Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandior Benget Namora Tua
"Pertumbuhan penerbitan Green Bond tidak diiringi dengan berkurangnya emisi karbon sebagaimanamestinya menjadi salah satu fungsi diterbitkannya Green Bond. Pertumbuhan Green Bond menjadi isyarat minat investor terhadap intrumen yang memiliki manfaat terhadap finansial dan lingkungan. Untuk dapat memenuhi ekpektasi investor tersebut maka perusahaan perlu menjaga kinerjanya baik. Penelitian ini menggunakan metode Regresi Data Panel dan Regresi Linear Berganda untuk melihat pengaruh beberapa faktor finansial terhadap kinerja perusahaan yang menerbitkan Green Bond. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Equity Multiplier, Total Asset Turnover dan Profit Margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan pada variable ROE. Hasil penelitian juga menunjukan perusahaan yang menerbitkan Green Bond memiliki kecenderungan dalam memanfaatkan operasional bisnisnya sebagai sumber meningkatnya kinerja perusahaan.

As should be one of the purposes of the issuance of Green Bonds, the expansion in the issuance of Green Bonds is not accompanied by a decrease in carbon emissions. Investor interest in financial and environmental instruments is evidenced by the emergence of green bonds. The business must continue to operate well in order to satisfy investor expectations. This study examines the impact of several financial parameters on the success of businesses that issue green bonds using panel data regression and multiple linear regression techniques. The findings demonstrated that the factors Equity Multiplier, Total Asset Turnover, and Profit Margin significantly impacted the company's performance as measured by the ROE variable. The findings also demonstrate that issuers of Green Bonds frequently use their business activities as a means of boosting their performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahalik
"Mutu pendidikan di Perguruan Tinggi (PT) salah satunya adalah ditentukan oleh kualitas para pengajarya (Dosen). Untuk menghasilkan dosen yang bermutu tinggi, periu dilakukan penilaian kinerja atas dosen tersebut. Sebanyak 303 dosen dinilai kinerjanya pada semester ganjil 2002/2003 di STIE Perbanas. Pihak-pihak yang menilai dosen tersebut adalah mahasiswa, dosen koordinator, jurusan, dan dosen-dosen di bawah koordinator. Tingkat kinerja dosen dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) satu semester.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dosen. Sedangkan, sampel penelitian yang diambil adalah sebanyak 166 dosen. Adapun alatanalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS for Windows. Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah Analisis Korelasi Bivariate, Koefisien Korelasi Pearson ( r ), dan uji signifikansi dengan mengambil tingkat kepercayaan 95%.
Secara umum hasil penelitian ini menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dosen adalah kompensasi, masalah yang dihadapi dosen (berhubungan dengan stres karyawan), banyaknya waktu yang digunakan untuk up-grade ilmu (berhubungan dengan knowledge/skill), hubungan dengan mahasiswa dan karyawan (berhubungan dengan hubungan antarmanusia), dan usia.
