Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedi Sukandar
"Ansietas yang terjadi pada penyakit hipertensi dan diabetes milletus dapat disebabkan oleh faktor pridesposisi dan faktor presitipasi. Karya ilmiah akhir ini bertjuan untuk melamporkan efektifitas terapi generalis dan spesialis terhadap penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien hipertensi dan diabetes milletus. Penanganan ansietas pada klien hipertensi dan diabetes milletus menggunakan pendekatan model stress adaptasi Stuart yang membantu penulis dalam melakukan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan dari mulai pengkajian, menegakan diagnosa, menyusun perencanaan, melakukan implementasi, dan melakukan evaluasi untuk menurunkan tanda gejala ansietas dan meningkatkan kemampuan dalam mengatasi ansietas. Pemberian terapi generalis, penghentian pikiran, relaksasi otot progresif, dan psikoeduksi keluarga diberikan pada klien hipertensi dan diabetes milletus dapat menurunkan tanda gejaka ansietas dan meningkatkan kemampuan dalam mengatasi ansietas. Kombinasi terapi generalis dan spesialis (penghentian pikiran, relaksasi otot progresif, dan psikoedukasi keluarga) direkomendasikan untuk diberikan pada klien ansietas dengan hipertensi dan diabetes milletus.

Anxiety that occurs in hypertension and diabetes mellitus can be caused by pridesposition factors and precipitation factors. This final scientific paper aims to report the effectiveness of generalist and specialist therapy in reducing signs and symptoms and increasing the ability of clients with hypertension and diabetes mellitus. Handling anxiety in hypertension and diabetes mellitus clients uses the Stuart adaptation stress model approach which helps the author in carrying out nursing care through the nursing process starting from the assessment, establishing a diagnosis, planning, implementing, and evaluating to reduce signs of anxiety symptoms and increase the ability to cope anxiety. Giving generalist therapy, stopping thoughts, progressive muscle relaxation, and family psychoeducation given to clients with hypertension and diabetes mellitus can reduce anxiety symptoms and increase ability to cope with anxiety. A combination of generalist and specialist therapy (thought stopping, progressive muscle relaxation, and family psychoeducation) is recommended for anxiety clients with hypertension and diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esrom Kanine
"Ketidakberdayaan dimanifestasikan melalui respon verbal, emosional, partisipasi dalam aktivitas sehari-hari dan tanggung jawab dalam diri.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi generalis dan logoterapi individu terhadap respon ketidakberdayaan klien DM di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian adalah quasi experiment dengan desain pre-post test with control group. Sampel penelitian diperoleh secara purpossive sampling dengan jumlah 70 responden terdiri dari 35 responden untuk kelompok intervensi dan 35 responden untuk kelompok kontrol.
Hasil penelitian didapatkan bahwa respon ketidakberdayaan klien DM menurun secara signifikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi generalis dan logoterapi individu (p-value = 0,00 ; α < 0,05). Terapi generalis dan logoterapi individu terbukti menurunkan respon ketidakberdayaan pada klien DM dan direkomendasikan untuk diterapkan sebagai terapi perawatan dalam merawat klien DM dengan respon ketidakberdayaan.

Diabetes Mellitus included chronic disease that caused of the problems of powerlessness. The powerlessness is manifestation verbal and emotional respons, participation in activities of daily living and involvement in learning about care responsibilities. This aim of this study was to investigate the influence of individual logotherapy and general therapy upon the powerlessness response of the DM in the Hospital of North Sulawesi Province. The research method was quasi experimental pre-post test with control group. The data was gathered at before and after giving the individual logotherapy and general therapyto the clients with DM of the problems of powerlessness. The amount of samples were 70 respondents which were 35 respondents of intervention group and 35 respondents of control group. The difference of the powerlessness response is the analyzed with t-test.
The result of this study showed that the powerlessness response of DM given the general therapy and individual logotherapy significantly decreases to intervention group (p-value < 0,05) compared to the group which is not treated with the individual logotherapy. The general therapy and individual logotherapy are proven to be able to decrease the powerlessness response upon the DM clients and are recommended to be applied as a nurturing therapy in looking after the DM clients with powerlessness response.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muliantika
"ABSTRAK
Nama :MuliantikaProgram Studi :Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan JiwaJudul :Pengaruh terapi generalis dan terapi kognitif terhadap perubahan tandadan gejala Acute Stress Disorder dan kemampuan merubah pikiran negatif pada korban bencana banjirKejadian bencana banjir di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2012-2016 dengan total kejadian sebanyak 659 kasus. Bencana banjir menyebabkan dampak psikologis yang cukup besar, salah satunya adalah Acute Stress Disorder ASD dan munculnya distorsi kognitif. Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah terapi generalis dan Terapi Kognitif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi generalis dan terapi kognitif terhadap penurunan tanda gejala ASD dan kemampuan merubah pikiran negatif pada korban bencana banjir. Desain penelitian ldquo;Quasy Eksperimental pre test-post test with Control Group rdquo;, sampel sebanyak 62 orang 31 orang kelompok intervensi dan 31 orang kelompok kontrol . Kelompok kontrol diberikan terapi generalis dan kelompok intervensi diberikan terapi generalis dan terapi kognitif. Instrumen yang digunakan adalah Acute Stress Disorder Scale ASDS dan Thought Control Questionnair TCQ . Kedua instrument ini telah melalui uji validitas dan reabilitas sebelumnya dan penelitian ini telah dinyatakan lulus uji etik. Uji analisis menggunkaan uji Wilcoxon, indenpendet t-test dan chi-square. Hasil analisis menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala ASD dan peningkatan kemampuan merubah pikiran negatif setelah diberikan terapi generalis p value

