Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Bhakti Susetyo
"Era globalisasi memaksa industri tekstil untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Kemampuan ini menuntut manajemen pemeliharaan industri menjalankan programnya dengan baik supaya pabrik beroperasi dengan normal.
Untuk mengetahui keberhasilan kebijakan yang telah diambil dilakukan pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Dalam pengukuran, manajemen pemeliharaan menetapkan indikator kinerja sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan kelas dunia.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil dari tiga kelompok indikator: keandalan, biaya, dan material. Data didapat dari kuesioner dengan metode penilaian skor. Diperoleh indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil sebanyak 23 dari 50 indikator yang diusulkan. Indikator yang dipilih responden 92,30 % dianggap merefleksikan kondisi bisnis industri tekstil di era globalisasi yang periode pelaporannya dilakukan setiap bulan.

In globalization era, textile industries have to be very competitive in producing high quality products. This situation demands industrial maintenance management to carry out its programs so well that the industries can operate normally. To investigate how successful the management policy has been implemented by the industries, measurement of the maintenance performance had been undertaken. In the measurement, the maintenance management used key performance indicators based on the visions, mission and strategies used by the industries in competing with their world class counter parts.
The purpose of this thesis is to determine the appropriate key performance indicators for measuring the performance of the maintenance management amongst the three indicators, namely reliability, cost and material. Data were taken from questioners using score value method.
The number of key indicators chosen by respondents for the performance of the maintenance management was 23 out of 50, which were the total indicators proposed. The indicators chosen was believed to 92,30 % reflect the condition of the textile industries in the globalization era that reporting period was done every month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rachmanto
"Perkembangan industri rumah sakit tidak hanya menuntut peningkatan pelayanan dan fasilitas namun juga menuntut pada sinergitas dari pihak manajemen untuk dapat mengelola semua hal yang akan mendukung meningkatnya kelayakan rumah sakit, termasuk dalam hal manajemen pemeliharaan.
Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan terhadap proses penilaian kinerja manajemen dalam hal ini manajemen pemeliharaan industri rumah sakit. lndikator kunci kelayakan ini disusun berdasarkan studi literature dan pengambilan data mengenai hal - hal pokok / kunci berkaitan dengan pemeliharaan rumah sakit berdasarkan skor terbesar hasil rekomendasi responden melalui kuesioner.
Dalam penelitian ini dihasilkan sebanyak 23 indikator kunci manajemen pemeliharaan RS yang terbagi dalam 8 kelompok Indikator utama. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan acuan bagi manajemen rumah sakit khususnya bagian pemeliharaan agar dapat mengevaluasi operasi pemeliahraannya dengan lebih mudah dan tepat sebagai bagian dari penilaian kinerja pemeliharaan secara keseluruhan.

Growth of hospital industry not only claiming for the make-up of facility and service but also claim to the synergy of management to be able to manage everything that will be able to support eligibility of the hospital, included hospital maintenance management.
Key perfomance Indicators designed so that can give reference to the process assessment of management performance, in this ease discussed the performance of maintenance management in hospital industry. This Key Performance Indicators are compiled pursuant to study of literature and intake of data concerning fundamental matter relate to maintenance of hospital facilities, according to the biggest score result of respondent’s recommendation through the questioner.
This research results 23 indicators as key performance indicator of maintenance in hospital facilities which divided in 8 main indicator groups. The result of this research hopefully will become a guidance for hospital management especially maintenance unit to be able to evaluate its maintenance operations precisely and easily as the part of the maintenance performance measurements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Aminingsih
"Keberhasilan suatu perusahaan komunikasi data dalam mencapai tujuann§;a, salah satunya terukur melalui indikator pengukur kinexja dari manajemen pemeliharaan terhadap jaringan komunikasi data yang dimilikinya yang sesuai dengan visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk menentukan indikator kinerja kunci bagi perusahaan komunikasi data ini, dilakukan penyebaran kuisioner ke beberapa perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi data. Dari kuisioner tersebut, diambil 11 indikator yang telah direkomendasikan oleh responden yang akan menjadi indikator ki.I`lClj& kunci perusahaan komunikasi data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan progmm Microsoj? Excel untuk perhitungan nilai skor. Dalam pengolahan data ini, jumlah indikator yang akan menjadi [KK akan ditentukan dari hasil kuisioner dengan menghitung nilai skor terbesar sampai terkecii hingga terpenuhi jumlah indikator yang direkomendasikan, yaitu 11 indikator. Dari hasil analisis data, diperoleh kelompok kehandalan sebagai indikator terpentlng bagi perusahaan jasa ini, yaitu sebesar 8l,82% dari 11 indikator yang direkomendasikan, dibandingkan dua kelompok lainnya, material dan biaya.

