Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suyadi Joyoatmojo
"Praktek Klinik Keperawatan (1) merupakan salah satu bentuk pembelajaran aktif dan praktek bagi Mahasiswa AKPER Tk.I Semester Genap memperoleh pengalaman belajar dan mengujicoba semua kemampuan kognitif, komunikasi dan ketrampilan psikomotorik yang telah dipelajari di laboratorium dan di kelas kepada klien disemua lahan praktikum melalui belajar langsung ( Learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Karenanya Praktek Klinik Keperawatan adalah juga merupakan inti dari semua proses pembelajaran di institusi tersebut serta sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan dari pengelolaan pendidikan.
Dengan proses pembelajaran tersebut diharapkan nantinya dapat menghasilkan tenaga perawat professional pemula yang memiliki tingkat ketrampilan yang tinggi (bermutu) dan siap didayagunakan disemua unit pelayanan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.
Tetapi kenyataan yang ada sekarang bahwa lulusan dari banyak tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di Indonesia termasuk pendidikan keperawatan hasilnya masih memprihatinkan , mutunya masih rendah terutama dalam hal kemandirian , akuntabilitas dan daya saingnya lemah, terkait dengan itu maka perlu dilihat bagaimana yang sesungguhnya ?.
Agar mendapatkan gambaran nyata maka pada kajian ini bertujuan unutuk mengetahui pengelolaan Praktek Klinik Keperawatan I pada penyelenggaraan pendidikan AKPER Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Metode yang digunakan dalam kajian ini metode kualitatif, data primer atau sekunder di peroleh dari Diskusi Kelompok Terfokus, Wawancara Mendalam dengan Direktur Akper Kotabumi, Kasubbag Tata usaha dan staf kearsipan, Koordinator praktikum dan tim pembimbing serta kelompok mahasiswa terpilih. Selanjutnya data diolah menjadi informasi dan kemudian dianalisis secara 'content assessment' yaitu menganalisa hasil kajian dan membandingkan dengan tolok ukur atau teori-teori pada tinjauan pustaka dan untuk keabsahan data ditempuh cara triangulasi data.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pelaksanaan Praktek Klinik Keperawatan pada penyelengaraan pendidikan Akademi Keperawatan Kotabumi Lampung Utara belum berfungsi secara optimal, bila dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Berdasarkan hasil temuan yang didapat maka disarankan agar jajaran Akper Kotabumi, dapat menyusun 'Job Description' , perincian pekerjaan , rencana kerja , meningkatkan biaya , pembinaan pembimbing, peningkatan pendidikan berkelanjutan bagi pembimbing, melengkapi alat bahan pendukung praktek, monitoring dan mengevaluasi hasil kegiatan Praktek Klinik Keperawatan secara periodik serta meningkatkan peran serta berbagai pihak yang terkait agar mutu lulusan pendidikan tersebut dapat tercapai dan dipertahankan.

The Study of nursing clinical Practice Performance (I) on Nursing Academy Education Implementation of Kotabumi, Northern Lampung, 1999/2000 (Case Study)Nursing Clinical Practice (I) is one of active learning and practice for First Year students of Nursing Academy on Even Semester to have learning and testing of all cognitive abilities, communication and learned psychomotor skill an Laboratory and classrooms for all experiment fields from learning by doing ( direct learning ) to actual employment. Therefore, Nursing Clinical Practice is also an essence of all learning process in this institution and as measurement of educational management and successful level.
With this learning process, it is hope that later it will provide novice professional nurses that have higher skill level (qualified) and ready to employ in all medical service units in particular that related with nursing care.
However, the result of current existing reality that graduates of many health worker training and educational fields in Indonesia include nursing educational is quite worrying, its quality is still low especially for independency , accountability and competitive power, relation with that that, it is necessary to understand how does it really happens ?
In order to provide an actual description, objective of this study is to find out about Nursing Clinical Practice I management on Nursing Academy Educational implementation of Kotabumi, Northern Lampung, included performance planning and its evaluation Method that being used in this study is qualitative method, primary and secondary data that provided from Focused - Group Discussion, Deepening Interview with Director of Nursing Academy of Kotabumi, Head Department of Administration and File of Staff, Experiment Coordinator and counselor Team and chosen student groups. Moreover, these data are arranged into information and then to analyzed its assessment content, its objective is to analyze study result and to compare measurement or theories on reference review and for data validity used with data triangulation.
This study showed that performance of Nursing Clinical Practice on Nursing Academy Educational implementation of Kotabumi, Northern Lampung has not been functioned optimally, if it seen from planning , performance and evolution aspects. Based on these findings, it suggest that for of staff of Nursing Academy of Kotabumi can arrange job descriptions, working details, working plan, increasing cost, counseling management, continuing educational leveling for counselors to equip with tools and/or materials of experiment supporting, monitoring and evaluating of nursing clinical practice activities periodically and to increase role of related institutions and / or parties to reach and depend educational quality for graduates."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erialdy
"Di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta terdapat 44 institusi Akademi Keperawatan dengan kepemilikan yang berbeda, kurikulum yang digunakan sama. Disamping itu untuk penentuan jumlah peserta didik mengacu pada Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, namun tarif pendidikan antar institusi untuk tiap-tiap semester tidaklah sama.
