Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143976 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifqi Nadhmy Dhia
"Ditengah masa krisis global, industri periklanan telah bergegas meninjau kembali strategi pesan mereka. Sebagian besar negara tidak hanya bertarung dengan COVID-19 tetapi juga dengan infodemik di berbagai media. Tesis ini menggali bagaimana segmen strategi pesan pada iklan rokok Gudang Garam "Surya" menggunakan konsep Strategi Pesan 6 Segmen milik Ronald E. Taylor. Penelitian ini adalah penelitian konstruktivis-kritis dengan desain kualitatif deskriptif-korelasional yang menggunakan metode analisis multimodal SF-MDA. Penelitian ini membuka wawasan bahwa melalui sumber semiotiknya, iklan "Surya" cenderung merepresentasikan tema besar seputar solidaritas dan maskulinitas lebih kepada untuk tujuan identifikasi merk. Penelitian ini membuktikan bahwa dimasa pandemi COVID-19, segmen strategi pesan yang digunakan iklan Surya bergeser memiliki sisi informasional. Terkait hal ini penelitian ini menyimpulkan bawa terdapat praktik komodifikasi terkait masa krisis kesehatan yang menguatkan pernyataan bahwa pengiklan semakin berani mengkomodifikasi momen krisis sebagai sebuah daya tarik.

In the midst of the global crisis, the advertisers in the industry has quickly revisiting their message strategies. Most countries are not only battling with COVID-19 but also with the infodemic in various media. This study focuses on how the message strategy segment is in the Gudang Garam "Surya" cigarette advertisement using Ronald E. Taylor's 6 Segment Message Strategy. This is a criticalconstructivism study with a descriptive-correlational qualitative design using the SF-MDA multimodal analysis method. Through its semiotic sources, "Surya" advertisements tend to represent big themes around solidarity and masculinity for brand identification purposes. This study proves that during the COVID-19 pandemic, the message strategy segment used by Surya advertisements shifted to have an informational side. This study concludes that there are commodification practices related to the health crisis period which strengthens the statement that advertisers are increasingly daring to commodify crisis moments as an attraction."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setyorini
"Pandemi COVID-19 telah mengganggu banyak aspek kehidupan global. Tidak hanya memengaruhi perekonomian, penganggulangan pandemic untuk memperlambat laju penyebaran virus juga memberikan dampak bagi kondisi mental masyarakat. Studi ini ditujukan untuk melihat hubungan tingkat kebijakan pembatasan sosial, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan pendapatan selama pandemic terhadap kesehatan mental individu. Penelitian ini menggunakan data nasional yang dikumpulan oleh CISDI melalui telepon survei. Sejumlah 1031 observasi, terdiri dari individu umur 15-65 tahun yang berpartisipasi di Angkatan kerja dan bekerja sebelum pandemi, digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan 5 indikator negative mental health impact, dari keseluruhan sampel, 42,93% merasa lebih takut, 47.72% merasa lebih cemas, 18,33% merasa lebih tidak berdaya, 39.67% mengalami peningkatan stress kerja, dan 46,36% mengalami peningkatan stress keuangan. Hasil dari regresi logistik biner yang dilakukan meunjukkan bahwa kehilangan pekerjaan dan kehilanagn pendapatan berkaitan dengan dampak kesehatan mental yang buruk. Sedangkan pembatasan sosial tidak berasosiasi secara kuat dengan dampak kesehatan mental yang buruk. Hasil ini berimplikasi bahwa efek ekonomi terbukti dirasakan oleh responden penelitian ini, tetapi efek isolasi sulit dibuktikan di sini. Keberadaan efek isolasi dapat dijelaskan dengan variabel lain, yaitu status bekerja dari rumah dan penurunan frekuensi bertemu langsung dengan teman/kolega/saudara.

