Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indrie Haryani
"Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh faktor motivator dan faktor Hygiene menurut teori Herzberg terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Summarecon Agung Tbk. Kemudian faktor-faktor apa saja yang signifikan dan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja, serta mengapa faktor-faktor tersebut signifikan ataupun tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Untuk membahas masalah tersebut di atas, maka dilakukan penelitian, melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi pengajuan daftar pertanyaan kepada 118 responden yang merupakan sampel, dan melakukan studi kedalaman dengan wawancara kepada beberapa kelompok karyawan.
Untuk pengolahan data dan mendapatkan hasil penelitian, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan program SPSS for Windows, dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor motivator dan faktor hygiene dengan kepuasan kerja karyawan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,854. Kemudian kepuasan kerja di PT. Summarecon Agung Tbk sebesar 71,4 % dapat dijelaskan oleh variabel independent sebagai predictor, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor atau sebab lain.
Dari hasil penelitian ini, faktor motivator sama sekali tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja, akan tetapi justru faktor hygiene yang signifikan mempengaruhi kepuasan kerja dan satu faktor variabel moderator signifikan mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah : Gaji/Kompensasi, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, mutu supervisi, hubungan interpersonal dan rangking/pangkat. Banyak alas an mengapa faktor motivator tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja dalam penelitian ini, maka disarankan agar PT. Summarecon Agung Tbk lebih memperhatikan faktor motivator di lingkungan kerjanya dan menyempurnakan faktor hygiene. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Butet
"Kepuasan kerja tidak hanya merupakan hasil dari suatu pekerjaan saja tetapi kombinasi antara pekerjaan, individu dan lingkungan. Pegawai yang puas memperlihatkan tingkat kehadiran yang tinggi, kerja sama yang erat, kualitas pelayanan yang baik, kreativitas dalam mencari metode baru dan lebih produktif bila dibandingkan dengan pegawai yang tidak puas dengan situasi kerja mereka. Oleh sebab itu manajemen perlu memiliki pengetahuan tentang kepuasan kerja agar lebih efektif dan menghindari pegawai mencari bentuk lain yang sematamata berorientasi kepada pemuasan dan kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh faktor motivasional dan faktor hygiene dari Teori Herzberg terhadap kepuasan kerja pegawai di Sekretariat Negara. Selanjutnya menganalisis apa dan mengapa faktor motivasional dan faktor hygiene tersebut secara signifikan dan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai serta upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja pegawai di Sekretariat Negara.
Teori dua faktor kepuasan Herzberg menghasilkan dua kesimpulan, yaitu kondisi intrinsik dan ekstrinsik. Kepuasan ekstrinsik, atau disebut faktor hygiene, merupakan faktor-faktor untuk memenuhi kebutuhan tingkat dasar atau dorongan biologis pegawai misalnya kebijakan organisasi dan administrasi, mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan, kondisi kerja, upah/gaji, status, keamanan kerja, mutu penyeliaan, kehidupan pribadi). Menurut teori Herzberg, keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan pegawai tidak selalu memotivasi mereka akan tetapi ketidakberadaan kondisikondisi ini menyebabkan ketidakpuasan bagi pegawai. Kepuasan intrinsik, di sebut motivator, meliputi pencapaian prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemmajuan dan kemungkinan berkembang. Keberadaan kondisi-kondisi ini akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik.
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Juni 2004, dengan objek penelitian adalah pegawai di Sekretariat Negara, yang pada saat penelitian dilakukan berjumlah 799 orang dan ditetapkan sebagai populasi penelitian. Namun karena keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penelitian dilakuan terhadap 89 responden sebagai jumlah sampel yang representatif dengan taraf kepercayaan sampel 90% atau taraf kesalahan 10%. Agar populasi pegawai yang terdiri dari pegawai golongan I, II, III dan IV (populasi berstrata) terwakili secara proposional, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Proportionate Stratified Random Sampling.
