Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Atastina Sri Basuki
"ABSTRAK
Kebisingan lingkungan, khususnya dilingkungan industri mulai menggejala diberbagai tempat di Indonesia, bersamaan dengan lahirnya industri itu sendiri. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Barat diketahui bahwa kebisingan lingkungan dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia.
Pengaruh buruk dari kebisingan lingkungan itu disamping berupa timbulnya penyakit karena gangguan fisiologis, namun juga dapat menimbulkan penurunan performa kerja karena gangguan psikologis.
Dalam proses pembangunan disegala bidang sebagaimana telah diprogramkan dalam semua tahapan Pelita, maka akibat buruk dari kebisingan lingkungan terhadap performa kerja kiranya perlu ditangani sedini mungkin. Hal ini bukan saja berguna dalam menunjang kebijaksanaan pembangungan ekonomi nasional, namun juga mempunyai arti dalam pembangunan kesejahteraan manusia.
Berkenaan dengan pertimbangan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar akibat buruk oleh kebisingan lingkungan tersebut terhadap performa kerja individu yang memperoleh pemaparan dari padanya.
Untuk maksud tersebut, penelitian dilakukan di lingkungan industri keramik, yang memprodukai tegel keramik. Sebagai subyek penelitian atau responden adalah semua karyawan yang melakukan pekerjaan sortasi tegel keramik, sedangkan kebisingan lingkungan bersumber dari alat-alat proses yang sedang beroperasi
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa kebisingan lingkungan tertinggi adalah sebesar 75 - 84 dB, terdapat disuatu titik lokasi didalam bangunan pabrik dimana karyawan melakukan pekerjaan sortasi. Kebisingan lingkungan terendah adalah sebesar 71 ?73 dB, berada di suatu titik lokasi didalam bangunan pabrik pula. Di dua titik lokasi tersebut karyawan serta melakukan pekerjaannya yang diukur performanya. Sebagai performa kerja adalah banyaknya tegel ukuran tertentu yang dapat disortir setiap hari kerja oleh subyek.
Dari 32 orang subyek yang melakukan sortasi di dua lingkungan kebisingan tersebut, dilakukan pengujian statistik terhadapa perbedaan performa kerja oleh perbedaan lingkungan kebisingan, yaitu pada 71 - 73 dB dengan 75 - 84 dB. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa performa kerja lebih kecil di lingkungan yang kebisingannya antara 75 - 84 dB daripada di lingkungan yang kebisingannya 71-73 dB.
Dari pengujian statistik terhadapa perbedaan performa kerja di lingkungan tenang (dengan memakai "ear plug") dengan dilingkungan kebisingan (73 - 84 dB) menyimpulkan bahwa performa kerja di lingkungan tenang lebih besar daripada di lingkungan kebisingan.
Pengujian ini dilakukan terhadap 12 subyek penelitian. Karena latar belakang sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, ,jarak tampat tinggal, dapat dikatakan tak ada perbedaan antara subyek satu dengan lainnya, maka masukan lain yang mungkin berperan mempengaruhi perbedaan performa tersebut adalah pengalaman kerja. Oleh karena itu dari 32 orang subyek yang ada kerjanya antar 1 s.d 3 tahun dan kelompok yang pengalaman kerjanya 5 tahun keatas. Dengan membandingkan performa kedua kelompok subyek tersebut didalam lingkungan kebisingan yang sama dapat disimpulkan bahwa antara kedua kelompok tersebut tidak ada perbedaan performa kerja. Jadi perbedaan performa kerja hanya dipengaruhi oleh perbedaan kebisingan lingkungan."
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardji Adikusumo
"Kebisingan yang terjadi di lingkungan kerja merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian yang memadai demi untuk kesehatan para pekerja. Karena seperti kita ketahui bahwa alat pendengaran manusia mempunyai batas-bataa tertentu yang masih dapat ditoleransikan jika menghadapi kebisingan. Jika batas ini dilampaui, maka akan berakibat terjadinya gangguan pendengaran.