Saran yang diajukan penulis adalah agar STIE Perbanas memperhatikan faktor kompensasi dalam kaitannya untuk meningkatkan kinerja dosen, dalam merekrut dosen tidak melihat usia dosen karena belum tentu usia yang lebih tua akan memiliki kinerja yang bagus pula, pemberian penghargaan bagi dosen yang berkinerja baik, melimpahkan SKS semester selanjutnya berdasarkan kinerja semester sebelumnya, dan pelaksanaan evaluasi dosen hendaknya dapat dilakukan tiap semester agar kinerja dosen dapat dipantau secara periodik serta diberikan umpan balik terhadapnya, STIE Perbanas sebaiknya menghimbau para penilai agar tidak cenderung sentral (rata-rata) dalam menilai dan tidak diiatarbelakangi perasaan pribadi, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung terciptanya hubungan yang selaras antara dosen dengan karyawan dan mahasiswa, dan yang terakhir memberikan fasilitas bagi para dosen untuk meng-upgrade ilmunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supratman
"Pembangunan kesehatan antara lain diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan sumber daya manusia (GBHN 1993). Dengan keadaan status derajat kesehatan di Indonesia yang masih rendah yang dapat dilihat pada indikator kesehatan (angka kematian ibu dan angka kematian bayi), maka pemerintah rnengeluarkan kebijakan terobosan dengan menempatkan bidan di desa yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan dan peningkatan mutu kesehatan dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sehubungan dengan ketersediaan dana dan alokasi pengangkatan pegawal yang terbatas dari pemerintah maka kemudian kebijakan ini dilanjutkan dengan penempatan bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap (PTT) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan (1994). Dengan gaji yang relatif tinggi bidan PU diharapkan akan meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan Departemen Kesehatan tersebut tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan lnformasi tentang kinerja bidan PU serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Pemilihan daerah ini didasarkan pada cakupan program KIA di daerah ini yang masih rendah, selain itu jumlah diantara daerah Jobotabek (Bogor, Bekasi, Tangerang), daerah Bekasi jumlah penempatan bidan di desa di Bekasi yang paling rendah. Penelitlan ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain Kros Seksional, dengan populasi peneiltian adalah seluruh bidan Desa di Bekasi. Malisa menggunakan anafisa univartat, bivariat dengan statistik korelasi Pearson, multivariat dengan regresi linler sederhana. Hipotesis penelltian ini sebagai berikut: faktor motivasi, individu, sosialbudaya, geografi dan pendukung mempunyai hubungan searah dengan kinerja bidan PTT.
Hasil analisis unlvariat, menunjukkan bahwa kinerja bidan PTT masih rendah akan tetapi bila dibandingkan dengan bidan PNS, maka bidan PTT tidak jauh berbeda. Faktor geografi adalah faktor yang berhubungan dengan bidan PTT. Pada analisis bivariat komponen dari faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan PTT adalah tanggung jawab dari faktor motivasi dan pengetahuan dari faktor Individu. sedangkan dari analisis multivariat faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan PTT adalah faktor geografi. Faktor-faktor lain selain faldor geografi tidak berhubungan untuk bidan PTT. Lebih dari separuh bidan PTT telah melaksanakan sistim pelaporan yang lengkap dan teratur yang berarti bahwa kewajiban bidan PTT sebagian terpenuhi.
Saran untuk Pengelola program KIA Propinsi dan Departemen Kesehatan, adalah meningkatkan kinerja bidan PTT dengan komponen penyusun kinerja dan faktor keterjangkauan wilayah. Fakyor keterjangkauan artinya target cakupan untuk daerah yang sulit harus disesuaikan dengan keadaan geografi dan tidak boleh disama ratakan dengan target cakupan pada daerah yang biasa ( tidak terpencil). Untuk mengatasi keadaan geografi tersebut tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu yang singkat, karena hal ini lebih banyak berhubungan dengan sektor lain yang terkait seperti Pemerintah Daerah (Departemen Dalam Negeri) dan sektor-sektor lain. Untuk itu saran yang lebih efisien dengan menempatkan lebih dari seorang bidan di desa pada daerah yang sulit dijangkau dengan maksud agar semua daerah yang sulit dijangkau dapat terjangkau. Untuk peneliti, masih banyak komponen dari faktor kinerja yang belum tergali karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik dalam metoda maupun analisis maka disarankan untuk mencarikan penelitian yang lebih dalam dengan menggunakan metoda yang dan analisis yang lebih akurat.

The health development among others is directed to improve the quality of the human resources (Outline of National Development, 1993) by way of increasing health services. The low health status in Indonesia are seen from the health indicators (infant and maternal mortality). In response, the government issued a breakthrough policy by placing midwives in the villages in order to distribute and increase the quality of health services, and resulting the decrease of infant and maternal mortality. However, due to the limited of fund and employment, the placement of the midwives in the villages is decided as a temporary employee (PTT) based on the decree of the Minister of Health. With a relatively higher salary, the midwives will increase their performance in order that the objectives of the Health Department policy is obtained.
This research is intended to obtain information regarding the performance of the temporary employee midwives and factors that influence them in the Regency of Bekasi, West Java Province. The selection of the province is based on the coverage of he MCH program in that area, even though the addition of the midwives is the lowest among the Botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi). This research is a descriptive one with a cross sectional design, with the research population are the whole villages midwives in the Bekasi. The analysis is using the univariate, bivariate with Pearson correlation statistics, and multivariate with simple linear regression. The hypothesis follows. Motivation factors, individual, social cultural, geography and support have a positive relationship with the performance of the temporary employee midwives.
