Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernadetha Ezra Reynara
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga pada keluarga dengan lansia selama pandemi Covid-19. Sebanyak 123 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat ukur Walsh Family Resilience Scale (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga, sementara alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV) digunakan untuk mengukur kohesivitas keluarga. Dari hasil analisis regresi linear sederhana, didapatkan hasil R2=0,65, p<0,01, yang artinya sebanyak 65% variasi skor resiliensi keluarga dapat dijelaskan oleh variasi skor kohesivitas keluarga. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa kohesivitas keluarga memiliki peran yang penting dalam proses terbentuknya resiliensi keluarga. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi para pengembang intervensi keluarga untuk lebih memperhatikan faktor kohesivitas antaranggota keluarga dalam meningkatkan resiliensi keluarga tersebut.

This study aims to see the contribution of family cohesion to family resilience with elderly during the Covid-19 pandemic. 123 people participated in this study. Walsh Family Resilience Scale (WFRQ) was used to measure family resilience, while Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV) was used to measure family cohesion. According to simple linear regression analysis, the results obtained R2=0,65, p <0.01, means that 65% of the variation in family resilience scores can be explained by variations in family cohesion. Thus, this study shows that family cohesion has an important role in the process of forming family resilience. Therefore, the results of this study can be basis for family interventions developer to pay more attention to the cohesion factor among family members in increasing the resilience of the family."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Diesa Maretha
"Pada masa pandemi COVID-19, berbagai perubahan dan tantangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dapat berdampak terhadap kesejahteraan keluarga, termasuk di dalamnya adalah kepuasan pernikahan (Prime, Wade, & Browne, 2020). Di Indonesia, terdapat peningkatan angka konsultasi mengenai permasalahan dalam hubungan keluarga yang diterima oleh Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (2020). Kontribusi kepuasan pernikahan terhadap resiliensi keluarga menjadi hal yang penting untuk diteliti karena keluarga merupakan gabungan dari subsistem dan fungsi yang saling memengaruhi satu sama lain (Korja et al., 2016). Penelitian ini melibatkan 120 ibu menikah yang memiliki anak pertama berusia toddler. Variabel resiliensi keluarga diukur dengan menggunakan Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan variabel kepuasan pernikahan diukur dengan ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale). Hasil analisis menggunakan regresi linear sederhana menunjukkan adanya kontribusi positif yang signifikan dari kepuasan pernikahan terhadap resiliensi keluarga. Selain itu, hasil analisis menggunakan Pearson Correlation juga menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan resiliensi keluarga dan kepuasan pernikahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu ibu dan keluarga memahami pentingnya peran kepuasan pernikahan pada ibu dengan anak usia toddler terhadap resiliensi keluarga

During the COVID-19 pandemic, there are several changes and challenges in different aspects of life that could impact the family’s wellbeing, including marital satisfaction (Prime, Wade, & Browne, 2020). In Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (2020) found an increase in the amount of consultation that was related to family problem. The contribution of marital satisfaction to family resilience becomes a very important topic as a family consists of subsystems and functions that are mutually influencing (Korja et al., 2016). This study involves 120 married mothers whose first children are of toddlers-age. Family resilience is measured using Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and marital satisfaction is measured using ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale). Simple linear regression analysis shows a positive and significant contribution of marital satisfaction on family resilience. In addition to that, Pearson Correlation analysis also shows a positive and significant correlation between family and family resilience as well as marital satisfaction. These findings hopefully could bring awareness to mothers and their families regarding the importance of mothers’ marital satisfaction on family resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Lisa Marsaulina
"Di masa pandemi ini, berbagai macam perubahan dan adaptasi dalam setiap aspek kehidupan memiliki dampak terhadap kesejahteran keluarga (Prime, Wade, & Browne, 2020). Dalam keadaan ini, resiliensi keluarga memiliki peran yang penting dalam membantu keluarga dalam melakukan adaptasi dan menghadapi situasi sulit (Walsh, 2016). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiliensi keluarga adalah mindful parenting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi mindful parenting terhadap resiliensi keluarga pada ibu dengan anak usia toddler selama masa pandemi COVID-19. Sebanyak 120 ibu yang memiliki anak pertama berusia toddler dan berdomisili di Indonesia menjadi pastisipan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner mindful parenting dan resiliensi keluarga secara daring. Mindful parenting diukur melalui Interpersonal Mindful Parenting Scale dari Duncan, et al. (2009) sedangkan resiliensi keluarga diukur menggunkaan Walsh Family Resilience Questionnaire dari Walsh (2016). Data dalam penelitian ini dianalisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi mindful parenting yang signifikan terhadap resiliensi keluarga. Sebanyak 19,3% variasi skor resiliensi keluarga dapat dijelaskan oleh skor mindful parenting.

