Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tengku Luckman Sinar
Medan: Lembaga Pembinaan & Pengembangan Seni Budaya Melayu, 1993
729 TEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penjor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan upacara keagamaan di Bali, dimana penjor merupakan lambang dari wujud rasa terima kasih manusia kehadapan-Nya. Dalam perkembangan selanjutnya penjor banyak digunakan sebagai hiasan untuk lomba, pesta seni atau perayaan hari besar lainnya. Berbagai bentuk penjor telah banyak dijumpai dan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu tidak terlepas dari perkembangan era globalisasi yang membawa dampak signifikan bagi alam pikiran manusia Bali dalam menghaturkan persembahan kehadapan-Nya. Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif dan permasalahan yang diangkat adalah bagaimana terjadinya modifikasi penjor di Desa Kapal serta apa dampak yang ditimbulkan dari adanya modifikasi.
Dari hasil penelitian diketahui, bahwa penjor sebagai salah satu bentuk artefak budaya tidak lagi hanya berfungsi sebagai pelengkap upacara, namun penjor kini juga dipakai sebagai sebuah simbol representasi seseorang dalam struktur masyarakat Hindu di Bali. Orang yang memiliki status ekonomi yang tinggi cenderung membuat penjor sangat megah dan mewah serta hiasannya siap pasang dan mudah di beli. Hal ini membawa dampak positif bagi para perajin panjor di Desa Kapal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi positif bagi masyarakat Bali tentang perkembangan Seni Budaya Bali dan posisi penjor dalam ritus budaya Bali sehingga pembuatan penjor tidak menyimpang dari tujuan pokoknya.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Yusmita
"Pandangan hidup Jawa menempatkan alam nyata berdampingan dengan alam gaib. Keyakinan ini membawa mitos pada peran yang penting. Mitos merupakan cerita rakyat yang berkisar pada pengekspresian kekuatan-kekuatan gaib pada kosmos, yang diyakini dan diceritakan turun temurun secara lisan.
Tulisan ini akan membahas hubungan antara mitos dan ornamen , dengan mengambil studi kasus pada ornamen Putri Mirong di Keraton Yogyakarta. Bagaimana ornamen berbicara tentang konsep-konsep spirittuil melalui bentuk, wama, letak, posisi dan arah hadap, serta kemungkinan penerapan kembali ornamentasi pada arsitektur masa sekarang adalah tujuan dari pembahasan penulisan ini. Dengan berlatar belakang mitos Ratu Kidul, ornamen Putri Mirong yang pada dasarnya merupakan elemen pelengkap arsitektur dapat memegang peranan yang besar dalam penciptaan karya arsitektur yang lebih bermakna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rousan Ilmy Hustamely
"Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai sebuah bangunan yang terasa memiliki suatu pengaruh kuasa terhadap lingkungan sekitarnya, seperti yang dapat kita temui pada monumen dan istana. Hal ini menjelaskan bahwa dalam arsitektur, kuasa dapat hadir melalui bentuk-bentuk dan elemen-elemen tertentu yang ada pada sebuah bangunan. Mengetahui bagaimana hubungan antara arsitektur dengan kuasa merupakan tujuan dari skripsi ini. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan studi berbagai referensi terkait representasi kuasa melalui bentuk simbolis, dengan studi kasus Istana Daendels di Weltevreden, Batavia. Gaya Empire pada bangunan tersebut akan dianalisis sebagai suatu bentuk simbolis dalam merepresentasikan kekuasaan Belanda-Perancis di Batavia pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di awal abad ke 19. Bagaimana sebuah karya arsitektur dapat menjadi simbol kekuasaan, elemen arsitektur apa saja yang dapat menunjukan kuasa pada sebuah bangunan, dan bagaimana peran bentuk simbolis dalam merepresentasikan kuasa tersebut; dengan mengkaitkannya dengan teori mengenai kuasa dan simbol, kemudian akan dianalisis dan ditarik kesimpulan mengenai bagaimana hubungan antara arsitektur dengan kekuasaan.