Instrument penelitian yang digunakan berupa angket atau kuesioner, berisi daftar pemyataan atau pertanyaan, yang dikembangkan dari indicator-indikator variabel yang diteliti, yang terdiri dari dua variabel independen, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene (XI) dari Teori Herzberg, dan variabel moderator (X2) dan satu variabel dependen yaitu kepuasan kerja (Y) pegawai di Sekretariat Negara.
Data hasil penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS for Windows versi 10 melalui analisis multi-regresi (multiple regression) dengan metode stepwise regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor motivasional dan faktor hygiene terhadap kepuasan kerja pegawai di Sekretariat Negara, dengan koefisien korelasi sebesar 0,849. Selanjutnya 69,6% kepuasan kerja pegawai di Sekretariat Negara dipengaruhi 7 variabel predictors dari 23 variabel independen yang diuji, yaitu: mutu dari supervisi, pengakuan, status, tanggung jawab, usia, status perkawinan, dan keamanan kerja. Sisanya yakni 30,1% dianggap dipengaruhi oleh faktor lain.
Dari hasil penelitian tersebut, faktor-faktor motivasional yang tidak mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Sekretariat Negara seperti prestasi, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang perlu diperhatikan dan disempurnakan agar dapat memotivasi pegawai lebih kuat dalam menghasilkan prestasi kerja yang baik. Demikian pula faktor-faktor hygiene perlu diperhatikan oleh Sekretariat Negara dalam memenuhi kebutuhan dasar pegawai.

Analysis Of Job Satisfaction At The State Secretariat With Herzberg's Theory Of Two FactorsJob satisfaction does not result merely from the job, individual, or the environment; a combination of all these factors is necessary. Satisfied employees have been shown to possess higher levels of attendance, cooperation, service quality, creativity in seeking new work methods and as productive employees than those whose needs are not satisfied in the work situation. Without knowledge of satisfaction, management interaction will be less effective and could result in key personnel losses.
This research aims to measure and to have better view about how 'motivation factors' and 'hygiene factors', as explained in Herzberg Theory, influence the Job Satisfaction of the employees in State Secretariat environment. It will analyze what and why 'motivation factors' and 'hygiene factors' are significantly or insignificantly influence the job satisfaction and the attempts needed to improve the job satisfaction of the employees of the State Secretary.
According to the Two-Factor Theory of Satisfaction of Herzberg, each of job satisfaction facets, except overall satisfaction, can be further combined into intrinsic and extrinsic measures of satisfaction. Extrinsic satisfaction measures, referred to as hygiene factors, are related to lower order needs (examples of hygiene needs in the workplace are company policy and administration, relationship with supervisor/peers/supervisor, work conditions, salary, status, security, supervision, personal life) and are more tangible in nature than intrinsic measures. According to the theory, the absence of these extrinsic facets tends to lead to dissatisfaction. Intrinsic satisfaction measures, referred to as motivators, are associated with higher order needs (examples of motivators are achievement, recognition, work itself, responsibility, advancement, and personal growth). The presence of these intrinsic elements tends to impact job satisfaction, which in turn, influences motivation.
The research has been taken from January to June 2004, the object of this research is the employees of the State Secretary which population are 799 people and all those employees are assumed as the population of this research. Because of the limitation in collecting and validating if all the data come from 799 respondents, the writer decided to use only 89 respondents as samples. This amount is reliable to represent all the employees in the State Secretary as the statistics analysis shows that `degree of reliability' of sample is 90% or maximum 10% error. In order to choose 89 right samples of 799, this research uses Proportionate Stratified Random Sampling.
The tool in this research is questionnaire which contains a list of questions and multiple-choice-answers. The questions and the set of answer are developing from two kind of independent variable which are 'motivation factors' and 'hygiene factors'_ The questionnaires are also concerned with the characteristics of the respondent. This is a moderator variable. Then the third variable is 'Job Satisfaction' working as a dependent variable.
The raw data of this research will calculate and analyze with the most popular software for statistics, SPSS (Statistical Products and Service Solution) version 10, by its 'Multiple Regression Analysis' with Stepwise Regression Method.
