Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Setiawan
"Konflik telah menjadi bagian keseharian dalam sebuah organisasi. Manajer merupakan sosok strategis dalam memanfaatkan konflik secara fungsional guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pandangan interaksionistik manajer menjadikan konflik sebagai wahana untuk menciptakan situasi dinamis dalam organisasi kerjanya. Penelitian bertujuan mencoba melihat bagaimana hubungan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode korelasional dengan sampel penelitian secara total sampling pada seluruh perawat yang bertugas di instalasi rawat inap yang berjumlah 96 orang. Derajat kesalahan yang dipergunakan adalah 0.05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (0.0001), Model penatalaksanaan konflik kolaboratif menyebabkan kepuasan kerja tertinggi dibandingkan model penatalaksanaan konflik kompromi dan otoritatif Analisis statistik terhadap variabel confounding memperoleh hasil bahwa karakteristik perawat pelaksana tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap kepuasan kerja, yaitu usia (r = 0.083), jenis kelamin (0.491), pendidikan (0.333), status perkawinan (0.297), status kepegawaian (0.582), dan masa kerja (r = 0.192). Karakteristik perawat pelaksana jugs diujikan secara statistik terhadap persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan. Masa kerja memberikan kesimpulan adanya hubungan yang signifikan dengan persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan (0.046). Sementara variabel lainnya tidak memberikan hubungan yang bermakna, yaitu usia (0.065), jenis kelamin (0.927), pendidikan (0.618), status perkawinan (0.343), dan status kepegawaian (0.477). Guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan, upaya-upaya manajemen sumber daya manusia memerlukan perhatian khusus. Perlu peningkatan pengetahuan, sikap dan kompetensi kepemimpinan pada setiap tingkatan manajerial. Secara metodologis penelitian ini dapat dijadikan data dasar guna penelitian terkait dengan kepuasan kerja. Secara teoritis penelitian ini telah memperkuat teori pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan kepuasan kerja dan iklim kerja yang kondusif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryati
"Prestasi kerja perawat pelaksana merupakan penampilan kerja perawat, baik kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi kerja perawat dapat dinilai dari kualitas pelayanan keperawatan, kualitas personil perawatnya, kepuasan kerja, dan disiplin kerja. Prestasi kerja perawat yang tinggi merupakan cerminan kualitas pelayanan keperawatan yang dapat memenuhi kepuasan klien. Prestasi kerja perawat diprediksi dapat dipengaruhi oleh peran kepala ruangan meliputi peran interpersonal, informasional dan peran pengambilan keputusan. Dalam proses pelayanan keperawatan ketiga sub variabel secara bersama-sama mempunyai kontribusi terhadap prestasi kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara peran kepala ruangan dengan prestasi kerja perawat pelaksana dalam periode waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan dengan populasi 245 orang dan sampel 156 orang perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap, pada tanggal 19 Juni s/d 5 Juli 2002. Instrumen penelitian ini terdiri dari 25 pernyataan untuk mengukur peran kepala ruangan dan 30 pernyataan untuk mengukur prestasi kerja perawat pelaksana.
Hasil analisis statistik bivariat dengan uji kai kuadrat didapatkan peran kepala ruangan (interpersonal, informasional dan pengambil keputusan), semuanya berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sedangkan untuk variabel confounding ( usia, pendidikan, lama kerja, jenis kelamin, status perkawinan ), ternyata tidak ada yang berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Hasil analisis statistik multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan peran interpersonal dan informasional kepala ruangan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Untuk variabel confounding, hanya pendidikan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sub variabel informasional mempunyai kontribusi paling besar terhadap prestasi kerja perawat pelaksana setelah dikontrol dengan sub variabel interpersonal dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUP Persahabatan, kiranya dapat meningkatkan penampilan kepala ruangan dalam melaksanakan perannya melalui pelatihan atau pendidikan manajemen keperawatan serta meningkatkan prestasi kerja perawat pelaksana melalui pendidikan baik formal maupun informal. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda observasi dan wawancara mendalam, terhadap populasi dan sampel yang lebih luas.

The Correlation between the Role Appearances of the Head Nurse with the Performance of Nursing Associate in The Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan Jakarta, 2002The performance of nursing associate is an appearance of nurses, either quantity or quality in caring for their patients who have become their responsibility. The performances of nurses consist of to their applying for their good services, qualified skill, satisfying work and disciplinary work. The high performance of nurses is the reflection of nursing services quality. This can fulfill the patients? satisfaction. The performance of nurses is predicted can be influenced by the role of head nurse. Which consist of interpersonal, informational, and decisive roles. In the process of nursing, the three sub variables contribute to the performance of nurses.
