Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125986 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manik Sunuantari
"ABSTRAK
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan image pelanggan terhadap suatu hotel. Salah satu faktor yang menonjol dalam pembentukan citra hotel adalah dari budaya hotel yang bersangkutan. Ini tercermin dalam perilaku, norma, nilai-nilai baku yang dianut, filsafat, peraturan-peraturan, dan iklim komunikasi yang ada di suatu hotel.
Pemilihan lokasi penelitian yaitu Hotel Sentral dan Hotel Sofyan Betawi yang pada awalnya adalah satu grup. Tetapi karena adanya berbagai perbedaan maka masing-masing memutuskan untuk memisahkan diri, dan berkembang sesuai dengan keinginan pendiri. Antara kedua hotel tersebut ternyata setelah terpisah, masing-masing memiliki budaya yang khas yang pada akhirnya menciptakan segmen pasar yang berbeda. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti, sehingga memutuskan untuk melakukan penelitian di kedua lokasi tersebut.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah proses terbentuknya budaya perusahaan hotel sehingga tercipta citra perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya perusahaan yang ada di Hotel Sentral dan Hotel Sofyan Betawi sehingga masing-masing membantu terbentuknya citra perusahaan. Teori yang digunakan adalah teori budaya dari Heskett, dengan menggunakan pendekatan konstruktivis, sebab pembentukan budaya tidak terlepas dari peranan setiap individu dalam menangkap fenomena yang ada di sekitarnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat eksploratif, dengan menggali sebanyak mungkin informasi yang ada di kedua lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi langsung, dan observasi terlibat, serta dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah method of agreement dan method of difference. Untuk melihat kesamaan dan perbedaan yang ada di kedua lokasi bersangkutan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya yang penulis temukan di lapangan hanya berlaku untuk jenis perusahaan perhotelan, khususnya yang berbintang tiga. Berkaitan dengan masalah budaya perusahaan hotel dan citra hotel di mata pelanggan. Setelah dilakukan komparasi maka bahwa masing-masing perusahaan perhotelan mempunyai karakteristik budaya dan pelanggan yang berbeda, meskipun berasal dari sejarah yang sama, maupun peringkat bintang yang sama. Sehingga dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan adanya kontribusi dari budaya perusahaan dalam usaha suatu hotel membentuk citra di mata pelanggan.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Admiral Faizal
"Proyek Administrasi Pertanahan (PAP) atau Land Administration Project (Lap) adalah proyek Badan Pertanahan Nasional tujuannya mrmpercepat proses pendaftaran tanah di Indonesia sekaligus merupakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memberikan kepastian hukum kepada pemegang hak atas tanah dibuktikan dalam bentuk sertifikat hak atas tanah.
Kelancaran pelaksanaan Pendaftaran. Tanah Secara Sistimatik melalui Proyek Administrasi Pertanahan yang dikenal dengan Ajudikasi dengan bentuk suatu struktur organisasi tidak bisa terlepas dari unsur manusia, baik nantinya duduk sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan, dalam hal ini sumber daya manusia tersebut mempunyai peran sentral. Keberhasilan pemimpin biasanya diukur dari efektivitas pelaksanaan tugas yang dibebankan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dengan efektivitas organisasi pelaksana tugas Panitia Ajudikasi di DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskrpitif kuantitatif. Populasi penelitian adalah para pelaksana Proyek Ajudikasi di lima wilayah Kotamadya se DKI Jakarta. Untuk meneliti objek penelitian sampel digunakan responden pelaksana ajudikasi Tahun Anggaran 2000. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan. Dalam analisis data dilakukan dengan cara teknik korelasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai hubungnan yang signifikan dengan efektivitas organisasi proyek organisasi ajudikasi dan begitu pula variabel kepemimpinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan efektivitas organisasi proyek organisasi ajudikasi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, untuk meningkatkan efektivitas organisasi disarankan dalam menunjuk atau menempatkan orang selaku pelaksana proyek ajudikasi berikutnya sangat diperlukan peran kepemimpinan baik itu dari segi kemampuan, keteladanan serta dipertahankan budaya organisasi seperti kerja sama yang baik diantara sesama pelaksana (karyawan) dan diantara berbagai instansi lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Rostiaty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya organisasi pemerintahan yang sedang berkembang (reatfzed culture) dan membandingkannya dengan budaya organisasi yang sengaja ditanamkan oleh top tevet management (intended cutture) untuk melihat adakah gap diantara keduanya, melihat adakah perbedaan persepsi antara pemimpin (deliberate) dengan bawahan (emergent), serie pengaruhnya pada kinerja organasasi. Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif, menggunakan metode sun/ei dengan studi kasus pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DK! Jakarta.