This research shows that the independent variable, those are motivation and hygiene factors as a whole, have a clear relationship with the `Job Satisfaction'. This statistics analysis represents the strength of relationship between the two kind of variables by 0,849 of the correlation coefficient and also 69,6% of the dependent variable can be described by 7 (seven) predictors came from all 23 (twenty three) factors which have been tested. They are quality of supervision, appreciation, social-organization status, responsibility, age, marital status, and work-security. The rest percentage (30,1%) could be assumed has influenced by other factors.
From this research, it is also known, hygiene factor has greater influence to the Job Satisfaction than motivation factor. Hence, it is a good effort to improve this hygiene factors and motivational factors by any kind of the proper programs in order to 'give' more satisfaction to broader employees in working-environment of the State Secretariat.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zebua, Arkian
"Perguruan Tinggi memegang peranan penting dalam Pengembangan ilmu dan Teknologi yang sangat pesat pada saat ini; dan salah satu unsur penting dan malah terpenting dalam pengembangan ilmu dan teknologi tersebut adalah sumber daya manusia (pegawai) yang bekerja diperguruan tinggi, baik dosen maupun tenaga administrasi. Oleh sebab itu, perlu upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kinerja pegawai agar dapat menghasilkan yang terbaik.
Dengan Latar belakang pemikiran tersebut di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah berapa besar pengaruh faktor motivasi (faktor motivator dan faktor hygiene, menurut teori Herzberg) terhadap kepuasan kerja pegawai UKI, faktor-faktor motivasi apa saja yang signifikan dan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai.
Untuk membahas masalah tersebut di atas, maka dilakukan penelitian, melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi pengajuan daftar pertanyaan kepada 256 responden (pegawai UKI) yang merupakan sampel dan melakukan studi kedalaman dengan wawancara kepada beberapa kelompok pegawai Berta kepada pegawai secara perorangan.
Untuk mengolah data dan mendapatkan hasil penelitian, maka dilakukan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif dengan memberi skor setiap jawaban pertanyaan, kemudian menganalisis jawaban tersebut dengan menggunakan model analisis statistik (regresi berganda) dan dibantu oleh peralatan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor motivator dan faktor hygiene terhadap kepuasan kerja pegawai, baik terhadap pegawai secara keseluruhan, maupun terhadap pegawai administrasi ataupun pegawai edukatif.
Apabila dilihat pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai administrasi maka ditemukan r2 = 0,522, atau hanya 52% dapat dijelaskan oleh 15 variabel faktor motivasi sebagai prediktor. Demikian halnya pengaruh faktor motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai edukatif dimana r2 = 0,811 atau 81% dapat dijelaskan oleh 15 variabel faktor-faktor motivasi sebagai prediktor; sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan pengaruhnya terhadap pegawai secara keseluruhan dimana r2 = 0,487 atau hanya 49% dapat dijelaskan kepuasan kerja pegawai UKI oleh 15 variable prediktor.
Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pada umumnya adalah faktor Hygiene, hanya satu faktor motivator dari 6 (enam) faktor motivasi yang signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai administrasi dan pegawai edukatif; sedangkan kepuasan kerja pegawai secara keseluruhan semuanya 6 (enam) faktor yang signifikan berpengaruh adalah faktor Hygiene dan bukan faktor motivator. Banyak alasan mengapa demikian, dan untuk itu disarankan antara lain agar faktor motivator yang menghantar kepada kepuasan kerja pegawai dikondisikan oleh UKI; sedangkan untuk faktor hygiene perlu disempurnakan antara lain sistem manajemen, gaya kepemimpinan, disiplin pegawai, pengembangan karier, kompensasi, kondisi kerja, memperjeias hubungan dalam bekerja serta memberi penghargaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Wizaksana
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti apa yang memotivasi pekerja di PT. X Indonesia Finance, dan tingkat kepuasan kerjanya menggunakan faktor motivasi-higiene Herzberg. Pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah pekerja PT. X Indonesia Finance dengan teknik convinient sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor higiene Herzberg lebih mendominasi dalam kaitannya dengan kepuasan kerja dibandingkan dengan faktor motivasi Herzberg di PT. X Indonesia Finance. Hubungan dengan rekan kerja adalah variabel yang paling signifikan berpengaruh dalam memotivasi pekerja agar mendapatkan kepuasan kerja. Selanjutnya variabel uang/gaji, disusul oleh kondisi kerja, pekerjaan itu sendiri, dan pertumbuhan. Selanjutnya skripsi ini juga meneliti mengapa para pekerja menempatkan faktor uang/gaji sebagai hal yang penting dalam mencapai kepuasan kerja. Analisis yang digunakan adalah analisis mediasi untuk menganalisa variabel pandangan terhadap uang memediasi hubungan antara uang/gaji dengan kepuasan kerja. Berdasarkan analisis mediasi yang dilakukan, variabel pandangan terhadap uang dapat memediasi hubungan antara uang/gaji dengan kepuasan kerja. Kesimpulannya dalam penelitian ini adalah pekerja yang menilai uang dengan lebih tinggi akan puas dengan gaji dan pekerjaannya saat mereka mendapatkan gaji yang sesuai harapannya.