Jika telinga mengalami gangguan, salah satu akibatnya adalah sulit berkomunikasi, sehingga akan berakibat menurunkan produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini ada 1ah untuk mergetahui apakah kebisingan 1ingkungan kerja berpengaruh terhadap terjadinya gangguan j apakah masa kerja berpengaruh terhadap terjadinya gangguan pendengaran karena kebisingan 1ingkungan kerja; apakah pemakaian alat pelindung telinga berpengaruh terhadap terjadinya gangguan pendengaran karena kebisingan 1 ingkungan kerja.
Untuk maksud tersebut, di1akukan penelitian lapangan dengan rancangan studi komparatif. Penelitian ini dilakukan di pabrik keramik Tanah Agung Malang, dengan mengambi1 dua lokasi pengambilan sampel, yaitu di ruang disel yang terpapar oleh kebisingan yang tingkat kebisingannya lebih besar dari S5 dB dan di ruang non disel yang terpapar oleh kebisingan yang tingkat kebisingannya lebih keci1 dari 85 dB. Sebagai subyek penelitian adalah semua pekerja yang bekerja di pabrik keramik Tanah Agung Malang yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur dan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Alat ukur yang digunakan adalah Sound Level Meter untuk mengukur tingkat kebisingan dan Audiometer untuk mengukur derajat gangguan pendengaran.
Teknik analisis yang digunakan adalah ana 1isis persentasi, digunakan untuk analisis terhadap distribusi frekuensi dan analisis Chi-kuadrat, untuk mengetahui pengaruh kebisingan 1ingkungan kerja, masa kerja dan pemakaian slat pelindung telinga terhadap terjadinya gangguan pendengaran.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa kebisingan 1ingkungan kerja berpengaruh terhadap gangguan pendengaran, masa kerja berpengaruh terhadap terjadinya gangguan pendengaran karena kebisingan lingkungan kerja, pemakaian alat pelindung telinga berpengaruh terhadap terjadinya gangguan pendengaran karena kebisingan lingkungan kerja.
Dengan demikian untuk menanqgulangi bahaya kebisingan di 1ingkungan kerja, perlu digalakkan penggunaan alat pelindung telinga. Selain itu sebaiknya dilakukan pemeriksaan audiometri secara berkala, sehingga dapat segera diketahui adanya gangguan pendengaran secara dini. Bedangkan untuk penerimaan pekerja baru juga perlu diadakan pemeriksaan audiometri untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut 1ayak bekerja di 1ingkungan kerja yang bising. Perlu juga diadakan penataran, penyuluhan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zuriah Sunarmi
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Untuk Mengetahui hubungan kuat penerangan dengan kelelahan mata dan produktivitas kerja, telah dilakukan penelitian kross seksional terhadap 264 tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai penjahit di Industri Konveksi PT. Busana Rama Tekstil & Garment. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Anamnesa, pemeriksaan fisik, khususnya kelelahan mata dengan menggunakan near point ruler serta pemeriksaan lingkungan terutama yang menyangkut penerangan tempat kerja dengan menggunakan lux meter.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian mencatat kuat penerangan rata-rata di seluruh tempat kerja adalah 238.50 lux, dengan simpang baku 77.36. Prevalensi rate kelelahan mata setelah 4 jam adalah 84.5%. Tidak ditemukan hubungan antara timbulnya kelelahan mata dengan kuat penerangan, warna bahan pakaian, lama kerja, pendidikan, serta golongan umur. Produktivitas rata-rata seluruh pekerja setelah bekerja selama 4 jam adalah 72,65 potong pakaian per jam dengan simpang baku 38.47. Hasil uji statistik memperlihatkan hubungan yang bermakna antara produktivitas kerja dengan warna bahan pakaian serta dengan kuat penerangan, tetapi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kelelahan mata, lama kerja, pendidikan, dan golongan umur.

The Relationship between Light Intensity and Asthenopia as well as Working Productivity of the Labor Working at Garment Industry of PT. Busana Rama Textile & Garment TangerangThe Scope and Method of Study. In order to find out the relationship between the light intensity with asthenopia and working productivity, a cross sectional study is conducted toward 264 female worker who are working as tailor in the garment industry of PT. Busana Rama Textile and Garment. The collection of data is carried out by anamneses, physical examination, especially related to asthenopia by using near point ruler, and environment examination regarding the light intensity at the working place by using the lux meter.
