Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Herlangga Umara Saputra
"Rokok merupakan salah satu produk yang diatur sebagai barang kena cukai dimana tarif cukai bagi rokok ditentukan untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2022, tarif cukai rokok diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 192/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, dan Tembakau Iris (“PMK No. 192/PMK.010/2021). Dalam peraturan ini, pemerintah menerapkan kebijakan kenaikan dan penyederhanaan tarif cukai untuk masing-masing golongan sigaret dimana hal tersebut berpotensi untuk memengaruhi kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan di dalam pasar rokok bahkan dapat memengaruhi struktur pasar rokok itu sendiri. Maka dari itu, skripsi ini akan meninjau lebih lanjut mengenai penerapan kebijakan tersebut dengan 2 (dua) pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaruh PMK No. 192/PMK.010/2021 terhadap pasar rokok di Indonesia dan bagaimana potensi persaingan usaha tidak sehat di dalam pasar rokok di Indonesia akibat PMK No. 192/PMK.010/2021. Metode penelitian yang digunakan di dalam skripsi ini adalah yuridis-normatif, yang mana berfokus kepada penggunaan norma hukum atau sumber tertulis lainnya sebagai data. Penelitian ini menunjukkan bahwa  kebijakan kenaikan dan penyederhanaan tarif cukai rokok di dalam PMK No. 192/PMK.010/2021 mengakibatkan kenaikan harga rokok yang beredar di pasar serta memengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Hal ini menyebabkan produksi dari rokok semakin menurun sehingga pelaku usaha kesulitan untuk memperoleh pendapatan dari penjualan. Maka dari itu, pelaku usaha berpotensi untuk melakukan strategi-strategi dengan perjanjian di antaranya untuk menguasai pasar, terkhususnya dari proses produksi dan menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha lainnya.

Cigarette is one of the products that is regulated as excise goods in which the excise rates for cigarette would be regulated gradually every calender year. In 2022, the excise rates of cigarette is regulated in Analysis on the Potential of Anti-Competition Caused by Ministry of Finance of Republic of Indonesia Number 192/PMK.010/2021 regarding Excise Rates for Tobacco Products in the form of Cigarette, Cigar, Rolling Tobacco or Klobot, and Cut Tobacco (MFR No. 192/PMK.010/2021). In the regulation above, the government applied the increase and simplification of excise rates for every layer of cigarettes in which has the potential to affect the business done by a company in tobacco industry, even the market structure itself. Therefore, this thesis pay a closer look to the implementation of the regulation with 2 (two) main issues, specifically on how the MFR No. 192/PMK.010/2021 can affect the tobacco industry in Indonesia and how it can cause the potential of anti-competition in tobacco industry. This research used the method of juridicial-normative, which is focused on the written regulation and other written sources as the data. This research shows that the increase and simplification clause for excise rates of cigarettes regulated in MFR No. 192/PMK.010/2021 directly cause the increase of cigarette market prices and the decrease of purchasing power of the society in general. This specific issue can cause the decrease of income by a company in tobacco industry, specifically from the sales of the cigarettes itself. Therefore, there would be a potential of new strategies taken by the companies in tobacco industry to work together in terms of agreement, with the purpose of dominate the market, specifically in the production process and would cause the loss of income to the other company.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Kiai, alumni and santri Ilir kali first confronted with the PRD and SMID who spearheaded the various demonstrations of labor movement in East Java. Now, communism as the common enemy no longer has a clear personification and increasingly blurred. The intensity of the conflict become more intensified in mid-1998 in various areas in Java, forcing the local elites in Modjosongo do institutionalization consolidation of local leaders. Incident "communal praying" created as common platform transformation media for religion, politics and economic elite's in Madukara. When labors' demonstrations took place in Madukara several times in the transition era of the Reformation, Islamic propaganda becoming part of subjugation. This article presents how the position of the santri and the dilemma in the frame space of capital that flourished in the city."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Giordi Jafier Amirullah
"Penggunaan rokok elektrik di Indonesia mulai meningkat, hal tersebut dilihat sebagai suatu tren baru dan juga alternatif untuk rokok tembakau. Rokok elektrik ataupun vape dapat dikatakan sebagai suatu alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor sosial yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan rokok elektrik, dimulai dari lingkungan teman, kesehatan dan juga gaya hidup. Namun dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba untuk menggali lebih dalam tentang pemaknaan rokok elektrik sebagai suatu gaya hidup kaum muda, bukan hanya sebagai suatu yang lebih aman dan sehat, namun rokok elektrik juga dapat dimaknai sebagai suatu bentuk gaya hidup bagi penggunanya. Melihat rokok elektrik sebagai suatu hal yang baru, tentu menarik untuk digali lebih dalam penelitian ini dan melihat hubungannya tentang gaya hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan juga observasi partisipan.