Sampel yang digunakan sebanyak 176 responden terdiri dari 31 pemimpin dan 145 bawahan yang diambil secara simple random sampling dan disproportional stratifed random. Pengumpulan data mengenai persepsi pemimpin (deliberate) dan bawahan (emergent) menggunakan metode ?Q- Short? dengan alat bantu berupa kartu Organizafional Culture Profile (OCP), sedangkan untuk mengetahui intended culture diperoleh dari sejumlah dokumen di Dinas Perindustrian dan Perdagangen.
Hasil penelitian menunjukkan adanya 8 (delapan) faktor utama dalam budaya organisasi pemerintahan yang' sedang berkembang. Persepsi baik antara pemimpin dengan bawahan, antara pemimpin dengan pemimpin, dan antara bawahan dengan bawahan terhadap kedelapan faktor' utama tersebut Iebih banyak menunjukkan adanya perbedaan. Sementara itu antara realized culture dengan intended culture juga terdapat jurang pemisah. Dari 8 faktor utama, hanya 2 faktor yang sesuai dengan intended culture, yaitu : faktor 1 (stabiilitas) berkorelasi dengan kejeiasanlkepastian, dan faktor 3 (otonomi) berkorelasi dengan keadilan.
Berbagai perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja, kurangnya sosialisasi tentang unsur-unsur pelayanan prima, adanya usaha dari karyawan untuk belajar dan mengembangkan sesuatu yang baru baik untuk kepentingan organisasi maupun pribadi, serta kurangnya pengawasan dari atasan. Budaya organisasi yang masih Iemah ini pada gilirannya menjadi penghambat bagi organisasi dalam meningkatkan kinerjanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T6091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raharjo
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana gambaran budaya organisasi di lingkungan Universitas Negeri Jakarta, menggambarkan nilai budaya organisasi yang dominan di lingkungan Universitas Negeri Jakarta, dan menjelaskan bagaimana memelihara budaya organisasi yang sehat di lingkungan Universitas Negeri Jakarta. Sampel diambil sebanyak 92 responden, dari 1111 populasi yang ada, teknik penarikan sampel probalitia yang digunakan adalah teknik acak berkelompok (cluster random sampling), teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik survei, dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif yang didukung analisis kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif dilaksanakan dengan analisis univariat, digunakan distribusi frekuensi yang kemudian dikonversikan kedalam bentuk prosentase sebagai bagian dari analisis univariat. Kuesioner juga diolah dengan menggunakan analisis komponen utama, analisis faktor, dan analisis median.
Berdasarkan hasil penelitian budaya organisasi di Universitas Negeri Jakarta menunjukkan bahwa masih dominannya nilai-nilai budaya yang masih lemah yang masih perlu ditingkatkan. Dimensi budaya yang kuat harus tetap dipertahankan dan dikembangkan secara terus menerus menjadi budaya yang bukan hanya kuat tetapi juga sehat, sehingga budaya yang kuat tadi tidak menjadi racun bagi kinerja organisasi lebih baik. Masih adanya nilai budaya yang diambang pintu, yaitu tugas-tugas yang masih berorientasi kepada tradisi atau kebiasaan yang sudah ada. Proses pembelajaran untuk melestarikan budaya organisasi yang sehat dan kuat kepada anggota organisasi sebagai pedoman berperilaku oleh seluruh anggota kelompok belum secara optimal dilaksanakan.