Results and Conclusion: The study find out that the average light intensity for all working places is 238,50 lux, with standard deviation of 77.36. The prevalence rate of asthenopia after working for 4 hours is 84,5%. There are no relationship between asthenopia and light intensity, color of clothes raw-material, length of work, educational level, and age group of the female workers. The average productivity for all workers after working for 4 hours is 72,65 pieces of cloth per hour with the standard deviation of 38,47. The result of statistic shown that there are relationship between working productivity and color of cloths raw-material and light intensity. However with regards of asthenopia, length of work, educational level, and age group of the female workers there are no relationship with working productivity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Humaira
"ABSTRAK
Operator tambang batubara merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator tambang batubara dengan menggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja dengan covariat faktor individu (usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan irama sirkadian) dan faktor pekerjaan &lingkungan kerja (waktu istirahat, waktu kerja, dan masa kerja). Desain penelitian ini merupakan penelitian eksploratori dengan metode deskriptif melalui tinjauan literatur sistematis terhadap literatur yang sesuai dengan kriteria penilaian. Tinjauan literatur sistematis ini dilakukan dengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintetis, dan intrepetasi data yang diperoleh dari 11 literatur terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara.

ABSTRACT
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. This study aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators through a systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration, and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, and circadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours, and work period). This research is an exploratory study with a descriptive method through a systematic literature review of the literature in according to the research criteria. This systematic literature review is conducted through the identification, extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. The resukt showed that there was an influence between shift work, work duration, and workload on fatigue in coal mining operators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Jessica Natalie Basaria
"Kelelahan kerja merupakan perasaan lelah yang menyebabkan penurunan kemampuan kerja. Meski dapat ditemukan di setiap sektor industri, beberapa sektor lebih rentan terhadap kondisi ini karena kombinasi dari berbagai faktor risiko. Salah satunya adalah sektor tambang. Hingga saat ini, penelitian terkait kelelahan kerja di pertambangan belum banyak dilakukan pada pekerja mine support. Divisi X sebagai salah satu divisi mine support PT X telah mengalami insiden boat di mana kelelahan kerja terindikasi sebagai salah satu faktor laten. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif mengenai kejadian kelelahan kerja serta faktor risikonya, baik terkait kerja maupun tidak terkait kerja, yang dialami oleh operator boat di Divisi X PT X tahun 2023. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Subjective Self Test oleh Industrial Fatigue Research Committee, wawancara mendalam, pengisian formulir, dan dokumentasi. Informan terdiri atas informan utama, yaitu operator boat, sejumlah lima orang dan informan kunci, yaitu supervisor operator boat, sejumlah satu orang. Variabel yang diteliti terdiri dari kelelahan kerja, faktor risiko terkait kerja (pengalaman kerja, desain kerja, durasi kerja, waktu istirahat, shift kerja, dan lingkungan kerja), serta faktor risiko tidak terkait kerja (durasi tidur, kualitas tidur, dan waktu perjalanan). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semua operator boat Divisi X PT X mengalami kelelahan kerja tingkat ringan atau sedang, dengan faktor risiko terkait kerja yang dialami adalah desain kerja, durasi kerja, waktu istirahat, shift kerja, dan lingkungan kerja. Sementara faktor risiko tidak terkait kerja adalah durasi tidur, kualitas tidur, dan waktu perjalanan.