The rise and increased number of of Electronic Cigarrettes or Vaporizers users in Indonesia shows that the device can be a form of a new trend and also and alternative to conventional tobacco cigarettes. E-Cigarettes/Vaporizers are believed to be a safer choice than tobacco cigarettes. Previous researches had shown that there are a lot of factors that can affect someone to use electronic cigarettes such as friends influence, health factors, and also lifestyle. In this research, we’re trying to understand and learn even further about the meaning of electronic cigarettes as a lifestyle of the youth, not viewing the device only as an safer and healthier alternative, but electronic cigarettes can be intrepreted as a lifestyle by its users. E-Cigarettes are still a relatively new device, so it is really interesting to research about how the users of E-Cigarettes see the device as form of lifestyle. This research uses qualitative methods, with deep interview and participant observation as a method to collect the required data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Anindyo Asmoro
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana fenomena gaya hidup penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z. Berbagai studi terdahulu dengan pembahasan yang sama melihat bahwa rokok elektrik merupakan suatu gaya hidup baru bagi generasi z, yang penggunannya didasari oleh berbagai faktor seperti anggapan lebih sehat dibanding rokok konvensional, faktor harga, faktor variasi rasa, maupun faktor lingkungan sosial. Kemudian, rokok elektrik dianggap sebagai suatu tren gaya hidup kekinian yang dimaknai sebagai alat simbolis sebagai identitas diri dari sebuah status sosial. Akan tetapi, studi terdahulu tidak membahas bagaimana inovasi dari rokok elektrik menjadi daya tarik yang memicu budaya konsumen, selain itu belum banyak studi yang membahas eksistensi perempuan dalam fenomena ini. Peneliti melihat bahwa fenomena penggunaan rokok elektrik saat ini juga turut terjadi di kalangan perempuan. Oleh karena itu, peneliti berargumen bahwa rokok elektrik merupakan suatu inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi perempuan generasi z, dimana inovasi tersebut menjadi pemicu adanya budaya konsumen sehingga terdapat pemaknaan simbolis dari penggunaan rokok elektrik tersebut. Dengan menggunakan teori budaya konsumen milik Featherstone sebagai pisau analisis, penelitian ini menemukan bahwa inovasi pada produk rokok elektrik saat ini justru semakin mengarah pada kalangan perempuan sehingga terdapat kesan feminisasi produk. Selain itu, penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z perempuan juga merupakan perilaku dalam mengonsumsi tanda atau simbol yang kemudian dapat berperan pada status sosial. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian individu (perempuan generasi z) yang tergolong sebagai pengguna rokok elektrik yang sebelumnya merokok konvensional maupun hanya pengguna rokok elektrik. Pengambilan subjek penelitian akan dilakukan di lokasi fasilitas umum seperti Café, Restoran, dan tempat umum lainnya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling.

