Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Putri Adita
"Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman budaya. Namun seringkali, keberagaman tersebut tidak dijadikan sebuah kekayaan, namun sebagai pemantik perpecahan. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang memiliki sikap multikultural. Perkembangan teknologi yang pesat kini memunculkan sebuah potensi dimana manusia dapat belajar menjadi individu yang lebih multikultural, yaitu dengan dikembangkannya dunia maya. Dunia ini bermula dari internet, yang di masa depan dapat sangat memfasilitasi kontak dan komunikasi antar kelompok budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku internet dengan sikap multikultural. Studi deskriptif dilakukan terhadap Warga Negara Indonesia yang berusia 18-40 tahun dan merupakan pengguna internet (N=168). Kategorisasi skor dilakukan dengan metode empirical means. Mayoritas partisipan penelitian memiliki nilai perilaku internet dan sikap multikultural yang sedang. Implikasi penelitian ini dapat mengenalkan potensi dari dunia maya untuk meningkatkan sikap multikultural masyarakat di masa depan.

Indonesia is a country that has so many cultural diversities. However, often times those diversities are not celebrated as treasures of the country, but as a trigger for public discord. This phenomenon proves that Indonesians still lack Multicultural Attitude. The rapid development of technology now arises a new potential, where people can learn to become a more multicultural individual, that is the development of the virtual world. This virtual world roots from the internet, which in the future can facilitate the contact and communication between cultural groups even more. The purpose of this study is to see the picture of internet behavior and multicultural attitude of Indonesian citizens. A descriptive study is conducted on Indonesian citizens aged 18 to 40 years that are also users of the internet (N=168). The categorization of the scores is determined by empirical means. Results show that the majority of participants have moderate level of internet behavior and multicultural attitude. The implication of this study can introduce a potential of the virtual world for the betterment of society’s multicultural attitude in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Rivan Sumara
"ABSTRAK
Implikasi yang terjadi karena perkembangan media internet yang melaju
pesat adalah jumlah website atau situs yang meningkat dan ledakan informasi.
Namun ledakan situs dan informasi tersebut tidak selalu berefek positif. Terdapat
pula informasi yang berisi negatif, berkontent illegal menurut Undang-Undang.
seperti situs-situs yang berisi pornografi, kekerasan, terorisme, penipuan,
perjudian dan lain sebagainya. Sementara itu upaya pemerintah untuk memblokir
situs tidak sebanding dengan pertumbuhan website tersebut. Oleh sebab itu,
pemerintah melakukan penyuluhan kampanye perubahan sosial dalam
penggunaan internet. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan
pretest posttest control group design. Tujuannya adalah untuk mengetahui
mengukur perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang disebabkan oleh
kampanye ini. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan
pada pretest dan posttest pada kelompok eksperimen namun sebaliknya, tidak
terjadi perbedaan dalam sikap dan perilaku pada kelompok eksperimen.

ABSTRACT
The implications that occur due to the development of internet media is moving rapidly is the number of websites or sites that are increased and the
explosion of information. But the explosion site and the information does not
always have a positive effect. There is also information that contains negative,
which have illegal contents under the Act. such as sites containing pornography,
violence, terrorism, fraud, gambling and so forth. While the government attempts
to block sites that are not comparable with the growth of the website. Therefore,
the government is doing outreach campaigns for social change in the uses of the
internet. This study used an experimental method with pretest and posttest control
group design. The goal is to determine measure changes in knowledge, attitudes
and behavior caused by this campaign. The results showed there are differences in
knowledge on the pretest and posttest results in the experimental group, but on the
contrary, no differences in attitudes and behaviors in the experimental group"
2015
T44681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Putria Ningsih
"
ABSTRAK
Kasus pelecehan seksual melalui internet yang dialami remaja semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya pengguna internet dan aktivitas online dikalangan
remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap
remaja tentang pelecehan seksual melalui internet. Desain penelitian yang
digunakan adalah desain deskriptif. Sebanyak 96 remaja SMA Negeri 1 Depok
berpartisipasi pada penelitian ini. Hasil penelitian menemukan mayoritas
responden berpengetahuan tinggi tentang definisi pelecehan seksual melalui
internet (52,1%), layanan internet sebagai media pelecehan seksual (67,7%),
bentuk-bentuk (100%), dampak (84,4%),cara menghindari (83,3%), dan sebagian
besar responden (66,7%) berpengetahuan rendah tentang reaksi. Sikap yang
ditunjukan responden yaitu sikap menjauhi/menolak (sikap negatif) (53,1%) dan
sikap mendekati/menerima pelecehan seksual melalaui internet (sikap positif)
(46,9%). Penelitian ini merekomendasikan diadakannya penyuluhan atau seminar
tentang cara aman online bagi remaja untuk meminimalkan resiko mengalami
pelecehan seksual melalui internet.

