Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atik Waharti
"Dengan adanya pergeseran pola pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit juga harus merubah pola pelayanan menjadi pelayanan kesehatan yang berdasarkan customer oriented. Pelayanan jenis ini memerlukan partisipasi seluruh karyawan sehingga diperlukan motivasi kerja, komitmen dan kepuasan kerja yang tinggi.
Berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan, yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah peningkatan motivasi kerja dan penyusunan pola penggajian. Hal ini sesuai dengan teori Herzberg bahwa apabila faktor dissatisfier dianggap tidak memuaskan, tenaga kerja akan merasa kecewa dan akan banyak masalah hubungan industrial yang timbul. Pada dasarnya memang tidak ada korelasi langsung antara upa/lgaji dengan produktivitas, akan tetapi gaji dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong motivasi apabila diciptakan kebijakan dan sistem yang memberikan penghargaan kepada prestasi kerja yang tinggi.
Hal yang menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi kerja di RSIAA adalah mengenai sistem imbalan dan pola penggajian. Adanya ketidak puasan karyawan terhadap penentuan golongan jabatan yang hanya berdasar tingkat pendidikan, disamping belum adanya pengaturan sistem penggajian yang dihubungkan dengan prestasi kerja.
Untuk tujuan itu di RSIAA dilakukan penelitian yang mempunyai tujuan umum membuat struktur golongan jabatan pada berbagai jenis jabatan fungsional di rumah sakit yang lebih obyektif melalui evaluasi jabatan untuk menyusun struktur gaji dasar. Kemudian dikaitkan dengan penyusunan pola insentif prestasi kerja untuk membuat rancangan formulasi gaji tetap. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan nilai jabatan-jabatan fungsional, dimana merupakan nilai relatif dari hasil mengkuantifikasikan sesuatu yang kualitatif.
Penelitian ini merupakan riset operasional, dengan metode deskriptif analitik, melalui pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah 32 jabatan fungsional yang dipegang oleh karyawan purna waktu.
Dibuat uraian jabatan dari hasil analisa jabatan yang telah dilakukan. Kemudian diidentifikasi faktor-faktor jabatan yang akan dipakai sebagai dasar evaluasi jabatan. Faktor-faktor jabatan ini nantinya diberi nilai dan bobot untuk setiap jenis jabatan. Kemudian disusun pola insentif atas dasar kriteria prestasi kerja yang dicapai tiap individu. Aktivitas tersebut didiskusikan dan disepakati dalam diskusi kelompok (peer review) diantara panitia evaluasi jabatan dan antara direksi rumah sakit dengan wakil yayasan.
Diharapkan sistem penggolongan jabatan dan pola penggajian yang lebih obyektif tersebut dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang baik untuk meningkatkan mutu pelayanan.

The Arrangement of Basic Salary Structure Through Job Evaluation Relates With The Incentives Pattern Based on The Work Performance for The Fixed Salary Formulation Design at the Mother and Child Hospital (RSIAA) of AN-Nisa, TangerangChanges and new direction in health services push hospital management to provide health care with survey customer orientation. This new direction need to be understood by all hospital employees, so that they have adequate motivation, commitment and satisfaction in work life. Furthermore, it is expected their performances will match to the current changes and direction in health services demand.
In relation to high quality health service, it is needed to establish incentive and salary system. This is suggested and in the line with Herzberg's theory, which stated that if dissatisfied factors are unfulfilled will brought dissatisfaction and work relation problems. It is well understood that incentives and 1 or salary does not have direct relationship with worker productivity, however, accurate performance based salary system will increase staff motivation.
In RSIAA hospital, the current situation shows that employees have low work motivation and dissatisfaction to salary system. The complain mainly the current salary system does not relate to merit system, and only relate to educations level.
In this relation, this study was aimed to develop the job rank structure on many type of job title on the hospital that becomes more objective through the job evaluation to arrange the basic salary structure. And then relates with the incentive system based on work performance to makes the fixed salary formulation. In this study, we make account job value of functional employment which is the relative value of quantitative result from qualitative things.
This study is operational research, used the analytical descriptive method, with the quantitative approach. Research population are 32 job title that be held by the full time employee.
