Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168888 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanna Exaudia Ekasyahputri
"Perkembangan penelitian saat ini melihat komitmen perkawinan sebagai konstruk multidimensional yang terdiri dari komitmen personal, komitmen moral, dan komitmen struktural sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga dan meningkatkan setiap dimensi komitmen perkawinan. Penerapan Relational Maintenance Behavior (RMB) adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan komitmen perkawinan. Penelitian ini diikuti oleh 225 partisipan yang didapatkan melalui metode convenience sampling. Karakteristik partisipan adalah sedang menjalani pernikahan pertama dan tinggal satu atap dengan pasangannya. Sejumlah 56% partisipan adalah perempuan dan 44% adalah laki-laki dengan mayoritas memiliki anak dan bekerja. Komitmen Perkawinan diukur menggunakan Marital Commitment Inventory (MCI) dan RMB diukur menggunakan Relational Maintenance Behavior Measure (RMBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa RMB berkontribusi sebesar 55% terhadap tingkat komitmen personal. Kemudian, RMB juga berkontribusi sebesar 8,1% terhadap tingkatan komitmen moral. Hasil berbeda ditunjukkan pada komitmen struktural yang menunjukkan RMB tidak dapat memprediksi tingkatan komitmen struktural. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dilihat bahwa RMB berkontribusi pada peningkatan komitmen personal dan komitmen moral serta tidak berkontribusi pada komitmen struktural. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan pasangan untuk menerapkan RMB dalam menjaga kestabilan rumah tangga.

Current research developments see marital commitment as a multidimensional construct consisting of personal commitment, moral commitment, and structural commitment, so appropriate strategies are needed to maintain and improve each dimension of marital commitment. The application of Relational Maintenance Behavior (RMB) is one strategy that can be applied to increase marital commitment. This study was followed by 225 participants obtained through convenience sampling method. the characteristics of participants are currently undergoing their first marriage and living under the same roof with their partners. A total of 56% of participants were women and 44% were men, with the majority having children and working. Marital Commitment was measured using the Marital Commitment Inventory (MCI) and RMB was measured using the Relational Maintenance Behavior Measure (RMBM). The results showed that RMB contributed 55% to the level of personal commitment. Then, RMB also contributed 8.1% to the level of moral commitment. Different results are shown in the structural commitment, which shows that RMB cannot predict the level of structural commitment. Based on the analysis, it can be seen that RMB contributes to increasing personal commitment and moral commitment and does not contribute to structural commitment. The results of this study can be considered by couples to apply RMB in maintaining household stability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Gina Andrea
"Di Indonesia, terdapat fenomena ta?aruf di kalangan Muslim sebagai salah satu dari berbagai hasil adaptasi sistem perjodohan yang sedang berkembang saat ini. Ta?aruf adalah proses perkenalan menuju pernikahan berdasarkan nilai agama Islam. Pernikahan melalui ta?aruf tidak didahului dengan proses berpacaran dan ada peran pihak ketiga yang terlibat mengatur proses menuju pernikahan untuk membatasi interaksi antara pria dan wanita. Berdasarkan studi literatur, religiositas telah ditemukan berasosiasi dengan tingginya komitmen pernikahan pada individu. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara kedua variabel tersebut dalam konteks pernikahan melalui ta?aruf. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara religiositas dan komitmen pernikahan pada 205 individu yang menikah melalui ta?aruf. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara religiositas dan komitmen personal (r = 0.245, p < 0.01, one-tailed), antara religiositas dan komitmen moral (0.181, p < 0.01, one-tailed), dan juga antara religiositas dan komitmen struktural (r = 0.204, p < 0.01, one-tailed).