Based on the univariate analysis, the performance of the temporary employee midwives is still low, however, compared with the civil employee midwives, their performance is not too much difference. In other words, the temporary employee midwives have a good performance. The geographical factors are related to the temporary employee midwives performance. According to the bivariate analysis, the factors that related with the performance of the temporary employee midwives are of the motivation factors and knowledge. While based on the multivariate analysis, the factors that are related to the temporary employee midwives performance is the geographical factors. Other factors are not related to the midwives performance. More than half of the temporary employee midwives have performed a complete and regular report which means that half of their duties have been fulfilled.
It is suggested to the manager of the provincial MCH program and the Health Department, that placement of the temporary employee midwives should be continued, to increase the performance of the temporary employee midwives. Beside the performance criteria, the accessibility should be considered. It means that a difficult target coverage should be adjusted with the geographical factor and it should nat be generalized with a normal target area coverage ( a close area). Overcoming the geographic constraint can not be done in a short period, because it is related to other sectors such as the Provincial Government (Department of Internal Affairs) and other sectors. Therefore, the suggestion is to place more than one midwife in an area that hard to reach. Then all the areas that hard to reach can be accessed. In order to perform these activities, a proposal is needed from the Health Office to the Health Department asking for a cooperation to place midwives in the area of hard to reach. There are many components of the performance factors that can not be investigated due to the constraints, both in the methods and in the analysis. Therefore, it is suggested suggest to make a further research by using a more acurate method and analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Kristinawati
"Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tertinggi di asia tenggara, Masalah Kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Bantul adalah masih tingginya Angka kematian ibu 82/100.000 Kelahiran Hidup namun belum mencapai target Kabupaten Bantul 65/100.000 Kelahiran Hidup, target K1 98,85% Dan K4 82,6% target Standar pelayanan minimal untuk K1 100% dan K4 adalah 95%, indikator ini menunjukkan bahwa kualitas kelayanan Kesehatan ibu dan anak masih rendah sehingga hal ini bisa dijadikan indikator rendahnya kinerja bidan desa di Kabupaten Bantul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ?faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa di Kabupaten Bantul, Merupakan penelitian deskriptif Kuantitatif, cross sectional . populasi penelitian adalah bidan yang ditempatkan di desa di wilayah Kabupaten Bantul, dengan total sampel 75 orang. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011. Menggunakan data primer yang diperoleh melalui membagian kuesioner langsung kepada responden, Analisis data meliputi analisis univariat dengan distribusi frekuensi masing-masing variabel dan analisis bivariat dengan membuat tabel silang antara variabel beban dan variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah umur , tempat tinggal, pelatihan , pengetahuan motivasi, pikap, penghasilan tambahan, supervisi, sarana prasarana, beban kerja, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah pendidikan, status perkawinan, pengalaman kerja, dukungan masyarakat dan dukungan atasan. Sesuai dengan hasil penelitian maka disarankan bagi pemanggku jabatan agar bidan yang bekerja mempunyai pengalaman kerja minimal 2 tahun, memberi reward bagi bidan yang bertempat tinggal di desa dimana dia bertugas, peningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan agar menambah pengetahuan, memberi penghargaan baik berupa moril maupun materiil untuk meningkatkan motivasi kerjannya, mengadakan supervisi yang berkualitas, bagi bidan agar menjalin kerjasama lintas sektoral, agar lebih aktif melakukan kunjungan kepada ibu hamil yang belum pernah kontak dengan tenaga kesehatan.