Proses pewarisan nilai-nilai budaya belum menjangkau seluruh lapisan anggota dalam organisasi. Anggota belum seluruhnya mengetahui dan memahami sikap dan perilaku apa yang diharapan dari organisasi. Budaya organisasi perlu dirawat, dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi khususnya nilai budaya yang menentukan keunggulan kompetisi dari organisasi. Pimpinan diharapkan dapat memegang peranan penting untuk dapat meningkatkan budaya yang kuat dan sehat bagi seluruh anggota organisasi di lingkungan Universitas Negeri Jakarta sehingga peningkatan kinerja organisasi yang lebih baik dapat terwujud. Pimpinan juga diharapkan dapat menjadi suri tauladan bagi anggota organisasi. Sistem perlu diperkuat, budaya organisasi harus menjadi jiwa dari sistem organisasi yang saling memperkuat dan melengkapi. Dan perlu adanya sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai budaya organisasi yang sehat dan kuat kepada seluruh anggota organisasi yang dapat mendorong pada perkembangan dan kemajuan organisasi dalam menghadapi persaingan global.

This research had a purpose to explain how the picture of organisation culture in the State University of Jakarta?s environment, described the dominant value of organization culture at State University of Jakarta?s Environment, and explain how maintain the healthy organization culture at State University of Jakarta's environment. The sample is taken by as many as 92 respondents, from 1111 populations, sampling techniques probalitiy used technique is random group (cluster random sampling), data collection technique with survey techniques, and the research approach used a the descriptive quantitative research methods.
Technical analysis of the data used in this research is quantitative analysis techniques that is support by the qualitative analysis, the analysis technique of quantitative data was conducted with the analysis univariat, use frequency distribution techniques that afterwards converted in the form percentage as a part of univariat analysis. The questionnaire also processed using the main component analysis, factor analysis, and analysis of median.
Based on results of the research culture organization in the State University of Jakarta show that dominance values of culture still weak that need to be improved. The dimension strong culture that must be maintained and continuously developed into not only is a strong culture but also healthy, so that a last strong culture do not become toxic to the performance of the organization better. There is still a existence culture's values, the tasks that are still oriented to the traditions or the available habit. This means the changes IKIP into the State University of Jakarta, has not maximall the most followed by the changes to the innovative development and progress of the organization.
The learning process to converse the culture of the organization culture that is healthy and strong to the organization members as the behaving guide by all of the group 's members have not been optimally implemented. Cultural organizations need to be treated, maintain and inherited from generation to generation, especially values cultural that determine benefits of competition from the organization. Leaders are expected to play an important role to improve the culture be a strong and healthy for all members at organizations environmental at the State University of Jakarta, so the increased performance for better organization could be realized. Leaders are also expected to become the role model for the organization members. System must be reinforced, the organizational culture must become spirit from organization system which reinforce each other and equipped. And need the exixtence of the socialization and internalization of organization culture values that the organization healthy and strong to all organizations members that could encourage in the development and progress of rganizations in facing global competition."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bambang Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian mengenai budaya perusahaan (corporate culture) umumnya dapat dilakukan dengan fokus yang bervariasi, demikian pula mengenai obyek penelitiannya. Telaah dalam kajian ini menekankan pada pemahaman atas suatu realitas organisasi yang dipandang sebagai suatu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, yang menurut teori organisasi dikenal dengan apa yang dinamakan pendekatan Neo-Klasik, di dalam kondisi kinerja perusahaan "sangat sehat" dilihat dari sisi kekuatan nilai-nilai budaya, iklim organisasi dan kepuasan kerja pegawai sebagaimana dikatakan oleh Kotter & Hesket bahwa variabel panting yang mempengaruhi kemajuan dan produktivitas
perusahaan bukan pada faktor manajemen, fungsi-fungsi penyelesaian tugas atau struktur organisasi, tetapi adalah pada aspek kultural.