This study aims to find out how the lifestyle phenomenon of e-cigarette use among generation z. Various previous studies with the same discussion saw that e-cigarettes are a new lifestyle for generation z, whose use is based on various factors such as assumptions of being healthier than conventional cigarettes, price factors, taste variation factors, and social environmental factors. Electronic cigarettes are also considered as a contemporary lifestyle trend which is interpreted as a symbolic tool as self-identity of a social status. However, previous studies have not discussed on how the innovation of e-cigarettes has become an attraction that triggers consumer culture, other than that there have not been many studies that discuss the existence of women in this phenomenon. Researchers see that the phenomenon of e-cigarette use currently also occurs among women. Therefore, researchers argue that electronic cigarettes are an innovation that has its own appeal to generation z women, where the innovation triggers the existence of consumer culture so that there is a symbolic meaning of the use of electronic cigarettes. Using Featherstone's consumer culture theory as an analytical tool, this study found that innovation in e-cigarette products today is increasingly directed at women so that there is an impression of product feminization. In addition, the use of e-cigarettes among generation z women is also a behavior in consuming signs or symbols that can then play a role in social status. This study was conducted with a descriptive qualitative approach through in-depth interviews with individual research subjects (generation z women) who were classified as e-cigarette users who had previously smoked conventional or only e-cigarette users. The collection of research subjects will be carried out at the location of public facilities such as cafes, restaurants, and other public places. The sampling methods in this study are Purposive Sampling and Snowball Sampling. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dompas, Deisy
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana strategi kampanye yang diterapkan oleh produsen rokok Pall Mall efektif untuk diterapkan dalam situasi krisis moneter. Efektif dalam hal ini berarti khalayak memposisikan Pall Mall sama dengan Positioning yang diterapkan oleh produsen. Positioning Pall Mall adalah rokok untuk anak muda yang bergaul di malam hari. Positioning Pall Mall ini berbeda dengan Positioning produk rokok lain yang berusaha mengambil hati khalayak dengan iklaniklan yang menyiratkan keprihatinan terhadap suasana krisis. Ternyata di awal peluncurannya rokok Pall Mall mampu menunjukkan angka penjualan yang relatif tinggi. Keberhasilan Pall Mall diasumsikan sangat berkaitan erat dengan strategi kampanye, terutama lewat ikian-ikian di televisi, sehingga penelitian ini difokuskan pada analisis efektifitas penyampaian pesan iklan TV Positioning Pall Mall. Dalam menyampaikan Positioningnya, Pall Mall menerapkan jenis standarisasi periklanan yang belum banyak teruji efektifitasnya, yaitu beriklan dengan satu strategi dan satu eksekusi di seluruh dunia. Karena Positioning berhubungan erat dengan gaya hidup, maka dilakukan juga analisis tentang gaya hidup khalayak, apakah khalayak memiliki gaya hidup sesuai dengan gaya hidup pangsa pasar Pall Mall di negara asalnya, yaitu gaya hidup generasi X, dan apakah gaya hidup tersebut mempengaruhi Positioning rokok Pall Mall. Penelitian ini adalah penelitian survai dengan responden 100 orang mahasiswa Universitas Atmajaya. Data-data akan diolah dengan menggunakan tes reliabilitas untuk melihat konsistensi indikator-indikatornya dan tes regresi berganda untuk melihat apakah memang ada hubungan antara variabel-variabel dan bagaimana kekuatannya. Data disajikan dalam tabel-tabel univariat dan bivariat untuk menguji hipotesis alternatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin positif persepsi khalayak terhadap unsur-unsur non Indonesia pada ikian TV Positioning Pall Mall, maka semakin positif pula Positioning khalayak terhadap rokok Pall Mall. Terbukti pula bahwa semakin gaya hidup khalayak menyerupai gaya hidup generasi X di Amerika, Positioningnya terhadap rokok Pall Mall juga semakin positif. Temuan lain di lapangan yang didapatkan lewat wawancara mendalam menunjukkan bahwa gaya hidup generasi X belum sepenuhnya dilakukan oleh khalayak, terutama khalayak perempuan karena ada batasanbatasan budaya timur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Lerman
"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk di mana masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam suku, agama, budaya, ras, dan golongan. Oleh sebab itu, interaksi antarbudaya dan antar agama adalah realitas sosial yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat Interaksi dan komunikasi antar umat beragama yang tidak dikelola secara baik dapat menggangu kerukunan dan keharmonisan bahkan dapat menimbulkan konflik horizontal antar umat beragama tersebut.