ABSTRACT
Name MuliantikaStudy Program Post Graduate Program Faculty Of NursingTitle The influence of generalist therapy and cognitive therapy toward the change of ASD symptoms and the ability in change negative thoughts on the flood victimsThe incidence of floods in Indonesia has increased since 2012 2016 with a total of 659cases. The flood disaster caused considerable psychological effects, one of which is Acute Stress Disorder and the emergence of cognitive distortions. Treatments that can be given to overcome these problems are generalist therapy and Cognitive Therapy. The purpose of the study was to determine the effect of generalist therapy and cognitive therapy on the decrease of ASD symptom sign and the ability to change negative thoughts on flood victims. The research design was Quasy Experimental pre test post test with Control Group , 62 samples 31 intervention group and 31 control group . The control group was given generalist therapy and the intervention group was given generalist therapy and cognitive therapy. The instruments used are Acute Stress Disorder Scale ASDS and Thought Control Questionnair TCQ . Both of these instruments have passed the previous validity and reliability test and this research has passed the ethical test. The analytical test used the Wilcoxon test, t test indent and chi square. The results showed a decrease in ASD symptom and increased ability to change negative thoughts after generalist therapy p value "
2018
T50973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Fitri Ananda
"Halusinasi merupakan gejala positif dari skizofrenia yang timbul dari respons maladaptif. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak nyata. Diantara beberapa jenis halusinasi, halusinasi pendengaran paling sering terjadi pada klien dengan skizofrenia. Halusinasi pendengaran dapat memberikan dampak yang negatif, terutama jika isi halusinasi merendahkan klien. Kasus nyata terjadi pada Tn. A (39 tahun) masuk rumah sakit jiwa dengan skizofrenia dan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Pada saat pengkajian di hari perawatan ke-9, klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang mencela dan berkata kasar kepada klien. Klien terkadang menjadi emosi dan amarahnya tidak stabil ketika suara tersebut muncul sehingga halusinasinya sulit untuk di kendalikan. Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah tindakan keperawatan ners dan penerapan activity daily living non vokasional. Implementasi dilakukan selama sebelas hari, yakni empat hari pemberian intervensi tindakan keperawatan ners dan tujuh hari penerapan activity daily living tipe non vokasional. Evaluasi dilakukan setiap pertemuan menggunakan instrumen PSYRATS, evaluasi tanda dan gejala halusinasi, dan evaluasi kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan activity daily living non vokasional efektif terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi. Sehingga penerapan activity daily living non vokasional dapat menjadi salah satu strategi dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien dengan halusinasi.

