Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheila Putri Wijanarko
"Transformasi dari industri musik konvensional ke musik digital merupakan peralihan yang cukup signifikan. Munculnya aplikasi-aplikasi musik streaming digital pada dua dekade terakhir merupakan bukti peralihan tersebut, termasuk adanya aplikasi Spotify yang diluncurkan pada tahun 2006 di Swedia. Spotify merupakan salah satu aplikasi yang tersedia di lebih dari seratus negara yang menyediakan layanan streaming musik secara daring, baik secara gratis maupun membayar paket langganan bulanan. Namun, terlepas dari media pengunggahan musik itu sendiri, seluruh Pencipta yang terlibat masih berhak atas hak ekonomi mereka dalam bentuk Royalti. Hak Pencipta untuk mendapat Royalti merupakan hal yang mutlak. Namun, karena adanya digitalisasi industri musik ini, mekanisme pemungutan dan pendistribusian Royalti pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hingga saat ini, ketentuan yang mengatur mengenai musik digital belum cukup jelas. Oleh sebab itu, Penulis akan menjabarkan mekanisme pemungutan dan pendistribusian Royalti Pencipta dari aplikasi musik Spotify berdasarkan ketentuan dari Spotify, Undang-Undang Hak Cipta dan peraturan lain yang berlaku di Indonesia serta melalui wawancara langsung dengan Pencipta dan salah satu Lembaga Manajemen Kolektif. Temuan yang Penulis dapatkan berupa sebuah skema pemungutan dan pendistribusian Royalti yang dibedakan menjadi Royalti terhadap Performing Rights dan Mechanical Rights. Mekanisme yang Penulis temukan pun nantinya akan dibandingkan dengan dua negara, yaitu Amerika Serikat dan Jerman

The transformation from the conventional music industry to digital music shall be considered as a significant transition. The emergence of digital streaming music applications in the last two decades has proven the rise of digital music industry, including the launching of Spotify which was launched in 2006 in Sweden. Spotify is one of the online music streaming applications available in more than a hundred countries that provides music streaming services, both for free and by monthly subscription plans. However, regardless of the media for uploading the music itself, all the Authors involved are still entitled to their economic rights in the form of Royalties. The Creator's right to receive Royalties is absolute. However, due to the digitalization of the music industry, the mechanism for collecting and distributing Royalties has undergone significant changes. Until now, the provisions governing digital music are not clear enough. Therefore, the Writer will describe the mechanism for collecting and distributing Royalties from Spotify based on the provisions of Spotify, Undang-Undang Hak Cipta and other regulations that apply in Indonesia as well as through interviews with an Author and one of the Collective Management Organizations. The findings that the Writer got were in the form of a Royalties collection and distribution scheme which were divided into Royalties against Performing Rights and Mechanical Rights. The mechanism that the Writer found will later be compared with two countries, namely the United States and Germany.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Naufalia Fitriyani
"ABSTRAK
Ada sebuah anggapan umum bahwa digitalisasi musik telah mengurangi pendapatan industri musik dan terlihat bahwa penjualan musik telah mengurang secara drastis. Pembajakan telah menjadi isu utama yang industri selama ini eluhkan. Ada yang mengatakan bahwa awal dari musik digital menyebabkan menurunnya penjualan dan juga pendapatan industri musik karena sekarang pendengar musik dapat mendapatkan musik secara gratis. Esai ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mencoba untuk memahami dampak oleh musik digital streaming pada musik industri baik secara positif maupun negatif. Karya ilmiah ini secara eksplisit mencoba untuk mengevaluasi masalah musik streaming dan dampaknya terhadap industri musik dan juga untuk menyelidiki tanggapan dari musik industri sendiri tentang digital musik streaming. Metode yang digunakan untuk esai ini adalah menggukan penelitian deskop dan tinjauan pustaka. Makalah ini disimpulkan dengan menawarkan saran untuk peran yang dapat dilakukan oleh musik industri di masa depan terhadap layanan streaming berdasarkan penelitian dan hasil survei yang telah dilakukan.