This research was quantitative research with the approach of cross sectional, whose purpose is to observe the correlation between head nurse role and the performance of nursing associate at the same period. The research conducted in RSVP Persahabatan with population 245 and sample 156 nursing associates in Instalasi Rawat Imp, from June 19 until Juli 5 2002, The instruments include 25 questionnaires to survey the head nurse and 30 questionnaires to performance of nursing associate.
The results of bivariate statistic with chi-square are gained from the role of head nurse (interpersonal, informational and decisive), all are significantly related with the performance of nursing associate, while for confounding variables ( age, education, work length, sex and marriage status ), are not obviously correlated significantly with the nursing associate performance. The result of multivariate statistic with the regression test of double logistic is found the role of interpersonal and informational of head nurse, has a significant correlation with the performance of nursing associate, for confounding variable only sub educational variables have a significant with the performance of nursing associate, while the sub-informational variable has the greatest contribution to the achievement of nurses after being controlled with interpersonal and educational sub variable. Based on result of the research is suggested to the director of RSVP Pesahabatan, the develop both of appearance of head nurse on duty through nursing management education or training and informal. For others researchers to continue this research with observation and interview methods deeper for population and sample wider than research."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haslinda Wahab
"Kepala ruangan pada unit rawat Inap Rumah Sakit sebagai salah satu manajer keperawatan bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan. Disamping itu kepala ruangan harus mampu memotivasi, memimpin, memahami hubungan interpersonal serta kebutuhan dan keinginan perawat agar dapat menimbulkan kepuasan bagi mereka yang akan melaksanakan pekerjaan. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Labuang Baji Makassar.
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar sebagai tempat penelitian yang meliputi 16 ruang rawat inap dengan melibatkan 143 perawat pelaksana sebagai responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional dengan tujuan untuk melihat hubungan antara indikator yakni kepemimpinan efektif kepala ruangan, kepuasan kerja dan karakteristik perawat pelaksana. Penelitian ini menunjukkan tingkat kepuasan kerja yang diukur dengan kondisi kerja yang dirasakan dan yang diharapkan dengan rasio rata-rata 96,8 %.
Dari hasil multivariate dengan uji statistik regresi linier menunjukkan dua indikator dari kepemimpinan efektif berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja nilai p<0,05. Kedua indikator tersebut adalah energi dan tindakan. Tindakan menunjukan hasil yang lebih besar dari energi, ini menunjukkan adanya hubungan sebagian indikator dari kepemimpinan efektif dengan kepuasan kerja. Indikator energi berhubungan negatif dengan kepuasan kerja misalnya makin tinggi energi makin rendah kepuasan kerja. Dengan demikian diperlukan perbaikan pengertian dan isi yang terkait dengan energi dalam kepemimpinan. Makin besar semangat pimpinan dipersepsikan sebagai makin besar pula tekanan dan beban kerja perawat. Penelitian ini juga menyarankan agar kepala ruangan selalu mempertahankan bahkan meningkatkan kepemimpinannya melalui pendidikan, pelatihan dan bekerja secara efektif di dalam tim keperawatan dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dengan bawahannya.

Correlations Study of Effective Leadership Style with Nurse's Job Satisfaction in in-Patient Care of Public Hospital Labuang Baji Makassar Head of nursing unit in a ward has main responsibility to establish excellent nursing care. For that purpose, it is necessary for the head of nursing unit to motivate, to lead, to practice excellent human relation, and to fulfill nurses need to do their job. These will lead to high job satisfaction among the nurses. For that reason this study was conducted at General Public Hospital Labuang Baji Makassar, which title Correlations Study of Effective Leadership Style with Nurse Job Satisfaction in in-Patient Care of Public Hospital Labuang .Baji Makassar.
The hospital has 16 in-patient wards with total 143 nurse practitioners who were involved in this study as respondents. This study is a quantitative survey with a cross sectional design and the objective to examine correlation between effective leadership style of head nurse with nurse's job satisfaction. This study showed level of satisfaction which measured as ratio between expected working conditions and perceived of it, of 96,8 % in average.
Multivariate statistic with linear regression showed that two indicator of effective leadership style significant related to job satisfaction score (p"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T 10113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Roymond H.
"Peran manajer keperawatan daiam mcngeloia tenaga keperawatan maupun sumber lainnya merupakan faktor penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan profesionai. Sebagai manajer harus memadukan antara kepemimpinan dan manajemen sehingga dapat mencapai tujuan. Kepala ruangan sebagai manajer bawah mengelola pelayanan keperawatan di ruang rawat inap, bertanggung jawab atas kualitas asuhan keperawatan yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya. Kepala ruangan sebagai pemimpin di ruang rawat inap memegang peranan penting dalam menggerakkan. memotivasi dan mengarahkan staf untuk meningkatkan kinerjanya.
