Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachma Wahyu Ningrum
"Jak Lingko merupakan transformasi dari OK-Otrip, dimana sistem ini terintegrasi dari aspek rute, manajemen, dan pembayaran antara bus kecil, bus medium, bus besar, dan dengan tambahan transportasi berbasis rel seperti MRT dan LRT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi keefektivitasan pengoperasian program Jak Lingko terhadap Mikrotrans terintegrasi Transjakarta pada rute Lebak Bulus. Analisa integrasi Jak Lingko di Lebak Bulus, frekuensi layanan, headway, dan load factor dilakukan dengan survei lapangan. Analisa jarak perjalanan, waktu perjalanan, kecepatan perjalanan, dan jumlah armada dilakukan dengan data sekunder dari PT Transjakarta. Penelitian ini dilakukan saat terjadi pandemi COVID-19, dengan dilakukannya PSBB. Metode analisis yang digunakan adalah menganalisis secara kualitatif dengan bantuan data kuantitatif untuk integrasi, dan menganalisis secara deskriptif kuantitatif dan komparatif untuk parameter efektivitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi di Lebak Bulus sudah baik namun kinerja dari Jak Lingko Mikrotrans belum efektif pada JAK-45. Pemberhentian Mikrotrans dan Halte Transjakarta terkoneksi langsung dengan jarak berjalan kaki ±50 m. Rute dan jadwal dapat dilihat di Moovit dan Trafi. Sistem pembayaran menggunakan kartu Jak Lingko yang dapat digunakan pada Mikrotrans dan Transjakarta, dengan tarif maksimal Rp5.000 selama 3 jam pemakaian. Frekuensi layanan rata-rata diperoleh sebesar 13 kendaraan/jam. Jarak perjalanan rata-rata diperoleh sebesar 176 km. Waktu perjalanan rata-rata diperoleh sebesar 1.96. Headway rata-rata diperoleh sebesar 4.71 menit. Kecepatan perjalanan rata-rata diperoleh sebesar 12.55 km/jam. Jumlah armada per waktu sirkulasi rata-rata tersedia sebanyak 17 kendaraan. Load Factor rata-rata diperoleh sebesar 40.15%.

Jak Lingko is a transformation of OK-Otrip, where this system is integrated from the aspect of routes, management, and payments between small buses, medium buses, large buses, and with additional rail-based transportation such as MRT and LRT. The purpose of this study is to analyze and evaluate the effectiveness of the operation of the Jak Lingko program on the Transjakarta integrated Mikrotrans on the Lebak Bulus route. Analysis of Jak Lingko's integration in Lebak Bulus, frequency, headway, and load factor are carried out by field survey. Analysis of travel distance, travel time, travel speed, and number of vehicles are carried out with secondary data from PT Transjakarta. This research was carried out during the COVID-19 pandemic, with the PSBB being carried out. The analytical method used is to analyze qualitatively with the help of quantitative data for integration, and to analyze quantitatively and comparatively descriptively for effectiveness parameters. The results of this study indicate that integration in Lebak Bulus is good but the performance of Jak Lingko Mikrotrans has not been effective on JAK-45. Mikrotrans and Transjakarta stops are directly connected with a walking distance of ±50 m. Routes and schedules can be seen in Trafi and Moovit websites or apps. The payment system uses the Jak Lingko card which can be used on Mikrotrans and Transjakarta, with a maximum tariff of IDR 5,000 for 3 hours of use. The average service frequency is 13 vehicles/hour, which meets World Bank standards with a value of 6 vehicles/hour. The average travel distance obtained is 176 km. The average travel time is 1.96 hours. The average headway obtained is 4.71 minutes. The average travel speed obtained is 12,55 km/hour. The number of vehicles per circulation time is an average of 17 vehicles. The average load factor is 40.15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Indrawati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak integrasibus sedang reguler ke sistem Transjakartapada aspek operasional dan finansial. Objek yang diteliti adalah Metromini S.640 dengan rute Pasar Minggu- Tanah Abang. Data pada penelitian ini didapatkan berdasarkan survei naik turun penumpang dan survei wawancara terhadap operator yang dijadikan sasaran untuk diintegrasikan.
Metode analisis yang digunakan adalah perbandingan analisis deskriptif pada komponen operasional, biaya operasional dan pendapatan dari layanan eksisting dan layanan rencana. Komponen operasional yang ditinjau berupa waktu senjang (headway), waktu tempuh, kecepatan rencana, jumlah ritase, dan jumlah armada.