The success of a data communications company in achieving its goal, is measured, one of several, by means of the performance measurement indicator of maintenance management to its data communications network in accordance wim visions, missions and strategies used by the company. To determine the key performance indicator for data communications companies, questionaires are sent to some of the data communications companies. Out of those questionnaires, ll indicators which are recommended by respondents to be the key performance indicator of data communications company are taken. The data processing is done by using Microsoft Excel program for scoring. In this process, the number of indicators to become the KPI will be determined from the results of questionnaires by scoring from the highest to the lowest score, until the number of indicators recommended are achieved, those are 11 indicators. From the results of data analysis, a category of reliability as the most important indicators for the service company is obtained, that is 81,82% of the ll indicators which are recommended, compared with the other two groups, material and cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Bintang Pamungkas, 1945-
Jakarta: Jurusan Mesin FT-UI, 1992
658.5 SRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Aswan Maruli
"Krisis perekonomian yang melanda banyak negara di dunia saat ini menyebabkan kemunduran di berbagai sendi perekonomian. Di Indonesia, sektor rill yang diharapkan dapat menopang keterpurukan menjadi tidak berdaya karena banyaknya pabrik yang ditutup, produsen kesulitan menjual produknya karena daya beli masyarakat yang berkurang. Pertumbuhan investasi PMA dan PMDN pada kwartal pertama dan kedua tahun 2002 ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan berbagai sebab, hal ini memberikan indikasi bahwa perekonomian masih belum membaik.
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh industri otomotif Indonesia dalam mengantisipasi krisis ekonomi. Tujuan penelitian diuraikan lebih lanjut yaitu, pertama mengetahui dan menjelaskan alternatif-alternatif orientasi kebijakan bisnis perusahaan otomotif yang diteliti dan kedua untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alternatif kebijakan perusahaan otomotif tersebut.
Analisis bertujuan untuk mengetahui kekuatan perusahaan untuk bersaing dan sumber-sumber ancaman yang akan dihadapi. Pendekatan penyelesaian permasalahan dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja value chain untuk mengetahui kekuatan-kekuatan perusahaan, dan analisis five forces untuk mengetahui sumber-sumber ancaman. Penelitian difokuskan kepada faktor-faktor kekuatan perusahaan untuk bersaing di bisnis otomotif. Oleh karena itu analisis kerangka kerja rantai nilai menjadi acuan panting dalam penelitian ini.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primernya, dan dengan aplikasi Analytic Hierarchy Process (AHP). Sebagai hasil dari penelitian akan didapat peringkat prioritas secara berurutan yang merupakan bobot dari faktor-faktor, subfaktor-subfaktor dan alternatif keputusannya.
Kesimpulan dari penelitian merupakan prioritas keputusan strategi manejemen dalam menghadapi krisis, yaitu: Orientasi ke Pasar lnternasional, Peningkatan Penggunaan Interchangeable Parts, Out-sourcing dan Rasionalisasi Model. Saran dari hasil analisis strategi manajemen pada industri otomotif ini adalah penelitian perlu dikembangkan lebih lanjut dengan meneliti sumber-sumber ancaman yang diharapkan dapat menemukan semaksimal mungkin strategi manejemen dalam mengantisipasi krisis yang telah mengglobal ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henky Suskito Nugroho
"Penelitian ini dimaksudkan sebagai usaha mendapatkan profil kinerja organisasi, dalam hal ini kinerja Quality Management System (QMS) dari sektor Industri yang bersertifikat ISO 9002 dalam memenuhi persyaratan QMS, dan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel krisis ekonomi terhadap kinerja QMS. Penelitian didekati berdasarkan hasil rata-rata ketidaksesuaian (non-conformance) terhadap persyaratan standar sistem mutu ISO 9002: 1994 selama periode lahun implementasi 1994 - 1998, analisa gap defisiensi kinerja QMS selama periode krisis tahun 1997 - 1998. Hasil dari penelitian ini, diperoleh adanya defisiensi kinerja QMS dari industri bersertilikat ISO 9002 selama krisis ekonomi, dimana dampak dari nilai rupiah yang terdepresiasi mempengaruhi ambruknya indikalor ekonomi makro dan semakin besar defisiensi indikator kinerja Product and or Service Realization Results serta Measurement. Analysis and Improvement Results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Benge, Eugene J.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1994