Penelitian budaya perusahaan ini dilakukan pada suatu organisasi pemerintah non departemen yaitu di Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta, suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah nauangan Departemen Pekerjaan Umum yang baru terbentuk pada tahun 1990, namun selama lima tahun terakhir ini kinerjanya dinyatakan berpredikat sehat dan sangat sehat dengan kualifikasi wajar tanpa syarat (ss - wtp).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dan kajian dilakukan secara kuantitatif Sedangkan cara pengumpulan data yang dilakukan terutama melalui kuesioner terhadap sampel yang ditarik secara stratifikasi (stratified random sampling) proporsional. Untuk melengkapi data perusahaan dan memperdalam analisa dilakukan pula wawancara (interview) terhadap beberapa informan kunci (key informans) yang berhubungan dengan masalah yang ditelaah.
Proses analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis multivariat yang meliputi antara lain : (a) analisis deskriptif, (b) analisis faktor, dan (c) analisis path, yang kesemuanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS PC for MS WINDOWS Release 6. 0
Temuan penelitian yang paling utama adalah terujinya suatu model kausal yang menggambarkan adanya suatu hubungan empiris antara nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan dengan iklim organisasi dan kepuasan kerja pegawai. Dalam kasus Perum Jasa Tirta terbukti bahwa iklim organisasi di Perum Jasa Tirta memegang peranan yang sangat penting karena berfungsi sebagai variabel perantara secara absolut. Artinya nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan tidak mempengaruhi secara langsung kepada tingkat kepuasan kerja pegawai yang diyakini sebagai penyebab dari tercapainya kinerja "tinggi" perusahaan; akan tetapi ditranformasikan terlebih dahulu kepada variabel-variabel dalam iklim organisasi dan selanjutnya dari variabel iklim organisasi inilah terjadi pengaruh secara timbal balik dengan-kepuasan kerja pegawai.
Untuk dapat mempertahankan kondisi seperti ini, penulis menyarankan agar ditingkatkan lebih besar lagi pemahaman karyawan akan nilai-nilai budaya perusahaan, ditingkatkan lagi keterbukaan antara atasan dengan atasan dan antara atasan dengan bawahan dan memberikan lebih banyak dukungan kepada bawahan serta pemberian pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada para karyawan untuk dapat mengambil keputusan dilingkup pekerjaannya. "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Afdiyanti
"Nowadays, organizations have faces a lot of problems. The successful organization which is able to manage its human resources with balance and innovation. One of the strategies to survive is developing human resource function and managing culture organization. Chevron is the world's largest private producer of geothermal energy, generating more than 630 megawatts of clean, reliable and affordable energy in Indonesia now. Chevron Geothermal manages two geothermal projects in Indonesia ? Darajat and Salak, both on the island of Java. The Darajat project supplies geothermal steam, which generates 259 megawatts of electricity. Chevron Geothermal Indonesia realizes to be more productive, Chevron needs strong culture organizations. Chevron has The Chevron Way that explains who we are, what we do, what we believe and what we plan to accomplish. It establishes a common understanding not only for those of us who work here, but for all who interact with us. The objective of organizational culture is to aligning employee?s perception and behavior to achieve the company mission. Organizational culture and organizational character are make organization different from other. Based on the purpose of this research, the theory that used is corporate culture that the researcher from Stephen P. Robbins. Research question is about how employee?s perception Corporate Culture at Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. This research using quantitative approaches that has 1 variable, descriptive characteristic and catagorizad as cross sectional research. Collecting data technique was done by survey and bibliography research. Technique in taking sample is total sampling; those overall employees of Division Facilities Engineering are 30 respondents. Analysis in this research was done by using frequency distribution table, which a part of unvariate analysis and it made based on data that come within questioner. The result show that employee?s have positive perception toward corporate culture on Chevron Geothermal Indonesia, Ltd Division Facilities Engineering Jakarta. The corporate culture is quite good with strong culture. The management should be improved so that the employee can work optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Anastasia Eveline
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan budaya perusahaan dengan kinerja perusahaan dengan menggunakan model survey budaya organisasi Denison. Studi dilakukan pada dua perusahaan asuransi kerugian. Penelitian juga menguji perbedaan budaya organisasi (variabel dan indikator variabel), kinerja organisasi antara sample PT. ABC dengan PT. XYZ.