Job descriptions have been described from the job analysis that has been done. Job factors have been identified, to base for job evaluation. That job factor is going to appraise every kind of job title. And then arranging basic criteria of the work performance that will be gained by each of individual. Those activities have been discussed and reviewed in a group discussion between the job evaluation committee and between the hospital board of director with the vice organization.
Hopefully the job rank system and the salaries pattern that more objective will increase staff motivation, so it can makes good performance to increase the quality service."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Handiarti Effendi
"Kondisi persaingan dalam dunia perumahsakitan saat ini semakin meningkat dengan adanya peraturan dan kebijakan yang membuka luas usaha di bidang ini oleh pihak swasta serta datangnya era globalissasi. Untuk itu rumah sakit yang telah ada dituntut untuk menerapkan suatu strategi agar bisa tetap bertahan hidup dan tidak tenggelam dalam arus globalisasi tersebut.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Lestari merupakan rumah sakit khusus swasta yang berada di daerah Cirendeu, Ciputat dan telah berdiri sejak tahun 1992. Dalam perjalanan pelayanannya, tampak bahwa kinerja rawat inap masih di bawah standar dan masih kalah dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan makin ketatnya persaingan di dunia perumahsakitan, dipandang perlu untuk membuat perencanaan pemasaran untuk layanan rawat inap kebidanan, selain itu juga karena rumah sakit ini belum mempunyai program pemasaran yang terintegrasi.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif; dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui observasi dan wawancara mendalam serta mengumpulkan data sekunder dengan penelusuran dokumen yang mendukung. Dilakukan pula FGD (Focus Group Discussion) dalam tahap awal dan tahap keputusan.
Dengan menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal rumah sakit dapat dipilah-pilah mana faktor yang merupakan peluang dan ancaman serta mana yang menjadi kekuatan dan kelemahan organisasi. Kemudian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap layanan rawat inap digunakan untuk penyusunan Matriks EFE dan IFE kemudian dianalisa dengan menggunakan matriks TOWS dan matriks IE.
Pada tahap ini didapatkan strategi pengembangan produk sebagai strategi terpilih dengan alternatif program : 1. meningkatkan penjualan dengan perbaikan mutu layanan, 2. memodifikasi produk dengan membuat paket persalinan, 3. membuat produk baru yaitu senam hamil, 4. paket antenatal care dan 5. mengembangkan penelitian pemasaran.
Melalui FGD, dilakukan penentuan prioritas program yang akan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu Quantitative Strategic Plannning Matrix, dan terpilih program peningkatan mutu layanan melalui peningkatan kualitas SDM, perbaikan sarana dan prasarana serta penambahan dokter spesialis kebidanan/kandungan tetap.

The 2003 Marketing Strategic Plan of Inpatient Service In Lestari Hospital, Ciputat, TangerangThe competition among hospitals keeps on increasing due to the open policy and the effect of globalization that allow private sectors to join in the business. For that reason, it is necessary for hospitals to implement a certain strategy to survive.
Lestari Hospital, which specialized in delivering service for mothers and children, has been established since 1992. Along the way, the performance of its inpatient service is still below standard and positioned it self below other competitors. Facing tight competition and it?s a necessity to organize a marketing strategic plan for maternity inpatient service. Besides that, the hospital is doesn't have an integrated marketing program.
A qualitative research was conducted by gathering primary data through observation and in-depth interview while checking the related documents was done to gather secondary data. Focus Group Discussion (FGD) was carried out during the initial and decision making stage.
By analyzing external and internal factors, factors that were considered opportunities and threats as well as strength and weaknesses can be determined. The influencing factors for inpatient service were used in EFE and IFE Matrix. TOWS and IE matrix were used in the analyzing process.
In this stage, product diversification came out as the chosen strategy with 5 alternatives: increasing sales by improving the service quality; product modification with maternity package; developing new products such as maternity exercise; antenatal care package; and marketing research.
Through FGD, the prioritized program was set using Quantitative Strategic Planning Matrix with the following result: improving service quality through human resource development, improving the facilities and adding more permanent gynecologist."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Indra Gotama
"Rumah Sakit Pemerintah mengalami berbagai tantangan antara lain masalah keterbatasan penyediaan dana operasional. Sementara itu pendapatan yang diperoleh rumah sakit tidak dapat digunakan secara langsung sehingga menyebabkan pelayanan rumah sakit cakupannya rendah, kurang pemerataan dan kurang bermutu.