Pada kondisi semacam ini, tarif yang tersedia perlu dimanfaatkan secara efektif dan efisian, agar sumber daya tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Analisa tarif pendidikan yang dilakukan secara cermat, diharapkan dapat dipergunakan sebagai pengambilan kebijakan untuk menetapkan tarif pendidikan, dengan mempertimbangkan kondisi pesaing dari program yang setara. Oleh karena itu perhitungan tarif pendidikan untuk program pendidikan Akademi Keperawatan Dharma Bakti Jakarta merupakan suatu kebutuhan yang sudah cukup sangat mendesak dengan ruang lingkup penelitian hanya pada area proses pendidikan saja. Penetapan biaya satuan yang dihasilkan pada Akademi Keperawatan Dharma Sakti Jakarta bersumber dari SPP / Biaya pendidikan yang pemanfaataannya diperuntukkan guna pemenuhan aktifitas di dalam gedung.
Dalam enam semester tarif pendidikan berdasarkan jumlah mahasiswa aktual adalah sebesar Rp. 6.512.238,-, sedangkan bila berdasarkan kapasitas adalah sebesar Rp. 5.568.168,- Besaran biaya satuan pada Akademi Keperawatan Dharma Bakti Jakarta disetiap semester tidaklah sama yaitu berkisar antara Rp. 909.035 sampai dengan Rp. 1.427.407,- untuk yang aktual dan Rp. 700.839 Rp. 1.427.407,- untuk yang normatif. Nilai CRR secara keseluruhan untuk aktual masih berada di bawah 100% yaitu sebesar 92%. Tarif pendidikan pesaing pada umumnya berada diatas biaya satuan dari tarif pendidikan Akademi Keperawatan Dharma Bakti Jakarta.

Cost Analysis and Education Tariff Setting in Dharma Bakti Nursing Academy JakartaThere are 44 nursing academies in Jakarta Capital Territory with different ownership but same curricula. Number of student is in accordance to Decree of Head of Center of Health Personnel Education, MOH-RI, however education tariff per semester between is different between institution.
In the above situation, the tariff should be utilized efficiently and effectively as to provide optimal result. Education tariff should be analyzed in detail and the result is to he used as input in policy making process to set education tariff, considering competitor's condition. Therefore, calculation of education tariff in Dharma Bakti Nursing Academy (DBNA) is urgently needed with scope of research limited to education process. Determination of unit cost in DBNA was based on tuition fee directed toward in-door activities.
Tuition fees based on actual number of student for six semesters was Rp. 6 512 238,-, while the tuition fees based on capacity was Rp. 5 568 168,﷓ Unit cost in DBNA was not the same for each semester ranged from Rp. 909 035,- to Rp. 1427 407,- for actual one,'and from Rp. 700 839,- to Rp. 1 427 407,- for the normative one. The overall actual CRR value was below 100%, i.e. 92%, Competitor's tariff in general was higher than unit cost of DBNA.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Turdja`i
"Seperti diketahui, prestasi belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti masih tergolong rendah. lni dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mendapat nilai C yaitu sekitar 75%. Bila prestasi yang kurang baik tersebut dibiarkan dan tidak diperhatikan secara serius, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan lulusan/tenaga perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan, dan khususnya terhadap citra penyelenggaraan pendidikan tenaga keperawatan itu sendiri Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan karakteristik mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang prestasi belajar mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti dan hubungannya dengan karakteristik mahasiswa.
Disain studi adalah kross seksional dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara terhadap responden yang terpilih jadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 217 mahasiswa tingkat III (semester VI) yang telah menyelesaikan perkuliahan mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti (M.A. 213).
Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Prestasi belajar mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti dengan kategori tinggi sebesar 55,3%. Dari hasil analisis bivariat, faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa adalah nilai ujian masuk (p=0,400), tempat tinggal (p=0,034), sosial ekonomi (p=4,014), motivasi belajar (p=0,039), serta hasil ini bermakna secara statistic. Dari hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan kesehatan komuniti adalah nilai ujian masuk (OR= 18,81 ; 95% CI = 9,19 - 38,46).
Dalam rangka peningkatan mutu lulusan pendidikan tenaga D III kesehatan maka nilai ujian masuk perlu mendapat perhatian dalam kebijakan penerimaan calon mahasiswa baru. Nilai ujian masuk perlu diperhatikan karena pada lembaga pendidikan tinggi tujuannya antara lain untuk memilih mahasiswa yang terbaik kemampuannya.