Hasil penelitian Reni (2001), ditemukan adanya keluhan pasien agar perawat sering kontrol (7.14%), tingkatkan pelayanan (21.43 %), agar pasien dimandikan (14.29 %). Rohana (2004) mengatakan bahwa 54,7 % kepala ruangan jarang melakukan pendelegasian, menurut Prawiroscntono (1999) terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan dengan kinerja organisasi. RSUD Koja adalah rumah sakit rujukan di daerah Jakarta Utara, jumlah tenaga yang ada 90 % adalah DIII keperawatan. SOP dan SAK sudah ada, visi, misi keperawatan ada. Jenjang karir untuk perawat belum ada, serta masih ditemukan pemberian asuhan yang tidak sesuai dengan SOP ruangan. Berdasarkan temuan tersebut maka dilakukan penelitian tentang hubungan penerapan fungsi pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Koja Jakarta Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan fungsi pengorganisasian dengan kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cuss sectional. Tempat penelitian adalah 7 ruang rawat Inap RSUD Koja Jakarta Utara, dengan responden perawat pelaksana sebanyak 103 orang. Penelitian ini dilakukan pada minggu IV Mei sampai dengan minggu I Juni 2005. Instrumen penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu kuesioner A mencakup karakteristik perawat pelaksana, kuesioner 13 mencakup penerapan fungsi pengorganisasian. dan kuesioner C mencakup kinerja perawat pelaksana.
Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh bahwa 62,1% perawat pelaksana berumur ≤ 27 tahun, wanita (90.3 %), dan 48,5 % belum menikah, pendidikan yang paling banyak adalah DIII keperawatan yaitu 98.1 % dan 62.1 % perawat pelaksana tidak pernah mengikuti pelatihan. Lama kerja yang paling banyak adalah 5 6 tahun (55.3 %). Berdasarkan analisis diperoleh bahwa perawat pelaksana mempersepsikan kemampuan kepala ruangan untuk melakukan pembagian tubas 58.3 % menyatakan baik. Kemampuan untuk melakukan koordinasi dan penjadwalan 65 5 menyatakan baik. Kemampuan memberikan arahan dan komando 64. 1 % menyatakan kurang. kemampuan membagi tanggung jawab dan tugas melaksanakan asuhan keperawatan 50,5 % menyatakan baik dan kinerja perawat pelaksana 54.4 % menyatakan baik. Dari seluruh variabel konfounder jenis kelamin (p-value 0,050) dan umur (p-value 0.26) terbukti mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
Hasil analisis multi varial ditemukan bahwa membagi tugas (p-value 0.017) dan membagi tanggung jawab dan tugas dalam pemberian asuhan keperawatan P-value 0.006) merupakan komponen yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana setelah dikontrol umur dan jenis kelamin perawat pelaksana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit agar senantiasa meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan manejerial SDM keperawatan terutama tentang membagi tugas dan memberi tanggung jawab dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pendidikan keperawatan berkelanjutan baik formal maupun informal serta hasil penelitian ini penerapan fungsi manajemen khususnya komponen penerapan fungsi pengorganisasian merupakan masukan dalam menentukan kriteria kepala ruangan sehingga perawat pelaksana yang akan dipromosikan menjadi kepala ruangan dapat dilakukan seleksi mengacu kepada komponen fungsi manajemen tersebut. Untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana diruangan perlu jenjang karir yang jelas dan bagi perawat. Baru peranan mentor dapat ditingkatkan, kepala ruangan hendaknya berperan aktif dalam memotivasi. memberikan bimbingan dan pengarahan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana serta mampu sebagai contoh. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik penelitian ini perlu dilanjutkan dengan metode kuasi eksperimen yaitu melakukan intervensi tentang penerapan fungsi pengorganisasian kepada sekelompok kepala ruangan dan perawat pelaksana dan sebagian responden tidak diintervensi kemudian hasilnya dibandingkan.

The roles of nursing manager in managing workers or other sources are important factors to make a professional and quality nursing service. The manager should combine leadership and management to reach his aim. Chicks of the ward as sub managers direct nursing services in hospitalizes rooms and get responsible fir the quality of nursing. They as leaders hold important roles in mobilizing, monitoring and directing staff to improve their works.
According to Reni's report (2001), some patients complained because of attention, they demanded more attention(7.14 %). The service should be improved (21,43 %) and the patients should be bathed (14.29 %). Rohana (2004) said that 54.7 % of chiefs of the ward were are delegating their patient. According to Prawirosentono (1999) there was tight relationship between individual work and team work. RSUD Koja is a sub hospital in North Jakarta which has 98 % of its nurse?s graduate from nursing diploma. Not only SOP and SAK but vision and nursing mission have already been prepared at this hospital. The career strata for nurses have been made but it is still found that the giving of care supervision has not fixed with SOP's ward rules. Based on the facts above, the writer conducts a study between the applied relationship of organization function which is done by chiefs of the ward and the works of duty nurses in hospitalize rooms at RSUD Koja, North Jakarta.
