Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117663 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ai Setiawati Gaos
"Kelelahan kerja perawat pelaksana merupakan kondisi kemunduran dalam penampilan kerja. Penampilan kerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan, hasilnya dapat dilihat melalui dokumentasi keperawatan yang dibuat oleh perawat tersebut. Dokumentasi keperawatan diprediksi dapat dipengaruhi oleh kelelahan kerja perawat. Dari observasi awal terhadap dokumentasi asuhan keperawatan ditemukan beberapa dokumen tidak diisi dan yang diisi tidak lengkap, selain itu juga ditemukan beberapa perawat pelaksana sering tidak masuk kerja. Kelelaham kerja perawat pelaksana terdiri dari empat tingkatan yaitu kelelahan kerja tingkat I yang ditandai dengan harapan dan idealisme, tingkat II pesimis dan ketidakpuasan, tahap lII menarik diri dan tahap IV kerusakan yang permanen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayetni ( 2001 ) terhadap perawat pelaksana ditemukan 5,33 % mengalami kelelahan kerja tahap I, 82,87 % tahap II dan III serta 11,80 % berada dalam kelelahan kerja tahap IV.
Penelitian ini bersifat cross sectional dengan rancangan diskriptif asosiasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kelelahan kerja dengan dokuraentasi asuhan keperawatan. Observasi dokumentasi (dependen ) menggunakan instrumen yang disusun oleh departemen kesehatan dan variabel kelelahan kerja ( independen ) dibuat sendiri oleh peneliti dengan mendiskripsikan teori dan konsep yang ada. Penelitian dilakukan di tiga ruang rawat inap RS Persahabatan (Soka Atas, Soka Bawah, dan Anggrek Bawah ) dengan jumlah sampel 39 perawat pelaksana. Hasil penelitian ditemukan dokumentasi asuhan keperawatan rata - rata 13,872 atau mencapai 57,8 % dari nilai maksimal. Kelelahan kerja perawat pelaksana nilai rata - rata paling tinggi dari 4 tahap kelelahan kerja adalah tahap II yaitu 58,47 %. Pada analisis statistik dengan uji regresi tinier di dapat kelelahan kerja tingkat I yang ditandai dengan harapan dan idealisme berlnubungan positif yaitu semakin tinggi skor kelelahan kerja tahap I maka semakin tinggi skor dokumentasi asuhan keperawatan. Kelelahan kerja tingkat II , III, IV berhubungan negatif secara signifikan dengan dokumentasi asuhan keperawatan artinya semakin tinggi skor kelelahan kerja maka semakin rendah skor dokumentasi asuhan keperawatan yang dibuat perawat.
Selanjutnya hasil analisa multivariat dengan regresi linier ganda didapatkan variabel kelelahan kerja tahap IT paling besar kontribusinya terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. Sedangkan karakteristik perawat pelaksana ( usia, pendidikan, jenis kelamin, pelatihan dan lama kerja) merupakan variabel yang tidak menggangu hubungan kelelahan kerja dengan dokumentasi keperawatan.
Disarankan bagi manajemen RS Persahabatan untuk mempergunakan hasil penelitian tersebut guna memperbaiki kualitas pelayanan keperawatan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengadakan pelatihan kepemimpinan kepala ruangan, penyusunan struktur jenjang karier, rincian tugas, pemberian penghargaan, dan pelatihan tentang dokumentasi asuhan keperawatan bagi perawat pelaksana.