The pandemic of COVID-19 has interrupted many aspects of life globally. Not only affecting the economy, the containment measures to slow down the spread of the virus has also impacting people’s mental well-being. This study aimed to assess the relation of social restriction policy level, job loss, and income loss during the COVID-19 pandemic to individual mental health. A national representative data collected by CISDI through a phone survey was used in this study. A total of 1031 observations aged 15-65 who participated in the labour force and worked prior to the pandemic were included in the study. Based on five negative mental health impact indicators, of all the sample, 42.39% felt more horrified, 47.72% felt more apprehensive, 18.33% felt more helpless, 39.67% increased stress from work, and 46.36% increased financial stress. The results from our binary logistic regression showed that job loss and income loss were attributed to negative mental health impacts. Meanwhile, the social restriction was not significantly associated with it. The findings imply that economic effect was evident in our sample, yet the isolation effect due to social restriction was barely proven here. Besides, the existence of isolation effects could be explained by WFH status and decreased meeting frequency with friends/colleagues/family.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Savira Attamimi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran terkait peran self-compassion terhadap regulasi emosi pada dewasa muda dalam situasi pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 138 partisipan dengan kriteria berusia 18-40 tahun dan berdomisili di Indonesia. Pengukuran regulasi emosi menggunakan alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) (Gross dan John, 2003) dan pengukuran self-compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003b). Hasil penelitian ini menunjukkan self-compassion secara umum ditemukan dapat memprediksi regulasi emosi secara signifikan (F(1,136) = 5.776, p < 0.05, R² = 0.041). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-compassion yang dimiliki individu, akan semakin tinggi pula kemungkinan individu tersebut memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik.

This study was conducted to describe the role of self-compassion on emotion regulation in young adults in the Covid-19 pandemic situation. This study is a quantitative study involving 138 participants with criteria aged 18-40 years and domiciled in Indonesia. The measurement of emotion regulation uses the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) (Gross and John, 2003) and self-compassion measurement using the Self-Compassion Scale (Neff, 2003b). The results of this study indicate that self-compassion is generally found to be able to significantly predict emotion regulation (F(1.136) = 5.776, p < 0.05, R² = 0.041). From these results, it can be concluded that the higher the individual's self-compassion, the higher the possibility that the individual has good emotional regulation abilities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Prabowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 berkaitan dengan loyalitas kerja sebelum dan selama pandemi Covid-19 terjadi. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan besarnya perubahan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 dan besarnya perubahan loyalitas kerja. Hal ini dibutuhkan perusahaan untuk mencari tenaga kerja yang tetap loyal kepada perusahaan di masa pandemi Covid-19. Karena variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel laten dan ingin melihat hubungan antar variabel laten, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Partial Least Square (PLS). Data merupakan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan pekerja aktif yang bekerja di perusahaan-perusahaan di ibukota DKI Jakarta dengan menggunakan metode snowball sampling dan diperoleh sampel sebanyak 228 responden. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan positif antara tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 dengan loyalitas baik sebelum maupun setelah pandemi Covid-19. Selain itu, kesimpulannya adalah terdapat hubungan negatif antara tingkat kecemasan terhadap pandemi Covid-19 dengan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0. Demikian juga tingkat kecemasan menghadapi era industri 4.0 memiliki hubungan negatif dengan perubahan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 pekerja DKI Jakarta. Namun, tingkat kecemasan menghadapi era industri 4.0 memiliki hubungan positif dengan perubahan loyalitas pekerja DKI Jakarta.