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan kantor pusat PT. ABC dan PT. XYZ mulai dari posisi manajer sampai dengan posisi staf berjumlah 270. Sampel responden sebanyak 69 orang (dengan acuan Cartwright, 10-30% dari jumlah populasi) yang diambil dengan cara purposive sampling sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 butir pertanyaan. Bagian kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan budaya perusahaan berjumlah 60 butir dan pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan berjumlah 7 pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 10.0. Untuk menguji perbedaan budaya organisasi (variabel dan indikator variabel), kinerja organisasi antara sample PT. ABC dengan PT. XYZ digunakan uji beda/test (Sig. 2 tailed), sedangkan untuk menguji hubungan antara budaya perusahaan dengan kinerja perusahaan digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Hasil uji t-test terhadap budaya involvement, budaya consistency, budaya adaptability dan budaya mission antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan team orientation dan capability development yang menguatkan budaya involvement antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan core value, agreement dan coordination & integration yang menguatkan budaya consistency ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan creating change, costumer focus dan organization learning yang menguatkan budaya adaptability ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan strategic direction & intent, goals & objectives dan vision yang menguatkan budaya mission ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek manajemen empowerment yang menguatkan budaya involvement ditemukan terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji t-test terhadap persepsi kinerja perusahaan yaitu sales growth, market share, profitability, inovation, job satisfaction dan overall performance antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan terhadap persepsi kinerja product and service quality ditemukan perbedaan yang signifikan.
Hasil uji korelasi menunjukkan, budaya involvement berkorelasi dengan kepuasan kerja dengan nilai koefisien korelasi r= 0.295. Budaya consistency berkorelasi dengan pertumbuhan penjualan dengan r= 0.249. Budaya adaptability berkorelasi dengan keuntungan, kualitas pelayanan dan produk, kepuasan kerja dengan r= 0.244 untuk hubungannya dengan keuntungan, r= 0.285 untuk hubungannya dengan kualitas pelayanan dan produk dan r= 0.346 untuk hubungannya dengan kepuasan kerja. Budaya mission berkorelasi dengan kepuasan kerja, kualitas pelayanan dan produk dengan .r= 0.399 untuk hubungannya dengan kepuasan kerja dan r= 0.336 untuk hubungannya dengan kualitas pelayanan dan produk.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa team orientation, creating change, organization learning, strategic direction & intent, goals & objective dan vission berkorelasi dengan kepuasan kerja, praktek manajemen yang menguatkan nilai utama/core value berkorelasi dengan sales growth dan market share dan praktek manajemen yang berfokus pada coordination & integration, creating change, organization learning, strategic direction & intent, goals & objective dan vision berkorelasi dengan kualitas layanan dan produk.
Budaya adaptability dan mission merupakan prediktor yang baik untuk effektivitas dan kinerja pada konteks karyawan di PT. ABC dan PT. XYZ khususnya dan di industri asuransi kerugian umumnya. Penguatan kedua budaya melalui management practices nya dapat diaplikasikan sebagai strategi budaya dalam industri ini. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa budaya involvement, adaptability, consistency dan mission berkorelasi dengan ukuran-ukuran kinerja organisasi diterima, sehingga hasil penelitian ini menerima Ho dan menolak Ht"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutardi
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pelatihan dan budaya organisasi terhadap pengembangan karir. Pengembangan karir merupakan salah satu indikator yang efektif dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan merupakan faktor yang perlu dikaji, mengingat pengembangan karir berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan kinerja organisasi. Secara konseptual bahwa pengembangan karir itu dipengaruhi oleh faktor kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan pegawai yang dapat dikembangkan melalui pelatihan. Disamping itu, budaya organisasi juga merupakan variabel yang perlu mendapat pertimbangan khusus dalam pengembangan karir.