Adanya Kebijaksanaan Unit Swadana memberikan otonomi bagi instansi Pemerintah untuk menggunakan langsung pendapatan fungsionalnya guna peningkatan dan kelancaran melayani kepentingan masyarakat. Dengan tujuan untuk mengetahui proses implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana Berta dampaknya terhadap pelayanan rumah sakit, maka dilakukan penelitian evaluasi yang merupakan studi kasus di RSUD Tangerang.
Implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit telah dilaksanakan secara bertahap melalui pendekatan legalistik, pendekatan edukatif, pendekatan ekonomi, pendekatan administratif dan telah memberikan dampak yang positif terhadap perbaikan kuantitas dan kualitas ketenagaan, perbaikan sarana, dan peningkatan pendanaan serta telah dapat meningkatkan cakupan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu implementasi Kebijaksanaan Unit Swadana di rumah sakit perlu dilanjutkan dan diperluas secara selektif pada Rumah Sakit Pemerintah Daerah lainnya yang memiliki kondisi internal dan eksternal setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T 1997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyardi Nugroho
"Designing of Management Information System Referral Development for Maternal and Prenatal at Risks in District General Hospital of Bekasi District General Hospital of Bekasi has not developed yet the Management Information System Referral for Maternal and Prenatal but has been implementing simple referral data management based on the existing hospital reporting system. As a result the process of recording and information flow were unsatisfactory in terms of completeness, appropriateness, continuity of recording and its data accuracy. Main constraint has identified that is manpower professionalism and the participation of other related working units.
Scope of study includes identification of information needs, data collection, data processing and information disseminations. An in-depth interview, secondary data collection and field observation were applied.
Findings pointed out that the existing system based on Hospital Reporting Systems can be developed to be Referral 'Management Information System. The existing recording format could be continued by some completions on (a) output tables needed, (b) instrument/forms of additional data collection required and (c) mechanism and flow of data and information.
It is suggested that hospital can give more opportunity for education and training in order to improve information staffs' professionalism. Also the efforts for the shake of coordination implementation between data processing unit and other related units by routine special meeting with the result that having the same perception of Management Information System Referral for Maternal and Prenatal at Risks in particularly to its benefits not only to hospital management but also for improvement of maternal and prenatal referral services in the Districts of Bekasi.
References 32 (1978-1998)

Rumah Sakit Urnum DT II Kabupaten Bekasi belum mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Rujukan Ibu dan Bayi, akan tetapi sudah melaksanakan pengelolaan data rujukan secara sederhana berdasarkan apa yang ada pada sistem pelaporan rumah sakit yang berlaku saat ini. Walaupun demikian proses pencatatan dan alur informasi belum memadai dalam hal kelengkapan, ketepatan dan kontinuitas pencatatan serta akurasi datanya. Kendala yang dihadapi utamanya pada masalah profesionalisme tenaga serta partisipasi unit kerja yang terkait.
Ruang lingkup yang diteliti, mengenai Sistem Informasi Manajemen Rujukan Ibu dan Bayi Berisiko mencakup identifikasi kebutuhan informasi, pengumpulan data, pengolahan data dan penyebaran/desiminasi informasi. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, melalui pengumpulan data sekunder dan observasi lapangan.
Temuan menunjukkan bahwa sistem yang sudah ada berdasarkan SPRS, dapat dikembangkan menjadi SIM Rujukan. Bentuk pencatatan yang ada dapat diteruskan dengan melakukan penyempurnaan terhadap (a) tabel a output yang diinginkan, (b) instrumen pengumpulan data/formulir tambahan yang diperlukan dan (c) mekanisme serta alur data dan informasi
Disarankan agar rumah sakit dapat lebih banyak memberikan kesempatan pendidikan atau pelatihan guna meningkatkan profesionalisme tenaga pengelola informasi. Juga dilakukan upaya-upaya untuk terlaksananya koordinasi yang baik antara unit pengolah data dengan unit-unit yang terkait melalui pertemuan khusus secara berkala, sehingga diperoleh kesamaan persepsi tentang Sistem Informasi Manajemen Rujukan Ibu dan Bayi Berisiko, khususnya mengenai manfaatnya bagi manajemen rumah sakit maupun peningkatan pelayanan rujukan ibu dan bayi diwilayah DT II Kabupaten Bekasi.