The aim of study is to find out the applied relationship of organizing function with the works of duty nurses. The method of study is correlation descriptive with cross sectional as its approach, 7 hospitalize wards at RSUD Koja have been used as the setting of study with 103 duty nurses. The study's instruments consist of 3 parts they are first Questioner A includes duty nurses' characteristic. Second. Questioner B includes the organizing function applied. Third, Questioner C applied the works of duty nurses. Based on the result of univariat analysis found 'that 62.1 5 of duty nurses are less than 27,49 % years old women (90.3 %) and 48.5 % of nurses have not got married. In other side. 98.1 % of nurses got diploma degree and 62,1 % have not any training. The writer also found that the longest time work is 6.45 years (55,3 %). Based on the result analysis, the writer found that the duty nurses have some perception to the ability of chiefs of the ward in dividing jobs. 53,3 % of correspondents stated good. The ability in coordinating and scheduling, 65,5 % stated good. The ability in giving direction and ordering, 64.1 % slated good. The ability in dividing responsibility and implementing nursing 's jobs, 50,5 % stated good and the works of duty nurses. 54.5 % states good. From all sex confounder variables have tight relationship with the works of duly nurses (p-value 0.050).
The result of multi variants found that is dividing jobs (p-value 0,017), responsibility and jobs under nursing care (p-value 0.006) are the most reasonable components with the works. Based on the result of study, it is advised to the director of hospital to improve the ability of leadership and human resources nursing managerial especially to divide and give responsibility to nursing under taking care. It can be done by continuing nursing education formally or informally. This result is an applied management function especially applied components of organizing function which are the inputs for recognizing some criteria. Some criteria are needed for chiefs of the word so that duty of nurses who will be promoted can be tested trough careful selection based on the components of management function. In improving the works of duty nurses, both the career strata and guidance and directing to improve nurses work. In addition, they have to be good examples for nurses. In getting a better result, this study should be continued with quasi experiment as method. Quasi experiment method is doing sonic intervention to the applied of organizing function to some chiefs of the ward, duty nurses and respondents who are not intervened then result of both sides compared.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Suciati
"Kepala ruangan pada unit rawat map rumah sakit adalah pemimpin pelayanan keperawatan pada lini pertama, bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan berdasarkan standar dan etika profesi untuk mencapai tujuan organisasi.
Keberhasilan tersebut sangat tergantung dengan kemampuan kepala ruangan memotivasi perawat pelaksana untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai analisis hubungan antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU Kabupaten Belitung. Tujuannya adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara karakteristik kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana.
Penelitian dilakukan di 7 ruang rawat inap, UGD, dan OK Rumah Sakit Umum Kabupaten Selitung, terhadap 68 orang perawat pelaksana sebagai responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional, dengan tujuan mengetahui hubungan antara variabel kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan variabel motivasi kerja perawat pelaksana. Dilakukan analisis univariat, bivariat dengan uji Pearson korelasi dan uji t, dan analisis multivariat dengan uji regresi linier ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai motivasi kerja perawat perlaksana rata-rata 2,98. Terdapat hubungan yang bermakana antara kompetensi kepemimpinan kepala ruangan {kemampuan mengenai diri sendiri, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memiliki energi, kemampuan menyusun tujuan, dan kemampuan melaksanakan tindakan) dengan motivasi kerja perawat pelaksana.
Dari hasil multivariat dengan uji regresi liner ganda diketahui dua variabel independen yang berhubungan bermakna dengan motivasi kerja perawat pelaksana, yaitu variabel kemampuan kepala ruangan berkomunikasi dan variabel kemampuan kepala ruangan melaksanakan tindakan. Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel kemampuan melaksanakan tindakan.
Disarankan kepada direktur untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja perawat pelaksana melalui perbaikan beberapa sistem antara lain sistem rekrutmen, sistem reward, sistem penilaian, sistem peningkatan karir, juga sistem penggajian dan insentif perawat.
Daftar pustaka 56 (1983 -- 2001)

Analysis of Correlation between the Leadership Competencies of Head Nurse that is Perceived by Staff Nurse and this Working Motivation at Public Hospital Kabupaten BelitungHead nurses as leader in the first level of nursing services, in the ward have responsibility for achieving good nursing services in accordance to the profession standards and ethics to obtain the gaols of organization. The achievement depends on the head nurses capability in motivating her/his staff nurses to reach the goals of organization. Based on the statement above the researcher would like to explore the analysis of correlation between the leadership competencies of head nurses which was perceived by staff nurses and their working motivation at Public Hospital Kabupaten Belitung. The purpose was to explore the correlation between the leadership characteristics of head nurses and working motivation of staff nurse.