Hallucinations are positive symptoms of schizophrenia that arise from maladaptive responses. Hallucinations are false sensory perceptions or unreal perceptual experiences. Among several types of hallucinations, auditory hallucinations are most common in clients with schizophrenia. Auditory hallucinations can have a negative impact, especially if the content of the hallucination demeans the client. The real case happened to Mr. A (39 years old) was admitted to a mental hospital with schizophrenia and auditory hallucinations nursing problems. At the time of the assessment on the 9th day of treatment, the client said he still heard voices that criticized and said rudely to the client. Clients sometimes become emotional and their anger is unstable when the voice appears so that the hallucinations are difficult to control. The implementation of nursing carried out is the action of nursing nurses and the application of non-vocational daily living activities. Implementation was carried out for eleven days, namely four days of providing nursing interventions for nurses and seven days of implementing non-vocational type daily living activities. Evaluation is carried out at each meeting using the PSYRATS instrument, evaluation of signs and symptoms of hallucinations, and evaluation of the client's ability to control hallucinations. The researcher concluded that the application of non-vocational daily living activities was effective in reducing signs and symptoms of hallucinations. So that the application of non-vocational daily living activities can be one of the strategies in providing nursing care to clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Aryani Widyawati
"Skizofrenia adalah penyakit mental yang mengakibatkan adanya kerusakan dalam proses berpikir, persepsi, respons emosional, dan interaksi sosial. Halusinasi pendengaran merupakan gejala positif yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan studi kasus terhadap Ny. I (52 tahun) dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari dengan implementasi tindakan keperawtan generalis selama 4 hari dan terapi bercakap-cakap dalam support group selama 8 hari. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi pasien menggunakan instrumen “Evaluasi Tanda dan Gejala Pasien Halusinasi” yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Hasil evaluasi dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi yang signifikan dari skor 20 menjadi skor 1. Penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terbukti efektif digunakan sebagai intervensi dalam mengontrol halusinasi pada pasien dengan membantu pasien fokus pada hal-hal yang bersifat nyata.

Schizophrenia is a mental illness that causes damage to thought processes, perception, emotional responses, and social interactions. The auditory hallucinations are the most common problem that occurs as a positive symptom in patients with schizophrenia. This scientific work aims to analyze the application of conversation therapy in a support group to reduce signs and symptoms in patients with auditory hallucinations. This scientific work was prepared based on a case study of Ms. I (52 years old) with auditory hallucinations as nursing problem. Nursing care was carried out for 10 days with the implementation of generalist nursing interventions for 4 days and conversation therapy in a support group for 8 days. The measuring tool used to evaluate the patient's condition is the "Evaluation of Signs and Symptoms of Hallucination Patients" instrument developed by the Department of Mental Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. The evaluation results of the nursing care provided showed a significant reduction in signs and symptoms of hallucinations from a score of 20 to a score of 1. The application of conversation therapy in support groups has proven to be effective as an intervention in controlling hallucinations in patients by helping patients focus on real things.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Astriani Hardayati
"Kondisi geografis yang berada disepanjang ring of fire membuat Indonesia menjadi salah satu wilayah yang paling aktif seismik di dunia. 8.693 gempa bumi mengguncang wilayah Indonesia selama tahun 2018. Ansietas merupakan dampak psikologis yang muncul pada remaja yang tinggal didaerah rawan gempa bumi. Terapi untuk mengatasi ansietas diantaranya adalah tindakan keperawatan ners dan terapi penghentian pikiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan Ners dan terapi penghentian pikiran terhadap perubahan tanda gejala ansietas dan kemampuan mengontrol pikiran negatif pada siswa SMAN yang tinggal diwilayah rawan gempa bumi. Desain penelitian ini menggunakan Quasy eksperiment pre-post test with control group, dan jumlah responden sebanyak 112 siswa. 56 orang kelompok intervensi diberikan tindakan keperawatan ners dan terapi penghentian pikiran sementara dan 56 orang kelompok kontrol diberikan tindakan keperawatan ners saja. Kriteria inklusi siswa kelas XI di SMAN 1 Giri dan SMAN 1 Glagah yang memiliki pengalaman gempa bumi dan mengalami ansietas sedang yang diukur menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Kuesioner yang digunakan yaitu karakteristik; jenis kelamin, HARS, serta kuesioner kemampuan mengontrol pikiran negatif yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Analisis data meliputi univariat dan bivariat (dependent dan independent t-test). Penelitian ini telah dinyatakan lolos uji etik. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala ansietas dan peningkatan kemampuan mengontrol pikiran negatif yang signifikan pada kelompok kontrol maupun intervensi (p value < 0,05) dan jenis kelamin memiliki hubungan yang bermakna dengan kemampuan seseorang dalam mengontrol pikiran negatif (p value < 0,05). Tindakan keperawatan ners dan terapi penghentian pikiran direkomendasikan sebagai salah satu terapi untuk menurunkan ansietas pada remaja yang tinggal diwilayah rawan gempa bumi.