This study aims to determine how the level of readiness to face the industrial era 4.0 relates to work loyalty before and during the Covid-19 pandemic. In addition, this study will also analyze the relationship between anxiety levels in the face of the Covid-19 pandemic with the magnitude of changes in the level of readiness to face the industrial era 4.0 and the magnitude of changes in work loyalty. This is needed by companies to seek workers who remain loyal to the company during the Covid-19 pandemic. Because the variables used in this study are latent variables and you want to see the relationship between latent variables, the method used in this study is the Partial Least Square (PLS) method. The data are primary data collected through distributing questionnaires to respondents who are active workers who work in companies in the capital DKI Jakarta using the snowball sampling method and obtained a sample of 228 respondents. The results obtained are that there is a positive relationship between the level of readiness to face the industrial era 4.0 and loyalty both before and after the Covid-19 pandemic. In addition, the conclusion is that there is a negative relationship between the level of anxiety about the Covid-19 pandemic and the level of readiness to face the industrial era 4.0. Likewise, the level of anxiety facing the industrial era 4.0 has a negative relationship with changes in the level of readiness to face the industrial era 4.0 of DKI Jakarta workers. However, the level of anxiety facing the industrial era 4.0 has a positive relationship with changes in the loyalty of DKI Jakarta workers."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boya Nugraha
"COVID-19 has become a pandemic in Indonesia since the first cases have been positively diagnosed on 2 March 2020 in Depok. The cases have been increased gradually since the end of August 2020 that has reached 1000 cases per day. The health system in Indonesia needs to be improved in terms of capacity, including rehabilitation medicine that should be involved in all health phases (from acute to long-term) in managing patients with COVID-19. Rehabilitation is also still needed for other non-COVID-19 patients. The importance of involvement and implementation of rehabilitation services during the COVID-19 pandemic will need special strategies that should be done by rehabilitation professionals, hospitals, and government. These are necessary to accelerate the improvement of patients’ health, discharge, and avoid re-admission, as well as optimize returnto-work for patients who are recovered from COVID-19."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2020
610 UI-IJIM 52:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sinta Hartojo
"Penelitian mengenai strategi persaingan pemasaran melalui iklan cetak dalam kategori produk rokok jenis rendah tar dan rendah nikotin ini dilakukan berdasarkan ketertarikan terhadap adanya fenomena persaingan iklan-iklan di berbagai media, termasuk di media cetak. Diasumsikan bahwa persaingan ini merupakan salah satu terobosan panting dan menjadi bagian dari strategi pemasaran produk-produk tertentu.
Tujuan penelitian kualitatif ini berusaha untuk mengetahui dan memaparkan bagaimana pesan-pesan iklan dikonstruksikan lewat susunan-susunan gambar dalam suatu konteks persaingan pemasaran. Untuk itu pendekatan teori pemasaran dan semiotika dalam aktivitas persuasi lewat elemen-elemen gambar menjadi relevan dalam konteks persaingan tersebut di atas.
Dengan paradigma konstruktivis, peneliti secara metodologis bersikap sebagai passionate participant, yaitu fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan paradigma ini adalah melakukan rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan pelaku sosial yang diteliti (Cuba & Lincoln, 1994).
Data penelitian berasal dari data sekunder berupa teks dan gambar iklan cetak produk tiga merek rokok, yaitu : A Mild, LA Lights, dan Star Mild. Ketiganya diambil dari media cetak (majalah, tabloid dan surat kabar yang terbit dari tahun 1995-2000). Studi kepustakaan dan pengumpulan kliping artikel mengenai ketiga merek rokok tersebut mendukung pengumpulan data sekunder.
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa: elemen-elemen gambar dalam iklan cetak dapat menjadi sarana melakukan persaingan, baik persaingan iklan dan hingga tingkat tertentu juga bisa menjadi representasi persaingan pemasaran antara merek-merek yang beriklan. Ketiga merek rokok kategori rendah tar dan rendah nikotin ini sama-sama menggunakan strategi serupa dalam beriklan, yaitu strategi penciptaan keunikan karakteristik `kepribadian' dari merek.
Dengan strategi itu, masing-masing merek rokok menciptakan karakternya sendiri yang membuat mereka terdiferensiasi secara perseptual satu sama lain. Pembentukan karakterisasi yang tegas ini secara implisit juga mengindikasikan adanya motif persaingan pemasaran dari para produsen rokok yang proses eksekusinya difasilitasi oleh pihak biro iklan, entah internal ataupun eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Salihul Hadi
"Dilematik bagi industri rokok di Indonesia, khususnya rokok kretek, sering menghadapi situasi yang tidak menggembirakan. Tantangan yang dihadapi sangat komplek, baik dari Internasional maupun dari dalam negeri sendiri. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), lewat program-programnya, antara lain kampanye anti tembakau seperti dengan gencar menyebarluaskan opini anti rokok ke seluruh dunia dengan isu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan manusia.
Demikian juga pemerintah lewat kebijakannya menerbitkan PP 81/1999 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000 diatur batas maksimum kandungan tar dan nicotine per batang rokok sebesar 20 mg dan 1,5 mg. Tidak hanya itu pemerintah juga mengatur promosi rokok diantaranya adalah : kewajiban pencantuman peringatan bahaya merokok di setiap pak rokok dan di setiap iklan rokok, aturan jam tayang iklan rokok di media elektronik yaitu dimulai dari jam 21.30 sd. 05.00 Disini tentang pembatasan waktu tayang iklan memang menjadi tantangan yang berat bagi industri rokok.