Hasil penelitian menunjukan terjadi perubahan karakteristik operasional layanan setelah metromini diintegrasikan dengan Bus Transjakarta antara lain kecepatan perjalanan yang meningkat sebesar 59%, waktu tempuh yang berkurang sampai dengan 30 menit dibandingkan dengan layanan eksisting, jumlah ritase layanan rencana juga mengalami penambahan sebanyak 3 rit yang meningkatkan jumlah pendapatan. Biaya operasional yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan yaitu Rp 4227,69 /Bus-km untuk layanan rencana dan Rp 4113,72 /Bus-km untuk layanan eksisting. Dengan menggunakan tarif dan jumlah penumpang eksisting pendapatan untuk layanan rencana meningkat hingga 45,07% jika dibandingkan dengan layanan eksisting.

This research is conducted to find out the impact of the integration of the medium regular Bus with Transjakarta system on the operational and financial aspects. The object of this research is the Metromini S.640 which is starts from Pasar Minggu's terminal to Tanah Abang?s terminal. The data on this research areobtained based on boarding and alightingand interview survey.
Descriptive analysis method is used to compare the operational components, operational cost and revenue between existing services and planning services.The operational component analysed consists of headway, travel time,speed design, number of trip, and number of vehicle.
Results of this research show that there is a changes in services after the Metromini integrated with Transjakarta Bus. Travel speed is increased by 59%, travel time reduced up to 30 minutes, the number of trip are increased about 3 ritase. Operational costs are obtained based on the calculations is Rp 4227,69/Bus-km for the planning services and Rp 4113,72 /Bus-km for the existing services. Revenue for the planning services are increased up to 45,07% than the existing services by using the existing fares and number of passengers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.A. Rachman
"Sebagai kota metropolitan, DKI Jakarta tentu dituntut untuk menyediakan penyelenggaraan jasa transportasi publik yang andal sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Program Jak Lingko hadir sebagai langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghadirkan sistem transportasi terintegrasi baik rute, manajemen, maupun pembayaran yang meliputi bus besar, medium dan kecil (mikrotrans), juga transportasi berbasis rel seperti MRT dan LRT. Kehadiran program ini memberikan warna baru dalam transportasi umum DKI Jakarta khususnya angkutan kota (angkot) atau mikrotrans karena adanya penyesuaian tata kelola, operasional dan layanan. Hal ini yang mendorong dilakukannya penelitian ini yang bertujuan untuk melihat realitas implementasi Program Jak Lingko pada Angkutan Kota (Mikrotrans) dan dampaknya terhadap kesejahteraan sopir dengan studi kasus pada rute Lebak Bulus - Andara yang merujuk pada teori implementasi dari Charles O. Jones yang memiliki dimensi pengorganisasian, interpretasi dan penerapan atau aplikasi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi langsung dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Program Jak Lingko pada mikrotrans berjalan cukup baik dan mampu memberikan dampak positif pada kesejahteraan sopir khususnya mikrotrans Lebak Bulus - Andara meskipun terdapat beberapa catatan.

As a metropolitan city, DKI Jakarta is certainly required to provide reliable public transportation services so that it can meet the needs of the community. The Jak Lingko program is present as a step by the DKI Jakarta Provincial Government in providing an integrated transportation system for routes, management and payments which includes large, medium and small buses (mikrotrans), as well as rail-based transportation such as MRT and LRT. The presence of this program gives a new color to DKI Jakarta's public transportation, especially city transportation (angkot) or microtrans due to adjustments to management, operations and services. This is what prompted this research, which aims to look at the reality of the implementation of the Jak Lingko Program and its impact on the welfare of mikrotrans drivers on the Lebak Bulus - Andara route by referring to Charles O. Jones' implementation theory which has the dimensions of organization, interpretation and implementation or application. The research approach used is post-positivist with qualitative data collection techniques through in-depth interviews, direct observation and literature study. The results of the research show that the implementation of the Jak Lingko Program in mikrotrans is going quite well and is able to have a positive impact on the welfare of drivers, especially the Lebak Bulus - Andara microtrans, although there are several notes."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwhita Nuansa Budi
"ABSTRAK