Sometimes, we encounter a building that emits the sense of power over its surrounding environment, such as monuments and palaces. It explains that in architecture, power can be presented through some forms and certain elements of a building. The objective of this work is to know how the relations between architecture and power. The study is conducted by literature reviews about power representation through symbolic forms, with a case study of Daendels Palace in Weltevreden, Batavia. Empire style of the building will be analyzed as a symbolic form in representing the Dutch-French authority in Batavia at the reign of Governor General Herman Willem Daendels in the early 19th century. How an architectural work can be a symbol of power, what architectural element that can demonstrate power in a building, and how the role of symbolic form in representing the power; by linking with the theories about power and symbol, will then be analyzed and drawn a conclusion about how the relationship between architecture and power.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lien Dwi Anggraini
"ABSTRAK
Ornamen sebagai bagian dari elemen rumah tradisional Betawi. Ornamen menjadi satu wujud fisik rumah tradisional yang mengisi komponen bangunan. Bentuk-bentuk pada ornamen yaitu bentuk geometris maupun bentuk non-geometris. Ornamen dilihat dari segi visual sebagai sesuatu yang indah, dari segi bahan, warna maupun bentuk. Adapun adanya keberadaan ornamen karena pengaruh sosial-budaya yang terkait pada rumah tradisional Betawi. Ornamen sebagai produk budaya Betawi ini memberikan beberapa peran yaitu sebagai hiasan pada komponen bangunan atau elemen dekoratif maupun mengandung unsur simbolik. Ornamen secara turun-temurun diwariskan pada masyarakat Betawi pada rumah tradisional dan menjadi ciri khas masyarakat Betawi. Dalam kebudayaan material, ornamen sebagai wujud fisik secara non verbal dapat menyampaikan pesan-pesan terkait konteks sosial budaya sehingga dapat terjelaskan hanya dengan melihat ornamen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chelsy Oktaviani
"ABSTRACT
Objek merupakan elemen interior pembentuk atmosfir. Atmosfir berperan dalam membangun kualitas ruang bagi penggunanya. Dalam interior, objek dapat berperan sebagai komoditas yang memiliki nilai di masyarakat. Chinoiserie merupakan salah satu contoh komoditas yang berkembang di masyarakat. Chinoiserie dianggap kaya akan nilai kebudayaan, spiritualitas, dan sosial. Dalam ruang interior, Chinoiserie hadir pada objek, furnitur, dan elemen dekorasi. Keberadaan Chinoiserie tercermin dari elemen warna dan pola yang digunakannya. Ketika ditempatkan, Chinoiserie membawa nilai-nilai sebagai komoditas sehingga mempengaruhi kualitas ruang dan penggunanya. Dalam menelusuri penggunaan Chinoiserie dalam ruang interior, digunakan dua studi kasus yaitu Apartemen Coco Chanel dan Restoran Orient8, Hotel Mulia, Jakarta. Dari penelusuran kedua studi kasus tersebut ditemukan bagaimana Chinoiserie sebagai komoditas dimaknai oleh pengguna ruang dan pengaruhnya terhadap interior dan perilaku manusia serta menemukan bagaimana aplikasi Chinoiserie sebagai elemen dekorasi dalam ruang interior domestik dan ruang interior publik.

ABSTRACT
Objects as interior element are used to form atmosphere. Atmosphere plays a role to build the quality of space for it rsquo s user. In the interior, objects act as commodities that have value in society. Chinoiserie is one example of a growing commodity in the community. Chinoiserie is considered rich in cultural, spiritual, and social values. In interior space, Chinoiserie is presented in objects, furniture, and decorating elements. The existence of Chinoiserie is reflected in it rsquo s color elements and patterns. When placed in the interior, Chinoiserie carries values as a commodity that affects the quality of space and its users. In searching for the use of Chinoiserie in interior space, two case studies are used Coco Chanel Apartment and Orient8 Restaurant, Mulia Hotel, Jakarta. From the search of two case studies, it is found how Chinoiserie as commodity interpreted by the users and its influence on the interior and human behavior, also the findings how the application of Chinoiserie as a decorative elements in the domestic interior and public interior. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Yohana P. F.
"Ornamen lekat dengan pemahamannya sebagai elemen tambahan yang bersifat dekoratif semata meski ia memiliki potensi untuk berperan lebih jauh dalam ruang. Melalui kajian literatur, ditarik sebuah hipotesa bahwa ornamen arsitektural dapat menggambarkan konteks dalam ruang serta membentuk sense of place. Pembuktian dilakukan melalui studi kasus pada generic space, ruang yang tidak memiliki karakter maupun identitas, yakni ruang transit, dimana ruang transit yang mengutamakan orientasi sehingga identitas dibutuhkan di dalamnya. Pada akhirnya ditemukan bahwa ornamen arsitektural benar dapat berperan lebih dalam ruang, yakni sebagai pemberi identitas dan pembentuk sense of place, jika ia berada dalam ruang yang tidak memiliki karakter atau identitas generic space.