Dilain pihak kontribusi sektor industri ini bagi perekonomian nasional cukup besar. Data Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) menunjukkan bahwa tenaga kerja, langsung dan tidak langsung yang diserap industri ini kurang lebih berjumlah 18 juta sd. 21 juta orang atau 10 persen jumlah penduduk Indonesia. Industri ini juga menjadi penyumbang terbesar ke-2 ke pendapatan negara dalam bentuk cukai dan sebagai gambaran pada tahun anggaran 1999-2000 lalu, industri rokok menyumbang cukai sebesar Rp. 10,1 triliun, PPN sebesar Rp. 2 triliun dan pajak lainnya sebesar Rp. 1 triliun. Untuk anggaran 2000-2001 industri rokok rnembayar Rp. 17,6 triliun dan tahun 2002-2002 pembayaran kepada pemerintah sebesar Rp. 22,3 triliun selanjutnya pemerintah akan menaikkan lagi pembayaran cukai rokok menjadi Rp. 35 triliun, pada tahun 2003.
Melihat kegiatan Komunikasi Korporasi (Corporate Communications) yang diawali dengan tekanan, pengawasan dan peringatan Badan POM tentang iklan-iklan di media cetak majalah/ tabloid/koran. Nampaknya secara menyeluruh media komunikasi industri rokok baik produk/brand maupun korporat akan semakin sempit dan sulit, terlebih dengan pemberlakuan keputusan-keputusan FCTC/WHO mendatang (Maret 2003), oleh karena perihal tersebut diatas kami perlu mengetahui bagaimana strategi program komunikasi korporasi (corporate communications) PT. Djarum dalam melakukan kegiatan Komunikasi antara PT. Djarum dengan Stakehoidersnya Pasca PP81/1999 dan Revisinya PP38/2000?."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Ainayya Salsabila
"Adanya pandemi Covid-19 mengganggu kualitas relasi teman sebaya dengan berkurangnya kesempatan untuk berinteraksi secara langsung. Salah satu faktor yang membantu remaja mengembangkan hubungan pertemanan yang sehat adalah empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dengan relasi teman sebaya pada remaja di masa pandemi Covid-19. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-18 tahun yang berdomisili di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini yaitu 651 siswa dari berbagai Sekolah Menengah Atas di kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Alat ukur yang digunakan adalah The Basic Empathy Scale in Adults (BES-A) untuk mengukur empati dan Adolescence-Reported Scale untuk mengukur relasi teman sebaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara empati dengan relasi teman sebaya pada remaja di masa pandemi Covid-19 (r = .376, p<0,01). Disamping itu, ditemukan pula bahwa remaja perempuan memiliki tingkat empati yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan remaja laki-laki.

The Covid-19 pandemic has disrupted the quality of peer relationship by reducing the opportunity to interact directly. One of the factors that help teens develop healthy friendships is empathy. This study aims to see the relationship between empathy and peer relationship in adolescence during pandemic Covid-19. The population in this study are adolescence aged 15-18 years who live in Indonesia. This research is a non-experimental research. Participants in this study were 651 students from various high schools in big cities, namely Jakarta, Bandung, Surabaya, and Makassar. The measuring instruments used are The Basic Empathy Scale in Adults (BES-A) to measure empathy and the Adolescence-Reported Scale to measure peer relationship. The results of this study indicate that there is a significant positive correlation between empathy and peer relationship in adolescenc during pandemic Covid-19 (r = .376, p<0.01). In addition, it was also found that female adolescennce had a significantly higher level of empathy than male."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hanief Amarullah
"COVID-19 adalah varian pneumonia baru yang memiliki kemampuan penyebaran yang sangat cepat. Dampak yang dihasilkan akibat penyebaran virus ini dihadapi di seluruh bagian di dunia. Salah satunya adalah perubahan perilaku dimana kegiatan tatap muka diadakan secara daring, yang berimbas pada peningkatan penggunaan internet dan ruang siber yang disertai dengan peningkatan ancaman kejahatan siber. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ancaman kejahatan siber yang terjadi selama masa pandemic COVID-19, serta peran pemerintah dalam mengidentifikasi dan memitigasinya. Data mengenai kejahatan siber dan peristiwa penting yang digunakan merupakan data pada bulan Februari hingga April 2020 dan didapatkan dari berbagai sumber terbuka. Analisa linimasa digunakan terhadap data kejahatan siber dan peristiwa penting sebelum dilakukan analisa terhadap tingkat ancamannya. Kejahatan siber yang terjadi selama masa pandemic dapat dikategorikan ke dalam 4 (empat) agen ancaman yaitu malware, penipuan online, Zoombombing, dan Distributed Denial-of-Service (DDoS). Malware menjadi mayoritas agen ancaman dengan tingkat ancaman ‘kritis’, sementara penipuan online dan DDoS termasuk dalam kategori tingkat ancaman ‘tinggi’ dan zoombombing termasuk dalam kategori tingkat ancaman ‘dapat diabaikan’. Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam melakukan deteksi dan mitigasi ancaman kejahatan siber adalah Badan Siber dan Sandi Negara, Badan Intelijen Negara, serta Kepolisian Repiblik Indonesia.