658.4 BEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jauch, Lawrence R.
Jakarta: Erlangga, 1996
658.4 JAU st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Nurasa
"ABSTRAK
Peranan industri kecil tetap dibutuhkan dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa tidak semua kegiatan produksi dalam suatu industrialisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh industri skala besar. Jumlah unit usaha maupun tenaga kerja yang diserap oleh industri kecil terus bertambah, walaupun terjadi dalam suatu siklus matinya perusahaan yang sudah berjalan dan munculnya perusahaan-perusahaan kecil yang baru. Namun, terdapat juga industri kecil yang mampu bertahan terus hingga sekarang, dalam periode yang cukup lama dengan menghadapi berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Salah satu diantaranya adalah industri kecil Kap/jok, yang berawal di Sentra Kebon Sirih Jakarta. Usaha ini Sudah berlangsung sejak tahun 1925, dan usaha turun temurun sampai saat sekarang. Dalam setiap periode dari perjalanan usahanya, mereka cukup tangguh mengahadapi setiap fluktuasi perubahan yang seringkali mengancam keberadaan usahanya. Pada saat kini, hambatan yang menjadi perhatian, diantaranya adalah adanya persaingan dengan pemilik modal kuat yang membuat produk yang sejenis, upaya penggusuran tempat usahanya, dll. Mereka cukup mempunyai kemampuan dalam mengantisipasi pengaruh lingkungan tersebut. Namun, kemampuan antisipasi mereka berbeda, sehingga berbeda pula tingkat keberhasilannya. Bertitik tolak dari keadaan ini, maka dilakukan suatu studi untuk mengidentifikasi karakteristik industri kecil yang 'sukses',. dengan mengambil kasus industri Kap/Jok di Jakarta.
Dalam studi ini, deskripsi mengenai industri kecil yang sukses diidentifikasi melalui karakteristik pimpinan dan karakteristik organisasinya. Karakteristik pimpinan diukur melalui kemampuannya dalam berinteraksi, kemampuan konseptual, kemampuan administratif (dalam pengertian sempit), dan kemampuan teknis. Sedangkan karakteristik organisasi diidentifikasi melalui 4 (empat) elemen dasar desain organisasi, yaitu, karakteristik tugas-tugasnya, karakteristik struktur, karakteristik orang-orang (people), dan sistem imbalan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini, mengelompokkan industri kecil Kap/jok berdasarkan tingkat keberhasilannya. Penghasilan pengusaha digunakan sebagai ukuran untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan. Besarnya penghasilan pengusaha diperoleh dengan menggunakan rumus
PP = O - (BB + I + GK)
PP adalah penghasilan pengusaha, 0 adalah omzet, BB adalah bahan Baku, I adalah biaya investasi, dan GIB adalah gaji karyawan. Dengan menggunakan ukuran pemusatan (mean) dan ukuran penyebaran (standar deviasi), diperoleh tiga kelompok industri kecil Kap/jok berdasarkan tingkat penghasilannya.
Kemudian dari ke tiga kelompok tersebut, diidentifikasi lebih lanjut ciri-ciri/karakteristiknya. Karakteristik ini dibedakan berdasarkan karakteristik pimpinan dan karakteristik organisasinya. Sehingga berdasarkan karakteristik tersebut, dapat dilihat perbedaan industri kecil Kap./jok yang sukses dengan yang tidak sukses.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat ciri-ciri khusus pada industri kecil yang sukses. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Dilihat dari segi karakteristik pimpinan.