Daftar Pustaka 32 (1978-1998)
"
Depok: Universitas Indonesia,
T5066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yullita Evarini Yuzwar
"Rumah sakit Yadika sebagai institusi pemberi layanan kesehatan dituntut untuk mengupayakan pemanfaatan setiap fasilitas layanan yang dimiliki secara optimal agar dapat tetap survive dalam situasi yang cukup kompetitif seperti sekarang ini. Salah satu fasilitas layanan yang penting adalah rawat inap, selain karena keberadaannya dibutuhkan untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan pasien, bila dikelola dengan baik, akan menjadi salah satu sumber penghasilan bagi rumah sakit yang bersangkutan.
Adanya kesenjangan yang cukup menyolok antara jumlah kunjungan rawat jaian kebidanan di rumah sakit Yadika dengan jumlah kunjungan rawat inap kebidanan akan berpengaruh terhadap kelancaran layanan dan sekaligus mengurangi kesempatan menambah penghasilan bagi rumah sakit Yadika.
Untuk dapat mengoptimalkan peran rawat inap dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah sakit perlu dilakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan antara minat pasien rawat jalan kebidanan dengan kunjungan rawat inap kebidanan di rumah sakit Yadika.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, Pengumpulan data primer dilakukan meialui wawancara terpimpin terhadap 100 orang pasien, dan wawancara mendalam terhadap 5 orang dokter. Sementara data sekunder adalah laporan bulanan dan tahunan rumah sakit.
Dari hasil penelitian didapatkan responden yang berobat ke rumah sakit Yadika adalah ibu-ibu yang bekerja, bertempat tinggal dekat, berpendidikan tinggi, membayar sendiri, berpersepsi biaya pengobatan mahal, berpersepsi fasilitas lengkap, berpersepsi sikap dokter ramah, berpersepsi dokter terampil, berpersepsi dokter jelas dalam memberikan informasi, berpersepsi sikap perawat ramah, berpersepsi perawat terampil, dan dokter tidak memberikan rekomendasi kepada pasien.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari l4 variabel bebas yang diteliti, terdapat 2 variabel (tempat tinggal dan persepsi tentang fasilitas rumah sakit) yang terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan minat kunjungan rawat inap kebidanan di rumah sakit Yadika dan fasilitas rumah sakit merupakan variabel bebas yang mempunyai hubungan terkuat dengan minat kunjungan rawat inap kebidanan rumah sakit Yadika.
Saran untuk penelitian ini adalah rumah sakit melengkapi dan memperbaiki fasilitas dan sarana baik di poli kebidanan, kamar bersalin dan kamar operasi. Manajemen memberikan reward bagi dokter yang telah memberikan kontribusi besar bagi rumah sakit serta menjalin kerjasama dengan sarana kesehatan lain yang ada di sekitar rumah sakit.

Factors Analysis Which Related to Interest of Out-Patients Obsgyn with Visiting of In-Patients Obsgyn at Yadika Public HospitalThe Yadika Public Hospital as a service provider is demanded to carry out optimally the use of it's every service facility in order to survive in the current competitive situation. One of the prospective service facilities is in-patients obsgyn. Beside to fulfill the whole medicine needed by the patient, if it is well managed, could become one of the profit centers of the hospital.
The sharp gap between the number of the out-patients obsgyn of the Yadika Public Hospital and the number of in-patients obsgyn will affect the level of services as well as reducing the opportunity to increase the income.
In order to optimize the role of in-patients obsgyn to increase revenue of the hospital, a research needs to be done. The objective of this research is to obtain a description on the related factors to the interest of in-patients obsgyn with visiting of in-patients obsgyn at Yadika Public Health.
There fore, this thesis is a research report of problem analytical description with quantitative and qualitative approaches. Primary data collection is performed through guide interviews toward 100 patients, and depth interviews toward 5 doctors. While secondary data is obtained from hospital monthly and yearly reports.
The research has shown that respondents who are come to hospital are having mothers worker, having residences close by hospital, having high education, having self payment of medicine, having perception that medicine is expensive, having perception that the facility is available, having perception that the doctors are friendly, having perception that quality of the doctors are good, having perception that the doctors are communicative, having perception that the nurses are friendly, having perception that quality of the nurses are good, and the doctors are unrecommendation their patients.