Penelitian ini menggunakan 160 responden yang mewakili secara proporsional di setiap Unit Organisasi di Departemen Tenaga Kerja Pusat. Sedangkan pengumpulan data untuk masing-masing variabel dilakukan melalui survey dengan menggunakan kuesioner tertutup demi menjaga kerahasiaan dan keterbukaan pendapat bagi responden. Untuk menganalisis data dalam menjawab penelitian digunakan teknik korelasi dan dan regresi berganda.Hasii analisis korelasi ( r ) digunakan untuk menjawab hubungan antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan R2 ( koefisien determination) digunakan untuk menjelaskan kontribusi variabel pelatihan dan variabel budaya organisasi terhadap pengembangan karir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan mempunyai korelasi (r = 0,180 ; P, 0,05 ) dengan pengembangan karir. Berdasarkan analisis regresi stepwise, kontribusi variabel pelatihan sebesar 3,2 % dengan signifikansi (F= 0,023) terhadap pengembangan karir. Sedangkan variabel budaya organisasi mempunyai korelasi ( r = 0,178 ; P = 0,05 ) dengan pengembangan karir, dan hasil analisis regresi stepwise menunjukkan kontribusi variabel budaya organisasi sebesar 5,8 % dengan signifikansi (F=0,040) terhadap pengembangan karir.
Adapun hubungan karakteristik individu dengan pengembangan karir yaitu dari hasil analisis regresi terlihat bahwa dengan masuknya karakteristik individu kedalam persamaan regresi telah mengakibatkan kenaikan pada nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi, artinya karakteristik individu responden memberikan peningkatan hubungan dan pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai. Jadi secara indivual komponen karakteristik individu responden yang paling signifikan didalam meningkatkan persepsi pegawai terhadap program pengembangan. karir adalah : golongan atau kepangkatan. Sedangkan pengalaman kerja,pendidikan, usia tidak cukup signifikan didalam meningkatkan persepsi pegawai terhadap pengembangan karir."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Tenripada
"[ABSTRAK
Penelitian ini mendiskripsikan peran nilai-nilai budaya multikultural dalam proses pembentukan budaya organisasi yang khas di lingkungan sekolah internasional, dan menjelaskan bahwa budaya organisasi dibentuk melalui beberapa elemen pembentuknya, yaitu gaya kepemimpinan, asimilasi budaya asing, hubungan antara karyawan lokal dan asing, dan juga melalui perbedaan budaya yang ada, termasuk perbedaan bahasa, etos kerja, kebiasaan, dan tradisi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi berperan serta dan wawancara terhadap narasumber. Hasil dari penelitian menunjukkan (1) Nilai-nilai budaya masuk melalui berbagai strategi komunikasi yang diprakarsai oleh pemimpin organisasi, dan diadopsi oleh unit-unit organiasasi di bawahnya, serta dominasi peran nilai budaya Indonesia sebagai jembatan yang menghubungkan unit-unit organisasi yang berbeda budaya. (2) Pemimpin memainkan peran penting dalam membentuk budaya organisasi. (3) Budaya asing dan budaya Indonesia memiliki peran yang sama besar dan sama penting dalam membentuk budaya organisasi. (4) Ada hubungan timbal balik yang positif yang terjadi antar karyawan yang berbeda budaya di dalam organisasi, dan budaya organisasi yang ada di Jakarta Nanyang School merupakan budaya yang spesifik dan merupakan perpaduan antara budaya asing dan budaya Indonesia.

ABSTRACT
This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as.;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as, This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as]"
2015
T44585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>