Work fatigue refers to the feeling of tiredness that resulted in reduced work performance. While this condition can be found in every industrial sector, some are more susceptible than others due to the combination of risk factors. Such example is the mining industry. Research on work fatigue in mine support workers is currently limited. Division X, one of the mine support division in PT X, has recently experienced a boat incident in which work fatigue was indicated as a latent factor. This research aims to provide a comprehensive overview of work fatigue experienced by boat operators in Division X of PT X in 2023, along with its related risk factors, both work- and non-work-related. This research uses qualitative method with descriptive design. Data is collected through Subjective Self Test questionnaire by Industrial Fatigue Research Committee, in-depth interviews, data form, and documentation. Informants consist of five boat operators as main informants and one direct supervisor as key informant. Variables studied consist of work fatigue, its work-related risk factors (work experience, work design, work duration, rest time, shift work, and work environment), and non-work-related risk factors (sleep duration, sleep quality, and commuting time). Result shows that all boat operators in Division X of PT X experience mild to moderate occupational fatigue, with work-related risk factors found being work duration, rest time, shift work, and work environment. Meanwhile, non-work-related factors include sleep duration, sleep quality, and commuting time."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husairi
"Operator haul truck merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja fatigue disebabkan oleh penerapan shift kerja, gangguan kuantitas dan kualitas tidur, serta pengaruh berbagai faktor lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara shift kerja, kuantitas dan kualitas tidur, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada operator haul truck. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner Fastigue Assessment Scale FAS, pengukuran tingkat stress menggunakan alat cocorometer, serta pengukuran kuantitas dan kualitas tidur menggunakan alat fitbit di antara 196 responden laki-laki yang bekerja sebagai operator haul truck. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kuantitas tidur OR = 3,222, p = 0,028 dan kualitas tidur OR = 2,800, p = 0,025 dengan kelelahan, sedangkan shift kerja tidak memiliki hubungan yang signifukan dengan kelelahan. Faktor risiko lain yang juga memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan pada operator haul truck di PT X adalah beban mental OR = 2,296, p = 0,027 , lingkungan kerja OR = 2,400, p = 0,014, monotoni pekerjaan OR = 3,371, p = 0,002, usia OR = 2,708, p = 0,005, dan sleep hygiene OR = 3,840, p = 0,001.

Haul truck operator is one of the high risk occupations in experiencing fatigue caused by the implementation of shift work, sleep quantity and quality disturbance, other related factors. The objective of this study was to analyze the relationship between shift work, quantity and quality of sleep, and other factors associated with fatigue on the haul truck operator. A cross sectional study was conducted in this study using questionnaires of Fatigue Assessment Scale FAS, measurement of stress using cocorometer, and measurement of sleep quantity and quality using fitbit among 196 male respondents who work as haul truck operator. The result of this study shown there is a significant correlation between the quantity of sleep OR 3,222, p 0,028 and fatigue, also between the quality of sleep OR 2,800, p 0.025 and fatigue. However, shift work has no significant correlation with fatigue. Other factors, including mental workload OR 2,296, p 0,027, work environment OR 2,400, p 0,014, monotonous work OR 3,371, p 0,002, age OR 2,708, p 0,005, and sleep hygiene OR 3,840, p 0,001 also have significant correlation with operator fatigue in PT X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irianto
"Penelitian ini bertujuan untuk analisa pengaruh beban kerja terhadap kelelahan pada operator "heavy dump truck" HD 785-5 di PT. Pamapersada Nusantara district X tahun 2007, dan merupakan studi yng bersifat kualitatif dengan variabel data bersifat kualitatif dan kuantitatif, yang kemudian dikuantitatifkan dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah operator truck produksi dengan kategori untuk unit HD 785-5 PT. Pamapersada Nusantara distict X dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 60 orang. Analisis data menggunakan analisis statistik yaitu analisis univariat, dilanjutkan dengan analisis bivariat menggunakan uji signifikansi (Chi-square) dan dilanjutkan dengan uji korelasi (nilai r).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas operator HD 785-5 (37 orang/61.7%) mengalami tingkat kelelahan ringan. Berdasarkan uji signifikansi (chi-square) dan Uji korelasi (nilai r) yang dilakukan terhadap empat variabel independen, diketahui bahwa faktor yang terdapat signitikan pada operator heavy dump truck PT. Pamapersada district X adalah faktor Iama mengemudi yang merupakan faktor eksternal.