In Indonesia, there is ta?aruf phenomenon in Muslims as one of adaptation of various kinds of arranged marriage system that is currently developing. Ta?aruf is acquaintanceship process based on the values of Islam. Marriage through ta?aruf is not initiated with dating process and there is the third party who in charge to set the process leading towards marriage to limit the interactions between man and woman. Based on the literature study, religiosity was found to be associated with increased marital commitment in individuals. However, there were no studies that examined the relationship between the two variables in the context of ta?aruf. This study aims to examine the relationship between religiosity and marital commitment in 205 individuals who are married through ta?aruf. The results show that there is a positive and significant relationship between religiosity and personal commitment (r = 0.245, p < 0.01, one-tailed), between religiosity and moral commitment (0.181, p < 0.01, one-tailed), and also between religiosity and structural commitment (r = 0.204, p < 0.01, one-tailed)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Awalia Absyarina
"ABSTRACT
Penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diperlukan pada awal kehidupan pernikahan. Beberapa contoh kebiasaan yang berbeda antara pasangan, masalah seksual, kehadiran anak-anak dan keterlibatan orang tua juga bisa menjadi konflik yang membutuhkan penyesuaian dengan pasangan. Ada perbedaan dalam proses memilih jodoh sebelum menikah, perbedaan dalam hal-hal yang dianggap penting dalam pernikahan, diduga dapat mempengaruhi penyesuaian perkawinan dengan individu yang menikah dengan cinta perkawinan dan individu yang menikah dengan ta'aruf (diatur menikah). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan penyesuaian perkawinan antara individu yang menikah dengan pernikahan cinta dan individu yang menikah dengan ta'aruf (perjodohan). Peserta adalah 155 orang yang menikah dengan ta'aruf dan 153 orang yang menikah dengan cinta pernikahan. Uji t sampel independen menunjukkan ada perbedaan yang signifikan penyesuaian pernikahan antara individu yang menikah dengan ta'aruf (M = 128,57, SE = 1,450) dan individu yang menikah dengan pernikahan cinta (M = 122,98, SE = 1,616) dengan t (289) = -2.576, p <0,05, d = 0,45. Tetapi hasilnya juga menunjukkan bahwa kedua kelompok menunjukkan skor rata-rata yang cukup tinggi.

ABSTRACT
Research shows that adjustments are needed early in married life. Some examples of different habits between partners, sexual problems, the presence of children and parental involvement can also be conflicts that require adjustment to a partner. There are differences in the process of choosing a mate before marriage, differences in things that are considered important in marriage, allegedly can affect marital adjustment with individuals who are married to marital love and individuals who are married to ta'aruf (arranged marriage). The purpose of this study is to compare marital adjustments between individuals who are married with a love marriage and individuals who are married to ta'aruf (matchmaking). Participants were 155 people who were married to ta'aruf and 153 people who were married with a love marriage. Independent sample t test shows that there is a significant difference in marriage adjustment between individuals who married ta'aruf (M = 128.57, SE = 1.450) and individuals who married a love marriage (M = 122.98, SE = 1.616) with t (289) = -2,576, p <0.05, d = 0.45. But the results also showed that both groups showed a high average score."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Bilqisthi
"Di Indonesia, terdapat fenomena ta?aruf (perjodohan muslim Indonesia). Hal yang membedakan ta?aruf dengan perjodohan lainnya adalah landasan proses ini berdasarkan keyakinan agama, bukan budaya ataupun alasan ekonomi. Studi mengenai pasangan pernikahan yang melalui perjodohan, termasuk ta?aruf masih sedikit jika dibandingkan pernikahan romantic love. Berdasarkan studi literatur, komitmen dan kepuasan pernikahan merupakan prediktor kesuksesan pernikahan. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara kedua variabel tersebut dalam konteks pernikahan ta?aruf. Maka peneliti melakukan penelitian yang melihat hubungan kepuasan pernikahan dan komitmen pernikahan pada 131 individu yang menikah melalui ta?aruf. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan pernikahan dengan komitmen personal (r = 0,423, p < 0.01, one-tailed.) dan juga antara kepuasan pernikahan dengan komitmen moral (r =0.330, ,p < 0.01, one-tailed). Namun, ternyata tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen struktural dan kepuasan pernikahan (r = 0,074, p > 0.01)