Koperasi Angkutan Jakarta (KOPAJA) P20 telah diintegrasi dengan BRT Transjakarta, disebut KOPAJA P20 Terintegrasi. Namun integrasi ini tidak menarik banyak peminat dari penumpang KOPAJA P20 Reguler, dikarenakan sistem pembayaran yang sulit dan waktu tempuh yang tidak memenuhi SPM BRT. KOPAJA merencanakan perbaikan pelayanan dengan penggunaan tiket elektronik dan percepatan waktu tempuh serta akan menambah biaya transportasi. Penelitian ini bertujuan memperkirakan potensi permintaan KOPAJA P20 Terintegrasi. Analisis dilakukan menggunakan model logit berbasiskan persamaan fungsi utilitas yang dikembangkan dengan metode wawancara stated preference ke dalam beberapa skenario selanjutnya dievaluasi dan dipilih fungsi yang terbaik. Hasil analisis menyatakan bila selisih waktu 10 menit dan selisih biaya Rp500, Rp1000 dan Rp1500 potensi permintaan penumpang yang bersedia pindah dari KOPAJA P20 Reguler ke KOPAJA P20 Terintegrasi ialah sebesar 78% (1.769 pnp), 55% (1.247 pnp) dan 29% (658 pnp). Selisih waktu 20 menit dengan selisih biaya yang sama, potensi permintaan penumpang ialah sebesar 90% (2.041 pnp), 74% (1.678 pnp) dan 49% (1.111 pnp). Selisih waktu 30 menit dengan selisih biaya yang sama, potensi permintaan penumpang ialah sebesar 95% (2.155 pnp), 87% (1.973 pnp) dan 70% (1.588 pnp). Mengacu pada hasil analisis peningkatan jumlah potensi permintaan KOPAJA P20 Terintegrasi tergantung dari pelayanan yang diberikan yang meliputi selisih biaya dan selisih waktu.

ABSTRACT
KOPAJA P20 is a medium bus service which is integrated with Transjakarta system. Yet since its integration, could not attract KOPAJA P20 Regular?s passengers significantly. This mainly due to in efficient payment system and prolong travel time. In order to increase its passenger, the management plan to improve its service by using e-ticketing system and impove travel time. On the contrary, they also plan to increase tariff. This research is aimed to estimate the potential demand of KOPAJA integrated. The demand is predicted by using binomial logit method based on the proposed utility function, this function is based on the data obtained from the stated preference survey. In order to establish a utility function, stated preference survey is conducted and several scenario is proposed, having evaluated several utility function so the best function is selected. The results of analysis show that within 10 minutes travel time saving and tariff increasement Rp500, Rp1000 and Rp1500 potential demand of passengers who are willing to move from KOPAJA Regular to KOPAJA integrated is 78% (1.769passengers), 55% (1.247passengers) and 29% (658 passengers). If 20 minutes travel time saving with the same tariff increasement, potential demand is 90% (2.041passenger), 74% (1.678passengers) and 49% (1.111passengers). If 30 minutes travel time saving with the same tariff increasement, potential demand is 95% (2.155passengers), 87% (1.973 passengers) and 70% (1.588passengers). Based on these results, it can be declared that demand KOPAJA P20 Integrated?s potential demand is depending on the service provided, travel time saving and tariff increasement.
"
2015
S60188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohani Soesmina Gandjarningsih
"Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan semakin berkembangnya tehnologi dan perekonomian khususnya· di Indonesia, kebutuhan akan angkutan udara juga semakin meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kesiapan Merpati dalam integrasinya dengan Garuda dalam usahanya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengangkutan udara Indonesia. Metode penelitian adalah berdasarkan data primer dari pejabat Merpati, data sekunder yang dikeluarkan Merpati dan Direktorat Pehubungan Udara, serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan ad~nya dampak positif bagi Merpati sehubungan integrasi dengan Garuda. Kemampuan operasi Merpati semakin meningkat terutama dalam melayani jalur padat penumpang dan mengoperasikan pesawat bermesin jet. Namun berdasarkan peraturan pemerintah pada tahun 1980 yang mengijinkan perusahaan penerbangan swasta untuk mengoperasikan pesawat jet, maka Merpati menghadapi persaingan yang semakin hari terus meningkat. Untuk itu Merpati perlu terus meningkatkan pelayanannya dan mencari terobosan baru dalam memasarkan jasanya. Namun yang tepenting Merpati perlu meningkatkan citra dirinya dimata masyarakat, karena selama ini penerbangan Merpati relatif sering terlambat dan batal. Saran dari Hasil penelitian tersebut diharapkan Merpati terus meningkatkan kemampuan sumber, daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan. Pihak manajemen Merpati terus mengembangkan program-program pemasaran dan operasi baru untuk dapat meningkatkan permintaan akan jasa udaranya. Menekan tingkat keterlambatan dan penerbangan dengan mengadakan perampingan armada. sasaran pasar yang akan dilayani. Dengan angkutan pembatalan Menentukan memperbaiki kekurangan yang ada, dimasa yang akan datang Merpati dapat menjadi perusahaan penerbangan pemerintah yang terpercaya dan dapat berkembang tanpa perlindungan dan bantuan dari pemerintah lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