During this COVID-19 pandemic, various changes and adaptations that occur in every aspect of life have an impact on family’s wellbeing (Prime, Wade, & Browne, 2020). In this situation, family resilience has an important role in helping families to adapt and overcome adverse situations (Walsh, 2016). One of the factors that can increase family resilience is mindful parenting. The aim of this research is to examine the contribution of mindful parenting toward family resilience among Toddler’s Mothers during COVID-19 Pandemic. Total of 120 mothers who have first child aged toddler and live in Indonesia were completed all questionnaires of mindful parenting and family resilience by online. Mindful parenting was measured by Interpersonal Mindful Parenting Scale (IM-P) (Duncan et al., 2009) while family resilience was measured by Walsh Family Resilience Questionnaire (Walsh, 2016). Data were analyzed with simple linear regression analysis. Results show that there is a significant contribution of mindful parenting on family resilience, where 19,3 % of family resilience’s variation score can be explained by mindful parenting’s variation score."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasha Ainaya Pramesti
"COVID-19 menghadirkan tantangan baru bagi keluarga, tidak terkecuali perempuan bekerja yang menjadi family caregiver lansia. Hal ini dapat menimbulkan stres pada caregiver tersebut. Perawatan lansia yang optimal dapat terwujud apabila semua anggota keluarga dapat bekerja sama. Meskipun demikian, kerjasama ini dapat membawa konflik yang mengganggu adaptasi dari anggota keluarga dan mengancam resiliensi keluarga. Penelitian menggunakan metode korelasional untuk melihat hubungan antara resiliensi keluarga dan stres. Alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga dan alat ukur Perceived Stress Scale (PSS-10) digunakan untuk mengukur stres. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian adalah non-probability dengan jenis convenience sampling. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara resiliensi keluarga dan stres pada perempuan bekerja yang menjadi family caregiver lansia. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin kuat resiliensi keluarga yang dimiliki oleh caregiver, maka akan semakin rendah stres yang dialaminya. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebesar 8 persen varians dari stres dapat dijelaskan oleh resiliensi keluarga. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dalam mengembangkan intervensi stres yang fokus pada pengembangan resiliensi keluarga bagi perempuan bekerja yang menjadi family caregiver.

COVID-19 presented new challenges for families, particularly working women doubling as Caregivers for the elderlies in the family. This could cause stress for said women. Optimal care for the elderly can be achieved if all family members work together. Even so, this cooperation could still cause conflict between family members that would jeopardize family resilience. This Research was performed using correlational methods to observe correlations between family resilience and stress. The Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and the Perceived Stress Scale (PSS-10) were used to measure family resilience and stress respectively. Non-Probability Convenience Sampling technique was also used in this research. Based on the correlation test performed using the Pearson Correlation statistics analysis technique, it was observed that there’s a significant negative correlation between family resilience and stress in families with working females doubling work as caregivers to the elderly in the family. This results shows that less stress is present when the family resilience is high with the vice versa applying as well. Therefore, it can be concluded that family resilience explains the 8% variance of observed stress levels. In short, this research can be used as a benchmark for practitioners to develop stress interventions which focuses on the development of family resilience for families with working women who are also caregivers of the elderly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Fahirah Fadilah
"Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tantangan bagi individu maupun keluarga. Dalam menghadapi tantangan ataupun situasi sulit saat ini, resiliensi keluarga menjadi penting karena dapat membantu keluarga untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi (Walsh, 2020). Parenting self-efficacy, sebagai faktor kognitif yang kerap memengaruhi pengasuhan dan kontrol orang tua terhadap anak, dapat memfasilitasi resiliensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontribusi parenting self-efficacy terhadap resiliensi keluarga selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini melibatkan 120 partisipan yang merupakan ibu dengan anak pertama usia toddler, berstatus menikah, dan tinggal di Indonesia. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa parenting self-efficacy memiliki kontribusi yang signifikan terhadap resiliensi keluarga. Dengan temuan ini, dapat diketahui bahwa intervensi terhadap parenting self-efficacy dapat menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan resiliensi keluarga.