ABSTRACT
The incidents of sexual harassment on the internet have been rising due to
increasing number internet users and online activity among adolescents. This
study aims to identify adolescent?s knowledge and attitude about sexual
harassment on the internet. The study used descriptive design. As many as 96
students in High School 1 Depok were participated. Result showed that majority
of participants have high knowledge level about definition of sexual harassment
on the internet (52,1%), internet service as media of sexual harassment (67,7%),
forms (100%), impacts (84,4%), how to avoid (83,3%), and most of participants
(66,7%) had low knowledge level about reaction. The attitude performed by
participants were negative or avoidance attitude (53,1%) and positive or attitude
approaching sexual harassment on the internet (46,9%). Education or seminars
about safe online attitude are suggested to be given for adolescents to minimize
risk of sexual harassment on the internet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43734
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shofwah Nur Athallah
"Zaman yang semakin maju menyebabkan perkembangan internet yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengguna internet terutama di kalangan remaja. Remaja berada ditahap perkembangan menuju dewasa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya jika tidak dapat menggunakan internet dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional pada 413 remaja sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode purposive sampling. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, kepemilikan gadget, akses ke internet, penggunaan internet harian, media sosial yang digunakan, tempat untuk mengakses internet, mengakses konten seksual, dan tergabung kelompok terkait seksual di media sosial. Variabel independen pada penelitian ini yaitu pengunaan internet. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara akses ke internet, media sosial yang digunakan, dan tempat untuk mengakses internet dengan pengetahuan seksualitas (p-value < 0,05). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara media sosial yang digunakan, mengakses konten seksual, tergabung kelompok terkait seksual di media sosial, dan penggunaan internet dengan perilaku seksual (p-value < 0,05). Peneliti menyarankan untuk mengawasi penggunaan internet pada remaja kepada orang tua, kemudian edukasi dan promosi oleh pelayanan kesehatan terkait pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual.

The Internet has developed rapidly with the increasingly advanced age. This is evidenced by the increase in the number of Internet users, especially among teenagers. Adolescents are in the stage of development towards adulthood. Therefore, it may affect their knowledge and behavior if they cannot use the Internet wisely. This study aims to determine the relationship of Internet use with sexuality knowledge and sexual behavior. This study used a cross-sectional approach on 413 adolescents according to the inclusion criteria through purposive sampling method. The characteristics of the respondents in this study are age, gender, gadget ownership, internet access, daily internet usage, social media used, place of internet access, access to sexual content, and joining sexually related groups on social media. The independent variable in this study is Internet use. The dependent variable in this study is sexuality knowledge and sexual behavior among adolescents. The results showed a significant relationship between access to the internet, social media used, and place to access the internet with sexuality knowledge (p-value <0.05). In addition, the results also showed a significant relationship between social media used, accessing sexual content, joining sexually related groups on social media, and internet use with sexual behavior (p-value <0.05). Researchers suggest to supervise the use of internet in adolescents to parents, then education and promotion by health services related to sexuality knowledge and sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Khalil Ar Rahman
"Kasus kekerasan seksual yang banyak terjadi di Indonesia menarik perhatian peneliti untuk meneliti mengenai prediktor dari kekerasan seksual. Beberapa literatur terdahulu mengindikasikan adanya hubungan antara perilaku objektifikasi seksual dan sikap persetujuan seksual, serta antara perilaku kekerasan seksual dan sikap persetujuan seksual. Melihat adanya hubungan kedua variabel dengan sikap persetujuan seksual, peneliti menduga terdapat variabel yang dapat menjembatani hubungan di antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sikap persetujuan seksual sebagai mediator dalam hubungan antara perilaku objektifikasi seksual dan perilaku kekerasan seksual. Partisipan pada penelitian ini adalah 372 laki-laki dewasa muda heteroseksual yang tinggal di Indonesia dan pernah atau sedang menjalin hubungan romantis. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Aggressive Sexual Behavior Inventory milik Mosher dan Anderson (1986) untuk mengukur perilaku kekerasan seksual, Interpersonal Sexual Objectification Scale—Perpetration Version milik Gervais dkk. (2018) untuk mengukur perilaku objektifikasi seksual, dan Sexual Consent Attitude Scale milik Humphreys dan Herold (2007) untuk mengukur sikap persetujuan seksual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dimensi Commitment Reduces Asking for Consent dari sikap persetujuan seksual dapat memediasi hubungan positif antara perilaku objektifikasi seksual dan perilaku kekerasan seksual, namun dimensi Asking for Consent First is Important dari sikap persetujuan seksual tidak dapat memediasi hubungan.