Pimpinan pada industri kecil yang berhasil mempunyai kemampuan berinteraksi yang menonjol, terutama dalam memelihara dan mengembangkan akses dengan pasar. Jalur distribusi pemasarannya lebih bervariasi dan secara geografis mempunyai daerah pemasarannya yang lebih luas. Dilihat dari segi kemampuan konseptual, pimpinan pada industri kecil yang berhasil lebih mampu memahami dan memecahkan permasalahan yang timbul dari lingkungan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan proses produksinya, tidak tergantung pada order saja, berbeda dengan kebanyakan pengusaha Kap/jok yang tergantung kepada pemesan. Mereka mampu membina hubungan dengan perbankan untuk mengelola permasalahan keuangan, serta mempunyai perhatian terhadap mutu tinggi dan dipertahankan secara konsisten. Disamping itu, mereka juga sudah mempunyai cara yang baku dalam menetapkan harga. Dalam hal kemampuan teknis, pimpinan industri kecil yang berhasil, cukup kreatif dalam inovasi teknologi. Mereka membuat sendiri peralatan produksi tertentu, seperti; membuat alat cetak logo merek kendaraan, merencang alat press busa yang fleksibel untuk membuat berbagai macam model (konstruksi) jok. Sedangkan dari segi kemampuan administratif (dalam anti sempit), industri kecil yang berhasil sudah melakukan pencatatan/pembukuan, terutama yang menyangkut keuangan.
2. Dilihat dari segi karakteristik organisasi.
Pada umumnya struktur organisasi perusahaan Kap/jok mempunyai tingkatan hirarkhi yang rendah (fiat), terdiri dari dua tingkatan saja, yaitu; pimpinan dan inti operasi. Namun, pads perusahaan Kap/jok yang sukses, mempunyai skala organisasi yang lebih besar (dilihat dari segi finansial dan tenaga kerja). Pengelolaan perusahaan sudah lebih formal, dipisahkan antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan keluarga. Pola pembagian kerja, pimpinan mempunyai bobot tugas yang lebih besar untuk menangani pekerjaan strategis, yaitu memelihara dan mengembangkan hubungan bisnis dengan konsumen (tugas front office), sedangkan pekerjaan dalam proses produksi dilakukan oleh pegawainya. Berbeda dengan yang kurang berhasil, pekerjaan strategis dan pekerjaan dalam proses produksi dirangkap langsung oleh pemilik. Pengelolaan pekerjaan sudah dilakukan secara profesional, tetapi iklim kerja bercirikan kekeluargaan tetap dipertahankan. "
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Nuryono
"PT Kawasan Industri Jababeka, Tbk (PT KIJ, Tbk), is an industrial estate management company. The company also includes the supporting facilities of the industrial estate in its business operation. The supporting facilities that are included are the apartments/residence, store, and office construction, clean water construction and management, industrial waste management, telecommunication facilities, telephone and electricity; and other supporting facilities.
Along with the change in macro environment, from 1998 until 2001 the Indonesian industrial estate management companies suffered a great decrease. It was marked by the decrease of investment realization and followed by the deflation of Rupiah and the upsurge of the inflation rate. Even though since 2003 Indonesian economic growth has reached 4,1%, to boost up the industrial estate management requires the reevaluation and adjustment of its strategic business to the environmental change so that the company can keep its sustainability and growth.
To know the preparation of PT KIJ, Tbk in anticipating every external environmental change and preparing its internal resources, the appropriate business strategic analysis is required. The research method applied in this research is descriptive - qualitative method. It is conducted by giving questionnaire and interviewing the respondents who know and understand the industrial estate management. The respondents given the questionnaire and interviewed for the research are the manager of PT KIJ, Tbk, the and interviewed for the research are the manager of PT KIJ, Tbk, the boarding staff of Himpunan Kawasan Industri (HKI) commissariat Bekasi, the officials of Sub Dinas Penanaman Modal Daerah (PMD) Dinas Perindagpar and PMD Bekasi Regency, and the directors of tenant companies in Jababeka.
The research is initiated by analyzing the condition of internal and external factors of the company and also by analyzing the importance level of those factors. The result of the assessment is used to determine the competitive position of PT KIJ, Tbk by applying General Electric (GE) Matrix. The competitive position obtained from GE matrix analysis exist in growth and build business area or Quadrant ll which recommends some alternative strategies suitable for its development. By examining the competitive position, strength, weakness, opportunity, threat and business goal of the companies, market penetration strategy and market development strategy are corroborated. After the strategies have been corroborated, the functional strategy proposal; the strategy to strengthen each function of the company, is given to arrange the program or to arrange the more detail description of the strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>