ABSTRAK
This thesis examines what motivates employee in PT. X Indonesia Finance, and their level of job satisfaction using Herzberg?s hygiene factor and motivators. In this research, respondent were selected is employee from PT. X Indonesia Finance using convinient sampling.
The result have showed that hygiene factors dominated motivators in term of job satisfaction in PT. X Indonesia Finance. Relationship with peers was the most significant factor in motivating employee. Money was second, followed by working condition, work it self, and growth. Further analysis was performed to assess to what extent the love of money mediates the relationship between salary and job satisfaction in PT. X Indonesia Finance. Based on general test for mediation, the love of money coulg explain why there is a relation between salary and job satisfaction. The conclusion of this research is that the employee who value money highly are satisfied with their salary and job when they receive a desired salary."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agusnawati
"Penelitian ini membahas persepsi kepuasan karyawan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian dilakukan terhadap 21 karyawan tetap bagian operasional di Wisma Makara UI, Depok dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan metode deskriptif.
Kesimpulan atas hasil penelitian didapatkan bahwa karyawan mempunyai persepsi kepuasan yang tinggi atas faktor karakteristik pekerjaan, kondisi kerja yang menyenangkan, dukungan rekan kerja, penyeliaan dan dimensi kesesuaian kepribadian-pekerjaan. Skor tertinggi untuk persepsi kepuasan yang tinggi ditunjukkan oleh faktor kesesuaian kepribadian-pekerjaan dengan nilai skor 83,67. Untuk faktor ganjaran yang diterima mendapatkan skor 49,143, sehingga menunjukkan bahwa karyawan memiliki persepsi kepuasan yang rendah.
Dari hasil penelitian ini kiranya dapat disarankan agar pengelola/pimpinan Wisma Makara lebih memberikan perhatian kepada karyawan sebagai wujud kepedulian atas kepuasan kerja karyawan, khususnya terhadap aspek kepantasan ganjaran yang diterima karyawan dengan memperhatikan unsur keadilan dan kesesuaian.

This study focused to analyze the satisfaction perception of employee toward the factors that influence job satisfaction. For this research, data were collected from 21 permanent employees in operational department of Wisma Makara UI by using quantitative approach with descriptive method.
The result revealed that the employee have high satisfaction's perception toward the factor such as well-job characteristic, enjoyable working conditions, co-workers support, supervision and the job conformity. The highest score of high satisfaction's employee perception revealed by the job conformity with score 83,67. Perception of low satisfaction showed by the reward factor with score 49,143.
As suggestion based on this study, the chairman of Wisma Makara should pay more attention to the factors that influence job satisfaction, especially in reward factor with consider equitability and conformity aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sutono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan kepuasan kerja terhadap produktivitas karyawan, juga mengkaji hubungan dan kontribusi antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan analisis regresi tunggal dan berganda juga dengan metode analisis stepwise. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis tingkat signifikansi secara individual dan secara simultan antara variabel pelatihan dan kepuasan kerja terhadap produktivitas karyawan dipabrik sepatu kulit PT. Sepatu Bata Tbk. Jakarta.