Lama mengemudi terbukti mempengaruhi kelelahan operator heavy dump truck PT. Pamapersada Nusantara distict X, sehingga untuk mengurangi terjadinya kelelahan diperlukan adanya sharing informast atau pengalaman antara operator senior dan adanya srecthing untuk para operator apabila untuk meregangkan kekakuan otot dan perlunya pengaturan istirahat yang tepat untuk menghindari terjadinya kelelahan Iebih lanjut.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan masukan kepada PT. Pamapersada Nusantara district X untuk pembuatan program guna mengurangi angka kecelakaan pada kecelakaan yang diduga dikarenakan oleh kelelahan pada umumnya dan khususnya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya kelelahan.

This research is going to ind the influence of workload to the fatigue of Operator Heavy Dump Truck HD 785-5 at PT. Pamapersada Nusantara district X, and constitute of qualitative study with qualitative and quantitative data variable, then made it quantitative with cross-sectional approach. The Population in this research are all of the operator PT. Pamapersada Nusantara district X that operated HD 785-5 with quantity 60 respondens. Data analysis using statistic analysis i.e univariate analysis, follow up by bivariate analysis with chi-square and PPM (Pearson's Product Moment).
The Result of the research show that the majority of operator Heavy Dump Truck HD 785-5 (37 persons / 61,7%) was in mild category. Based on chi-square and PPM test that had done to four independence variables, the result that related and associated of workload influence the fatigue of operator Heavy Dump Truck HD 785-5 is Driving Duration, it's one of research external factors. Driving duration was proven be influence of operator Heavy dump truck fatigue's at PT. Pamapersada Nusantara district X. To eliminate fatigue is necessary to share information and experience from senior to junior, and next is the stretching movement to the operator with intend to relax muscle from stiffness and the last one is rest time management in certain shift which indicated and predicted that necessary to take in action in case to avoid further act of fatigue.
Researcher hopefully that this research could contribute and give proper recommendation to PT. Pamapesada Nusantara District X, for developing fatigue management program to eliminate incident rate (In General) and to conduct fatigue awareness through safety program planning (ln Specific), which indicated and predicted because of Fatigue.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T33852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Undang Supriatna
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan gambaran konflik pekerjaankeluarga,
konflik keluarga-pekerjaan, kelelahan kerja dan kinerja perawat RSUD.
Jenis Penelitian ini analisa kuantitatif dengan desain penelitian crossectional.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 118 orang perawat wanita rawat inap
RSUD Pandeglang yang sudah menikah. Peneliti menggunakan alat ukur workfamily
conflict scale untuk mengukur konflik peran ganda, MBI untuk mengukur
kelelahan kerja dan performance scale untuk mengukur kinerja perawat. Ketiga
alat ukur tersebut telah diadaptasi dan merupakan hasil dari penelitian
sebelumnya.
Analisa pada penelitian ini menggunakan SEM dengan software LISREL 8.54.
Berdasarkan hasil output LISREL diperoleh hasil bahwa konflik pekerjaankeluarga
dan konflik keluarga pekerjaan tidak berhubungan signifikan dengan
kinerja, nilai T-value < 1,96. Konflik pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan
berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja dengan nilai T-value 6,27 dan
5,34. Kelelahan kerja berhubungan signifikan dengan kinerja dengan nilai T-value
3,63. Tidak ditemukan hubungan karakteristik dengan ke empat variabel laten
tersebut.
Sebagian besar responden mengalami konflik pekerjaan-keluarga rendah 60 orang
(50,8%), dan tinggi 13 orang (11.0%). Responden konflik keluarga-pekerjaan
yang mengalami konflik rendah 62 orang (52,5%), dan yang tinggi 8 orang
(6,8%). Responden yang mengalami kelelahan kerja rendah ada 78 orang (66,1%),
dan tinggi 4 orang (3,4%). Distribusi responden menurut kinerja sebanyak 6
orang mengatakan rendah (5,1%), dan tinggi 77 orang (65,3%). Berdasarkan
hasil penelitian, saran yang diajukan untuk manajerial adalah membuat program
redesain pekerjaan, pengurangan jam kerja, dan program benefit yang didalamnya
termaktub family friendly policies. Selain itu organisasi rumah sakit agar dapat
membangun strategi coping untuk individu karyawan agar mereka mampu
bertahan dalam tekanan dan konflik

Abstract
This study aims to see the picture of the work-family conflict; family-work
conflict, burnout, and nurses performance of Pandeglang Hospital. This type of
analysis of quantitative research with crossectional research design. Respondents
in this study amounted to 118 female nurses inpatient Pandeglang hospitals has
been married. Researcher use a measuring tool work-family conflict scale to
measure the dual roles conflict, MBI to measure burnout and performance scale
to measure the performance of nurses. The three tools measurement has been
adapted and is the result of previous research.
