other hand, this movie also shows that hard-work and professional work-ethic and positive attitude from a butler is considered able to alter the negative stigma possessed by African-American. Hence, to overcome the differences and intercultural relations Cross Cultural Understanding is pivotal key which act as a link among different races or cultures."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nabilla Destiana
"Homoseksualitas di Prancis dianggap sebagai salah satu bentuk kehidupan berpasangan di Prancis dengan adanya pengakuan resmi dari pemerintah melalui legalisasi pernikahan sesama jenis. Kebijakan terkait homoseksualitas terus berkembang di Prancis seiring dengan perkembangan zaman. Kebijakan pelarangan kaum homoseksual di Prancis sebagai pendonor darah dikeluarkan pertama kali pada tahun 1983 yang didorong oleh terjadinya epidemi HIV di Prancis pada masa itu. Pada perkembangan terbaru, masyarakat Prancis dapat menjadi pendonor darah terlepas dari apapun orientasi seksualnya terhitung sejak 16 Maret 2022. Dengan adanya kebijakan ini, kaum homoseksual di Prancis diharapkan dapat mendonorkan darahnya tanpa mengalami diskriminasi berdasarkan orientasi seksualnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan membahas bagaimana peran kaum homoseksual di Prancis terhadap penghapusan diskriminasi yang dialami oleh kaum homoseksual pada kebijakan donor darah di Prancis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif oleh Hammarberg, Kirkman, dan de Lacey (2016), konsep kebijakan publik oleh Gerston (2014), serta teori kesehatan masyarakat dan hak asasi manusia oleh Beyrer (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kebijakan donor darah bagi kaum homoseksual dilatarbelakangi oleh kebutuhan darah di Prancis dan bukan sebagai bentuk penerimaan terhadap keberadaan komunitas homoseksual di Prancis.
Homosexuality in France is considered as one form of couple life in France with official recognition from the government through the legalization of same-sex marriage. Policies related to homosexuality continue to develop in France as time passed by. French Government issued a ban on homosexuals in France from eligibility to donate blood in 1983 due to the HIV epidemic that had happened in France during that time. After that, public policies related to blood donations for homosexuals continue to develop. In the latest development, people in France can donate their blood regardless of their sexual orientations started from March 16, 2022. After this policy has been legalized, it is hoped that homosexuals in France can donate blood without experiencing discrimination based on their sexual orientation. This research will discuss how the role of homosexuals in France in eliminating discrimination experienced by homosexuals in the blood donation policy in France.This study examines the role of homosexual community in France in affecting the elimination of discrimination in blood donation activities experienced by homosexuals in France. By using qualitative methods, public policy concept by Larry N. Gerston (2014), and public health and human rights theory by Chris Beyrer (2014), it is found that the blood donation policy of the French Government was based on the needs of blood and not a reflection of the acceptance of the existence of the homosexual community in France."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Orestya Taranindita
"Imigran Turki datang ke negara Jerman semenjak dikirimnya pekerja-pekerja pada masa pemerintahan kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-19 dan dibukanya kesempatan untuk menjadi Gastarbeiter pada tahun 1960. Orang Turki yang datang ke Jerman sekarang telah berintegrasi dengan kebudayaan Jerman. Namun di sisi lain, masih kerap terjadi rasisme dan diskriminasi yang menyebabkan munculnya stereotip terhadap orang Turki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan apa saja stereotip orang Turki yang digambarkan dalam 2 bab pertama dari buku Einmal Hans mit scharfer So e 'Leben in zwei Welten' karya Hatice Aky n yaitu 'Neulich in der Parallelwelt' dan 'Mokkagl ser mit Goldrand'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat stereotip-stereotip orang Turki di kalangan orang jerman. Dari stereotip yang telah dianalisis, hasilnya cenderung mengarah pada setereotip positif, sehingga dapat membantu orang Jerman untuk lebih memahami orang Turki.
Immigrants from Turkey has come to Germany since Turkey sent the workers during the reign of the Ottoman Empire in the early 19th century and the opening of the opportunity to become Gastarbeiter in 1960. The Turks who came to Germany now has integrated with German's culture , but on the other hand, discrimination and racism still happens and stereotypes of Turks starts to appear in Germany. This research aims to know and explain what kind of stereotypes, which is described in the first and second chapters of book by Hatice Aky n 'Einmal mit So e scharfer Hans Leben in zwei Welten i.e. 'Neulich in der Parallelwelt' and 'Mokkagl ser mit Goldrand'. The results showed that there are stereotypes of Turks among Germans. From the stereotypes that have been analyzed, the results are likely to lead to a positive setereotypes, it means that it can help Germans to understand Turks and its culture better."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Wanda Rifani Astuti Nst.