Sexual violence cases that prevalently happened in Indonesia draw researcher’s interest to study sexual violence's predictor. Literature indicates that there is relationship between sexual objectification behavior and sexual consent attitude, also between sexual aggressive sexual behavior and sexual consent attitude. Thus, researcher argues there is a variable that might be able to mediate the relationship between those two variables. This research aims to see the mediation role of sexual consent attitude in the relationship between sexual objectification behavior and aggressive sexual behavior. Participant of this study is 372 heterosexual young adult male that lives in Indonesia and had been or currently involved in a romantic relationship. This research used Mosher and Anderson’s Aggressive Sexual Behavior Inventory (1986) to measure aggressive sexual behavior, Gervais et al.’s Interpersonal Sexual Objectification Scale—Perpetration Version (2018) to measure sexual objectification behavior, and Humphreys and Herold’s Sexual Consent Attitude Scale (2007) to measure sexual consent attitude. The result shows Commitment Reduces Asking for Consent dimension from sexual consent attitude is able to mediate the relationship between sexual objectification behavior and aggressive sexual behavior, meanwhile Asking for Consent First is Important dimension from sexual consent attitude is not able to mediate the relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randika Sulistyo
"Penelitian ini dilakukan untuk meneliti gambaran sikap pemilih muda terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta internet sebagai sumber informasi utama dengan menggunakan teori social judgment (Sherif & Hovland, 1961 dalam Petty & Cacioppo, 1981). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sikap Terhadap Pemilu (STP) dan Sikap Terhadap Sumber Informasi dari Internet (STSI) yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan teori yang sama. Penelitian ini dilakukan kepada 96 partisipan. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui email dan media sosial kepada para partisipan.
Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar dari pemilih muda (76%) memiliki sikap yang favorable terhadap Pilpres 2009 dan semakin menguat pada 2014 (82%). Selain itu, mereka mendapatkan pengaruh dari orang-orang di lingkungan sosialnya dalam membentuk sikap terhadap Pilpres. Separuh dari responden (55,2%) menyatakan internet sebagai sumber utama dari informasi terkait Pilpres yang mereka dapatkan. Informasi dari internet terkait kinerja presiden dan wakilnya serta informasi terkait pilpres pada tahun 2009 dan 2014 banyak membantu mereka dalam membentuk sikapnya terhadap Pilpres.

This research was conducted to describe the attitude on young voters towards Indonesia’s Presidential Election and internet as the main source of information using the social judgment theory (Sherif & Hovland, 1961 in Petty & Cacioppo, 1981). The questionnaire used in this study, Sikap Terhadap Pemilu (STP) and Sikap Terhadap Sumber Informasi dari Internet (STSI), was constructed by the researcher based on the same theory that being used in the study. Using accidental sampling method, there was 96 participants acquired. Online Questionnaire was being used in the study and delivered to the responden via email and social media.
The result of the study has given us description that the majority of young voters have a favorable attitude towards Indonesia’s Presidential Election in 2009 (76%). The attitude was getting stronger in 2014 (82%). They were influenced by people in their social environtment in forming attitude towards the election. Half of the participant (55,2%) were using the internet as their main source of informations about the election. Information about the election in 2009 and 2014 also the government’s previous performance from the internet have the main role in forming their attitude towards the election itself.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hillary Nikita Setiawan
"Saat ini, masyarakat di seluruh dunia mulai menyadari bahaya krisis iklim akibat perilaku konsumsi pakaian. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku mengonsumsi produk ramah lingkungan. Sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk, konsumen perlu menaruh sikap terhadap produk tersebut. Salah satu faktor yang memengaruhi sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan adalah kecemasan lingkungan. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif. Pengukuran variabel kecemasan lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur HEAS-13, sedangkan pengukuran variabel sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur ATGP. Partisipan penelitian ini adalah masyarakat Indonesia berusia produktif (N = 487). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sedang dan positif antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan temuan ini menjadi penelitian dasar yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia berusia produktif.