COVID-19, a new variant of pneumonia had the ability to spread rapidly. The resulting impact of the rapid spread of the virus can be seen in all parts of the world. One of them is the change of behavior where face-to-face activities are now held online, which has an impact on the increase of internet usage, also the increase of cybercrime threats. This research aims to determine the level of threat of cybercrime that occurred during the COVID-19 pandemic, as well as the role of the Indonesian government in identifying and mitigating it. Data on cybercrime and key events used is data from February through April of 2020, obtained from various open sources. Timeline analysis is used on cybercrime and key events data to help make identifying cybercrime easier before a threat analysis is performed. Cybercrimes that occur during time of research can be categorized into 4 (four) threat agents; malware, online fraud, Zoombombing, and Distributed Denial-of-Service (DDoS). Malware becomes the majority of threat agent, and after the threat analysis is performed, belongs to ‘critical’ level, while online fraud and DDoS fall into the ‘high’ level and zoombombing falls into ‘negligible’ level. Government agencies responsible for detecting and mitigating cyber crime threats are the National Cyber and Crypto Agency, State Intelligence Agency, and Indonesian National Police."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celly Devita Febrianti
"Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Lampung terus bertambah. Rumah Sakit Umum (RSU) Handayani merupakan salah satu rumah sakit swasta rujukan COVID-19 di Lampung. Terdapat penurunan kunjungan pasien rawat jalan di RSU Handayani selama Pandemi Covid-19.Penelitian ini membahas tentang stigma pasien pada tenaga kesehatan serta faktor lainnya terhadap perilaku kunjungan rawat jalan pada masa pandemi di RSU Handayani Lampung Utara. Metode penelitian ini adalah sequential explanatory yang merupakan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien rawat jalan, sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara stigma pasien pada petugas kesehatan, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kunjungan pasien rawat jalan. Penyebab stigma diantaranya karena pasien beranggapan mobilisasi petugas kesehatan yang tinggi di rumah sakit sehingga berisiko menularkan Covid-19. Pasien kelompok rentan sebagian besar memiliki stigma. Penelitian juga mendapatkan beberapa responden tidak patuh berkunjung untuk berobat pada masa pandemi Covid-19. Perlu dilakukan berbagai upaya oleh pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya pada masa Pandemi Covid-19.

Positive confirmed cases of COVID-19 in Lampung continue to increase. The Handayani General Hospital (RSU) is one of the private COVID-19 referral hospitals in Lampung. There was a decrease in outpatient visits at Handayani Hospital during the Covid-19 Pandemic. This study discusses the stigma of patients on health workers and other factors on the behavior of outpatient visits during the pandemic at Handayani Hospital, North Lampung. This research method is sequential explanatory which is a combination of quantitative and qualitative. Quantitative research was conducted by distributing questionnaires to outpatients, while qualitative research was conducted by in-depth interviews. The results showed that there was a significant relationship between patient stigma on health workers, knowledge and attitudes towards outpatient visiting behavior. The cause of the stigma, among others, is because patients think that the high mobilization of health workers in the hospital is at risk of spreading Covid-19. Most of the vulnerable patients have a stigma. The study also found that several respondents did not comply with visiting for treatment during the Covid-19 pandemic. It is necessary to make various efforts by related parties to improve health services for the community, especially during the Covid-19 Pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>