In Indonesia , there are ta'aruf phenomenon ( Indonesian Muslim matchmaking ) . The differences between ta'aruf with other matchmaking is the cornerstone of this process is based on religious beliefs, not cultural or economic reasons. Studies with arranged marriage participant, including ta'aruf, are less when compared to romantic love marriage. Based on the literature study, commitment and marital satisfaction is a predictor of marriage success. However , no studies have looked at the relationship between the two variables in the context of ta'aruf. So the researcher conducted a study to see the relationship between marital satisfaction and commitment in 131 married individuals through ta'aruf. The results show that there is a positive and significant relationship between marital satisfaction with personal commitment ( r = 0.423 , p < 0.01 , one-tailed) And also between marital satisfaction with moral commitment ( r = 0.330 , p < 0.01 , one-tailed). However, it turns out there is no significant relationship between structural commitment and marital satisfaction ( r = 0.074 , p > 0.01)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Putri Rahmayanti
"Perceraian yang semakin hari semakin meningkat di Indonesia salah satunya disebabkan oleh tingkat kepuasan perkawinan yang rendah. Kepuasan perkawinan sendiri dapat didefinisikan sebagai sikap individu terhadap perkawinannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran relationship maintenance behavior dan perceived fairness terhadap kepuasan perkawinan. Penelitian dilakukan kepada 99 perempuan dan 87 laki-laki yang sedang berada pada perkawinan pertama dan memiliki anak dengan pasangan saat ini. Teknik pengambilan partisipan menggunakan convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quality Marriage Index (QMI), Relationship Maintenance Behavior Measure (RMBM), dan alat ukur Perceived Fairness milik Claffey dan Mickelson (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa relationship maintenance behavior dan perceived fairness terbukti dapat memprediksi kepuasan perkawinan. Ketika dianalisis lebih lanjut, terlihat bahwa relationship maintenance behavior memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap kepuasan perkawinan (39.49%) dibanding perceived fairness (18.39%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi praktisi dan masyarakat untuk lebih memperhatikan relationship maintenance behavior dan perceived fairness untuk menjaga tingkat kepuasan perkawinan mereka.

Divorce is keeps increasing in Indonesia, one of the causes was the low level of marital satisfaction. Marital satisfaction itself can be defined as an individual's attitude towards his/her marriage. This study is aimed to examine the role of relationship maintenance behavior and perceived fairness on marital satisfaction. This study is conducted to 99 women and 87 men who are still in their first marriage and have children with their current partner. The sampling technique that is used in this study is convenience sampling. The measurement that is used in this study is Quality Marriage Index (QMI), Relationship Maintenance Behavior Measure (RMBM), and perceived fairness inventory by Claffey and Mickelson (2009). The results of this study shows that relationship maintenance behavior and perceived fairness were proven to be able to predict marital satisfaction. Looking further, it seems that relationship maintenance behavior has a greater contribution to marital satisfaction (39.49%) than perceived fairness (18.39%). The results of this study can be used as a reference for practitioners and the public to pay more attention to relationship maintenance behavior and perceived fairness to maintain their level of marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Mei
"Manusia, pada masa tuanya memiliki keterbatasan secara fisik untuk bergerak. Bahkan kemampuan indera untuk merespons terhadap lingkungan sekitar juga berkurang. Keterbatasan ini menuntut manusia lanjut usia mengakibatkan kehidupan mereka berkecenderungan untuk beraktivitas di dalam bangunan (indoor). Kegiatan manusia lanjut usia ini pun berorientasi ke dalam bangunan sehingga desain yang diperlukan untuk mereka tentu saja berbeda, mengingat keterbatasan yang mereka miliki bila dibandingkan dengan manusia pads tingkat usia yang lain. Kebutuhan manusia lanjut usia terhadap aspek keselamatan menjadi suatu acuan dasar dari desain bangunan sehingga ni[ai keselamatan tempat mereka (manula) beraktivitas menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Perihal tersebut dikaitkan dengan kondisi dari manula yang ingin bergerak secara mandiri, tanpa bantuan prang lain. Design For Safety merupakan merupakan konsep perancangan yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi manusia lanjut usia dalam kehidupannya sehari-hari, dari segi kenyamanan, kesehatan, keamanan dan tentu saja keselamatan, baik dari segi fisik, psikologi maupun sosiologi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Farida
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mempelajari perbedaan pengaruh peran ganda perempuan menikah terhadap status kesehatannya menggunakan data Susenas 2012. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multinomial, diketahui bahwa perempuan yang berperan ganda memiliki resiko sakit ringan lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak berperan ganda. Kepemilikan anak balita pada perempuan yang berperan ganda menciptakan resiko sakit berat yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak berperan ganda. Khusus perempuan berperan ganda yang berpendidikan SD ke bawah atau memiliki status ekonomi rendah atau pada usia 45-59 tahun, cenderung melaporkan resiko sakit berat yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak berperan ganda.