Secara teoritis maka stereotip, prasangka dan etnosentrisme dipandang sebagai "potential problem" dalam komunikasi antarbudaya apabila stereotip, prasangka dan etnosentrisme tersebut berdimensi negatif maka sangat berpotensi untuk mengganggu komunikasi dan interaksi kelompok budaya yang berbeda-beda.
Dalam tesis ini penulis meneliti stereotip, prasangka dan etnosentrisme yang terjadi pada Etnis Betawi Kampung Sawah baik yang beragama Islam maupun beragama Katolik. Dengan menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan komunikasi antarbudaya, penulis menjelajahi realitas stereotip, prasangka dan etnosentrisme maupun "communicative style" kedua kelompok agama yang berbeda tersebut dalam interaksi mereka sehari-hari.
Beberapa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran stereotip, prasangka dan etnosentrisme Etnis Betawi Kampung Sawah baik yang beragama Islam maupun beragama Katolik dan sebaliknya, bagaimana penerimaan etnis Betawi yang memeluk agama Islam terhadap yang memeluk agama Katolik dalam kelompoknya dan sebaliknya, bagaimana gaya komunikasi antara kedua kelompok agama yang berbeda tersebut dalam interaksi mereka sehari-hari.
Pandangan stereotip dan prasangka etnis Betawi yang memeluk agama Islam terhadap etnis Betawi beragama Katolik adalah baik dan positif. Mereka berpandangan bahwa etnis Betawi yang beragama Katolik sebagai orang yang suka menolong, ramah dan bersahabat.
Demikian pula sebaliknya mengenai pandangan stereotip dan prasangka etnis Betawi yang memeluk agama Katolik terhadap etnis Betawi beragama Islam adalah positif. Mereka berpandangan bahwa saudara-saudaranya yang beragama Islam sebagai orang yang suka menolong juga, baik, toleran dan bersikap ramah.
Sikap etnosentrisme etnis Betawi yang beragama Islam terhadap yang memeluk agama Katolik dan sebaliknya temyata juga berdimensi positif. Artinya dalam interaksi mereka tidak ditemukan kelompok (orang) yang mempunyai sikap yang menganggap hanya norma-norma, nilai-nilai agama, dan perilaku kelompoknya sendiri yang baik, sementara kelompok (orang lain) dilihat sebagai jelek, tidak benar dan tidak penting.
Tema yang sering dibicarakan dalam interaksi dan komunikasi sehan-hari antara etnis Betawi yang beragama Islam dengan yang beragama Katolik ditandai dengan tegur sapa, obrolan santai, sampai pembicaraan yang serius misalnya masalah kesehatan, pekerjaan, dan masalah keluarga lainnya.
Bentuk interaksi yang lebih disukai adalah a) Tegur sapa, basa-basi yang disertai dengan ekspresi wajah ketika bertemu dengan sababat, keluarga atau tetangga kapan dan dimana saja. b). Berbicara santai disertai tawa dan canda terutama pada obrolan yang melibatkan beberapa orang yang kebetulan berkumpul di suatu tempat misalnya pesta perkawinan, sunatan, di warung, dll.
Tatacara berkomunikasi yang dipilih, sangat tergantung kepada; siapa yang diajak berkomunikasi? Apakali terpaut hubungan keluarga, pertemanan atau pekerjaan dengannya? Dan di mana komunikasi tersebut dilangsungkan?