Daflar Pustaka: 40 (1984 - 2001)

The Relation between Nurse Burn-Out with the Documentation of Nursing Care at Lung Disease Ward at Persahabatan General Hospital Jakarta Year 2002Nurse burn - out is a condition of falling off in working performance. Nurse working performance in delivering nursing care and the result can be seen through the nursing record that reported by her self. Nursing documentation is predicted could be influenced by nurse buns - out. From prior observation of the nursing care documentations have been found several documents leaving unfilled-out or filled-out uncompleted. Beside that it is also found that several nurses absence without leave. Nurse bum -out divided into four degrees such as: First degree burn - out which marked by hope and idealism; second degree pessimism and dissatisfaction; third degree to withdraw; and four degree permanent damage. The result from researched by Prayetni (2001) found that 5, 35% of the nurse suffer from burn out 1' degree, and 82, 87% 2'd and 3ni degree, and 11,84% 4'h degree,
The research design of this thesis is cross sectional with descriptive association design with the purpose to recognize the relations of burnout with the documentation of nursing care. Observation of documents (dependent) employed instrument set-up by The Department of Health and burnout variables (independent) arranged by the researcher by description of available theories and concepts. This Research is conducted at three in patent Persahabatan General Hospital (Soka Atas, Soka Bawah dan Anggrek Bawah) with 39 nurses as sample. From research have been found nursing documentation that average of 13,872 or almost 57, 8 % from maximum value. The highest score of nursing bum-out from 4 stages burn-out 2°d degree is 58, 47%. The result of statistical analytic with tinier regression test found that first degree bum-out which marked by hope and idealism has positive relation that is the higher first degree bum-out score the higher nursing care documentation score. Second, third, and four degree bum-out significantly have negative relation with nursing care documentation that mean the higher the bum-out score, the lower nursing documentation score that recorded by the nurses. Than the result of multivariate analysis with double tinier regression resulted in four variables that are first, second, thread and fourth degree of burnout. Whereas nurse characteristics (age, education, gender, training and experiences) represent un-compounding variable the relation between burnout and cursing documentation.
It is recommend to Persahabatan General Hospital management to utilize the result of the research to improve the quality of nursing services. The activities that could be under take are training, to arrange carrier development, job description and reward system.
Library 40 (1984 - 2001)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safrudin
"Perawat pada ruang rawat Inap RS Husada bertanggung jawab atas keberhasitan pelayanan keperawatan yang ditunjukan dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Keberhasilan pelayanan dipengaruhi oleh manajemen waktu dan karakteristik perawat. Sampai saat ini, masih sedikit penelitian yang berfokus pada pengkajian mengenai hal tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara karakteristik perawat dan manajemen waktu dengan dokumentasi asuhan keperawatan perawat pelaksana di Ruang, Rawat Inap RS Husada Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional. Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Husada yang meliputi 19 (sembilan belas) ruang rawat, dengan melibatkan 131 perawat pelaksana sebagai responden.
Data didapat dengan cara mengevaluasi dokumentasi yang di buat responden dengan cara menilai aspek pengkajian, diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi. Hasil uji statistik menunjukan 56,5% dokumentasi asuhan keperawatan baik sesuai dengan standar Dep. Kes. 1998. Hasil uji statistik bivariat chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel usia (p=0,004), pendidikan (p = 0,001), lama kerja (p = 0,006) dan manajemen waktu P = 0,013).
Uji statistik regresi logistik dapat dilakukan karena hasil analisis bivariatnya untuk menentukan kandidat seluruhnya memiliki nilai p value < 0,25. Dari keempat variabel tersebut yang paling dominan memiliki hubungan dengan dokumentasi asuhan keperawatan adalah variabel pendidikan setelah dikontrol variabel manajemen waktu.
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan RS Husada untuk melakukan pengkajian ulang terhadap peran dan fungsi perawat sehingga perawat pelaksana mempunyai otoritas dan akuntabilitas yang lebih besar. Selain itu diperlukan peningkatan pendidikan bagi perawat pelaksana tentang manajemen waktu dan dokumentasi asuhan keperawatan. Rekomendasi juga diberikan untuk para peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian tentang dokumentasi asuhan keperawatan perawat pelaksana agar melibatkan lebih banyak variabel yang diteliti dengan desain yang berbeda serta menggunakan instrumen.
Daftar Pustaka: 58 (1991 - 2001)
Nurses at the in-patient wards of Husada Hospital had responsibility on the successfulness of an optimum nursing services which could be revealed by their quality of nursing documentation. This successful of nursing services was influenced by factors such as nurses' characteristic and time management in the Hospital.