Untuk mengkaji masing-masing hubungan variabel di atas dalam penelitian ini dilakukan penyebaran daftar pemyataan terstruktur (kuesioner) kepada 134 orang responden atau sekitar 34% dari jumlah karyawan dipabrik sepatu kulit PT. Sepatu Bata Tbk. Jakarta.
Dari hasil analisis yang mengacu kepada hasil perhitungan statistik dengan model regresi linear tunggal dan berganda, dan dengan alat bantu Personal Computer, menggunakan Statistical Programme Social Science (SPSS) versi 7.5 for Windows, maka penelitian menyimpulkan bahwa variabel pelatihan dan variabel kepuasan kerja, baik analisis secara individual maupun simultan berpengaruh positif meningkatkan variabel produktivitas kerja.
Variabel pelatihan dan variabel kepuasan kerja, baik analisis regresi linear tunggal maupun berganda mempunyai derajat hubungan yang cukup kuat. Variabel pelatihan lebih kecil kontribusinya bila dibandingkan dengan variabel kepuasan kerja terhadap produktivitas karyawan. Dalam penelitian ini, variabel pelatihan pada saat dianalisis secara regresi linear tunggal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas, tetapi ketika dianalisis dengan metode regresi linear berganda hasilnya menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Untuk variabel kepuasaan kerja, baik hasil analisis secara regresi linear tunggal maupun berganda menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan terhadap produktivitas karyawan dipabrik sepatu kulit PT. Sepatu Bata Tbk. Jakarta.
Berdasarkan analisis dengan metode stepwise variabel kepuasan kerja muncul pada step pertama sedangkan variabel pelatihan muncul pada step berikutnya, hal ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja lebih dominan dan sangat signifikan pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan dibanding variabel pelatihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Matias Melado
"Tujuan studi ini adalah meneliti kepuasan kerja karyawan PT SAI Indonesia, cabang Jakarta. PT SAI Indonesia merupakan bagian dari Martha Tilaar Group. Instrumen survei yang digunakan adalah Job Satisfaction Survey (Spector, 1997). Analisis data menggunakan statistik deskriptif, analisis regresi berganda dan uji perbedaan rerata. Berdasaran hasil penelitian diketahui bahwa kategori skor rerata tingkat kepuasan secara umum adalah memuaskan. Delapan dimensi kepuasan kerja adalah memuaskan, sementara dimensi tunjangan tidak memuaskan.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa empat dimensi kepuasan kerja, yakni dimensi promosi, penghargaan, rekan kerja, dan pekerjaan, memiliki pengaruh signifikan untuk memprediksi kepuasan kerja secara umum. Lima dimensi lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil uji perbedaan rerata menunjukkan perbedaan signifikan tingkat kepuasan kerja berdasarkan faktor usia, posisi jabatan, dan status perkawinan terhadap beberapa dimensi kepuasan kerja.

The goal of this study was to investigate employee job satisfaction at PT SAI Indonesia, Jakarta. PT SAI Indonesia is part of Martha Tillaar Group. The instrument of survey was Job Satisfaction Survey (Spector, 1997). Analysis of data used descriptive statistic, regression analysis and test of mean difference. Based on the result of this study suggests that mean score of general job satisfaction was satisfied. The eight facets were satisfied and contingent benefits was not satisfied.
The result of regression analysis showed that the four facets, namely promotion, contingent rewards, coworkers, and nature of work have significant effect to predict on overall employee job satisfaction. The five other facets were not significant. The result of mean score of difference showed significant differences in job satisfaction between age, job level, and marriage status of some facets of job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27200
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarip
"Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton, digambarkan bahwa Kepuasan Kerja Karyawan dipengaruhi oleh Kompetensi Staff, Infrastruktur Teknologi, dan Iklim untuk bertindak, sehingga survey kepuasan kerja karyawan perlu diketahui oleh manajemen sebagai proses kesiapan penerapan suatu strategi perusahaan dan tolok ukur pengukuran tanggung jawab manajemen terhadap stakeholder.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel Kompetensi Staff, Infrastruktur Teknologi dan Iklim untuk bertindak terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Korelasi Pearson Product Moment diketahui Kompetensi Staff, Infrastruktur Teknologi, Iklim untuk bertindak berhubungan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

Kaplan and Norton mentioned in the perspective of Learning and Growth that Employee Work Satisfaction influenced by Staff Competency, Infrastructure Technology, and Climate Action, so the employee survey satisfaction necessary to be recognized by management and preparedness implementation process into company strategy and measurement of responsibility of management to stakeholder.