Cara memberi respon dalam berinteraksi adalah suka berbicara dan tepat tanggap dengan ungkapan khas Betawi Kampung Sawah dengan nada ceplos-ceplos penuh dengan canda dan tawa, walau kadang-kadang respons yang diberikan tidak tepat atau tidak sesuai dengan konteks pembicaraan.
Penyikapan diri pada umumnya gampang atau mudah mengungkapkan dirinya; siapa sebenarnya mereka, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka harapkan, dll.
Empathy dalam berinteraksi ditunjukkan dengan keterlibatan penuh keduanya dalam berkomunikasi dan dalam menghayati kebersamaan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan empathy di antara mereka tampak jelas dalam moment-moment kebersamaan, misalnya dalam ucapara pernikahan, sunatan, kematian, dll. Sebagai ungkapan rasa empathy dalam kesederhanaan di kondisi keterbatasan masing-masing datang membawa apa yang mereka miliki, seperti beras, hewan piaraan, sedikit uang dan bentuk-bentuk lain sebagai tanda keterlibatan mereka, sebagai ungkapan rasa empathy diantara mereka dalam mempererat kerukunan dan keharmonisan satu sama lain.
Dalam komunikasi antar budaya dan antar agama, pemahaman yang baik mengenai stereotip, prasangka dan etnosentrisme serta gaya komunikasi akan sangat membantu pihak-pihak yang melakukan interaksi sehingga dapat mengontrol sebagai pelaku komunikasi yang terampil dan kompeten dalam berkomunikasi antarbudaya. Stereotip, prasangka dan etnosentrisme dengan arah (direction) yang positif akan menjadi faktor penting untuk menciptakan iklun komunikasi yang baik dalam memperlancar komunikasi kedua belah pihak, karena masing-masing akan lebih mudah menerima perbedaan-perbedaan yang ada dan menjadikannya sebagai hal yang saling melengkapi bagi kebaikan bersama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wulan
"Penelitian ini mengkaji hubungan antara iklim kelas belajar aktif dan gaya belajar dengan kreativitas. Iklim kelas belajar aktif adalah kondisi yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif baik intelektual, emosional, maupun fisik dalam belajar. Iklim kelas mencerminkan kondisi psikologis dari lingkungan kelas sebagai tempat pembelajaran, sebagaimana yang dipersepsikan oleh individu di dalamnya. Oleh karena itu, iklim kelas berkenaan dengan suasana belajar yang tercipta, yang banyak ditentukan oleh interaksi antara guru dan siswa.
Gaya belajar adalah kecenderungan siswa dalam mengadaptasi strategi tertentu dalam belajar, melalui proses internalisasi dan konsentrasi hingga menemukan pendekatan yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas atau sekolah, serta tuntutan mata pelajaran. Menurut DePorter dan Hemacki (1992), ada tiga macam gaya belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Kreativitas adalah kemampuan melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk aptitude maupun non-aptitude, baik karya baru maupun kombinasi hal-hal yang sudah ada, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas dalam penelitian ini diukur melalui Tes Kreativitas Figural (TKF) dengan hasil berupa skor CQ (Creativity Quotient).