Indonesia`s geographical conditions along the ring of fire make Indonesia one of the most seismically active regions in the world. It was recorded that 8,693 earthquakes rocked the territory of Indonesia during 2018. Anxiety and the emergence of negative thoughts related to earthquakes were psychological impacts that occurred in adolescents living in earthquake-prone areas. Therapy that can be given to overcome these problems are nursing interventions and thought stopping. This study aims to determine the effect of nursing interventions and thought stopping therapy on changes in signs symptoms of anxiety and negative thought control ability in high school students living in earthquake-prone areas. The design of this study used Quasy experiment pre-post test with control group, and the number of respondents was 112 students. 56 people in the intervention group were given nursing interventions and thought stopping therapy and 56 control groups were given nursing interventions only. Inclusion criteria for class XI students at SMAN 1 Giri and SMAN 1 Glagah who have experienced earthquakes and experienced moderate anxiety measured using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) instrument. The questionnaire used is characteristic; gender, HARS, and questionnaire the ability to control negative thoughts that have been tested through validity and reliability. Data analysis included univariate and bivariate (dependent and independent t-test). This research has passed the ethical test. The results showed a decrease in signs symptoms of anxiety and an increase in the ability to control negative thoughts that were significant in the control and intervention groups (p value <0.05) and gender had a significant relationship with a person`s ability to control negative thoughts (p value <0.05 ). Nursing interventions and thought stopping therapy are recommended as one of the therapies to reduce anxiety in adolescents living in earthquake-prone areas."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Dewi Kusumaningrum
"Psikosis akut merupakan gangguan  jiwa yang dikarakteristikkan dengan adanya halusinasi, waham, dan gangguan perseptual, serta adanya perubahan perilaku dengan onset gejala dua minggu. Salah satu perubahan perilaku pada psikosis akut adalah risiko perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dilakukan oleh individu, baik secara verbal maupun non verbal, yang dapat merugikan atau mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah risiko perilaku kekerasan dan menganalisis teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tanda dan gejala fisiologis pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisis kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan adalah terdapat penurunan tanda dan gejala fisiologis pada klien dengan risiko perilaku kekerasan

Acute psychosis is a mental disorder characterized by hallucinations, delutions, and perceptual disorders, as well as changes in behavior with the onset of symptoms for two weeks. One behavior change in acute psychosis is the risk of violent behavior. Risk of violent behavior is a response to stressors carried out by individuals, both verbally and non-verbally, which can harm or injure oneself, others, and the environment. This scientific work aims to identify the problem of the risk of violent behavior and analyze relaxation techniques of deep breathing to decrease physiological signs and symptoms in clients with the risk of violent behavior. The method used in this scientific work is case analysis. The final evaluation of nursing care provided is that there is a decrease in physiological signs and symptoms in clients with the risk of violent behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sarfika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif dan logoterapi terhadap kondisi depresi, ansietas, kemampuan mengubah pikiran negatif, dan kemampuan memaknai hidup klien diabetes melitus di RSUP Dr. M Djamil Padang. Desain penelitian quasi ekspermental non equivalent control group. Responden terdiri dari 29 orang kelompok yang mendapatkan terapi kognitif dan logoterapi, 31 orang kelompok yang hanya mendapatkan terapi kognitif, dan 30 orang kelompok yang tidak mendapatkan terapi. Terapi kognitif dan logoterapi diberikan sebanyak 5 sesi dalam 5 kali pertemuan, sedangkan logoterapi 4 sesi dalam 5 kali pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian terapi kognitif dan logoterapi dan pemberian terapi kognitif saja sama-sama menurunkan kondisi depresi secara bermakna, tetapi terapi kognitif dan logoterapi menurunkan kondisi depresi lebih besar dibanding terapi kognitif saja. Terapi kognitif dan logoterapi menurunkan kondisi ansietas lebih besar dibanding terapi kognitif saja. Pemberian terapi kognitif dan logoterapi dan pemberian terapi kognitif saja sama-sama meningkatkan kemampuan mengubah pikiran negatif secar bermakan, tetapi terapi kognitif dan logoterapi meningkatkan kemampuan mengubah pikiran negatif lebihih besar dibanding dengan terapi kognitif saja. Terapi kognitif dan logoterapi meningkatkan kemampuan memaknai hidup lebih besar dibanding terapi kognitif saja. Terapi kognitif dan logoterapi direkomendasikan pada klien diabetes melitus yang mengalami depresi dan ansietas.