ABSTRACT
This research examines the effect of married women's gendered roles on their health status using 2012 National Socioeconomics Survey. The results of the multinomial logistic regression analysis, show that women with dual roles are at risk of unhealthy. Women dual roles are at higher risk of having mild illnes than those without dual roles. Presence of children under five years increases the risk of having mild illness among women with dual roles. The study also found that married working women with elementary lower education, from lowest economic status and aged 45-59 years have a lower tendency for having severe illness compared to those who stay at home."
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Johannes Marchellino Partohap
"Komitmen perkawinan berperan untuk menjaga keutuhan dari suatu perkawinan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perilaku memelihara hubungan dan juga kepuasan perkawinan. Penelitian ini meneliti peran kepuasan perkawinan sebagai mediator antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen perkawinan. Partisipan pada penelitian ini merupakan WNI yang sudah menikah pada pernikahan pertama, yang terdiri dari 121 perempuan dan 96 laki-laki dengan rata-rata usia 43 tahun. Partisipan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, LINE, dan Twitter. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dari Hayes (2022) menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen personal, memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen moral, dan tidak memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen struktural.

Marital commitment plays a role in maintaining the integrity of a marriage, which is influenced by several factors such as relationship maintenance behavior and marital satisfaction. This study examines the role of marital satisfaction as a mediator between relationship maintenance behavior and marital commitment. Participants in this study were Indonesian citizens who were married in their first marriage, consisting of 121 women and 96 men with an average age of 43 years. Participants were obtained by distributing online questionnaires through social media such as WhatsApp, Instagram, LINE, and Twitter. The results of the mediation analysis using PROCESS from Hayes (2022) show that marital satisfaction mediates the relationship between relationship maintenance behavior and personal commitment, mediates the relationship between relationship maintenance behavior and moral commitment, and does not mediate the relationship between relationship maintenance behavior and structural commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriasari Slamet
"ABSTRAK
Nilai perkawinan telah mengalami berbagai pergeseran dalam beberapa waktu terakhir. Perubahan peran dan pengharapan antara suami dan istri membutuhkan banyak penyesuaian dalam perkawinan, akan tetapi kebutuhan mendasar pria, wanita dan anak-anak yang menunjuk ke arah perkawinan tidak pernah berubah: kesetiaan seksual, kemitraan dalam penghematan rumah tangga, persekutuan orangtua, dukungan komunitas yang lebih besar, dan sebagainya (Waitte & Gallagher saduran oleh Yulia, 2003). Hal itu yang menyebabkan perkawinan tetap dipertahankan sebagai suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Menurut Hurlock (1980) kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh banyak aspek diantaranya: penyesuaian seksual, keuangan, komunikasi, penyesuaian dengan mertua dan ipar, persamaan latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan. Sementara itu menurut Duvall & Miller (1985) untuk mencapai kepuasan perkawinan diperlukan faktor sebelum dan sesudah perkawinan. Salah satu yang berpengaruh pada faktor sebelum perkawinan adalah latar belakang pendidikan, yaitu sekurang-kurangnya berpendidikan sekolah menengah atas. Beberapa penelitian yang berfokus pada kepuasan perkawinan menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan suami dan istri, maka akan berasosiasi positif dengan kepuasan perkawinan (Blood & Wolfe dalam Piryanti 1988). Walaupun menurut Kirkpatrick (dalam Terman, 1934) menyatakan bahwa persamaan pendidikan yang lebih membuat orang bahagia ketimbang tingkat pendidikan.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan seseorang dan kepuasan perkawinan serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal kepuasan perkawinan antara suami dan istri yang berlatar belakang pendidikan sama pada tingkat pendidikan tinggi dan yang menengah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan tipe penelitian ex-post facto field study. Jumlah subyek sebanyak 120 orang yang terdiri dari 60 pasang suami dan istri berpendidikan tinggi dan 60 pasang suami dan istri berpendidikan menengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner kepuasan perkawinan yang berbentuk Likert style, dimana data kontrol juga ikut diolah.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan individu dan aspek-aspek kepuasan perkawinan. Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kepuasan perkawinan antara suami dan istri yang berlatar pendidikan sama dengan pasangan pada tingkat pendidikan tinggi dan menengah.
Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk memilih pasangan hidup dengan tingkat pendidikan yang setara agar kepuasan perkawinan dapat tercapai. Selanjutnya penulis berharap dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi institusi yang menangani masalahmasalah keluarga untuk tujuan konseling, terapi ataupun penyuluhan.
Hal lain yang perlu dikemukakan lebih lanjut dari penelitian ini adalah sejumlah keterbatasan yang diduga dipengaruhi oleh keterbatasan subyek, alat ukur yang kurang menggali informasi, ataupun kekurangterampilan penulis dalam menganalisis hasil data kuantitatif. Selanjutnya yang dapat dikemukakan adalah alat ukur yang lebih dalam menggali informasi sehingga dapat memperkaya hasil penelitian serta memperkaya analisis dengan variabel-variabel lain yang mungkin luput dari jangkauan penelitian pada saat ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Dian Anggraeni
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mempelajari perbedaan karakteristik perempuan menikah
yang mengalokasikan waktu untuk bekerja paruh waktu maupun bekerja penuh
menggunakan data Susenas 2012. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
multinomial, diketahui bahwa karakteristik yang lebih dominan memengaruhi
alokasi waktu bekerja paruh waktu perempuan menikah adalah umur, status
pekerjaan suami, keberadaan anggota rumah tangga lain atau pembantu dalam
rumah tangga serta preferensi perempuan dalam hal pekerjaan. Sedangkan
karakteristik yang lebih dominan memengaruhi alokasi waktu bekerja penuh
adalah tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, status pekerjaan suami, status
ekonomi rumah tangga, keberadaan anggota rumah tangga lain atau pembantu
serta preferensi perempuan terkait pekerjaan.

ABSTRACT
This study examines the determinants of married women's in allocating time for
work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed
using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results
of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married
􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃
of household member or domestic helpers, and gender preference in household.
􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃
status of household economic, other household member or domestic helpers and
gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to
participate in full employed.;This study examines the determinants 􀁒􀁉􀀃􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀃 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃in allocating time for
work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed
using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results
of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married
􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃
of household member or domestic helpers, and gender preference in household.
􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃
status of household economic, other household member or domestic helpers and
gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to
participate in full employed.;This study examines the determinants 􀁒􀁉􀀃􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀃 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃in allocating time for
work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed
using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results
of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married
􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃
of household member or domestic helpers, and gender preference in household.
􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃
status of household economic, other household member or domestic helpers and
gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to
participate in full employed., This study examines the determinants 􀁒􀁉􀀃􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀃 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃in allocating time for
work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed
using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results
of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married
􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃
of household member or domestic helpers, and gender preference in household.
􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃
status of household economic, other household member or domestic helpers and
gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to
participate in full employed.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>