The COVID-19 pandemic poses various challenges for both individuals and families. In facing challenges or difficulties, family resilience becomes important as they can help families to adapt and overcome those challenges (Walsh, 2020). Parenting self-efficacy, as a cognitive factor that affects parenting and parents’ control over children, can facilitate family resilience. This study aims to examine the contribution of parenting self-efficacy to family resilience during the COVID-19 pandemic. This study involves 120 toddler’s mothers who are married and live in Indonesia. The results of simple linear regression analysis shows that parenting self-efficacy has a significant contribution to family resilience. With this finding, it can be known that intervention on parenting self-efficacy can be one of the ways to increase family resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Andini Rosaria C.
"Kohesivitas keluarga merupakan salah satu sub-komponen dari resiliensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga pada mahasiswa dengan latar belakang keluarga miskin. Penelitian dilakukan pada 373 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2012. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) dan Balanced Cohesion dari Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV).
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat kontribusi yang signifikan dari kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga. Sebanyak 44,7% variasi skor resiliensi keluarga dapat dijelaskan oleh variasi skor kohesivitas keluarga. Selain itu, ditemukan korelasi yang signifikan antara resiliensi keluarga dengan keutuhan orangtua, kualitas interaksi dengan orangtua, serta antara kohesivitas keluarga dengan keutuhan orangtua, kualitas interaksi dengan orangtua, dan kualitas interaksi dengan saudara kandung.

Family cohesion is a sub-component of family resilience. This research aims to know family cohesion’s contribution on family resilience in college students who lives in poverty. Total participants is 373 college students who receive Bidikmisi 2012 scholarship. There are two scales that used in this research, Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) and Balanced Cohesion from Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV).
This research concludes that there is significant contribution of family cohesion on family resilience, where 44.7% of family resilience’s variation score can be explained by family cohesion’s variation score. Moreover, there is significant correlation between family resilience and marital condition, quality of interaction with parents, also between family cohesion and marital condition, quality of interaction with parents, quality interaction with siblings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Putri Adyan
"Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada perempuan dari keluarga pengasuh lansia. Sebanyak 146 family caregiver perempuan yang sedang merawat lansia, baik yang tinggal bersama lansia maupun tidak, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat ukur Zarit Burden Interview (ZBI) digunakan untuk mengukur beban pengasuhan, sedangkan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga. Berdasarkan uji korelasi menggunakan teknik analisis Pearson Correlation dengan metode bootstrap, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada family caregiver perempuan yang mengasuh lansia (r(146) = 0,36; p < 0,01). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kuat resiliensi keluarga yang dimiliki oleh family caregiver, semakin rendah beban pengasuhan yang dipersepsikan. Begitu pula sebaliknya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dalam mengembangkan intervensi beban pengasuhan yang fokus pada pengembangan resiliensi keluarga bagi family caregiver perempuan.

This correlational research aims to examine the relationship between caregiver burden and family resilience on female family caregivers of elderly during the COVID-19 pandemic. A total of 146 female family caregivers participated in this research. Zarit Burden Interview (ZBI) is used to measure caregiver burden and Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) is used to measure family resilience. According to the correlation test using the Pearson Correlation technique with bootstrap method, it is found that there’s a significant, negative relationship between caregiver burden and family resilience amongst female family caregivers of elderly (r(146) = 0,36; p < 0,01). This result indicates that the higher family resilience, the lower caregiver burden will be perceived, and vice versa. Therefore, this research can be used as a reference for practitioners in developing caregiving interventions that focus on developing family resilience for female family caregivers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haekal Iguh Pratama
"Resiliensi keluarga (family resilience) merupakan komponen penting yang dibutuhkan keluarga dalam menghadapi situasi krisis, seperti pandemi COVID-19 yang sedang terjadi saat ini. Salah satu cara untuk memiliki resiliensi keluarga yang baik adalah dengan memiliki dukungan sosial (social support) yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dari dukungan sosial terhadap resiliensi keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap 168 partisipan yang merupakan warga DKI Jakarta yang tinggal bersama dengan keluarga inti selama pandemi COVID-19. Pengukuran resiliensi keluarga dan dukungan sosial dilakukan berdasarkan persepsi partisipan terhadap ketahanan ia dan keluarganya dalam menghadapi pandemi, serta persepsi akan segala dukungan yang hadir kepadanya selama pandemi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berkontribusi positif terhadap resiliensi keluarga. Penelitian ini juga menemukan bahwa dukungan sosial yang paling banyak didapatkan selama pandemi COVID-19 adalah dukungan yang berasal dari significant others atau orang spesial. Partisipan dalam penelitian ini juga cenderung memiliki dukungan sosial dan resiliensi yang cukup baik selama pandemi COVID-19. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan saran bagi keluarga untuk mempererat hubungan sosial yang dimiliki agar mendapatkan dukungan sosial yang mencukupi guna menumbuhkan resiliensi keluarga.