Maternal mortality rate in Indonesia remains highest in South-East Asia. Maternal and child health problem in Bantul Regency is high number of maternal mortality rate 82/100.000 live births yet has not reached 65/100.000 ones of Bantul Regency target, K1 98.85% and K4 82.6%. Standard target for minimum service is 100% for K1 and 95% for K4, this indicator shows that health service quality of maternal and child is still low which indicates poor performance of midwife in Bantul Regency. Objective of this study is to observe factors related to midwife performance in Bantul Regency. It is quantitative study by cross sectional, study population are midwife placed in village of Bantul Province area, by number of samples are 75 people. Data collected on May to June 2011. Using primary data by directly giving questionnaire to respondents. Data analysis includes univariate analysis with frequency distribution to each variables and bivariate analysis by making a cross table between dependent and independent variable. Study result finds that factors related to midwife performance are age, home place, training, knowledge, motivation, attitude, additional income, supervision, facility and infrastructure, work load, while indirect variables are education, marital status, work experience, community and leader support. Based on study result, it is suggested that midwife at least has minimal 2 years work experience, and for officer head to give a reward to midwife places in village, improve human resource through training to enhance knowledge, support either morale or material to develop work motivation, quality supervision, and for midwife expected to establish cross-sector cooperation, more active to visit expectant who has not ever engaged to health officer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural Kantor Wilayah Departemen Agama Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dimana Jakarta merupakan salah satu pusat pemerintahan. Diharapkan instansi vertikal seperti Departemen Agama ini akan dijadikan parameter dalam mengukur kinerja di lingkungan Kantor Wilayah lain.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : motivasi, pelatihan, kepemimpinan, struktur organisasi, sistem kerja dan sumber daya, sedangkan variabel terikat adalah kinerja pejabat. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh pejabat struktural di lingkungan Kantor Wilayah Departemcn Agama Daerah Khusus Ibukota Jakarta sejumlah 41 pejabat struktural. Analisis yang digunakan untuk mengolah data dari hasil kuesioner yang disebarkan adalah : Skala pengukuran likert.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa enam faktor menrpunyai korelasi dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pejabat struktural dengan nilai tertinggi berturut-turut : sistem kerja, kepemimpinan, struktur organisasi, pelatihan, sumber daya dan motivasi. Korelasi dan signifikan tersebut secara prosentase dapat dilihat sebesar 93,7 %. Ini berarti bahwa hanya sekitar 6,3 % faktor yang kurang nlempengaruhi kinerja pejabat struktural.
Agar faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural lebih berpotensi untuk meningkatkan kinerja pejabat dalam mencapai sasaran dan atau tujuan organisasi, maka perlu dilakukan pembinaan, pengembangan dan penyempurnaan aspek-aspek untuk memacu motivasi, peningkatan diktat, struktur organisasi, kepemimpinan dan sistem kerja dan peningkatan sumber daya (fasilitas kerja)."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mari Indriana
"Pengembangan sumber daya manusia di Batan diperlukan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai guna menangani pengoperasian teknologi khususnya di bidang iptek nuklir. Salah satu sumber daya manusia di Batan yang memiliki peranan yang penting dalam pengoperasian teknologi nuklir adalah mereka yang memasuki jenjang fungsional pranata nuklir.
Manajemen karir untuk pejabat fungsional pranata nuklir telah diatur melalui Surat Edaran bersama Kepala BAKN, Dirjen Batan dan keputusan Menpan, mengenai penetapan jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang untuk jabatan pranata nuklir serta angka kredit yang harus dipenuhi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja Pranata nuklir adalah faktor iklim organisasi, pengelolaan karir dan motivasi, sehingga perlu diteliti seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi peningkatan kinerja pejabat fungsional Pranata nuklir. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian survei. Cara pengumpulan data dilakukan dengan melalui penyebaran kuesioner terhadap 119 orang responden dan mewawancarai beberapa responden.
Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa: Faktor Iklim Organisasi, Faktor Pengelolaan karir maupun Faktor Motivasi berpengaruh cukup besar dalam peningkatan kinerja pranata nuklir golongan II dan IV, serta berpengaruh sangat besar dalam peningkatan kinerja golongan III.
Dengan demikian strategi yang perlu dikembangkan dalam meningkatkan kinerja pranata nuklir golongan III adalah dengan pembenahan pada iklim organisasi khususnya dalam melaksanakan dan mengembangkan profesi pranata nuklir, sedangkan untuk semua golongan perlu dibangkitkan motivasi yang berasal dari diri sendiri pejabat fungsional tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Junaidi
"To prepare reliable human resource in face of change of social condition, Indonesia economics and politics have expanded very quickly, hence Regional Office Directorate General lease Java Part of West of 1 as one of the organizational unit of public have to precisely in taking policy related to development of human resource, for example in the case of training and education, compensation, and improvement of motivation.