Therefore, this research analyzed, the relation between nurses' characteristics and time management with their documentation of nursing care in in-patient ward of Husada Hospital.
The purpose of this research was to identify the relationship between nurses' characteristic and time management with their documentation of nursing. This research was a descriptive correlation which used a cross sectional research design. The place of this research was at Husada Hospital which involving 19 in-patient wards and 131 nursing associates as respondents.
The data were obtained by evaluating the nursing documentation which was developed by the respondents. This documentation, then examined on its quality of the assessment, diagnosis, planning, intervention and evaluation. The result revealed that 56,5% of documentation was good, along with Dep. Kes. 1998 standard of documentation. Hence, the result of bivariate chi-square statistical test show that there was a significant relationship between variables; age (p=O,004), education (p=4,OO1 ), nurse's length of work (p=O,006) and time management (p=4,013 ).
Multivariate test of analysis, using logistic regression, tested that, from these 4 variables above, the education variable was the most dominant variable (p Wald=,001), after controlled by the time management variable (p wald=0,008).
This research recommended to the Hospital manager to do the re-assessment toward the nurses role and function. have more authority and accountability. Recommendation also given to the other researcher to assess the documentation of nursing care variables, different design and instruments.
Bibliography: 58 ( 1991- 2001 )
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Oktava D.
"Dampak perubahan lingkungan dan tuntutan masyarakat secara global mempengaruhi oganisasi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan paripuma disamping hams tetap survive ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat dalam merebut simpati dan tetap menjadi pilihan pertama masyarakat. Kualitas pelayanan keperawatan merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit secara menyeluruh, bila kinerja perawat baik maka balk pula kinerja rumah sakit dan sebaliknya. Penelitian ini berjudul Analisis kinerja perawat pelaksana ditinjau dari dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat map dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat map RS PGI Cikini. Populasi penelitian adalah 194 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D lll Keperawatan dan SPKISPR . Jumlah sampel penelitian adalah 143 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 13 ruang rawat inap RS PGI Cikini.Untuk menguji karakteristik individu (umur, lama kerja, pendidikan, pelatihan ) dan karakteristik organisasi (kepemimpinan, supervisi, desain kerja, imbalan) sebagai variabel independen dengan kinerja perawat pelaksana ruang rawat map RS PGI Cikini sebagai variabel dependen digunakan analisis univariat, bivariat dengan chi-square. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kepercayaan alpha = 0,05, membuktikan hanya imbalan yang berhubungan secara bermakna dengan kinerja (p-value 0,036). Implikasi dari temuan ini adalah dengan memiliki persepsi yang balk terhadap imbalan menyebabkan perawat pelaksana memiliki kinerja yang balk dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah diperoleh informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan di ruang rawat limp RS PGI Cikini yang bermanfaat sebagai bahan masukan bagi upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di RS PGI Cikini khususnya dan bagi komunitas keperawatan pada umumnya. Oleh karena itu sebagai saran yang direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan adalah dengan memperbaiki sistem pemberian imbalan, khususnya kenaikan gaji berkala dan menetapkan reward dan punishment serta membuat pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai salah satu indikator dalam penilaian kinerja perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwaningsih
"Kinerja kemampuan pengesahuan, sikap, ketemmpilan dalam menerapkan Faktor karatif caring merupakan kompetensi kritis yang hams dimiliki oleh perawat profesional. Melalui kompetensi tersebut perawat dapal memperlihatkankan unjuk kezja (kinerja caring) dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Namun demikian masih ada keluhan klien/keluarga tentang layanan keperawatan yang kurang caring diantaranya: kurang memberikan informasi yang diperlukan klien, lama datang jika dipanggil, tidak empati, kurang melakukzm kegiatan observasi/moniroring dan kurang terampil dalam melalukan pekenjaan. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa belum optimalnya penerapan faktor karatif caring dalam asuhan keperawalan, sehingga menyebabkan kuaiitas kerja (kinerja) perawat belum optimal.