Correlation between Characteristic of Student Diploma III Program with Study Performance on Subject Health Community NursingAs we know, study performance especially on subject health community nursing is generally low. 75 % of students get "C" score for this subject. If this condition not taken seriously, it can impacted to quality of alumni of this institution on doing their jobs in health service after graduate from their school, it also impact to performance of education institution. According to this situation, it should be studied: Correlation between Characteristic of student Diploma III Program with Study Performance on Subject Health Community Nursing.
This study is to find out the information or description of study performance on subject community health nursing and the correlation with student characteristic.
Study design of this research is cross sectional, the data is primary and getting from questioner of respondent of the sample study. The numbers of sample are 217 students on (III) third grade or Semester VI that has finished subject community health nursing (Code 213). This study statistically using uaivariate, bivariate and multivariate analysis with logistic regression.
Study performance on community health nursing with high level gets 55,3 %. Bivariate analysis; variable which is connection with study performance is examination grade score (p=0,000), living place (p=0,034), socio-economic (p=0,014), study motivation (p=0,039), and this result is statistically significant. The result from multivariate analysis; the dominant variable that correlate with study performance on subject community health nursing is examination grade score (OR = 18,81;95 % CI = 9,19 - 38,46).
According to develop the quality of graduate from diploma III of Nursing, this study gives recommendation to the regulation of application process for new student. Examination grade score is important on every education institution to choose the eligible student on their best performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solha Elrifda
"Untuk menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran secara kontinyu, diperlukan upaya pemantauan dan penilaian mutu melalui pemantauan kejadian disquality, antara lain pemantauan adverse event (kejadian merugikan).
Data tentang kejadian merugikan di negara-negara luar (Amerika, Inggris, Australia) menunjukkan angka kejadian merugikan di sarana pelayanan bervariasi antara 0,006% s/d 36%. Di Indonesia, belum pernah diadakan penelitian tentang kejadian merugikan di pelayanan kesehatan, demikian pula di lingkungan pendidikan kesehatan yang dikhawatirkan potensial terdapat kejadian merugikan dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.
PeneIitian ini bertujuan untuk menggali konsep kejadian merugikan dalam proses pembelajaran di institusi pendidikan DIII Keperawatan Depkes, dilaksanakan di tiga institusi pendidikan Depkes (Akper Depkes Kimia Jakarta, Akper Depkes Bogor, dan PAM Keperawatan Depkes Jambi). Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat eksploratif. Data diperoleh melalui diskusi kelompok terarah dengan mahasiswa, wawancara mendalam terhadap direktur, dosen dan praktisi pendidikan, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan, kejadian merugikan yang dialami mahasiswa di kelas berkaitan dengan ketidaksesuaian jadwal tatap muka, strategi mengajar kurang tepat, kekurangan fasilitas/sarana, hubungan interpersonal dosen mahasiswa kurang akrab, perbedaan pendapat di antara dosen, dan libur yang dirasakan kurang. Sedangkan kejadian merugikan di lahan praktek berkaitan dengan kurangnya kesempatan praktek dan kurangnya bimbingan dari dosen/instruktur klinik. Dampak bagi mahasiswa berupa kerugian waktu, kurangnya konsentrasi belajar, kurang memahami materi yang diberikan, kurang pengetahuan, bingung mana materi yang benar, kelelahan dan kejenuhan, kurang motivasi belajar/praktek, kurang terampil, kurang percaya diri, mahasiswa menjadi pasif, kerugian nilai dan tidak lulus. Penyebab kejadian merugikan yang ditemukan meliputi penyebab yang sifatnya institusional (keterbatasan tenaga, fasilitas/sarana, biaya, perencanaan dan pengorganisasian yang kurang tepat), dan penyebab yang sifatnya individual (kelalaian dosen/instruktur klinik mengikuti jadwal atau ketentuan yang ditetapkan, sikap dosen, dan kemampuan dosen yang menyangkut kompetensi mengajar).
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran bagi dosen/instruktur klinik diharapkan tetap menyiapkan rancangan pengajaran, meningkatkan wawasan, dan menghargai mahasiswa sebagai mitra. Bagi institusi pendidikan diperlukan pemantapan pengorganisasian, perencanaan, pemenuhan kebutuhan sumber daya, melibatkan staf dan mahasiswa/masyarakat dalam mengatasi masalah, menanamkan tanggung jawab pada staf/membina kerjasama, menetapkan standar kerja operasional secara eksplisit, dan melaksanakan pemantauan dan penilaian mutu melalui survey atau penelitian. Bagi Pusdiknakes/Depkes diharapkan tetap memantau pelaksanaan program pembelajaran, menggerakkan institusi pendidikan untuk menyusun standar kerja operasional, memperketat seleksi institusi yang akan menyelenggarakan program tambahan, meningkatkan bantuan fasilitas dan sarana, dan memberikan otonomi yang lebih luas pada institusi dalam hal pendanaan.