Many people around the world realized the dangers of the climate crisis that happened because of clothing consumption. This issue encourages people to adopt green consumption behavior such as purchasing green clothing. Before consumers decide to buy green products, consumers need to pay attention to their attitude toward green products. One of the factors that influence attitude towards green clothing is eco-anxiety. This study wants to examine the relationship between eco-anxiety and attitude toward green product in the productive age of Indonesians. The measurement of eco-anxiety was carried out using HEAS-13, while the measurement of attitude toward green clothing was carried out using ATGP. Both of the measurements have been adapted and used green clothing as the products. The participants of this study were the productive age of Indonesians (N = 487). The results of the Pearson Correlation analysis show that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in the productive age of Indonesians, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Overall, it can be said that there is a moderate and positive relationship between eco- anxiety and attitudes towards green clothing. The results of this study are in line with previous studies and found that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in productive Indonesian people"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Khairina
"Skripsi ini membahas tentang perilaku masyarakat Indonesia yang telah memiliki pengalaman berbelanja menggunakan Internet (online) dengan menggunakan kerangka Teori Tindakan Beralasan milik Fishbein dan Ajzen (1975). Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat terhadap berbelanja online diukur menggunakan skala perceived innovation characteristics milik Moore dan Benbasat (1991).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain konklusif dan merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andrews dan Bianchi (2013) di Chili. Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat Indonesia memiliki intensi yang tinggi untuk meneruskan belanja online yang dipengaruhi oleh sikap yang positif terhadap berbelanja online dan pengaruh sosial dari lingkungan sosial di dunia nyata.

The study examines Indonesian consumers’ Internet purchasing behavior using the theoretical framework of Fishbein and Ajzen’s (1975) Theory of Reasoned Action. Factors that influence attitude of Indonesians who have purchased online before are measured with Moore and Benbasat’s (1991) perceived characteristics of innovation scale.
This study is a quantitative study with conclusive design and is a replication study from the previous study done by Andrews and Bianchi (2013) in Chile. This study found high intention of Indonesian’s towards continuing to shop online, which is influenced by their positive attitudes towards shopping online and positive social influence from their offline environments.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Gustavio
"Radio internet pada sekarang ini sudah berkembang pesat, dimana koneksi internet sudah mulai tersebar luas dan juga banyaknya pengguna telepon pintar. Menurut Brodsky, Jika pengguna radio yang sedang mengendara mobil ingin melakukan interaksi terhadap perangkat radio, maka mata pengguna akan terdistraksi ke perangkat sehingga membahayakan pengguna. Oleh karena itu, dibutuhkan interaksi perangkat radio dengan menggunakan suara. Dalam penulisan ini, dibuat aplikasi radio internet untuk platform sistem operasi Android yang ditujukan untuk pengguna di Indonesia. CMUSphinx adalah alat untuk melakukan pengenalan suara. Salah satunya Pocketsphinx yang diimplementasikan pada aplikasi. Pada Pocketsphinx, pengenalan suara menggunakan 3 modul, yaitu model kamus, model bahasa, dan model akustik. Dari ketiga modul, diuji modul bahasa dan modul akustik dengan masing ndash; masing menggunakan 4 parameter berbeda.
Dari hasil pengujian, didapat bahwa modul bahasa dengan data kata sedikit dan modul akustik dengan dataset yang banyak mampu menghasilkan akurasi diatas 95. Kemudian, dilakukan pengujian di 6 perangkat ponsel pintar. Didapat akurasi sebesar 100 pada dua ponsel pintar spesifikasi tinggi dalam kondisi radio baik mati dan menyala. sisanya berada dibawah 90. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa faktor spesifikasi pada perangkat dan faktor lain seperti pelafalan kata dan jarak pengguna akan mempengaruhi hasil akurasi sistem pengenalan suara.