The results of this research show that 2 out of 14 variables (residences, facility or hospital) have significant statistical relationship with visiting of in-patients obsgyn at Yadika Public Hospital and facility of hospital has the strongest relationship with the binding variable. It is suggested that the hospital completes and develops the medical equipments and others supplies. The management should think to the doctors who give big contribution to the hospital and the management also develops networking with other surrounding medical facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulina Putry
"Merupakan langkah tepat yang sangat strategic telah dilakukan Pemerintah DKI Jakarta yang memberikan kesempatan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih untuk beroperasi sebagai unit Swadana. Pemberlakuan RSUD Budhi Asih sebagai unit swadana merupakan salah satu upaya pelaksanaan dari Otonomi Daerah sehingga rumah sakit dapat dikelola secara mandiri dan profesional. Pemberlakuan unit swadana ini telah menempatkan kualitas pelayanan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan rumah sakit lainnya. Kemampuan keuangan, kualitas hidup dan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi, menimbulkan adanya tuntutan masyarakat pengguna Layanan kesehatan yang semakin tinggi. Oleh karena itu, hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan lebihlah yang akan mendapat hati di masyarakat.
Tingginya tuntutan dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit, khususnya di RSUD Budhi Asih Pemerintah DKI Jakarta. mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.
Mengingat banyaknya jenis layanan kesehatan yang diselenggarakan di RSUD Budhi Asih Pemerintah DKI Jakarta, sementara adanya kendala dan keterbatasan waktu, maka penelitian yang dilakukan sebatas hanya pada unit pelayanan medik rawat inap. Dipilihnya unit pelayanan medik rawat inap, dengan pertimbangan pasien rawat inaplah yang terlama berada di lingkungan rumah sakit.
Faktor-faktor yang diteliti adalah variabel yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan pada unit pelayanan rawat inap. Varibel penelitian tersebut meliputi motivasi kerja dan budaya organisasi sebagai variabel bebas dan kualitas pelayanan sebagai variabel terikat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan teknik korelasi.
Teori yang diajukan dalam penelitian ini yaitu kualitas pelayanan yang diartikan sebagai kemampuan memberikan pelayanan yang berkualitas dengan indikator reliability, responsiveness, assurance, emphathy dan tangible.
Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel motivasi kerja merupakan faktor terbesar yang dapat mempengaruhi kualitas pelayan, sedangkan budaya organisasi merupakan faktor kedua yang berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi manajemen dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnomo Subagyo
"Total biaya pelayanan rumah sakit dari tahun ke tahun cenderung meningkat, dari Rp 245,8 milyar pada tahun 1982/83 menjadi Rp 476,2 milyar pada tahun 1985/86. Pada umumnya pemakaian biaya tersebut di rumah sakit sendiri masih belum banyak diketahui. Berbagai macam rumah sakit di Indonesia terutama swasta mempunyai sistem akuntansi dan klasifikasi biaya yang sangat beragam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang komponen biaya dan biaya satuan Unit Rawat Nginap Anak RS Bethesda Yogyakarta dan melihat bagaimana keeratan hubungan antara komponen biaya serta biaya apa yang paling berperan terhadap pembentukan biaya satuan. Dengan tidak memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi komponen biaya tersebut. Janis penelitian adalah "time series study" dan pengambilan data dengan penelusuran biaya memakai cara distribusi ganda. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis monovariat, analisis bivariat dengan uji korelasi dan analisis multivariat dengan regresi linier ganda. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran tentang keeratan hubungan antara komponen biaya dengan biaya satuan dan komponen biaya yang paling berperan.
Kesimpulan yang didapat adalah biaya obat, biaya barang dan biaya karyawan mempunyai hubungan yang et-at dengan biaya satuan dan yang paling erat adalah biaya obat kemudian biaya barang dan biaya karyawan. Untuk itu peneliti mengusulkan kepada para pengelola rumah sakit bahwa sekarang sudah saatnya memperhitungkan biaya satuan sebagai bahan masukan pengambilan keputusan, perencanaan dan evaluasi dalam rangka pengelolaan biaya rumah sakit yang rasional."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riwayat Suyono
"Untuk mengetahui keinginan dari konsumen tentang pelayanan kesehatan yang merupakan karakteristik pasien rawat inap Rumah Sakit Pelni "Petamburan" Jakarta, telah dilakukan penelitian terhadap 49 pasien kelas perawatan VIP dan 86 pasien kelas perawatan Non VIP. Banyaknya sampel tersebut telah memenuhi persyaratan penelitian yang ditetapkan.