Education and training of human resource represent strategic activity to develop human resource so that can think, behaving, and acting by professional in order to giving service to society. Education and training of human resource burden the make-up of ability and also attitude repairing to people who put hand to a[n organization. Of organizational side is make-up of ability and repair of attitude which is through Education and training of human resource have to be addressed to increase performance so that organization can enjoy its benefit.
Compensation interpreted as all appreciation form or reward given by company for replacement of officer performance which consist of compensation form of financial direct, like fundamental salary, incentive, bonus, and compensation form non indirect financial, like insurance guarantee and other subsidies. And compensation form non financial like interesting work of enthusiasm, work challenge, responsibility, adequate confession of reached achievement, and also the existence of opportunity of promotion to officer which have potency or other beneficial opportunity.
Motivation represent one of the important factor in executing a[n work. Difference of motivation make each and everyone behavior of me, showing off, and reacting to differ at one particular work. Beside that, high lower him motivate someone also have an in with its labour capacity. The increasing of motivation will improve labour capacity, conversely lower motivation him will degrade labour capacity.
Performance is level or achievement ability of reached job by officer in executing its duty relate at conditions which have been determined to cover : (1) stipulating of job standard, (2) assessment of performance of actual employees in relation with standard, ( 3) bait to return to employees with a purpose to motivate pertinent to eliminate decline of performance.
This research aim to to know how far relation between training and education, compensation, and motivation with make-up of human resource performance. Population of this research is all officer of Regional Office Directorate General lease Java Part of West of I, while amount of sampel counted 42 officer. To obtain accurate data, source of its data is in the form of obtained primary data through research of field by giving quesioner. Beside that data obtained from source of data of secunder, covering literature, report and or result of relevant research. For the assessment of performance used by interest standard specified by Head Department Officer of State To know how far relation between training and education, compensation, and also motivate to performance, data analysis the used correlation analysis.
From result of research indicate that there are relation which strong enough between training and education, compensation, and motivation with make-up of human resource performance. Pursuant to result of research, following some policy suggestion which possible can be taken to relate to development of human resource at Regional Office Directorate General lease Java Part of West of I, hence executor of training and education have to be planned better, adapted for by requirement of goodness requirement of organization and also requirement of officer of itself, giving of compensation require to get serious attention, and also motivate officer have to always improved officer to have the spirit and loyalitas in running its duty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Tabrani
"ABSTRAK
Lokakarya Nasional Perencanaan Kesehatan di Cipanas bulan Agustus 1985 telah menghasilkan beberapa rumusan dan rekomendasi antara lain pola pelatihan perencanaan.
Sebagai tindak lanjutnya, Biro Perencanaan beserta Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan Depkes bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia telah menyusun tujuh buah modul Pelatihan Perencaan Kesehatan DT II, Training of Trainers (TOT) tingkat Propinsi dan Latihan Tenaga Perencana Kesehatan DT II.
Pelatihan tenaga perencana kesehatan DT II di Propinsi Jawa Barat telah dilaksanakan pada tahun 1989 sebanyak tiga angkatan.
Tujuan pelatihan agar peserta mampu menyusun usulan rencana kesehatan yang memenuhi persyaratan yaitu dengan melakukan analisis situasi, merumuskan dan memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan sasaran, menetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah, menyusun kegiatan dan sumber daya serta membuat rencana kegiatan dan penilaian upaya kesehatan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap dokumen usulan rencana kesehatan DT II tahun. 1991 yang ada di Dinas Kesehatan DT I serta hasil seminar evaluasi pelatihan perencanaan dan penilaian upaya kesehatan, ternyata dokumen yang telah di susun oleh alumni pelatihan masih berbentuk format isian dan tidak terlihat adanya analisis situasi serta perumusan masalah, sehingga tidak diketahui latar belakang mengapa usulan tersebut dibuat. Hal ini menunjukkan hasil pelatihan belum sesuai dengan harapan, dan ini dapat diartikan kinerja (performance) tenaga perencana kesehatan DT II belum memenuhi sasaran atau tujuan pelatihan perencanaan kesehatan DT II.