Internet Radio nowadays has been growing rapidly, where internet connection has been widely available and also there are many smartphone users. According to Brodsky, if radio users who driving a car wants to interact with radio, his eyes will be distracted and its harmful. From this paper, is created radio internet application for Android operating system platform that is used for Indonesian users. CMUSphinx is a tools for speech recognition. One of them is Pocketsphinx, which is implemented in application. In Pocketsphinx, to do speech recognition, is needed 3 modules, i.e., dictionary model, language model, and acoustic model. For its three modules, is tested some language model and acoustic model with 4 parameters each.
For results, is obtained that language model with smaller data text and acoustic model with large dataset can make its accuracy above 95. Then, it is tested on 6 smartphone. It is obtained that its accuracy is 100 in two smartphone with high specs when radio both off and on. And on the rest is under 90 . Within its results, it is known that specification of device and other factor like word speech and distance of user to device will affect its accuracy of voice recognition system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Hardi
"Latar Belakang
Game online berpotensi menimbulkan masalah perilaku berupa internet gaming disorder (IGD). Gangguan ini berdampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis, termasuk hendaya kognitif berupa hendaya kontrol inhibisi dan fleksibilitas kognitif. Dewasa muda merupakan usia pematangan otak prefrontalis yang mengatur perilaku. Prevalensi adiksi game di Jakarta sebesar 30,8% pada fakultas kedokteran (FK). Belum ada studi yang menilai fungsi kognitif pada populasi ini di Indonesia. Studi ini mencari hubungan antara IGD dengan fungsi kognitif pada mahasiswa FK.
Metode
Penelitian dilakukan secara potong lintang. Sebanyak 664 subjek berasal dari mahasiswa FK Universitas Indonesia ditentukan dengan stratified random sampling. Penegakkan diagnosis IGD menggunakan kuesioner self rating Ten-Item Internet Gaming Disorder. Subjek yang memenuhi kriteria akan menjalani wawancara terstruktur dengan Mini International Neuropsychiatric Interview for International Classification of Disease-10 untuk menyingkirkan komorbiditas gangguan psikiatri. Pemeriksaan kognitif menggunakan trail making test B (TMT-B) virtual. Pemeriksaan kognitif dilakukan pada 12 subjek dengan IGD dan 12 subjek tidak IGD.
Hasil
Ditemukan prevalensi IGD sebesar 2,4%. Proporsi laki – laki sebanyak 62,5%, durasi bermain game 20 jam atau lebih setiap minggu dan yang bermain game pertama kali sebelum 12 tahun sebanyak 93,8%, bermain game online sebanyak 81,3%, yang bergabung dalam komunitas game sebanyak 31,3%, dan subjek bermain dengan ponsel pintar sebanyak 87,5% pada kelompok IGD. Tidak ada hubungan IGD dengan fungsi kognitif yang signifikan secara statistik. Kelompok IGD memiliki rerata durasi menyelesaikan TMT-B yang lebih panjang dibandingkan kelompok tanpa IGD. Nilai reratanya adalah 52,25 detik (SB 16,1) dan 44,67 detik (SB 14,2). Terdapat tiga subjek dari kelompok IGD yang mengalami hendaya fungsi kognitif.
Diskusi
Temuan studi ini sejalan dengan studi lainnya yang tidak menemukan hubungan yang bermakna antara IGD dan TMT-B secara statistik. Namun secara klinis, kelompok IGD memiliki fungsi kognitif yang lebih buruk dibandingkan kelompok tidak IGD. Hendaya kognitif pada kelompok IGD dalam studi ini tidak berasal dari gangguan psikiatri lain. Studi ini tidak menilai hubungan tingkat keparahan IGD dengan fungsi kognitif.

Introduction Online game potentially evokes behavioral problems called internet gaming disorder (IGD). This disorder inflicts physical and psychological consequences, including cognitive impairments such as inhibition control and cognitive flexibility impairment. Early adulthood is the prime time for prefrontal cortex maturation. The prevalence of medical students with game addiction in Jakarta was 30.8%. There was no data regarding cognitive function in this population in Indonesia. This research aims to identify the association between IGD and cognitive functions in Indonesian medical students.
Methods
We conducted cross-sectional research. A considerable size of 664 medical students of Universitas Indonesia was selected by stratified random sampling. Self-rated Ten-Item Internet Gaming Disorder was used to screen for IGD. Subjects who met IGD criteria were systematically interviewed with Mini International Neuropsychiatric Interview for International Classification of Disease-10 to exclude any psychiatric comorbidities. Cognitive functions were measured by virtual trail making test B (TMT-B). The test was performed on 12 subjects with IGD and 12 without.
Results
The prevalence of IGD was 2.4%. The proportion of male subjects was 62.5%, gaming duration 20 hours per week or more and onset of gaming before 12 years old were 93.8%, engaging in online games was 81.3%, joining game community was 31.3%, and gaming using a mobile phone was 87.5% in IGD group. There was no statistically significant association between IGD and cognitive function. IGD group took longer to finish TMT-B than the control group. The mean times were 52.25 seconds (SD 16.1) and 44.67 seconds (SD 14.2), respectively. Three subjects in IGD group had cognitive impairment.
Discussion
The study results were consistent with other studies that found no statistical significance between IGD and TMT-B. However, clinically, the IGD group showed worse cognitive performance than the without IGD group. Cognitive impairment in the IGD group was not better explained by other psychiatric disorders. This study did not analyze further whether the severity of IGD corresponds to cognitive functions.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>