Berdasarkan situasi tersebut penelilian ini dilakukan untuk meiihat efektifitas penerapan faktor karatif caring untuk meningkatkan kinerja: kemampuan (pengetahuan, sikap, keterampilan) perawat seteiah intervensi dibandingkan dengan keionpok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre dan post fest pada perawat RS Persahabatan sebagai kelompok intervensi dan psrawat RS Fatmawati sebagai kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling proporsi 2 (dua) populasi, sebanyak 40 sampel di tiap rumah sakit (RS Persahabamn dan RS Fatmawati). Instmmen penelitian terdiri dari 2 (dna) yaitu instrumen karakteristik dan instrumen kemampuan (pengelahuan, sikap, keterampilan) akan carin dalam asuhan keperawatan. Pengumpulan data diiakukan 2 (dua) kali yaitu sebe!um intervensi dan 6 minggu setelah intervensi.
Penelitian ini menunjukkan kemarnpuan sikap dan ketetampijan perawat sebelum intervensi di RS Persahabatan lebih tinggi yaitu sikap (p=0,02'7) dan keterampilan (p=0,00I). Kemampuan sebelum dan sesudah intervensi di RS Persahabatan IX Perbandingan selisih perubahan kemampuan antara RS Persahabatandengan RS Fatmawati menunjukkan ada perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan (_p= 0, 006) dan sikap (p=0, 025), sedangkan keterampilan tidak bemnakna (p= 0,277).
Penelitian ini membuktikan bahwa intervensi penerapan faktor karatif caring meningkatkan kinerja kemampuan (pengetahuan, sikap, keterampilan). Hal ini didukung oleh penelilian Rochmani (2003) yang membuktikan bahwa intervensi penerapan hubungan terapeutik perawat-klien meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan.
Saran yang direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kqierawalan di rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan adalah perawat yang telah mempunyai kemampuan terus meningkatkan kemampuan tersebut sehingga akan menjadi unjuk kenja atau kinerja dan menjadi role model bagi perawat yang belum pelatihan, menumbuhkembangkan unjuk kerja caring dan akhirnya menjadi salah salu ciri budaya kerja setiap perawat sebagai individu maupun kelompok. Manajernen rumah sakil sebaiknya menindaklanjuti penerapan caring dalam asuhan keperawatan ini dengan adanya kebijakan pemberlakuan SOP penerapan caring dalam asuhan keperawalan, menggunakan penerapan caring dalam asuhan keperawatan sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan, memasukkan kompetensi penerapan caring dalam asuhan keperawatan sebagai poin untuk menentukan peringkat sistem imbal jasa sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Sedangkan untuk organisasi profesi adalah agar penerapun caring dalam asuhan keperawatan dimasukkan sebagai salah sauu standur praktik keperawatan.

Nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice competency of the applied of caring carative factor is a critical competency that must be have for professional nurse. By that competency the nurse can show performance appraisal (performance appraisal of caring) in nursing service. However, it is shown that patients and their family expressed their concem that nurses did not show excellent the applied of caring carative factor in nursing service, it was reported that nurses did not give adequate infomation to patient, too long for coming if the patient called, was not empathy, was not good enough in patients monitoring/observation and was not skilltiil to do nursing intervention. To make the conclusion that the nurses was not optimal in the applied of caring carative factor in nursing service.
Based on the situation, this study has trying to improve nurse's competency specially on knowledge, attitude and practice after intervention compare to control group. This study used a quasi experiment study, in which the intervention was given at Persahabatan Hospital and as control group ww Famawati Hospital- By using two-population sampling formula, 40 nurses was selected clustery in each hospital. The instrument consists of two part, i_e, the instrument of nurse's characteristic and nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice of the applied of caring carative factor in nursing service. Data collection was twice, ie, before intervention and 6 weeks after intervention.