"Sastra anak menjadi salah satu wadah untuk merefleksikan rasisme dan diskriminasi yang masih terjadi. Praktik rasisme dan diskriminasi yang dialami oleh kelompok minoritas, khususnya kelompok kulit hitam, masih kerap ditemui hingga saat ini di Amerika. Bentuk diskriminasi yang mereka terima terus berubah seiring perkembangan era dan generasi. Saat ini, banyak ditemui diskriminasi verbal dan perlakuan yang tidak menyenangkan yang secara tidak sadar dilakukan oleh kelompok dominan kulit putih. Selain itu, stereotip juga memperparah sistem rasisme di Amerika. Prasangka terhadap kelompok kulit hitam berkibat pada ketidaksetaraan akses dan kesempatan di lingkungan sosial-budaya. Dalam menantang ketimpangan rasial, sejumlah penulis kulit hitam mengangkat isu tersebut dalam buku anak. Tujuan dari karya sastra ini adalah untuk menggambarkan kehidupan orang-orang kulit hitam dari perspektif kulit hitam dan mengubah stereotip negatif orang kulit hitam yang telah lama ada dalam masyarakat dan sastra Amerika. Peraih penghargaan Piecing Me Together (2017) karya Renee Watson, yang menerima penghargaan Coretta Scott King, adalah salah satu karya sastra anak-anak yang mengungkap diskriminasi rasial yang dialami oleh anak-anak kulit hitam. Novel ini bercerita tentang seorang gadis kulit hitam bernama Jade yang mengalami diskriminasi berlapis. Selain Jade, beberapa tokoh perempuan lain juga mendapatkan diskriminasi seperti; Lee-lee, Natasha Ramsey, dan Maxine. Penelitian ini akan membongkar bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami tokoh perempuan kulit hitam dalam teks. Penelitian ini menggunakan konsep intersectionality oleh Kimberlee Crenshaw (1989) sebagai alat untuk menganalisis bentuk diskriminasi berlapis. Selanjutnya, penelitian ini akan meganalisis strategi yang dilakukan tokoh perempuan kulit hitam untuk melawan tindakan diskriminatif yang mereka terima.
Children's literature is a media to reflect on racism and discrimination that still occurs. The practice of racism and discrimination experienced by minority groups, especially black race, is still common today in America. The forms of discrimination they receive continue to change from generastion to generation. Today, there are verbal discrimination and unpleasant treatment that is unconsciously carried out by the dominant white group. In addition, stereotypes also worsen racism system in America. Prejudice against black groups results in inequality of access and opportunities in the socio-cultural environment. In challenging racial inequality, a number of black writers raised the issue in children's books. The aim of this literary work is to depict the lives of black people from a black perspective and change the long-standing negative stereotypes of black people in American society and literature. Award-winning Piece Me Together (2017) by Renee Watson, who received the Coretta Scott King award, is one of the works of children's literature that exposes the racial discrimination experienced by black children. This novel tells the story of a black girl named Jade who experiences multiple discrimination. Besides Jade, several other female characters also received discrimination such as; Lee-lee, Natasha Ramsey, and Maxine. This study will reflects the forms of discrimination experienced by black female characters in the text. By using the concept of intersectionality by Kimberlee Crenshaw (1989) as a tool to analyze layered discrimination. Furthermore, this study will analyze the strategies done by black female character to fight the discriminations they received. Then, it will uses the concept of cultural capital by P. Bourdieu (1986)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Miall, Hugh
akarta: RajaGrafindo Persada, 2002
303.69 MIA r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Inasa Hana Farihah
"Sekitar enam juta orang Afrika-Amerika bermigrasi dari negara bagian Selatan ke Negara Bagian Utara, Barat, dan Barat Tengah selama Gerakan Migrasi Besar pada tahun 1910; namun, banyak orang kulit putih pindah ke pinggiran kota karena populasi kulit hitam tumbuh di kota-kota besar. Kisah Little Fires Everywhere (2020) yang merupakan mini seri asli Hulu yang diproduksi oleh Liz Tigelaar dan diadaptasi dari novel tahun 2017 oleh Celeste Ng berlangsung di daerah pinggiran kota tempat rasisme sistemik dilestarikan. Karya akhir ini bertujuan untuk menemukan bagaimana miniseri ini menampilkan isu perbedaan rasial dan struktural yang berasal dari ketidaktahuan dan mempelajari bagaimana isu-isu tersebut mempengaruhi hubungan Elena Richardson dan Mia Warren dengan anak perempuan mereka menggunakan model analisis wacana kritis (CDA) Fairclough (1989). Penulis menemukan bahwa, dalam serial tersebut, pandangan konservatif kulit putih dan status sosial yang diistimewakan menciptakan hubungan yang dangkal dan disfungsional. Di sisi lain, perjuangan keuangan keluarga non kulit putih menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakjujuran dalam hubungan mereka. Terungkap bahwa ideologi tertanam dalam dialog melalui bahasa yang digunakan tokoh-tokohnya, yang (kembali) menghasilkan relasi kuasa dalam interaksinya dan mempengaruhi relasinya.