The research aims to determine the effect of cognitive therapy (CT) and logotherapy for depression, anxiety, ability to change the negative thoughts and ability to make sense of life for diabetes mellitus client at RSUP Dr. M. Djamil Padang. The research design quasi eksperimental non equivalent control group, of 29 person are given cognitive therapy and logotherapy group, 31 person the only given cognitive therapy group, and 30 person are not given therapy group. CT are given as much as 5 sessions in 5 meetings, and logotherapy are given as much as 4 sessions in 5 meetings.
The result of research shows the same significant on reducing depression between CT and logotherapy with CT, but the CT and logotherapy group the higher on the reducing depression than CT group. CT and logotherapy group on the reducing anxiety the higher than CT group. CT and logtherapy and CT group increasing ability to change the negative thoughts the same significant, but CT and logotherapy the higher than CT group. CT and Logotherapy group increasing ability to make sense of life the higher than the CT group. CT and logotherapy are recommended for the diabetes mellitus client who depression and anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31917
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Mansye Soeli
"ABSTRAK
Skizofrenia adalah gangguan jiwa kronis yang ditunjukkan dengan adanya perubahan proses pikir, persepsi, perilaku serta penurunan fungsi sosial. Tanda gejala yang muncul diantaranya berupa halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Penanganan kasus ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tanda gejala dan kemampuan pasien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan setelah diberikan tindakan keperawatan ners, ners spesialis terapi kognitif perilaku dan latihan asertif dengan menggunakan teori Stuart dan Hubungan Interpersonal Peplau. Penanganan kasus ini menggunakan pendekatan multiple case study yaitu kasus halusinasi dan risiko perilaku kekerasan dengan jumlah pasien 17 orang. Hasil penanganan kasus menunjukan terjadinya penurunan tanda gejala halusinasi dan risiko perilaku kekerasan terutama pada aspek kognitif dan perilaku setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis berupa terapi kognitif perilaku dan latihan asertif dengan menggunakan pendekatan teori Stuart dan Hubungan Interpersonal Peplau. Rekomendasi dari penanganan kasus ini adalah latihan asertif bisa diprioritaskan karena menurunkan tanda gejala lebih banyak pada diagnosis halusinasi dan risiko perilaku kekerasan.ABSTRACT Schizophrenia is a chronic mental disorder characterized by a change of thought processes, perceptions, behaviors and decline in social function. Symptoms that appear include hallucinations and the risk of violent behavior. The handling of this case aims to analyze the change of symptoms and the ability of patients hallucinating and the risk of viole nt behavior after being given nursing actions ners, specialist ners cognitive behavioral therapy and assertiveness training using Stuart 39 s theory and Peplau Interpersonal Relations. The handling of this case using a multiple case study approach that is the case of hallucinations and the risk of violent behavior with the number of patients 17 people. The results of case management showed the decrease of hallucinations symptoms and the risk of violent behavior especially on the cognitive and behavioral aspects after ners and ners specialist treatment were given in the form of behavioral cognitive therapy and assertiveness training using Stuart 39 s theory approach and Peplau Interpersonal Relationship. The recommendation of this case is that assertiveness training can be prioritized because it decreases more symptoms on hallucinatory diagnoses and the risk of violent behavior."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Revi Cahyowibowo
"Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering muncul pada seorang individu dengan skizofrenia. Gejala ini menganggu Kesehatan klien dengan memberikan persepsi panca indera dengan stimulus yang tidak nyata. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan terapi mendegar musik terhadap penurunan tanda dan gejala klien gangguan persepsi dan sensori halusinasi pendengaran pada Ny. R. Penururnan tanda dan gejala halusinasi di ukur dengan instrumen tanda dan gejala halusinasi residen FIK UI 2018 dan AVHRS-Q. Proses pemberian asuhan keperawatan perawat generalis sesuai standar dilakukan selama 8 pertemuan pada 18 hingga 27 April 2022 dengan 6 pertemuan terapi mendegarkan musik. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini yaitu adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi dari skor 18 menjadi 3 dan penurunan halusinasi penglihatan AVHRS-Q dari skor 10 menjadi 3. Intervensi ini dirasa efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.

Hallucinations are one of the symptoms that often appear in an individual with schizophrenia. These symptoms interfere with the client's health by providing sensory perceptions with stimuli that are not real. The purpose of this paper is to find out how the application of music listening therapy to the reduction of signs and symptoms of clients with perceptual disorders and sensory auditory hallucinations in Ny. R. The decrease in signs and symptoms of hallucinations was measured using the 2018 FIK UI resident signs and symptoms and AVHRS- Q instruments. The process of providing generalist nursing care according to standards was carried out for 8 meetings on 18 to 27 April 2022 with 6 therapy meetings listening to music. The results obtained from this intervention are a decrease in signs and symptoms of hallucinations from a score of 18 to 3 and a decrease in visual hallucinations AVHRS-Q from a score of 10 to 3. This intervention is considered effective for reducing signs and symptoms of auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>