WPP 22(1-5)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hidayati
"Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengurangi kemacetan di jalan tol dengan menerapkan sistem transaksi tol nontunai yang berlaku di seluruh jalan tol Indonesia sejak bulan Oktober 2017. Namun demikian, lalu lintas padat yang menimbulkan kemacetan di jalan tol wilayah perkotaan sering terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem transaksi tol dan sejauh mana kendaraan akan terdistribusi melalui preferensi penggunaan jalan untuk memilih memasuki jalan tol atau tidak. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan Stated Preference survei online dan offline. Responden adalah pengguna kendaraan golongan I – V yang melintasi Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo dengan arah perjalanan dari Jalan Tol Dalam Kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan transaksi tol nontunai nirsentuh dapat mengurangi minat pengguna jalan untuk masuk ke jalan tol jika diberlalukan denda, tetapi di sisi lain pengguna jalan masih berminat tinggi untuk masuk ke jalan tol karena terdapat layanan pemangkasan waktu transaksi tol. Pada skenario congestion pricing, terjadi peningkatan distribusi volume lalu lintas karena jumlah kendaraan menurun seiring berkurangnya minat pengguna jalan untuk masuk ke jalan tol yang disebabkan semakin tinggi besaran kenaikan tarif tol. Selain itu, hasil analisis pengaruh langsung menunjukkan bahwa penerapan kedua sistem tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap penurunan kemacetan. Namun, pengaruh tidak signifikan terdapat pada karakteristik sosial demografi ekonomi terhadap willingness to pay congestion pricing (WTP CP), pengaruh WTP CP terhadap keputusan berpindah transportasi darat, dan pengaruh penghematan waktu terhadap kemacetan.

The Indonesian government has attempted to reduce traffic congestion on toll roads by implementing a non-cash toll transaction system that has been valid on all Indonesian toll roads since October 2017. However, heavy traffic that causes traffic congestion on toll roads in urban areas often occurs. This study aimed to find out the factors that affect the development of the toll transaction system and the extent to which vehicles will be distributed through the preferences of road users to choose to enter the toll road or not. This research method used a quantitative descriptive approach with online and offline surveys through Stated Preference. Respondents were class I – V vehicle users who crossed Prof. Dr. Ir. Soedijatmo Toll Road with the direction of travel from the Jakarta Intra Urban Toll Road. The results of the study indicated that the implementation of contactless cashless toll transactions (Electronic Toll Collection (ETC)) can reduce the interest of road users to enter toll roads if fines are imposed, but on the other hand road users are still highly interested in entering toll road because there is a toll transaction time cut service. In the congestion pricing scenario, there was an increase in the distribution of traffic volume because the number of vehicles decreased along with the reduced interest of road users to enter the toll road due to the higher toll rate increase. In addition, the results of the direct effect analysis showed that the implementation of the two systems had a significant effect on reducing congestion. However, there is no significant effect on socio-economic demographic characteristics on willingness to pay congestion pricing (WTP CP), the effect of WTP CP on the decision to switch land transportation, and the effect of time saving on congestion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Kurnia Putri
"Sektor bangunan adalah salah satu konsumen energi terbesar bersama dengan pemukiman, transportasi dan industri. Teknologi Fotovoltaik Terintegrasi Bangunan (BIPV) dapat menjadi alternatif untuk mengurangi konsumsi energi di gedung dan untuk mengamankan cadangan energi. Studi ini menginvestigasi penerapan BIPV di atap dan fasad bangunan tinggi di Jakarta. Di sini, baik studi kelayakan teknis dan ekonomi diuraikan. Kami menggunakan program rumus ekonometrik untuk menghitung pembangkitan energi dan spesifikasi yang dibutuhkan. BIPV atap menghasilkan hasil energi yang lebih besar dibandingkan dengan BIPV fasad karena lebih banyak radiasi dapat ditangkap oleh BIPV atap pada sudut arah dan kemiringan yang optimal, arah utara dengan derajat kemiringan 15° menggunakan modul polikristalin efisiensi 16,49%. Sistem BIPV terpasang 14.782 kWp yang mengurangi 0,31% - 7,94% dari konsumsi energi gedung. Dari sisi ekonomi, total biaya proyek dan pendapatan aplikasi BIPV adalah, masing-masing, 42 ribu - 10,27 juta USD dan 38 ribu - 1,42 juta USD. Sistem BIPV menjadi lebih murah dibandingkan dengan energi fosil pada tahun ke-6 untuk aplikasi atap dan tahun ke-23 untuk aplikasi fasad. Studi ini dapat diperluas untuk mengembangkan BIPV di Indonesia.