ABSTRACT
There is a general assumption that the digitalization of music has reduced the music industry?s revenue and it looks like the music sales are drastically reducing. Piracy has been a major issue the industry complains about. Some say that the introduction of digital music caused a fall in music sales and income because people can now get music they would have bought for free. This paper aims to explore and trying to understand the impacts that digital music streaming has made on the music industry both positively and negatively. This work explicitly attempts to evaluate the problem of music streaming and evaluate its impacts on the industry and also to investigate the responses of the music industry to music digital streaming. The methods used for this paper includes desktop research and literature review. This paper was concluded by offering suggestions for the future role of streaming services in the music industry based on the research and survey results.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abednego Kurniawan Sigit
"Transformasi struktural utama di industri musik telah didokumentasikan secara luas sejak kehadiranteknologi digital yang telah menciptakan berbagai platform pemasaran untuk industri musik. Transisi ke musikdigital dan online tidak lain hanyalah perubahan menyeluruh dalam lingkungan media dan landasanfundamental bagi restrukturisasi seluruh industri. Dalam jangka waktu singkat, perubahan signifikan telahterjadi ketika mereka memindahkan konsumen untuk mengadopsi model bisnis streaming dan berlangganan.Format-format yang berubah ini juga membawa pada dominasi radio dan televisi. Oleh karena itu, alternatifyang lebih murah untuk katalog musik seperti media online dan seluler lebih baik. Eksposisi ini menempatkanindustri musik independen untuk mempertimbangkan isu-isu kunci dalam konteks transformasi cepat ini.

The transition to digital and online is nothing but a complete change in the media environment and afundamental foundation for the restructure of the whole entertainment industry. In a short timeframe, significantchanges in music industry have happened as they move consumers to adopt streaming and subscription businessmodels. These changing formats have been brought against the dominance of physical music storage. Asopposed to radio and television, music catalogue such as online and mobile media are much preferable,particularly on independent music. This exposition situates any independent music party to consider key issuesin the context of this rapid transformation. Within this shift, many factors play a role to affect music industry,artists, and consumers. This research will further findings by implementing content analysis from severalprevious researches."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Daniella Harjono
"Industri musik saat ini sedang menghadapi konflik karena inovasi teknologi yang menganggu. Teknologi baru ini identik dengan pembajakan musik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembajakan musik terhadap industri musik dan bagaimana hukum terlibat dalam mengatasi masalah ini. Literatur dan kuesioner digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui tesis ini, dapat disimpulkan bahwa pembajakan musik mempengaruhi industri baik secara positif maupun negatif. Selain itu, hukum juga memiliki peranan penting dalam mengubah industri secara keseluruhan. Dengan kata lain, semua perusahaan musik harus mengadaptasikan model bisnis mereka baik untuk keuntungan secara finansial maupun untuk mematuhi undang-undang.

Music industry today is facing conflicts because of the disruptive technological innovations. This emerging technology is identical with music piracy. Therefore, this research aims to find effect of music piracy to music industry and how the laws engage to overcome this problem. Literature review and questionnaire are used to answer this question. To be concluded, it is found that the music piracy affects the industry both positively and negatively. Also, the laws have an important role in changing industry as a whole. This implies that all music companies should adapt their business model both to make profit and comply with the laws.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fathimah Azzahra
"Penelitian ini mengkaji ekspresi emosi kesedihan yang terdapat dalam lirik lagu Папа (Papa) ‘Ayah’ dan Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) ‘Jangan Jatuh Cinta’ karya Mary Gu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspresi emosi kesedihan yang disampaikan oleh Mary Gu dalam sumber data utama, yaitu teks dari lirik lagu Папа (Papa) ‘Ayah’ dan Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) ‘Jangan Jatuh Cinta’. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis untuk meneliti lirik lagu yang sudah diterjemahkan. Untuk menemukan emosi kesedihan, penelitian ini menggunakan spesifik perasaan dari kesedihan dalam Emotion Wheel yang dikemukakan oleh Geoffrey Roberts. Pencarian makna dilakukan menggunakan teori Hermeneutika yang dikemukakan oleh Schleiermacher dengan proses Interpretasi Gramatikal dan Interpretasi Psikologikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perasaan spesifik dari emosi kesedihan yang terkandung dalam lirik lagu Папа (Papa) ‘Ayah’dan Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) ‘Jangan Jatuh Cinta’ dan memiliki kaitan dengan masa lalu Mary Gu.
This research examines the emotional expression of sadness contained in the lyrics of the songs Папа (Papa) 'Father' and Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) 'Don't Fall in Love' by Mary Gu. The aim of this research is to determine the emotional expression of sadness conveyed by Mary Gu in the main data source, namely the text of the lyrics of the songs Папа (Papa) 'Father' and Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) 'Don't Fall in Love'. The method used in this research is analytical descriptive to examine translated song lyrics. To find the emotion of sadness, this research uses specific feelings of sadness in the Emotion Wheel proposed by Geoffrey Roberts. The search for meaning is carried out using the Hermeneutic theory proposed by Schleiermacher with the process of Grammatical Interpretation and Psychological Interpretation. The research results show that there are specific feelings of sadness contained in the lyrics of the songs Папа (Papa) 'Father' and Не Влюбляйся (Ne Vlyubljajsja) 'Don't Fall in Love' and are related to Mary Gu's past."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Indira Kuswoayuning
"Melalui kemunculan beragam layanan music streaming seperti Apple Music, Spotify, Joox dan semacamnya, masyarakat dimudahkan dalam mengakses musik digital sebab layanan-layanan tersebut menawarkan opsi layanan yang gratis maupun berbayar. Namun, keberadaan layanan music streaming tidak serta merta dapat diakses oleh seluruh masyarakat sebab masih adanya kesenjangan digital yang dialami kelompok-kelompok tertentu. Dalam melihat fenomena konsumsi layanan music streaming, studi-studi sebelumnya banyak memfokuskan pada faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam menggunakan layanan tersebut. Oleh karena itu artikel ini mencoba melengkapi studi-studi sebelumnya dengan membahas dari aspek akses terhadap layanan music streaming dan selera musik kaum muda yang merupakan kelompok paling terpapar oleh teknologi dan internet. Temuan hasil studi ini memperlihatkan bahwa kesenjangan digital dalam akses terhadap layanan music streaming berkontribusi terhadap pembentukan selera musik kaum muda. Artikel ini menggunakan metode kualitatif berupa wawancara mendalam terhadap kaum muda yang merupakan pengguna layanan music streaming dan kaum muda yang tidak pernah menggunakan layanan tersebut.