The analysis in this study using SEM with LISREL 8.54 software. Based on the
LISREL output results obtained that work-family conflict and family conflict did
not associated significantly with performance, T-value < 1.96. Work-family
conflict and family-work conflict associated significantly with work fatigue, with
T-value 6.27 and 5.34. Burnout is significantly associated with performance, Tvalue
3.63. No found relationship between the variable characteristic of the four
latent variables
Most respondents experienced work-family conflict low 60 people (50.8%), and
high 13 men (11.0%). Respondents work-family conflict experienced low conflict
62 people (52.5%), and high of 8 people (6.8%). Respondents who experienced
low burnout there 78 people (66.1%), and high of 4 people (3.4%). Distribution of
respondents according to performance as much as 6 people say low (5.1%) and
high 77 people (65.3%). Based on research results, the suggestions for the
managerial job is to make the redesigned program, the reduction of working
hours, and programs that benefit family friendly policies contained therein. In
addition hospital organization in order to build coping strategies to individual
employees to enable them to survive the pressure and conflict."
2012
T31283
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brenda Angelita Lesmana
"Kelelahan merupakan salah satu faktor yang menjadi hambatan bagi operator untuk melakukan pekerjaannya, sebab kelelahan dapat menyebabkan kantuk, sulit berpikir, lelah berbicara, tidak mudah berkonsentrasi, cenderung lupa, dan merasakan ketidaknyamanan lain. Salah satu penyebab kelelahan yang diketahui adalah keadaan lingkungan kerja, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kebisingan, getaran, pencahayaan, dan lain-lain. Belum ada penelitian yang membahas mengenai pengaruh variabel tersebut secara simultan terhadap kelelahan pekerja, sehingga penelitian ini dibuat dengan tujuan menghasilkan persamaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan menggunakan alat pengukur getaran Larson Davis Human Vibration Meter 100, alat pengukur kebisingan Larson Davis Dosimeter Spark 706C, dan software pengukur waktu reaksi sebagai parameter kelelahan Design Tools, didapatkan persamaan regresi berganda , dimana Y melambangkan waktu reaksi subjek terhadap stimulus yang diberikan (s), X1 melambangkan getaran yang terdapat pada area kerja subjek (m/s2), dan X2 melambangkan kebisingan (dB). Dengan nilai adjusted R square sebesar 96,6% , dapat diartikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan sebagian besar variabel dependen waktu reaksi sebagai parameter kelelahan operator

Fatigue is one of the known nuisance factors for worker to do his job, because fatigue can cause drowsiness, difficulty thinking, tired of talking, difficulty to concentrate, inclined to forget, and other discomforts. One of the known causes of fatigue is the working environment, and the influencing factors are noise, vibration, lighting, and others. No studies have discuss the influence of these variables simultaneously to a worker‟s fatigue before, so this study was made with the purpose of generating equations to meet those needs. By using vibration gauges Larson Davis Human Vibration Meter 100, noise gauges Larson Davis Noise Dosimeters Spark 706C, and a computer software to measure reaction time as a parameter of fatigue, Design Tools, obtained multiple regression equation , where Y symbolizes the reaction time of the subject when given a stimulus (s), X1 symbolizes vibrations in the working area (m/s2), and X2 symbolizes noise (dB). With the adjusted R square value of 96.6%, it means that the independent variables in this study were able to explain most of the reaction time as the dependent variable"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>