Penelitian ini merupakan kajian lapangan dengan tipe non-eksperimental korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive accidental sampling, dengan 34 siswa untuk pengujian item dan 55 siswa untuk pengujian hipotesis, yang berasal dari tiga kelas. Kriteria responden adalah siswa kelas III sekolah dasar dari sekolah dasar yang menerapkan belajar aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif, yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh siswa, tes kreativitas, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, iklim kelas belajar aktif memiliki korelasi yang cukup signifikan dengan kreativitas. Namun, gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik tidak memiliki korelasi dengan kreativitas. Demikian pula, iklim kelas belajar visual dan kinestetik tidak berkorelasi dengan kreativitas. Namun, iklim kelas belajar aktif dan gaya belajar auditori memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan kreativitas ketika dilihat secara bersama-sama.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan mempertimbangkan heterogenitas tingkat inteligensi (IQ) siswa serta homogenitas sampel berdasarkan kemampuan akademik siswa melalui nilai rapor. Selain itu, disarankan menggunakan alat ukur gaya belajar yang dapat memberikan hasil identifikasi beserta skor kuantitatifnya, sehingga hasil identifikasi dapat dikonversikan ke dalam angka dengan standar baku. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya menggunakan ilustrasi gambar yang lebih baik, memperluas usia subjek penelitian, serta melakukan analisis data variabel gaya berpikir untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim kelas belajar aktif dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas III sekolah dasar. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendidik, baik orang tua maupun guru, untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, yaitu dengan menciptakan iklim kelas belajar aktif. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki gaya belajar yang unik atau berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Oleh karenanya, dalam rangka meningkatkan kreativitasnya, siswa harus diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan kreatif yang sesuai dengan gaya belajarnya, sehingga kreativitas siswa akan berkembang secara optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Melati
"Rendahnya motivasi karyawan menunjukan adanya masalah kepemimpinan dan kepuasan kerja. Tingginya turnover pegawai di RS Yadika Pondok Bambu mengindikasi permasalahan kepuasan kerja dan komitmen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan dan hubungan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di RS Yadika Pondok Bambu. Besar sampel 193 orang. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.Gaya kepemimpinan transformasional dialami 58% karyawan dan transaksional 42%. Karyawan yang puas 50.28%, yang tidak puas 49.7%. Komitmen afektif&normatif didapatkan pada 67% karyawan dan kontinu 33%. Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan. Terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

Low motivation of employees indicates the issue of leadership and job satisfaction. The high turnover of employees in RS Yadika Pondok Bambu indicates job satisfaction and commitment issues. The purpose of this study was to determine the association between leadership style and job satisfaction and association between employee job satisfaction and organizational commitment in RS Yadika Pondok Bambu. Sample size was 193 people. Research carried out by spreading questionnaire. Transformational leadership style was experienced by 58% of employees and transactional style was 42%. 50.28% of employees were satisfied, 49.7% dissatisfied. Affective and normative commitment was found in 67% of employees and 33% continuous commitment. There is an association between leadership style and job satisfaction of employees. There is an association between job satisfaction and organizational commitment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glen Felix
"Penelitian ini menjelaskan bahwa bahasa Inggris pada era Globalisasi ini bukan hanya sekedar pengetahuan saja. Seiring perkembangan teknologi, lembaga-lembaga pendidikan bahasa Inggris tampil dalam bentuk yang lebih eksklusif. Akibatnya, munculnya fenomena-fenomena sosial baru, yaitu seseorang tidak hanya untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggrisnya (pengetahuan), akan tetapi sudah menjadi sebuah gaya hidup. Lokasi penelitian ini adalah Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris Wall Street Institute di Pondok Indah Mall 1. Metode penelitian adalah studi kasus, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah pengamatan terlibat (Participant Observations), wawancara (Interviews), dan dokumentasi (Documentation). Hasil penelitian adalah Wall Street Institute telah menyediakan gaya hidup kelas menengah seperti fasilitas, pelayanan jasa, ruang yang nyaman, dan metode belajar yang modern, cepat, dan fleksibel.

The study explains that the English language in the era of globalization was not merely knowledge. As the development of technology, institutions of English language appeared in the form of the more exclusive. As a result, the emergence of new social phenomena, that a person not only to enhance the mastery of the English language (knowledge), but it has become a lifestyle. The location of the research is language education Institute United Kingdom Wall Street Institute in Pondok Indah Mall 1. Research methods are case studies, using a qualitative approach. Data collection techniques are the participant observations, interviews, and documentation. The research is Wall Street Institute provides a middle class lifestyle such as facilities, services, confident rooms, and modern learning methods, fast, and flexible."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>