To assure and to improve quality of learning process continuously, it is needed to monitor and evaluate the quality by monitoring dis-quality events. This is called adverse event monitoring.
In several countries (USA, UK, Australia), incidence of adverse event in health care is around 0,006% - 36%. In Indonesia, there is no study of adverse event in health care, including in Diploma III Nursing Educational Institution like Academy of Nursing. There is some evidences that adverse event potentially occure on learning process in Academy of Nursing.
This is a qualitative study to explore the concept of adverse event on learning process in 3 Academics of Nursing (Jakarta, Bogor, and Jambi). Data gathered by focus group discussion with students, In-depth interview to directors, teaching staff, and educational instructors/facilitators in each institution and review documented data.
The result of the study showed that adverse event concept on learning process in Diploma III Nursing Educational Institution is interpreted as a matter of uncomfortable, disturbing, or decreasing student's concentration which resulted in temporary or permanent disability on absorbing the lesson during the learning process. These are related to mis-management of learning at the institutions.
The study revealed that adverse events on learning process were associated with inappropriateness schedule of session, inadequate teaching strategic, lack of resources and facilities, poor interpersonal relationship between student and lecturer, different opinion among the lecturer that lead confusion to the students, and inconsistent/unscheduled academic recess. All of adverse events gave rise disability such as unproductive, poor concentration, lack of understanding, lack of student learning, confusion, weary and tiredness, decreased motivation of [earning or practice, lack of skills on nursing, passivity, and low academic performance. These adverse events are related or caused by institutional factors such as lack of resources, inappropriate organizing or planning, and individual. factors such as negligence, inappropriate attitude, and poor competence of lecturer or instructors.
The result could be considered as an input for quality monitoring. Sfecifically for lecturer or clinical instructor, it is reccommended to prepare the instructional design continuously, to improve their competence and ability, and involve student in solving [earning process problem. Furthermore, for academic institutions, it is needed to improve their learning process management from planning, organizing, and evaluating; to fulfill resources needed for the learning process; to involve staff and students and or community in solving learning process problems; to provide standard operating procedures clearly for each staff; and to apply quality monitoring process.
Further, this study suggests to the Center for Health Personnel and Education Departement of Health to consistently monitor academic process, to stimulate institutions in developing quality standards, to improve selection process for additional academic program, to provide resources for academy, and to establish greater autonomy for academy in financing the institution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari
"Kebutuhan tenaga keperawatan sampai saat ini masih sangat kurang, dimana bila dilihat jumlah sarana pelayanan kesehatan tentunya dengan standar rasio perawat dengan penduduk 1 : 1500-3.000 belum dapat dipenuhi. Selain itu masih sering muncul keluhan masyarakat mengenai kinerja tenaga keperawatan di pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar keperawatan jugs merupakan salah satu tantangan bagi institusi pendidikan tenaga keperawatan dalam meningkatkan mutu lulusan. Dengan penyediaan tenaga keperawatan yang andal diharapkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat semakin meningkat dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor internal yaitu umur, jenis kelamin dan motivasi, dan faktor eksternal yaitu pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga dan uang saku dengan prestasi belajar siswa di SPK Lubuk Linggau. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Sampel yang didapat berjumlah 118 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan melihat laporan hasil evaluasi belajar mengajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diteliti lebih dari setengahnya dengan prestasi belajar baik (51,7 %). Kemudian lebih dari setengahnya siswa dengan umur tua (57,6 %), jenis kelamin perempuan (79,7 %), mempunyai motivasi belajar rendah (50,8 %), dengan pendidikan ayah tinggi (53,4), pendidikan ibu rendah (53,4 %), pekerjaan ayah non PNS/ABRI (63,6 %) dan ibu bekerja (67,8 %), serta uang saku yang diterima besar (52,5 %). Hasil analisis statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur, motivasi dan pendidikan ayah dengan prestasi belajar (p < 0,05). Dari hasil analisis multipel regresi logistik diketahui bahwa variabel yang paling besar peranannya berhubungan prestasi belajar adalah motivasi (OR = 5,7).
Disarankan bagi siswa untuk belajar giat dengan cara belajar efektif dan efisien. Bagi guru hendaknya menjelaskan tujuan dan manfaat materi yang diajarkan, menilai dan mengembalikan pekerjaan siswa secepatnya, dan menjelaskan cara meningkatkan konsentasi belajar.

The need of nursing staffs until now has not enough yet, because the increasing of health facilities to the ratio standart of nurses and inhabitans for 1 : 1500-3000 was still insufficient. Meanwhile, frequent complaint from the community about the working performance of nursing staffs in health services should be a challenge the quality of their graduated. Qualified nursing staffs could be expectected to enhance the quality of health services to the community.
The purpose of research was to know the relationship between internal factors (age, sex, motyivation) and external factors (education and accupation of parents, family income, pochet money) with the students achievement at SPK of Lubuk Linggau. This research use cross sectional design. The samples were 118 respondens. The data was collected by using questionnaires and analyzed the report of studying progress of the students.