This research aim to know the correlation of Staff Competency, Infrastructure Technology and Climate Action to Employee Work Satisfaction at PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
Based on the result of data analysis of Pearson Product Moment Correlation known that Staff Competency, Infrastructure Technology, Climate Action have positive effect to Employee Work Satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25828
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Rizki
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Bank X Cabang YZ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Bank X Cabang YZ.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT. Bank X Cabang YZ dimana jumlah sampel sebanyak 39 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel total sampling. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rank Spearman. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan uji Z.
Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja dengan korelasi sebesar 0,758. Dari hasil uji signifikan z dapat diketahui bahwa nilai z hitung ternyata lebih besar dari nilai z tabel dengan nilai z hitung sebesar (4,734) sedangkan nilai z tabel (1,96). Sehingga dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat hubungan positif antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan.

This study discusses about the effect of psychological empowerment on employee job satisfaction. The purpose of this study is to to determine Psychological Empowerment influence to Employee Job Satisfaction in PT. Bank X, Tbk Branch YZ.
This study uses a quantitive approach.Sample that used in this research are 39 PT. Bank X, Tbk Branch YZ employees with using total sampling method. Instrument for collecting data is questionnaires. For scaling, the writer adopts likert scaling. And, Technique for analyzing data is metode Rank Spearman method. The hypothesis would be tested using Z-test.
From the analysis of Rank Spearman correlation can be seen that there is a positive relationship between psychological empowerment with employee job satisfaction with a correlation value of 0.758. From the significant test results can be seen that z value calculated was greater than the value of z table to calculate the z value of (4.734) while the z value table (1.96). Thus Ho was rejected and Hi was accepted, which means there is positive relationship between psychological empowerment andempoyee job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen komunikasi dan karakteristik individu baik secara tunggal maupun bersama-sama terhadap variabel dependen kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan pada downward communication dan upward communication dalam hubungan komunikasi vertikal (manajemen-karyawan). Dalam penelitian ini, variabel komunikasi dibagi dalam dua sub variabel, yaitu komunikasi vertikal dan kemunikasi lateral. Sedangkan variabel karakteristik individu terbagi dalam lima sub variabel yang terdiri dari usia, status perkawinan, jumlah anak, level jabatan dan lama bekerja.
Penelitian dilakukan terhadap 159 orang responden yang merupakan sampel dari populasi para mekanik PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah regresi linier. Pertama-tama teknik regresi linier sederhana dipakai untuk menguji hubungan tiap-tiap sub variabel independen terhadap variabel kepuasan kerja. Kemudian teknik regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel independen terhadap kepuasan kerja Selanjutnya uji stepwise juga dilakukan untuk mengetahui unitan kontributor pengaruh terbesar dan sub-sub variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, uji tanda juga diterapkan untuk mengatahui perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan antara downward communication dan upward communication dalam komunikasi vertikal.
Dari berbagai analisis yang dilakukan ditemukan hasil bahwa komunikasi, baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan karakteristik individu, berhubuiigan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan pada variabel karakteristik individu, sub variabel level jabatan dan lama bekerja juga berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun pada sub variabel usia, status perkawinan dan jumlah anak tidak ditemukan hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga pada teknik analisis regresi berganda ketiga sub variabel ini tidak dimasukkan. Selanjutnya dari hasil analisis uji stepwise ditemukan bahwa komunikasi vertikal merupakan kontributor terbesar terhadap kepuasan kerja, diikuti komunikasi lateral dan lama bekerja sebagai kontributor kedua dan ketiga.
Hasil uji tanda menunjukkan terdapat perbedaan sikap keterbukaan dan dukungan antara downward communication dan upward communication. Disamping itu, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa upward communication ternyata lebih terbuka, lebih berempati dan lebih memberikan dukungan dibanding downward communication."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>