This study showed that nurse's competency on attitude and practice before intervention at Persahabatan Hospital more higher with p-value of attitude 0,021 and p-value of practice 0,00l. Nurse's competency before and after intervention at Persahabatan Hospital showed a significant improvement on knowledge, attitude, practice with p-value of knowledge 0,000, p-value of attitude 0,000 and p-value of practice 0,000. Nurse's competency pre test and post test at Fatmawati Hospital showed a signiticant improvement on practice with p-value 0,0l7. There is a significant different on nurse's competency before and after intervention at Persahabatan Hospital with Fatmawati Hospital that without intervention wit.h p-val ue of knowledge 0,000, p-value of attitude 0,000 and p-value of practice 0,000. X Comparing nurse's competency deviation between Persahabatan and Fatmawati Hospital showed there is a significant different on knowledge (_p-value=0,006) and attitude (p- valuc=0,025), but on practice is not significant (p-va1ue=0, 277).
This study proved that the intervention (the applied of carativc factor in nursing service) increase nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice nurse's competency. This study was supported with Rochmani's study (2003) that the intervention (the applied of nurse's-patient terapeutic relationship) increase nurse's competency on knowledge, attitude and practice.
This study recommends several applicative to maintain and improve hospital performance especially in nursing service such as nurses should improve their ability in applying caring carative factor that's become perfomiance appraisal of caring and become role model for nurses that do not training yet, to growth and to develop that nursc's performance appraisal Of caring and linally become nursing culture for each nurse as individual or as group. Hospital management should continue the applied of carative factor in nursing service trough regulation of using standard operating procedure, using the applied of carative faclor as one of indicator of quality in nursing service, using the applied of caring carative factor on grading system in reward system al nursing's human resource management. For the Indonesia musing organization should tl1e applied of caring carative factor become one of standard nursing practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 5878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryati
"Prestasi kerja perawat pelaksana merupakan penampilan kerja perawat, baik kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi kerja perawat dapat dinilai dari kualitas pelayanan keperawatan, kualitas personil perawatnya, kepuasan kerja, dan disiplin kerja. Prestasi kerja perawat yang tinggi merupakan cerminan kualitas pelayanan keperawatan yang dapat memenuhi kepuasan klien. Prestasi kerja perawat diprediksi dapat dipengaruhi oleh peran kepala ruangan meliputi peran interpersonal, informasional dan peran pengambilan keputusan. Dalam proses pelayanan keperawatan ketiga sub variabel secara bersama-sama mempunyai kontribusi terhadap prestasi kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara peran kepala ruangan dengan prestasi kerja perawat pelaksana dalam periode waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan dengan populasi 245 orang dan sampel 156 orang perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap, pada tanggal 19 Juni s/d 5 Juli 2002. Instrumen penelitian ini terdiri dari 25 pernyataan untuk mengukur peran kepala ruangan dan 30 pernyataan untuk mengukur prestasi kerja perawat pelaksana.
Hasil analisis statistik bivariat dengan uji kai kuadrat didapatkan peran kepala ruangan (interpersonal, informasional dan pengambil keputusan), semuanya berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sedangkan untuk variabel confounding ( usia, pendidikan, lama kerja, jenis kelamin, status perkawinan ), ternyata tidak ada yang berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Hasil analisis statistik multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan peran interpersonal dan informasional kepala ruangan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Untuk variabel confounding, hanya pendidikan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sub variabel informasional mempunyai kontribusi paling besar terhadap prestasi kerja perawat pelaksana setelah dikontrol dengan sub variabel interpersonal dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUP Persahabatan, kiranya dapat meningkatkan penampilan kepala ruangan dalam melaksanakan perannya melalui pelatihan atau pendidikan manajemen keperawatan serta meningkatkan prestasi kerja perawat pelaksana melalui pendidikan baik formal maupun informal. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda observasi dan wawancara mendalam, terhadap populasi dan sampel yang lebih luas.

The Correlation between the Role Appearances of the Head Nurse with the Performance of Nursing Associate in The Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan Jakarta, 2002The performance of nursing associate is an appearance of nurses, either quantity or quality in caring for their patients who have become their responsibility. The performances of nurses consist of to their applying for their good services, qualified skill, satisfying work and disciplinary work. The high performance of nurses is the reflection of nursing services quality. This can fulfill the patients? satisfaction. The performance of nurses is predicted can be influenced by the role of head nurse. Which consist of interpersonal, informational, and decisive roles. In the process of nursing, the three sub variables contribute to the performance of nurses.