The research was conducted in 7 general wards, emergency department, and theatre room in Public Hospital Kabupaten Belitung, on 68 staff nurses as respondents. The research used a quantitative method specifically correlation description with cross sectional design. The purpose of the research is to seek univariate, bivariate with correlation Pearson's and West analysis, and multivariate analysis with double linear regression test are done in this research where applied to analysis the data obtained
The results showed that the average of the staff nurses' motivation was 2,98. There was a significant correlation between the head nurse's leadership competencies (save awareness, communication, energy, goals, action) and the staff nurse's working motivation.
There were two independent variables of the competencies of head nurses, providing direct care and professional's communication the staff nurses working motivation to influence. However, providing nursing cares was the most significant independent variable in motivating the staff nurses.
It was suggested to director of hospital, to maintain and improve the head nurse's competencies and staff nurses' working motivation through the improvement the system such as recruitment, reward, evaluation, carrier enhancement, and remuneration system
Bibliography 56 (1983-2001)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 8245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reflita
"Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan diupayakan melalui pemberdayaan tenaga kepemwatan. Kepala ruangan melalui fungsinya bertanggung jawab mengelola sumber daya tenaga keperawatan dengan cam melakukan pembinaan, pemeliharaan dan pengembangan diri perawat pelaksana Salah satu iimgsi manajemen kepala nmngan adalah melalcukan pengendalian atau pengawasan yang kita kenal dengan istilah supcrvisi_ Proses supervisi meliputi kegiatan membezikan pcngajaran, pengarahan, observasi dan cvaluasi oleh manajer kepada staf (Kron dan Gray, 1987).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan supervisi kepala ruangan dengan kjnelja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Dr. M. Djamil Padang. Desain penelitian ini adalah Descriptive Corelational dan cam pengumpulan data secara cross sectional.
Instrumen penelitian meuggunakan lcuisioner. Kuisioner untuk mengukur pelaksanaan supervisi kepala zuangan dikembangkan da:-I konsep Kron dan Gray (1987) dan Tappen (1998). Kuisioner untuk mengulcur kincxja perawat pelaksana dikembangkan daxi Gillies (1989), Swansburg dan Swansburg (1999) dan Dep Kes RI (1999). Uji validitas dan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach memperoleh basil Alpha masing-maulng 0,81 dan 0,84. Sampcl penelitian adalah perawat pelaksana di 4 unit rawat inap yang beljumlah 136 orang. Analisis data menggunakan Pearson Product Moment dan t-tes: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa secara statisuk ada hubungan yang signifukan antara supervisi kepala ruangan dengan kinerja pemwat pelaksana (p = 0001), hubungan kuat (r = 0,5]5) dan memiliki hubungan linier positif Analisis multivariat memperoleh hasil bahwa sub vadabel pengarahan dan observasi kepala ruangan bcrhubungan dengan lcinerja pemwat pelaksana. Adapun yang paling dominau hubungannya dengan kinerja Aperawatpelaksanaada1ah.pengarahan-kepa1a-ruangan-(p--=~0;0005)f-< A -~ - A
Saran dalam penelitjan ini adalah perlunya ciilakukan penambahan pcngctahuan rnelalui pendidikan format dan pelatihan. Selanj utnya perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan disain dan variabel yang lcbih kompleks.

The improvement of nursing service quality is carried out through empowerment of hospital attendant. Head of unit through its timction is in charge of managing human resources of nursing personnel by organizing training, maintening, and self- developing of executing nurses. One ofthe iiinctions ofthe head of unit is to control or to supervise that is well known as supervisory iiinction. The process of supervisory involved some activities such as educating, directing, observing and evaluating by the manager as the head of stais (Kron and Gray, 1987) This research is to gain information on relation between the head of unit?s supervisory and the work of executing nurses at inpatient unit of DK M. Djamil Hospital Padang. The design of this research was descriptive correlational and the data collecting was cross sectional.The research instrument was quesioner_ The quesioner to measure the head of unit?s supervisory implementation was developed from Kron and Gray?s concept (1999) as well as Tappen?s (1998). Quesioner to measure work of the patient-faced nurses was developed from Gillies? concept (1998), Swansburg?s (1999) and the Health Department of Republic of Indonesia (1999). Test of validity and reliability utilized Agoha Cronbach and got results Alpha 0.81 and 0.84 respectively. The sample of the research was executing nurses at 4 inpatient units involving 136 people. The data analysis used Pearson Product Moment and t-!eSi.