The result of this research showed that more than a half have a good studying motivation (51,7 %), old age (57,6 %), females (79,7 %), high studying motivation (50,8 %), high education of father (53,4 %), low education of mother (65,3 %), the accupation of father were not civil servant or arm forces (63,6 %), mother was working (67,8 %) and the pocket money was more than enough (52,5 %). The result of statistical analysis showed that there was significant relationship between age, motivation and education of father with students achievement (p value < 0,05). From the of multiple logistic regression analysis, it is known that the most dominant variable related to student achievement was motivation (OR = 5,7).
Suggested to students to have a good study through effective and efficient learning process. To the teachers, they should explain the objective and the use of teaching, evaluate and return the students' assignment and also how to accelarate learning concentration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadi
"Upaya peningkatan kompetensi peserta didik keperawatan hingga saat ini masih menjadi masalah bagi sebagian besar institusi pendidikan keperawatan di Indonesia. Hal ini disebabkan kolaborasi yang belum optimal dengan rumah sakit karena belum didukung oleh kebijakan yang memadai pendekatan crossectional survey dan melibatkan 384 sampel bertempat di lima Rumah Sakit (Fatmawati. Oleh karena itu riset ini bertujuan untuk menghasilkan model kolaborasi yang tepat guna meningkatkan kompetensi peserta didik tersebut. Model ini didisain berdasarkan riset kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan bulan September 2012-Februari 2013 dengan Jakarta, Hasan Sadikin Bandung, Kariadi Semarang, Sardjito Yogyakarta, Soetomo Surabaya) dan lima Institusi pendidikan (FIK Univ. Muhammadiyah Jakarta, FIK Univ.Padjajaran, PSIK FK Univ. Gadjah Mada, PSIK FK Univ. Diponegoro dan FIK Univ. Airlangga). Penelitian kualitatif dilaksanakan di RS Fatmawati dan FIK UMJ. Data dianalisa dengan Multiple Regresi Logistik yang menghasilkan formula yaitu: Role Model, uraian tugas pendidik klinik, keahlian staff fakultas, kemitraan kesejawatan, variasi kasus dan pendidikan. Persamaan model didapatkan: -431+0,733*Keahlian Staf Fakultas +1,215*kemitraan +1,086*Variasi Kasus +0,802*uraian tugas +0,824*RoleModel -0,594*Pendidikan (Ners dan Magister/ spesialis) -1,113*Pendidikan (S3). Terhadap peluang pencapaian kompetensi peserta didik maka; variabel keahlian staf fakultas sebesar 2,082 kali, kemitraan kesejawatan sebesar 3,369 kali, ketersediaan variasi kasus di klinik sebesar 2,961 kali, uraian tugas pendidik klinik sebesar 2,300 kali dan role model di klinik 2,280 kali. Model ini selanjutnya dilakukan validasi melalui riset tahap 2 (dua) dengan disain riset quasi experimental di RS. Islam Jakarta Pusat sebagai kelompok perlakuan dan RS. Islam Jakarta Timur sebagai kontrol dengan institusi pendidikan mitra yaitu FIK Univ. Muhammadiyah Jakarta. Melibatkan 25 responden kelompok perlakuaan dan 25 responden kelompok control. Analisa data dilakukan dengan General Linier Model – Repeated Meassure dan terbukti bahwa capaian kompetensi berbeda bermakna pada tiap tahap pengukuran dan antar kelompok pengukuran. Riset ini membuktikan bahwa model ini valid dan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi peserta didik. Capaian kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) menunjukkan percepatan 4 minggu di bandingkankan dengan kelompok control. Hasil riset ini diharapkan dapat digunakan oleh institusi pendidikan keperawatan, rumah sakit dan pemerintah untuk menata model pendidikan keperawatan dan menjadi standar bagi penyelenggaraan pendidikan keperawatan di Indonesia agar pencapaian kompetensi peserta didik lebih efektif, efisien dan optimal.