Family resilience is an important component needed by family in facing a crisis situation, such as the COVID-19 pandemic that is happening today. One of the ways to have good family resilience is to have adequate social support. This study aims to determine the contribution of social support for family resilience. This research was conducted on 168 participants who were citizens of DKI Jakarta who lived together with their main families during the COVID-19 pandemic. Measurement of family resilience and social support is carried out based on the participant's perception of the resilience of them and their family in facing the pandemic, and the perception of all the supports that is present to them during the pandemic. The results of this study indicate that social support contributes positively to family resilience. The study also found that the most social support obtained during the COVID-19 pandemic was support from significant others. Participants in this study also tended to have social support and quite good resilience during the COVID-19 pandemic. The results of this study can be used as suggestions for families to strengthen social relations that are owned in order to get sufficient social support to foster family resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Bertha Danica Sally Novalina
"Tulisan ini mengkaji bagaimana kekerasan terhadap anak dalam keluarga saat pandemi COVID-19 terjadi melalui sudut pandang relasi antar pelaku dan korban. Studi ini menggunakan teori teknik netralisasi dan kerangka social-ecological model untuk menganalisis perbedaan kekerasan terhadap anak dalam lingkup keluarga sebelum dan saat pandemi berlangsung. Studi ini juga menganalisis proses netralisasi yang dilakukan oleh orangtua sebagai pelaku terhadap anak sebagai korbannya. Metode penulisan yang digunakan adalah explanatory research dengan melakukan pooled cross-sectional untuk mendeteksi pola yang ada. Analisis dalam tulisan ini menggunakan teori teknik netralisasi dan social-ecological model. Dari hasil analisis ditemukan bahwa pelaku lebih banyak melakukan denial of responsibility, denial of victim, dan denial of injury dengan melihat tingkatan social-ecological model yang mencakup individu, relasi, masyarakat, dan institusi untuk memberikan latar konteks fenomena kekerasan terhadap anak dalam lingkup keluarga di Indonesia.

This writing examines how violence against children in the family during the COVID-19 pandemic happened from the point of view of the relationship between perpetrators and victims. This study uses the theory of neutralization techniques and a social-ecological model framework to analyze differences in violence against children within the family before and during the pandemic. This study also analyzes the neutralization process carried out by parents as perpetrators against children as victims. The writing method is used explanatory research by conducting a pooled cross-sectional study to detect existing patterns. The analysis in this paper uses the theory of neutralization techniques and social-ecological models. From the results of the analysis, it was found that the perpetrators mostly carried out denial of responsibility, denial of victim, and denial of injury by looking at the level of the social-ecological model that included individuals, relationships, communities, and institutions to provide a context for the phenomenon of violence against children in the family environment in Indonesia. Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Prayoga Prata
"Fenomena Pandemi COVID-19 yang terjadi seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perubahan sistem pendidikan, dan kekhawatiran akan terinfeksi COVID-19 baik diri sendiri maupun keluarga sejatinya berdampak negatif terhadap stabiliitas keluarga. Berdasarkan hal tersebut tiap-tiap anggota keluarga harus berkontribusi dalam menekan atau mengedalikan stressor yang muncul untuk bersama-sama membangun ketahanan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran regulasi emosi individu dalam memprediksi resiliensi keluarga pada situasi krisis Pandemi COVID-19 di DKI Jakarta. Resiliensi keluarga adalah kemampuan yang dimiliki keluarga untuk dapat beradaptasi dan bangkit dari situasi krisis. Sementara itu, individu yang dapat mengendalikan emosi pada situasi emosi negatif dianggap memiliki regulasi emosi yang baik. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, yaitu convenience sampling dengan mempertimbangkan rentang usia produktif (17-65). Partisipan itu jumlah 168 partisipan berdomisili DKI Jakarta (M= 23,92 dan SD = 7,95). Penelitian ini menggunakan alat ukur Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS) untuk variabel regulasi emosi dan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire untuk variabel resiliensi keluarga. Hipotesis penelitian ini diuji menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi secara signifikan berperan sebagai prediktor resiliensi keluarga pada anggota keluarga dalam Situasi Pandemi COVID-19 di DKI Jakarta.

The phenomenon of the COVID-19 pandemic that occurs such as termination of employment (PHK), changes in the education system, and concerns about being infected with COVID-19 both for yourself and for your family have a negative impact on family stability. Based on this, each family member must contribute in suppressing or controlling stressors that arise to jointly build family resilience. This study aims to examine the role of individual emotion regulation in predicting family resilience in the COVID-19 pandemic crisis situation in DKI Jakarta. Family resilience is the ability of the family to be able to adapt and rise from crisis situations. Meanwhile, individuals who can control their emotions in negative emotional situations are considered to have good emotional regulation. The sampling technique used is non-probability sampling, namely convenience sampling by considering the productive age range (17-65). The participants were 168 participants domiciled in DKI Jakarta (M= 23,92 dan SD = 7,95). This study used the Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS) for emotion regulation variables and the Walsh Family Resilience Questionnaire for family resilience variables. The hypothesis of this study is tested by simple regression analysis technique. This study shows that emotion regulation plays a significant role as a predictor of family resilience in family members in the COVID-19 Pandemic Situation in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>