The results of bivariat analysis indicated that there was statistically significant relation between head of unit?s supervisory and the work of executing nurses (p = 0.001), strong connection (r = 0.5l5) and had |inear~positive relation. The multivariate analysis attained out puts that sub variable of directing and head of unit?s observing were related with executing nurses. And the most dominant connection with the work of the executing nurses was head of unit?s directing (p = o_ooo5) '
The research conductor recommended that it is urgent to enhance nurse's knowledge and skill through formal education and training. And further research should be carried out with more complex design and more complete variable."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T 6521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delis Susilowati
"Kepala ruangan sebagai salah satu manajer keperawatan bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan. Sebagai seorang manajer keperawatan, kepala ruangan harus memiliki kemampuan dalam manajerial, salah satunya kemampuan manajemen waktu. Manajemen waktu adalah menggunakan waktu yang tersedia secara optimal untuk menghasilkan aktivitas yang berguna sebesar mungkin dalam rangka meningkatkan produktivitas waktu kerja. Produktivitas waktu kerja perawat pelaksana di Perjan RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ditunjukkan oleh fenomena perawat pelaksana yang tidak tepat waktu untuk memulai dan mengakhiri aktivitas. Hal ini yang menimbulkan minat peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan kemampuan manajemen waktu kepala ruangan dengan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap, sebab penelitian mengenai ini belum ada khususnya di Perjan RS. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Perjan RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai tempat penelitian memiliki 17 ruang rawat inap, dengan 17 kepala ruangan dan 200 perawat pelaksana yang menjadi responden dan 70 diantaranya diamati mengenai waktu kerja yang digunakan selama dinas pagi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis, pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan kemampuan manajemen waktu kepala ruangan sebagai variabel independent dan karakteristik kepala ruangan, karakteristik perawat pelaksana serta motivasi kerja perawat pelaksana sebagai variabel confounding dengan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana sebagai variabel dependent.
Penelitian ini dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat yang hasilnya menunjukkan bahwa 1) kemampuan manajemen waktu kepala ruangan dalam kategori baik dan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana dalam kategori rendah. 2) kemampuan manajemen waktu kepala ruangan dan karakteristik perawat pelaksana serta motivasi kerja perawat pelaksana tidak berhubungan dengan produktivitas waktu kerja. 3) karak- teristik kepala ruangan tidak berhubungan dengan kemampuan manajemen waktu kepala ruangan. Namun demikian dengan uji analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor usia perawat pelaksana dan lama kerja perawat pelaksana berhubungan dengan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana yang mampu dijelaskan sebesar 9,4%, sedangkan 90,6%nya dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Analisis multivariat ini menghasilkan model bahwa produktivitas waktu kerja perawat pelaksana di ruang rawat map = 82,102 - 1,238 usia perawat pelaksana + 1,312 lama kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini merupakan masukan bahwa kemampuan manajemen waktu kepala ruangan masih perlu ditingkatkan melalui diklat yang berkelanjutan dengan disertai evaluasi yang terencana. Tidak berhubungannya karakteristik kepala ruangan dengan kemampuan manajemen waktunya menunjukkan bahwa Pimpinan RS harus bijaksana untuk menentukan kriteria kepala ruangan dengan memberikan kesempatan kepada staf keperawatan yang berusia muda dan belum memiliki masa kerja namun memiliki tingkat pendidikan S1 keperawatan untuk menjadi kepala ruangan. Masih rendahnya produktivitas waktu kerja perawat pelaksana menjadi tanggung jawab Pimpinan RS dan stafnya untuk meningkatkan produktivitas waktu kerja dengan melakukan pemeliharaan motivasi kerja melalui diklat untuk memelihara motivasi intrinsik dan memperhatikan kesejahteraan staff; insentif yang memadai, suasana kerja yang menyenangkan, aman dan nyaman, serta memenuhi rasa keadilan untuk memelihara motivasi ekstrinsik. Dengan demikian dapatlah diharapkan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana dapat ditingkatkan.

The head nurse of ward as one of the nursing managers, takes the responsibility ofthe successfull nursing service. Being the nursing manager, the head nurse should has managerial skill, including time management skill. Time management is use time availability with optimal of the successful activities make useful to time work productivity for the productivity staf nurse can be improved. Time work productivity for the productivity staf nurse at the state hospital of Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar applied showing is the staf nurse phenomena with the activity wasnot timely. The researcher would like to conduct the research on correlations study of head nurse's time management skill with time work productivity for the productivity stat' nurse of ward because no research about it yet, especially at the state hospital of Dr, Wahidin Sudirohusodo Makassar.
The state hospital of Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar consists of 17 in patient wards with total 17 head nurse and 200 staf nurse who were involved in this study as responden, about 70 ofthe staf nurse are observed on time work productivity at morning. This study is descriptive analysis research with a cross sectional design to examine correlation between head nurse?s time management skill as independent variable, the characteristic of head nurse and stat' nurse including the nurse motivation as confounding variable and time work productivity for the productivity stef nurse as dependent variable.