Nowadays the effort to improve students competence is a problem for almost all nursing school in Indonesia. It is probably related to nonoptimal collaboration between nursing school and hospital since no support of an appropriate policies. The aim of this study was to build collaboration model in order to improving students competence. This study was using quantitative and qualitative research approach. The Cross sectional survey was started in September 2012 until February 2013, carried out 384 samples in five hospitals (Fatmawati Jakarta, Hasan Sadikin Bandung, Kariadi Semarang, Sardjito Yogyakarta, Soetomo Surabaya) and five nursing schools (FIK Univ. Muhammadiyah Jakarta, FIK Univ.Padjajaran, PSIK FK Univ. Gadjah Mada, PSIK FK Univ. Diponegoro dan FIK Univ. Airlangga). The qualitative study was held in Fatmawati Hospital and FIK UMJ. Performing multiple logistic regression analysis showed that Role model, clinical instructor job description, the expertise of lecturer, nursing staff partnership, the variety of cases and schools. More over, the model was illustrate -431+ +0,733* the expertise of faculty’s staff +1,215* Partnership +1,086* the variety of cases +0,802* job description+0,824* RoleModel -0,594* school (Ners and Magister/spesialis) -1,113*school (doctoral). The expertise of faculty’s staff has chance 2.082 times to achieve student competence, so does the chance of the nursing staff partnership has up to 3.369, the existence of variety of cases 2,961 times, clinical instructur job description 2,300 times and role model in clinical setting 2,280 times. A secondary study by research in Islamic hospital was done to validate the model. The sample consist of Islamic hospital in Central Jakarta and Islamic Hospital in East Jakarta as control group. Both of the samples has collaboration with FIK Muhammadiyah University of Jakarta. By using General Linier Model – Repeated Measurement showed significant result of student competence achievement in each group. This indicates that the model is valid and can increase the achievement of student competency. The result of this study can be used for nursing schools, hospitals, and government to adjust nursing education model in the interest of preferable student competence accomplishment"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zuhanna Zen
"Pendidikan D III keperawatan merupakan jenjang pendidikan tinggi keperawatan yang menghasilkan lulusan perawat profesional pemula. Salah satu strategi belajar mengajarnya adalah dengan memberikan pengalaman belajar klinik yang dilaksanakan di lahan praktek. Tujuan belajar praktek klinik ini adalah untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya dan mencoba mengembangkan keterampilannya dalam tatanan yang nyata.
Kualitas lulusan antara lain dipengaruhi oleh kualitas pengajarnya yang dalam hal ini instruktur klinik. Sebagai pembimbing merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam proses belajar praktek keperawatan, oleh karena itu perlu dituntut profesionalismenya. Profesionalisme dalam penelitian ini adalah kualitas tindakan instruktur klinik dalam melaksanakan peran-peran sebagai pembimbing dan dalam mengajar menggunakan metode-metode pengajaran klinik.
Sampai dengan tahun 2001, Akademi Keperawatan Depkes Jambi telah menghasilkan lulusan 14 angkatan namun nilai ujian praktek akhir program masih belum memuaskan karena dan setiap angkatan hanya sekitar 10%-20% yang mendapat nilai dengan kategori baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan profesionalisme instruktur klinik di institusi tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi cross sectional dengan responden 80 orang instruktur klinik yang termasuk dalam tim pengajar mata kuliah praktek keperawatan tingkat I, II, III baik yang berasal dari institusi pendidikan maupun dari lahan praktek. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa instruktur klinik di Akper Depkes Jambi yang mempunyai profesionalisme baik sebanyak 29 orang (36,3%). Dari hasil analisis bivariat ternyata variabel pengetahuan, kompetensi klinik, keterampilan mengajar, masa kerja, proses belajar mengajar (PBM) teori, PBM laboratorium dan pelatihan mempunyai hubungan yang signifikan dengan profesionalisme instruktur klinik, sedangkan dua variabel lain tidak berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme instruktur klinik. Dari 7 variabel yang mempunyai nilai p<0,25 memenuhi persyaratan dilakukan analisis multivariat. Dari hasil akhir model multivariat ternyata hanya dua variabel yang tersisa yaitu variabel masa kerja dan PBM teori dengan nilai p
Penelitian ini menyarankan kepada institusi dalam penetapan instruktur klinik agar mempertimbangkan masa kerja sehingga kualitas bimbingan dapat ditingkatkan dan kepada koordinator mata kuliah keperawatan dalam mengelola proses belajar mengajar teori materi disesuaikan dengan praktek agar ada kesinambungan. Bagi peneliti lain disarankan untuk dapat lebih dalam menggali masalah pengajaran klinik maka kepada peneliti lain. Disarankan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Daftar bacaan : 36 (1978 - 2001)

Study of Clinical Instructor Professionalism of Nursing Academic in Jambi Department of Health in 2002Diploma III of nurses? education is the high level education program which graduates beginner professional nurses. Clinical study experience is one of the teaching process strategy which held in the practical field. The aim of the teaching-learning process is to allow student to practice theory they have learned and to improve their skill.
The quality of the graduates can be influenced by the quality of the clinical teacher or the clinical instructor, Professionalism is essential for the clinical instructors due to their responsibility in practical teaching-learning process. In this study, professionalism refers to the clinical instructor performance as a tutor applying clinical teaching methods.
Nursing academic of Jambi graduated 14 classes until the year 2001. However, practical final result showed only 10% -20% graduate students who achieve good result category for each class. Therefore, it is necessary to do this research in order to acquire information about factors related to clinical instructor professionalism in the institution.