Through the emergence of a variety of streaming music services such as Apple Music, Spotify, Joox and the like, it becomes easier to access digital music as those services offer free and paid service options. However, the presence of music streaming services is not necessarily accessible to the whole community because digital inequality is still being experienced by certain social groups. In looking at the phenomenon of the consumption of music streaming services, previous studies have focused heavily on the factors that influence a person in using the service. This article therefore attempts to complement previous studies by addressing access to music streaming services and musical taste of the youth as the most exposed group to technology and the internet. The result of this study shows that digital inequality in the use of music streaming services contributes to musical taste of the youth. This article uses qualitative methods of in-depth interviews of young people who are users of music streaming services and young people who have never used the service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bellarini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan utuk memetakan industri jasa promotor musik di Indonesia dengan menggunakan pendekatan S-C-P secara kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Dalam penelitian ini, dilakukan juga pemetaan dari industri jasa promotor musik sehingga ekosistem dari industri dan pemangku kepentingan di industri bisa diidentifikasi.
Pada industri jasa promotor musik, diketahui bahwa struktur pasarnya adalah pasar persaingan monopolistik, dengan produk yang terdiferensiasi serta adanya kompetisi harga dan non-harga. Kinerja industri jasa promotor musik juga meningkat setiap tahunnya dan kinerja mempengaruhi struktur dan perilaku, sehingga analisa S-C-P yang digunakan dalam industri ini adalah analisa S-C-P yang dinamis.