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja tenaga perencana kesehatan pasca pelatihan tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptip analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, penelitian dilakukan di 22 Kabupaten/Kotamadya Propinsi Jawa Barat, dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor masukan berupa kemampuan, motivasi kerja dan petunjuk pelaksanaan serta faktor proses yaitu pembimbingan teknis dan penggunaan metode mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja tenaga perencana kesehatan DT II.
Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja tenaga perencana kesehatan DT II. Saran-saran yang diusuikan dalam rangka perbaikan kinerja tersebut adalah, pemberian bimbingan yang berkelanjutan serta peningkatan kemampuan melalui pelatihan atau pertemuan-pertemuan ilmiah.
Petunjuk pelaksanaan yang diberikan dalam bentuk format isian, perlu disertai petunjuk penyusunan.dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses penyusunan rencana tersebut.
Persyaratan peserta pelatihan hendaknya benar-benar dipenuhi. Sebelum peserta kembali ke tempat kerjanya sebaiknya dibekali pengantar kepada atasan langsungnya mengenai kompetensi yang telah dimilikinya. Para tenaga perencana pengganti hendaknya diberikan pengetahuan dan keterampilan teknik-teknik perencanaan melalui ' pelatihan-pelatihan agar kelangsungan kemampuan perencanaan TK II Kabupaten dapat terus berjalan.
Perlu peninjauan kembali terhadap ketujuh buah modul pelatihan perencanaan kesehatan karena hal tersebut dirasakan alumni pelatihan masih sulit.
Diharapkan saran-saran yang diajukan 'dapat mengurangi kelemahan-kelemahan maupun kendala-kendala dalam pelaksanaan di masa yang akan datang."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Direktorat Jenderal Perlindungan HAM merupakan organisasi publik yang memiliki kewajiban untuk melaksanakari akuntabilitas kinerja instansinya. Menurut Ilyas (2002:65) menjalankan suatu akuntabilitas berarti mengoperasionalkan tiga komponen penting dari kinerja, yaitu tujuan, ukuran dan penilalan. Penentuan tujuan setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja yang mengarahkan dan mempengaruhi perilaku kerja pegawai. Melalui ukuran kinerja, maka akan diketahui apakah kinerja yang diharapkan telah dapat dicapai. Oleh karena itu diperlukan suatu penilalan kinerja secara reguler yang dikaitkan dengan tujuan kinerja setiap pegawai.
Sebagai organisasi pemerintah yang baru dibentuk tahun 2000, seluruh pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM yang ada satu sama lain masih memiliki dinamika penyesuaian yang tinggi terhadap hubungan antar pegawai serta tugas yang menjadi tanggungjawab masing-masing. Sedangkan organisasi yang dijalankan telah dituntut untuk dapat beroperasi secara optimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, guna melayani kepentingan masyarakat sebagai pengguna jasa dan pembayar pajak.
Proses peleburan dalam bentuk penyatuan dan penyamaan persepsi sebagaimana tersebut di atas, ternyata tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang singkat. Diperlukan waktu yang panjang untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, rasa memiliki, kesadaran profesi dan tanggungjawab yang sungguh-sungguh untuk mencapai kinerja tinggi dari masing-masing individu sehingga terhindar dari hal-hal yang bersifat kontraproduktif. Pengaruh kepemimpinan dan komunikasi, dipandang menempati posisi yang sangat strategis terhadap pencapaian tujuan Direktorat Jenderal Perlindungan HAM secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh karena kedua hal tersebut, yaitu kepemimpinan dan komunikasi dalam praktek sehari-hari menjadi faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM.
Kepemimpinan merupakan tambahan pengaruh yang memiliki dan mengatasi kepatuhan mekanis pada pengarahan rutin organisasi. Kepemimpinan terjadi jika seorang individu dapat mendorong orang lain mengerjakan sesuatu atas dasar kemauannya sendiri dan bukan mengerjakannya karena wajib atau takut akan konsekuensi ketidakpatuhan. Kualitas kepemimpinan inilah yang dalam berbagai bentuk memperlihatkan perbedaan antara organisasi yang efektif dari yang tidak efektif.