A descriptive analytic study with cross sectional design was performed using 80 clinical instructors as respondents. The respondents came from educational institution and practical field background, who involved in practical nursing teaching team (grade I, II, III). Collected data were analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The univariate analysis showed 36,3% (29 persons) clinical instructors with good professionalism. The bivariate analysis affirmed a significant correlation between clinical instructor professionalism and some variables such as knowledge, clinical competence, teaching skill, working period, theoretical teaching process, laboratory teaching process, and training. Other 2 variables were not significantly correlated to clinical instructor professionalism. Multivariate analysis went over 7 variables which meet the qualification (p<0, 25) and the final result showed only 2 variables left with p<0, 05). These 2 variables working period and theoretical teaching-learning process, were analysis by interaction test and the result verified no interaction between working period and theoretical teaching-learning process (p value = 0,809), Nevertheless, the interaction test result indicated stronger interaction between professionalism and working period (p value = 0,001) than theoretical teaching-learning process (p value = 0,026).
It is recommended to the institution to consider working period as an important factor in determining whether or not a person qualified to be a clinical instructor and consequently the tutorial quality can be improved it is also suggested to the nursing subject coordinator to manage the theoretical teaching-learning process so the material can be synchronized to the practice. Further study using qualitative method is recommended.
References: 36 (1978 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Megalia
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pimpinan terhadap penyelenggaraan pendidikan di Akademi Keperawatan Depkes Dr.Otten Bandung.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan unit analisis meliputi pimpinan struktural, pimpinan fungsional dan kelompok dosen yang keseluruhannya berjumlah 27 orang.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (WM), diskusi kelompok terarah (DKT) dan kajian dokumen.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa langkah-langkah dasar dalam proses pengawasan dan pengendalian pimpinan, yang meliputi penetapan standar, penilaian atau pengukuran hasil kerja serta tindakan korektif belum dilaksanakan. Disamping itu hal lain yang penting adalah belum adanya penetapan standar pengawasan yang disepakati bersama antara pimpinan dan bawahan, dengan dikoordinir oleh Direklur. lni menunjukkan bahwa belum efektifnya pelaksanaan manajemen di instilusi tersebut yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan & pengendalian.
Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Kurangnya pemahaman tentang langkah-langkah dalam proses pengawasan dan pengendalian;
2. Hasil dari pelatihan belum diaplikasi-kan dalam kegiatan sehari-hari;
3. Baru sekitar 30% pimpinan yang mengikuti pelatihan tentang manajemen; dan
4. Kurangnya motivasi serta sikap kepemimpinan dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
Untuk memberikan hasil kerja yang optimal maka disarankan agar sistem pengawasan dan pengendalian pimpinan secara berjenjang di setiap unit kerja dapat lebih disosialisasikan.

The aim this study was to obtain an in depth information on the implementation of supervision and control of educational operational organized by the management toward at Department of Health's Nursing Academy Dr.Otten, Bandung.
The study was descriptive qualitative design with analysis unit consisted of structural, functional management and a group of lectures consisted of 27 people.
In depth interviews technique, focus group discussion and documents analysis were used to collect data.
The result of the study showed that the basic steps in the process of management in the area of supervision and control consisted of standard determination, work output measurement and evaluation as well as corrective actions, had not been implemented yet.
There was another important fact i.e. the absence of supervision standard agreed both by the higher the management and its subordinates which were coordinated by a director.
This condition indicated that the implementation of the management at the institution related to supervision and control had not been effective, which were due to:
1. Lack of understanding on the steps of supervision and control process,
2. Outputs of trainings had not been applied in the daily activities,
3. Only 30% of the management had participated the management training program, and
4. Lack of motivation and leadership in carrying out the supervision and control.
In order to achieve the optimal performance, it is suggested that the system of supervision and control in each level of management in every unit be more socialized.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Tenaga keperawatan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan yang didapat melalui pendidikan dibidang keperawatan (Undang-Undang No 23 Tahun 1992). Akademi Keperawatan merupakan institusi yang mendidik tenaga keperawatan. Di Provinsi Banten terdapat lima institusi Akademi Keperawatan. Jumlah tenaga keperawatan sebagaimana di Indonesia secara keseluruhan masih kurang dan distribusinya tidak merata, demikian pula di Provinsi Banten. Adapun yang menjadi masalah ialah kendati tenaga keperawatan masih dibutuhkan baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri, peminat untuk mengikuti pendidikan di bidang ini relatif masih rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang sudah diprediksi seperti umur, jenis kelamin, minat terhadap profesi perawat, persepsi lapangan kerja, persepsi pendidikan lanjut, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengaruh keluarga, informasi pendidikan, prestasi belajar di sekolah asal dan asal sekolah dari mahasiswa Akademi Keperawatan dengan keputusannya-untuk memilih mengikuti pendidikan Akademi Keperawatan. Penelitian ini dilakukan di seluruh Akademi Keperawatan di Provinsi Banten tahun 2002. Penelitian ini non eksperimental dimana datanya bersifat primair dan dikumpulkan secara potong lintang (cross sectional). Sedangkan sampel penelitian diambil dari populasi mahasiswa tingkat satu dari lima institusi Akademi Keperawatan di Provinsi Banten berjumlah 170 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Data diolah dengan bantuan komputer.