Building sector is one of the biggest energy consumption along with residential, transportations and industrials. Building Integrated Photovoltaic (BIPV) can be an alternative to reduce energy consumption in the building and to secure the energy reserves. This study investigates the application of BIPV on the rooftop and facade of a high-rise building in Jakarta. Here, both technical and economic feasibility study are outlined. We employed the econometric spreadsheet program to calculate the energy generation and required specifications. BIPV rooftop produces greater energy output compared to BIPV facades because more radiation can be captured by BIPV rooftop at optimum angle of direction and slope, north direction with degree of slope 15° using polycrystalline module efficiency 16.49%. The system installed capacity is 14,782 kWp which reduces 0.31 % - 7.94 % of energy consumption. From the economic side, the total project cost and revenue of BIPV application is, respectively, 42 thousand - 10.27 million USD and 38 thousand - 1.42 million USD. The BIPV system becomes cheaper than the fossil energy in the 6th year for roof applications and the 23rd year for facade applications. This study can be broadened to develop BIPV in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Kartono
"Penerapan suatu integrasi sistem yang berisi informasi diseminasi suatu lembaga pemerintah ternyata membuka potensi ancaman yang mengganggu proses kerja sistem tersebut. Paparan risiko juga dapat mengakibatkan berhentinya sistem tersebut dalam melayani pengguna data sehingga menyebabkan kerugian baik pada lembaga yang membuat sistem tersebut maupun pengguna yang tidak bisa mengakses data yang ada dari sistem tersebut. Pengintegrasian sistem ini selain mempermudah pengguna dalam mengakses sebuah informasi juga mempercepat proses informasi tersebut diolah dan disajikan ke pengguna. Banyaknya sistem yang terintegrasi merupakan tantangan tersendiri dalam membuat saling keterhubungan dalam sistem dan juga pengamanan dari integrasi sistem tersebut. Penilaian Risiko Keamanan sangat diperlukan pada integrasi sistem ini. Pada sistem terintegrasi, metodologi untuk melakukan penilaian risiko keamanan terdiri dari 5 tahap, mulai dari dekomposisi sistem yang terdapat pada Sistem Diseminasi Terintegrasi(SDT), mengintegrasi satu komponen dengan komponen pada sistem lain, identifikasi klasifikasi ancaman menggunakan klasifikasi STRIDE, penilaian risiko dari setiap ancaman menggunakan DREAD, dan perencanaan tindakan mitigasi dari risiko tersebut tersebut. Pada penilaian risiko didapatkan risiko paling tinggi terpapar ancaman adalah komponen webserver. Pada mitigasi ancaman disarankan rutin melakukan pembaharuan perangkat lunak yang dipakai oleh tiap komponen.

The application of an integrated system that contains information for the dissemination of a government agency turns out to open potential threats that disrupt the work process of the system. Exposure to risk can also result in the cessation of the system in serving data users, causing losses to both the institutions that make the system and users who cannot access existing data from the system. In addition to make it easier for users to access information, the integration of this system also speeds up the process of processing and presenting this information to users. The number of integrated systems is a challenge to create interconnectedness in the system and to secure the integration of these systems. Security Risk Assessment is very necessary in the integration of this system. In an integrated system, the methodology for conducting a security risk assessment consists of 5 stages, starting from the decomposition of the system contained in the Integrated Dissemination System (IDS), integrating one component with components in other systems, identification of threat classification using the STRIDE classification, risk assessment of each threat using DREAD, and planning mitigation actions for each of these risks. In the risk assessment, it was found that the highest risk of exposure to threats was the webserver component. In threat mitigation, it is recommended to routinely update the software used by each component."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vajpayee, S. Kant
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1995
670.285 VAJ p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>