Around six million African-Americans migrated from the Southern to Nothern, Western, and Midwestern states during the Great Migration movement in 1910; however, many White people moved out to the suburbs as the Black population grew in the major cities. The story of Little Fires Everywhere (2020), a Hulu original mini-series produced by Liz Tigelaar and adapted from the 2017 novel by Celeste Ng, takes place in a suburban area where systemic racism is perpetuated. This paper aims to discover how this mini-series presents the issues of racial and structural differences stemming from ignorance and study how these issues affect Elena Richardson and Mia Warren’s relationship with their daughters using Fairclough’s (1989) critical discourse analysis (CDA) model. The writer finds that, in the series, white conservative views and privileged social status create a superficial and dysfunctional relationship. On the other hand, the nonwhite family’s financial struggles cause dissatisfaction and dishonesty in their relationship. It is revealed that ideology is embedded in the dialogues through the language the characters use, which (re)produces the power relations in their interactions and influences their relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bajora Rahman
"Keberhasilan Amerika Serikat menjalankan diplomasi jazz sebagai diplomasi budaya pada era Perang Dingin lalu telah menginspirasi U.S. State Department untuk mengulangi hal yang sama sekarang. Oleh karena itu, sejak tahun 2006 Amerika Serikat telah menjalankan diplomasi hip hopnya ke negaranegara di dunia. Hip hop dipilih selain karena perkembangannya yang begitu pesatnya, juga kedekatannya dengan anak-anak muda. Diharapkan hip hop dapat membantu misi diplomasi budaya Amerika Serikat yaitu memperbaiki image dan menyebarkan values-nya di dunia. Penelitian ini mencoba mengevaluasi karakteristik hip hop dengan karakteristik diplomasi budaya Amerika Serikat untuk menjawab pertanyaan ?Mengapa Amerika Serikat memilih hip hop sebagai diplomasi budayanya.
The United States success in implementing Jazz Diplomacy as cultural diplomacy during the Cold War era had inspired the U.S. State Department to implement the same policy. Thus, since 2006, the U.S. had been implementing hip hop diplomacy as part of its foreign policies. Hip hop was chosen not only for its rapid development but also for its close connection with young generation. This hip hop diplomacy is expected to help the U.S. cultural diplomacy mission to improve its image around the world and spread its values among foreign audiences. This research is trying to help to asses hip hop characteristics compared to other US cultural diplomacy characteristics in order to answer the research question. Why does the U.S. choose hip hop as its cultural diplomacy initiatives?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Kharina Dewi Malinda
"Hip-hop adalah budaya yang sangat penting bagi orang berkulit hitam. Melalui sejarah yang panjang, hip-hop berkembang menjadi salah satu dari beberapa genre yang digunakan untuk menyampaikan kritik politik dan sosial. Topik rasisme struktural dan interseksionalitas ras yang mempengaruhi cara hidup orang kulit hitam adalah beberapa contoh. Bahkan di institusi pendidikan, rasisme dan kesenjangan ras memiliki peran yang besar, terutama di sekolah-sekolah yang mempengaruhi sudut pandang anak-anak muda tentang kesuksesan. Rapper hip-hop seperti Dead Prez dan Kanye West menyampaikan isu ini dalam karya-karya mereka yang merefleksikan pentingnya pendidikan dan kesuksesan dari sudut pandang remaja kulit hitam. Penelitian ini akan berfokus pada sikap dan perubahan perspektif masing-masing artis hip-hop dengan menggunakan analisis tekstual dari lagu "They Schools" milik Dead Prez dan "School Spirit" milik Kanye West.
Hip-hop serves as a notable culture of the black community. Through its long history, hip-hop progressed to be one of several genres that people use to convey political and social criticism. The topic of structural racism and race intersectionality that affects the way black people live are some examples. Even in an early stage such as in educational institutions, racism and racial disparity play a big role, especially in schools that affected young children’s idea of success. Hip-hop rappers such as dead prez and Kanye West mentioned this issue in their works that reflect on the significance of education and success from the point of view of black adolescents. This research will be focusing on each hip-hop artist's attitudes and change of perspective by using a textual analysis of dead prez’s song “They Schools,” and Kanye West’s “School Spirit.”"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library