Uni-varied and bi-varied analyses are conducted for this research, which is result in 1) the head nurse's management skill is in good category and the time work productivity of productivity staf nurse is in low category. 2) the head nurse's management skill, the characteristic and motivation of staf nurse has no correlation with the time work productivity of staf nurse. 3) the characteristic head nurse has no correlation with the head nurse?s time management skill. However, the multi-varied analysis test applied showing that the age factor and the working period of the staf nurse is correlated with the time work productivity of productivity staf nurse about 9,4% while the 90,6% of it caused by others. This type of analysis can delivered the model of time productivity of productivity staf nurse of ward that is 82,102 - 1,238 the age of staf nurse + 1,312 working period of staf nurse.
By conducting the research, it is known that the time management skill of head nurse needs to be improved through the continuing education and training, and planned evaluation. Since there is no correlation of the characteristic of head nurse with the head nurse's time management skill, the hospital manager needs to be wise in determining the head nurse criteria by giving the opportunity to the younger and new nursing stat; who graduated in nursing science to be the head nurse. It is the responsibility of hospital manager and its stat' in order to improve the time work productivity of productivity staf nurse by maintaing working motivation through education and training. It is conducted to maintain intrinsic motivation also to consider the prosperity of stat; the appropriate incentive, the safe, comfortable and oonvinient working atmosphere in order to keep the extrinsic motivation. Hopelixlly, the time productivity of productivity staf nurse can be improved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasniaty A.G.
"Kepuasan kerja perawat pelaksana mencakup aspek keragaman tugas, pengawasan, relevansi dengan minat, umpan balik dan pertumbuhan pribadi. Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan supervisi ditentukan oleh kompetensi supervisi kepala ruangan. Kompetensai supervisi mencakup kompetensi entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal. Hubungan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan kompetensi supervisi kepala ruangan dapat dipengaruhi oleh karakteristik perawat pelaksana tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RS OMNI Medical Center Jakarta, dengan jumlah sample 128 perawat pelaksana. Hasil analisis dengan table silang atau uji kai kuadrat didapatkan empat subvariabel kompetensi supervisi kepala ruangan (entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal) semua berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Sedangkan hubungan karakteristik perawat pelaksana (usia, pendidikan, jertis kelamin, status perkawinan, lama kerja dan pelatihan) dengan kepuasan kerja perawat pelaksana hanya variabel pendidikan yang berhubungan secara signifikan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda didapatkan variabel karakteristik perawat pelaksana yang diprediksi sebagai variabel pengganggu temyata tidak benar, sehingga variabel kompetensi supervisi merupakan variabel utama yang berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Variabel intelektual dan emosi merupakan variabel yang paling signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dan variabel intelektual yang paling besar berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.
Disarankan kepada RS CMNI Medical Center Jakarta untuk menggunakan hasil penelitian ini guna perbaikan kualitas pelayanan keperawatan, khususnya yang berhubungan dengan kepuasan perawat.

The Relation between Supervision Competences of Head Nurse with Nurse Work Satisfaction in OMNI Medical Center Hospital Jakarta 2002The nurse work satisfaction consists of aspects of job variety, supervision, relevance with interest, feedback and personal development. Nurse work satisfaction could be influenced by the supervision implemented by head nurse, which give a great impact of a success. Head nurse must entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal competence to achieve a success. Nurse characteristics could also influence the relation between head nurse supervision and nurse work satisfaction.
The type of this research is descriptive study, using the cross sectional approach. The research was implemented at OMNI Medical Center Hospital Jakarta, utilizing 128 nurses as the show samples. The analyze result, using cross table or Chi square show that all four competences of head nurse (entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal) have significant relation with nurse work satisfaction. The relation between nurse characteristics (age, education, genital status, marital status, work duration, training) and nurse work satisfaction show only variable of education which has a significant relation. The multivariate analyze result with logistic regression indicate that the prediction of nurse characteristics as disturbing variable is not true. Supervision competence is the major variable that has a significant relation with head nurse satisfaction. Intellectual and emotional competences are the most significant variable, related with head nurse work satisfaction. Intellectual competence is the variable having the greatest contribution to nurse work satisfaction.
The researcher recommends that OMNI Medical Center Hospital had better use these results to gain medical service improvement, especially which have relation with nurse satisfaction."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Azharini
"Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala ruangan dapat memengaruhi lingkungan kerja perawat, khususnya stres kerja.
Studi deskriptif korelasional ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan perawat pelaksana dengan stres kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner gaya kepemimpinan menurut Gillies dan Occupational Stress Inventory-Revised yang telah dimodifikasi oleh peneliti.
Hasil studi terhadap 89 responden didapatkan bahwa karakteristik perawat tidak berhubungan dengan stres kerja perawat pelaksana, sedangkan gaya kepemimpinan kepala ruangan berhubungan dengan stres kerja perawat pelaksana (p<0.000; OR, 0.34; 95% CI, 0.009-0.125).