Ornament is understood only for its function as a decorative embellishment, although it has a potential to be used for a better cause in a room. Through literature assessments a hypothesis that architectural ornaments could represent context in a room and build a sense of place was made and proved through study cases on a generic space, a room without character or identity, a transit area, which prioritize on orientation and thus need an identity. At the end it is found thatarchitectural ornament could really contributes more in a room, giving identity and building sense of place, if it was in a room without characters or identity, the generic space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Amelia Miranti
"Kaca patri merupakan suatu bentuk seni. Lebih dari itu, kaca patri ada\ah seni yang merupakan hasil perancangan dan juga unsur arsitektural Sebagai unsur arsitekturai sehamsnya kaca patri, yang merupakan satu-satunya bentuk seni melukis melalui cahaya, akan mampu meningkatkan kualitas ruang di dalam bangunan tempatnya diletakkan. Namun, mengapa sepertinya kualitas ruang yang terbentuk dengan keberdaan kaca patri sekarang ini sudah jauh menurun dibandingkan dengan apa yang tezjadi pada masa kejayaannya di Masa Pertengahan? Mungkinkah terdapat berbagai aspek yang melatarbelakangi terjadinya perkembangan pada kaca patn dan membuatnya tidak dapat terhindar dari suatu perubahan?
Dalam penulisan ini, saya akan meninjau perkembangan yang telah terjadi pada kaca patri. Tinjauan tentang perkembangan ini dilakukan dengan mengkaji teori yang diperoleh dan studi literatur, dilanjutkan dengan studi kasus dua bangunan yang mewakili masa berbeda dengan karakter yang berbeda pula. Dari keseluruhan tinjauan akan didapatkan suatu hasil yang dapat menggambarkan terjadinya perkembangan kaca patri dan perubahan yang terjadi di dalam perkembangan tersebut, yang akan memberikan masukan untuk membawa kaca patri menjadi unsur arsitektural yang semakin berarti bagi suatu bangunan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jalusista Prathama Risetyo Kusumo
"Arsitektur dan musik, sebagai dua bentuk karya seni, merupakan manifestasi dari cara pandang manusia dalam menghasilkan dan menerima suatu karya seni. Kesamaan di antara keduanya, seperti yang dikatakan oleh Plato dan Phytagoras, terlihat pada karakteristik elemen dasar pembentuknya. Pada periode Baroque, cara pandang masyarakat berubah bersamaan dengan keadaan sosial-politik serta penilaian terhadap seni. Masa Baroque ini mengalami perkembangan nilai filosofis humanisme Renaissance, yaitu menyadari keutamaan manusia terhadap alam semesta dan penciptanya serta bagaimana seni menjadi representasi dan aktualisasi tubuh dan jiwa di alam semesta. Karya seni, termasuk di antaranya arsitektur dan musik, berkembang sehingga memberikan efek yang menggugah emosi.
Periode Baroque mengubah cara pandang Renaissance yaitu melalui karakteristik yang menggugah jiwa seperti kualitas painterly, grand style, massiveness, dan movement, yang dapat terlihat secara bersamaan saat menyaksikan opera Baroque. Skripsi ini berusaha menganalisis bagaimana kualitas penggugah jiwa terjadi pada arsitektur dengan musik opera Baroque sehingga menghasilkan kesatuan yang harmonis antara keduanya.

Architecture and music, as forms of art, are a manifestasion of human perception in producing and perceiving arts. The similarity of the two, as stated bt Plato and Phytagoras, are seen by the characters of their basic elements. In Baroque period, society?s perception changes at the same time with social-politic conditions, and also the translation of arts. Humanism value philosophy grow from the Renaissance in this period, by realizing human importance in the world and its creator, also how these arts become the representation and actualization of human body and soul. Arts, including architecture and music, grow to affects and moves human emotion.
Baroque period changes the Renaissance perception by its emotion-moving characters, like painterly, grand style, massiveness, and movement quality, that can be seen at the same time while watching Baroque opera. This thesis tries to analyze how emotion-moving qualities are presents in Baroque architecture and opera music, resulting in a harmonic unity of the two
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>