Menurut Kartini (1986:85) komunikasi pada dasarnya merupakan bentuk hubungan antar individu yang dilakukan oleh setidaknya dua orang dan akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Aubrey (1986:3) mengatakan bahwa selama berinteraksi dengan orang lain, terjadi pertukaran ide dan perasaan-perasaan, penyaringan informasi, pembuatan rencana dan pemecahan masalah. Sedangkan partisipasi dalam komunikasi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi masing-masing individu.
Kepemimpinan dan komunikasi sebagai faktor dominan yang mempengaruhi kinerja pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM akan diteliti secara deskriptif dan eksplanatif sebagai sebuah Iangkah penting untuk mengetahui kekuatan, mengenali kelemahan, memanfaatkan kesempatan atau peluang dan mengantisipasi berbagai ancaman yang dihadapi oleh organisasi Direktorat Jenderal Perlindungan HAM dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan tujuan individual yang bekerja di dalamnya. Dari hasil analisis masing-masing faktor tersebut maka akan diketahui apa saja yang dapat dan harus dilakukan oleh manajemen untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kinerja pegawai.
Objek penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah organisasi publik, yaitu Direktorat Jenderal Perlindungan Hak Asasi Manusia yang berada di bawah lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Sebagai populasi penelitian lapangan adalah pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM yang berjumlah 1 73 orang, dengan sampel penelitian sejumlah 104 orang.
Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM.
2. Terdapat pengaruh antara komunikasi terhadap kinerja pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM.
Terdapat pengaruh antara kepemimpinan dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan HAM."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pebriani
"Pembimbing praktek lapangan sangat menentukan dalam meningkatkan ketrampi]an tindakan keperawatan mahasiswa Akper Depkes Palembang di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Fungsi dari pembimbing praktek adalah memberikan bimbingan langsung selama proses belajar mengajar di lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pembimbing praktek lapangan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Rancangan penelitiannya adalah cross sectional, dengan sampel penelitian berjumlah 60 orang pembimbing praktek. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan observasi langsung, serta mengkaji data sekunder. Data kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 36,7 % pembimbing praktek yang menunjukkan kinerja kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara variabel: supervisi (p= 0,019), pengembangan karir (1)-0,014), dan motivasi (p= 0,022) terhadap kinerja pembimbing praktek. Begitu pula dari model regresi logistik diketahui bahwa variabel yang paling dominan menentukan kinerja pembimbing praktek adalah pengembangan karir (OR= 4,00; 95% CI: 1,17-13,67).
Sebagai saran untuk tindak lanjut, maka upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen RSUP Dr. Mohammad Palembang adalah dengan memberikan kesempatan kepada pembimbing praktek untuk melanjutkan pendidikan dan mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan keperawatan agar motivasi kerja mereka meningkat. Selain itu agar meningkatkan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing praktek.

Clinical Instructor (CI) one determinant factor to increase skill of nursing practices for student in Akper Depkes Palembang. The function of Clinical Instructor is giving the direct guidance learning process in the place of practice.
The purpose of this research is to investigate factors related to work performance Clinical Instructor in RSUP Dr, Mohammad Hoesin Palembang. The research use cross sectional design, with 60 Clinical Instructors as samples. Data are collected by using interview and direct observation besides secondary data. Data analyzed statically by using chi square and logistic regression.
The result of the research showed that there were 36, 7 % Clinical Instructors that showed low work performance. Based on bivariate analysis is known that there is significant relation between variables of supervision (p= 0, 019), career development (p=0,014) and motivation (p= 0,022) with work performance Clinical Instructors. Through logistic regression, it is known that the most dominant variable in determining the work performance Clinical Instructor is career development (OR= 4, 00; 95% CI: 1, 17-13, 67).
Referring to the result of this research, I advice that management RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang open opportunities Clinical Instructors to increase education and training that related with nursing. Another to increase supervision of guidance that does it Clinical Instructors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>