Analisis univariat dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari semua responden, lebih dari setengah memiliki minat tinggi untuk masuk Akademi Keperawatan (53,5%).
Dari analisis bivariat, didapatkan 3 variabel yaitu variabel umur (p value=0,017), variabel pendidikan orang tua (p value=0,014) dan variabel pengaruh keluarga (p value= 0,031), yang mempunyai hubungan secara statistik bermakna untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan. Sedangkan variabel jenis kelamin, persepsi lapangan kerja, persepsi pendidikan lanjut, pekerjaan orang tua, informasi pendidikan, prestasi belajar dan anak sekolah tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan keputusan mengikuti pendidikan Akper.
Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menemukan 6 variabel yang memiliki p value <0,25 yaitu variabel umur (p=0,010), minat (p=0,142), persepsi kerja (p=0,104), pekerjaan orang tua (p O,149), pengaruh keluarga (p-0,025) dan prestasi belajar/NEM (p=0,169). Setelah dilakukan analisis ternyata ada 3 variabel (umur, persepsi kerja dan pengaruh keluarga) secara statistik signifikan dengan keputusan untuk mengilkuti pendidikan Akademi Keperawatan.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan seseorang untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan, maka penelitian ini juga dapat memberi saran terutama kepada Pusdiknakes dalam membuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru perlu persyaratan yang lebih luas tidak hanya STTS dan tinggi badan. Perlu dilakukan pemeriksaan psikologis dan membuat buku panduan/informasi tentang pendidikan kesehatan, bahkan melakukan promosi melalui media cetak maupun elektronik masih dibutuhkan. Untuk institusi pendidikan Akper agar dalam penerimaan mahasiswa baru memberikan informasi yang memadai sedini dan seluas mungkin dan melakukan pemeriksaan psikologis. Untuk mensosialisasikan profesi keperawatan perlu menyebarluaskan buku panduanlinformasi pendidikan perawat dengan bekerja sama dengan asosiasi profesi perawat.
Untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih representatif perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain yang berbeda sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan seseorang memilih mengikuti pendidikan Akademi Keperawatan.
Daftar pustaka : 36 (1976-2001)

Background Factors of Decision at Nursing Academy in Banten Province Year 2002 Nursing personnel is someone equipped with knowledge and skills in nursing field obtained through education in nursing discipline (Government Regulation No. 23 1992). Nursing Academy is an institution which educate nursing personnel, there are five Nursing Academy in Banten Province. In general, there is a lack of nursing personnel and the distribution is unequal. That problem also occurred in Banten Province. One cause of this problem is lack of willingness to attend nursing education despite its high demand both nationally and internationally.
The aim of this study is to understand the relationship between predictable factors such as age, sex, aspiration toward nurse profession, perception toward job, perception toward higher education, parents' education, parents' job, family influence, educational information, previous educational achievements, and previous school and the decision to attend the education in nursing academy. This study was conducted in five nursing academies in Banten Province in the year 2002. Design of this study is non experimental with primary data collected cross-sectionally. Sample was 170 first year students from five nursing academies in Banten Province. Data collected by questionnaires and analyzed by using computer.
Univariate analysis showed that more than half (54.1%) of respondents had relevant decision to attend nursing academy.
Bivariate analysis shows that there are 3 variables, that are age (p value-0.007) pwnts' education (p value=0.075), Arid family influence (p value=0.031), associated with aspiration td attend the educaaidh at nursing academy. On the other hand, the variables of sex, work field perception, advance education perception, parents' occupation, educational information, school achievements, and school graduating had no significant statistic relationship on decision to attend nursing academy.
Multivariate analysis using logistic regression resulted in 6 variables with p value 0.25, that are age (p value= 0.075), interest (p value=0.142), working perception (p value=0.104), parents' occupation (p value-0.149), family influence (p value=0.025), and educational achievements (p value-0.169). Further analysis shows there are 3 variables (age, working perception, and family influence) that are statistically significant with aspiration to attend education in nursing academy. This was in accordance to fact that nursing profession was widely perceived as females profession, thus it is heavily biased by gender.
The results of this study lead to suggestions, especially for Pusdiknakes as to extend the conditions of entry for nursing academy, not just limited to previous school certificate and predetermined height as usually applied. There is a need to conduct a psychological testing and providing guide and information book on health education even promoting using mass media and electronics still needed. In the field of nursing education, nursing academics should provide early information, conduct psychological test, and socializing information on nursing profession by distributing guide/information book on nursing education. To draw a more representative conclusion, further research using different design is necessary. Thus more information about factors that influence decisions to attend nursery academy could be collected."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>