ABSTRACT
The purpose of this research if to scheming the music promoter industry in Indonesia with S-C-P analyses approach with qualitavie, descrptive-analysis method. The ecosystem of the industry is being captured and researcher can identify who is the stakeholders of the industry.
In the music promoter industry, the market structure is a monopolistic competition with product differentiation and price or non-price competition among firm. The performance in the industry is growing rapidly every year. The performance of this industry is affecting the structure and conduct, therefore the best S-C-P analysis to analyze this industry is the dynamic S-C-P analysis."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Akbar Farras
"Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya digitalisasi perkembangannya sangat cepat pada saat ini. Perkembangan ini secara bertahap akan dapat mengungkapkan penipuan yang telah terjadi terhadap penciptaan nilai ekonomi. Dalam isu ini, Penulis akan membawa analisis tentang musik digital yang bernama spotify. Musik digital ini sedang digugat oleh penerbit musik besar dengan kerugian $ 1,6 miliar dan ganti rugi yangbernama wixen music publishing, yang mempunyai lisensi lebih dari 200 artis. Gugatan itu diajukan di California pada 29 Desember 2017, anggapan wixen adalah spotify melanggar pelanggaran hak cipta yang disebut hak mekanik, secara khusus menuduh spotify menggunakan ribuan lagu itu tanpa lisensi yang tepat dan izin dari wixen. Makalah penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode yuridis normatif yang berarti kegiatan ilmiah berdasarkan metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau lebih fenomena hukum spesifik dengan cara menganalisis. Makalah penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode yuridis normatif. Dalam makalah penelitian ini akan menganalisis penggunaan hak cipta spotify selama menjalankan bisnisnya sesuai dengan hukum, konvensi dan peraturan yang berlaku. Hasil dari makalah penelitian ini adalah untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana spotify menghasilkan uang, legalitas fonogram digital dan menganalisis kasus spotify. Dengan melakukan hal itu diharapkan bahwa dalam makalah penelitian ini dapat memberikan saran untuk perbaikan pada penggunaan hak cipta musik digital dalam perspektif hukum hak cipta dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan pelanggaran hak cipta dalam industri musik digital dalam Konvensi Internasional tentang Hak cipta dan hukum peraturan nasional No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.

The advancement of science and technology especially the rapidly digitizing technology nowadays. The development of digitalization will gradually be able to reveal the fraud that has occurred so far against the creation of economic value. In this issue, Writer brings an analysis on digital music named spotify. This digital music is being sued by a major music publisher for $1,6 billion in damages and injuncitve named wixen music publishing, which licenses music from about 200 artists. The lawsuit was filed in California on December 29 2017, wixen assumption is spotify violates copyright infringement which called mechanical rights, specifically alleging spotify is using thousands of it is songs without a proper license and permission from wixen. This research paper is made by using normative judicial method which means a scientific activity based on method, systematics, and certain thoughts that aim to learn one or more specific legal phenomena by analyzing. In this research paper will analyze copyright use of spotify during running its business pursuant to prevailing laws, conventions and regulations. The result of this research paper is to draw a conclusion on how spotify makes money, the legality of digital phonogram and analyze spotify case. By doing so it is hope that in this research paper could provide any suggestion for the improvement on the copyright use of digital music in copyright law perspective and also increase people’s awarness to implement the preventive measures of copyright infringment in digital music industry in International Convention on Copyright and national regulation law no. 28 year 2014 on Copyright."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Mandira Sugandi
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah mendorong perubahan strategi dan model bisnis di industri musik Indonesia. Internet of Things mengubah industri secara lebih dinamis dengan munculnya perkembangan teknologi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi produk musik. Layanan streaming digital dan jejaring media sosial sangat memengaruhi semua aspek dalam bisnis. Meskipun penjualan produk musik fisik telah jatuh dan label rekaman sedang berjuang mengadaptasi bisnis mereka dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak peluang terbuka bagi artis independen untuk tumbuh dengan perubahan teknologi. Artis independen sekarang direkomendasikan untuk mendiversifikasi kegiatan bisnis secara independen dari fokus utama tradisional mereka pada kreativitas dan komposisi musik. Tantangan ini perlu dipahami secara integral, sehingga diperlukan pengembangan model konseptual untuk menjelaskan tantangan tersebut akibat model bisnis musik artis independen di industri musik Indonesia. Pendekatan sistem dinamis dilakukan untuk menentukan kompleksitas sistem dalam model. Kerangka model konseptual dibuat dalam bentuk diagram lingkaran kausal, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam menemukan titik ungkit bagi pelaku industri untuk beradaptasi.

Rapid development of information technology has driven changes in strategy and business model in Indonesian music industry. The Internet of Things transformed the industry more dynamically by the emergence of technological development in production, distribution and consumption of music products. Digital streaming services and social media networking are heavily affecting all of the aspects in the business. Although physical music product sales have been falling and record labels are struggling adapting their business in recent years, more opportunities are opened for independent artists to grow with the technological changes. Independent artists are now enabled and recommended to diversify business activities independently from their traditional main focus on creativity and music composition. This challenge needs to be understood integrally, so the development of a conceptual model is needed to explain the challenge due to the music business model of independent artist in Indonesian music industry. System dynamics approach is conducted to specify the complexity of the system in the model. The framework of the conceptual model is created in the form of a causal loop diagram, in order to give better understanding in finding the leverage point for the industry actors to adapt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Youngseon Jo
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013
070.5794 YOU w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>