Studi ini menyarankan diterapkannya gaya kepemimpinan demokratik oleh kepala ruangan untuk menurunkan stres kerja perawat pelaksana, serta adanya studi lanjutan mengenai faktor lain yang berhubungan dengan stres kerja perawat.

Leadership style is a behavioral norm which is used by a leader to pursuade others. The leadership style used by the head nurse can affect the work environment in hospital ward, especially the work stress of the nurse staffs.
The aim of this descriptive correlational study is to investigate relationship between nurse's characteristics and head nurse's leadership style and nurse staff's occupational stress in hospital ward. The instruments used are the Gillies' leadership style questionnaire and Occupational Stress Inventory-Revised which have been modified.
The results from 89 respondents found that nurse's characteristics are not related to nurse staff's occupational stress, while the head nurse's leadership style is significantly related to nurse staff's occupational stress (p<0.000; OR, 0.34; 95% CI, 0.009-0.125).
This study recommends the implementation of head nurse's democratic leadership style and further examination of factors contributing to nurse occupational stress.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S58052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Herwanti
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dengan kepuasan kerjanya di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dalam penelitian ini meliputi: pencapaian, pengakuan, minat kerja, tanggung jawab dan kemajuan. Kepuasan kerja secara komposit dilihat dari insentif, kebijakan organisasi, interaksi, profesional dan otonomi.
Populasi pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di Unit Rawat Inap yang berjumlah 176 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 117 perawat pelaksana dengan status pegawai negeri sipil. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya di RSUD Kota Bekasi.
Gambaran karakteristik demografi responden 51,3% berusia < 28 tahun, 51,3% lama kerjanya < 5 tahun, jenis kelamin 80,3% perempuan dan 65% tingkat pendidikan SPIT 1 setara. Responden mempunyai persepsi tentang upaya kepala ruangan cenderung sering memotivasi bawahan dengan nilai rata-rata 2,98. Sedangkan untuk kepuasan kerja responden cenderung merasa puas dengan nilai rata-rata 2,95 (range skor 1-4). Hasil analisis bivariat (Pearson correlation ) antara persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dengan kepuasan kerjanya memiliki nilai p 0,0001 (< a) untuk semua dimensi motivasi. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis multivariat (analisis regresi linier ganda dengan metode Backward) didapatkan hanya dimensi pencapaian pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUD Prof DR. W. Z. Johannes Kupang hendaknya mempertahankan bahkan meningkatkan pengembangan karir perawat melalui penyediaan dana untuk pendidikan/pelatihan, meningkatkan fasilitas untuk perawat serta keterlibatan bawahan dalam menentukan kebijakan.
Pimpinan keperawatan hendaknya membuat program jenjang karir serta meningkatkan peran sebagai mediator. Kepala ruangan kiranya meningkatkan umpan balik yang menumbuhkan motivasi kerja.
Daftar Pustaka 50 (1993 - 2002)

The Relationship between the Nurses Perception on the Efforts of Head Nurses to Motivate Staff and Their Job Satisfaction at the Public Hospital Prof DR. W. Z. Johannes Kupang, 2002"This study is a descriptive analytic study with cross-sectional design. The purpose was to identify the relationship between the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff and their job satisfaction at the Public Hospital Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. The efforts of head nurses to motivate his/her staff are shown in five dimensions. The dimensions are the achievement, recognition, work improvement, responsibility and advancement. The job satisfaction measured as incomelmonthly incentives, the policy of organization, interaction, professional and autonomy.
The population of the study was all nurses (N = 189) who were working in the wards at the hospital. The sample included in the study was 117 staff who were all government official. A series of questionnaire was utilized to collect the required data. The pilot testing was conducted at the Public Hospital Bekasi City prior to the data collection. The purpose was to identify the validity and the reliability of the instrument.
The demographic characteristic of the respondents was as-follows: 51,3% of the respondents was under 28 years old, and had experiences less than five years. More than 80,3% respondents were female, and 65% graduated from SPK. The description of the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff had a mean score of 2,98; whereas the mean score of the perception of nurses job satisfaction was 2,95 (range score 1-4).
The relationship between the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff (five dimensions: achievement, recognition, work improvement, responsibility and advancement) and the nurses job satisfaction was tested using A Pearson Correlation test. The result showed both variables were significantly correlated with alpha 0,0001.
A stepwise regression using Backward approach was conducted to identify the most influential dimension in the relationship. The dimension was achievement.
Based on the above findings, it is recommended that the management of the hospital should improve the nurses' work performance through certain incentives such as financial support, provide opportunities for nurses to pursue further education, and to motivate nurses to participate in developing hospital policies. The head nurses are recommended to develop a career ladder and to play as a mediator. The head nurses are also recommended to motivate the staff through feedback that yield to work motivation.
Reference 50 books (1993-2002)"
2003
T 2923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>