Penelitian dilakukan dengan latar belakang bahwa rumah sakit mampu untuk menyelenggarakan pelayanan rawat nginap yang baik, tetapi belum dapat dimanfaatkan konsumen secara optimal untuk menghadapi peluang yang ada. Peluang tersebut adalah demand konsumen terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik karena adanya peningkatan pendidikan dan keseiahteraan masyarakat serta semakin membaiknya perekonomian negara sebagai hasil pembangunan yang telah dilakukan bangsa Indonesia.
Serta untuk menghadapi persaingan dengan sesamanya, rumah sakit perlu berupaya melakukan pemasaran produk jasa pelayanan rawat inapnya. Upaya pemasaran ini dilakukan terhadap produk jasa pelayanan kelas perawatan VIP dan Non VIP agar dapat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit. Nilai tambah ini dimaksudkan agar rumah sakit mampu mengatasi biaya operasionalnya yang semakin meningkat.
Hasil penelitian yang merupakan karakteristik pasien kelas perawatan tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi rumah sakit dalam menyusun upaya pemasaran, agar dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charley Kristianto
"Kebijaksanaan penetapan tarif tanpa memperhitungkan besarnya biaya satuan setiap pusat pendapatan akan mengakibatkan kerugian yang tidak kecil bagi Rumah Sakit. Dengan melakukan perhitungan Analisa Biaya, maka dapatlah ditentukan perencanaan maupun penentuan tarif yang tepat sehingga tidak merugikan rumah sakit itu sendiri.
Hasil dari Analisa Biaya ini juga dapat memberikan gambaran mengenai intervensi-intervensi yang harus dilakukan oleh pimpinan rumah sakit dalam rangka pengendalian keuangan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui informasi biaya satuan dan hubungannya dengan kebijaksanaan tarif di RSU Bungsu. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian deskriptif dengan cara mengumpulkan data yang telah ada ditiap unit rumah sakit.
Hasil penelitian Analisa Biaya di RSU Bungsu ternyata menunjukan bahwa dibeberapa unit produktif mengalami profit, akan tetapi profit yang terjadi di beberapa unit tidak bisa mensubsidi unit lain yang mengalami deficit. Hal tersebut menunjukan bahwa cross subsidi belum berjalan dengan baik. Untuk variasi biaya satuan yang terjadi ditiap unit produktif ternyata diakibatkan oleh biaya investasi. Penggunaan biaya investasi ini ternyata pada unit-unit tertentu belum efisien, adapun hal tersebut disebabkan oleh faktor utilisasi dan bukan oleh faktor pemborosan. Untuk masa yang akan datang disarankan agar rumah sakit dapat mengendalikan penggunaan dana yang ada dengan seefektif mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan serta melakukan pemasaran untuk meningkatkan output."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tungka, Susanti
"Akreditasi RS di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1995 oleh Depkes dengan membentuk Komisi Gabungan Akreditasi Rumah Sakit, dan sekarang disebut Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi rumah sakit merupakan pengakuan yang diberikan kepada manajemen rumah sakit yang telah memenuhi standar. RSKB sebagai satu-satunya rumah sakit terakreditasi 12 pelayanan di Kota Bogor yang telah diakui oleh Pemerintah dan warga Kota Bogor dan sekitarnya Akreditasi RSKB tahap awal pertama kali dilakukan pada tahun 2001 dengan 5 pelayanan dasar, kemudian berlanjut ke tahap selanjutnya pada tahun 2004. Instalasi Farmasi RSKB merupakan sam dari 12 unit pelayanan yang terakreditasi pada tahap kedua. Akreditasi RSKB tahap ke-dua dilakukan pada bulan Juni 2004, IFRS Karya Bhakti masuk di dalamnya. Hasil akreditasi IFRSKB bila dibandingkan dengan sebelas jenis pelayanan lainnya mendapatkan nilai tertinggi yaitu 94 %. Nilai ini mempakan nilai yang sangat baik yang diperoleh. Walaupun IFRSKB memperoleh nilai akreditasi yang sangat tinggi, namun tidak demikian dengan pelayanan di farmasi. Pasca Akrcditasi IFRSKB belum pernah dilakukan monitoring dan evaluasi oleh instansi yang berwenang yaitu Dinas Kesehatan Propinsi setempat, padahal berdasarkan buku pedoman akreditasi yang dikeluarkan oleh Depkes Pusat, dijelaskan bahwa 12 bulan Titik Awal, Dinas Kesehatan Propinsi harus melakukan Pembinaan Pasca Akreditasi yang difokuskan pada monitoring manajemen rumah sakit, apakah sudah melaksanakan rekomendasi yang dibuat oleh surveyor. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti merasa tertarik untuk rnelakukan evaluasi nilai pasca akreditasi IFRSKB, peneliti juga ingin mengetahui seberapa jauh nilai tersebut tetap konsisten terhadap hasil penilaian pada saat akreditasi setelah satu tahun pasca akreditasi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran Hasil Evaluasi Nilai Pasca Akreditasi IFRSKB Di Bogor tahun 2006. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, informasi yang didapat berupa data primer melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan adalah Kepala IFRSKB, Kepala Gudang IFRSKB, Kepala Depo, Staf IFRSKB, Kepala Bagian RT, Kepala Bidang Medik, dan Kepala Bagian Keuangan. Dan data menggunakan data sekunder melalui telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai pasca akreditasi mengalami sebesar 1,25 %. Penurunan nilai terjadi pada standar 2 parameter 1 dan parameter 2, dan standar 7 parameter 2, sedangkan peningkatan nilai terjadi pada standar 5 parameter 2 dan standar 7 parameter 3. Manajemen logistik farmasi mengalami sedikit perubahan antara masa pra dan pasca akreditasi. Perubahan yang terjadi terutama pada fungsi perencanaan dan penganggaran di IFRSKB.
Kesimpulan walaupun nilai total pasca akreditasi RSKB terjadi penurunan, namun secara umum akreditasi RSKB memperoleh nilai yang sangat memuaskan. Saran kepada RSKB adalah meningkatkan status akreditasinya menjadi akreditasi istimewa, mengimplementasikan TQM dan mengoptimalkan Program Menjaga Mutu, serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Hospital accreditation in Indonesia has been applied since 1995 by Ministry of Health and Joint Commission of Hospital Accreditation (Komisi Gabungan Akreditasi Rumah Sakit), presently known as Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Hospital accreditation is acknowledgement for hospitals which have met standards required. Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB) as the only 12 service accredited hospital in Bogor has been acknowledged by municipality and citizens of Bogor. First phase of accreditation in RSKB was carried out in 2001 regarding 5 basic services, continuing to the next phase in 2004. Pharmacy department of RSKB is one of 12 services unit accredited in second phase. Accreditation score 94 % of pharmacy department of RSKB is the highest among other 11 service units. Even though the accreditation score is the highest, the service is not as high as its accreditation score. After accreditation, there is no monitoring and evaluation of the authorized institution namely District Health Office (Dinkel Propinsi). In fact Ministry of Health reguired that monitoring and evaluation be done 12 months after the accreditation point, focusing on hospital management monitoring and ascertaining whether the surveyors recommendation has been carried out. Due to this situation, it is necessary to evaluate the post accreditation score of pharmacy department of RSKB. It is also necessary to evaluate the consistency of the score at accreditation point and one year later.
This study is aimed to evaluate the post accreditation score of pharmacy department of RSKB at Bogor in the year 2006. This is a qualitative study, collective primary data by observation and in-depth interview. The informants are head of pharmacy department, head of storage of RSKB, head of pharmacy depo, staff of pharmacy department RSKB, head of housekeeping, head of medical department, and head of finance department. Secondary date was carried out by document review.
The study shows that there is a 1,25 % decrease in post accreditation score. The decrease occurs at standard 2 parameter 1 and parameter 2, and standard 7 parameter 2. However there is on increase in standard 5 parameter 2 and standard 7 parameter 3, There is a slight charge in logistic management of pharmacy department after accreditation point. The change occurs in planning and budgeting function.
It is concluded that there is a decrease in post accreditation score; however, in general RSKB gets satisfactory result in accreditation. It is recommended that RSKB improve its accreditation status to "excellent" accreditation, implementation of TQM, optimize its Quality Assurance Program, and carry out continuous improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>