This research was quantitative research with the approach of cross sectional, whose purpose is to observe the correlation between head nurse role and the performance of nursing associate at the same period. The research conducted in RSVP Persahabatan with population 245 and sample 156 nursing associates in Instalasi Rawat Imp, from June 19 until Juli 5 2002, The instruments include 25 questionnaires to survey the head nurse and 30 questionnaires to performance of nursing associate.
The results of bivariate statistic with chi-square are gained from the role of head nurse (interpersonal, informational and decisive), all are significantly related with the performance of nursing associate, while for confounding variables ( age, education, work length, sex and marriage status ), are not obviously correlated significantly with the nursing associate performance. The result of multivariate statistic with the regression test of double logistic is found the role of interpersonal and informational of head nurse, has a significant correlation with the performance of nursing associate, for confounding variable only sub educational variables have a significant with the performance of nursing associate, while the sub-informational variable has the greatest contribution to the achievement of nurses after being controlled with interpersonal and educational sub variable. Based on result of the research is suggested to the director of RSVP Pesahabatan, the develop both of appearance of head nurse on duty through nursing management education or training and informal. For others researchers to continue this research with observation and interview methods deeper for population and sample wider than research."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Vivi Yosafianti
"Pendelegasian kepala ruang merupakan kunci keberhasilan dalam pemberian asuhan keperatwan yang berkualitas. Pendelegasian kepala ruang sendiri jika silakukan dengan teknik yang tepat dan benar akan dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam memeberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendelegasian kepala ruang dan karakteristik perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Desain penelitian adalah deskripsi korelasi dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini sangant mendukung untuk kepala ruang melakukan pendelegasian dengan teknik tertulis untuk mendekegasikan tugasnya kepada perawat pelaksana sehingga kinerja mereka meningkat
.Delegation of the head of the room is the key to success in providing quality nursing care. The delegation of the head of the room itself if done with the right and correct technique will be able to affect the performance of the implementing nurse in providing nursing care. This study aims to determine the relationship between the delegation of the head of the room and the characteristics of the implementing nurse with the nurse's performance in providing nursing care. The research design is a description of the correlation with a cross sectional design. The results of this study are very supportive for the head of the room to delegate with a written technique to delegate his duties to the implementing nurses so that their performance increases."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmun
"Disiplin perawat saat ini menjadi masalah umum yang dirasakan baik oleh manajer rumah sakit maupun oleh masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan (llyas,I999) Berbagai teori menjelaskan bahwa salah satu penyebab dari masalah disiplin kerja perawat adalah iklim kerja atau organisasi ditempat dimana perawat itu bekerja. Rumah sakit umum daerah Banyumas adalah rumah sakit milik pemerintah sampai dengan November 2001 memiliki kapasitas 240 tempat tidur dengan jumlah perawat 193 (PNS dan Kontrak Karya) merupakan RS Type B pendidikan dengan tingkat disiplin kerja baik (Supriyatna, 2001).
Untuk mendapatkan gambaran faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat, penulis melakukan penelitan yang berjudul "Analisis hubungan karakteristik perawat dan iklim kerja dengan disiplin kerja pcrawat pelaksana di mang mwat inap RSUD Banyumas Jawa Tengah". Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan karateristik dan iklim kerja dengan disiplin kerja perawat pelaksana, dengan rancangan penelitian analitik kuantitatif cross seclional. Populasi penelitian di 10 ruang rawat inap berjumlah 98 orang perawat status PNS, sampel seluruhnya benjumlah 77 orang. Kuesioner yang digunakan 3 macam yaitu Kuesioner A untuk karakterisLik perawat. Kuesioner B untuk iklim kerja dan kuesioner C untuk observasi disiplin kerja. Kuesioner B telah diuji cobakan terhadap 30 orang perawat pelaksana di RSUD Parikesit Tenggarong Kalimantan Timur. Kuesioner B 28 item hasil uji validitas diperolch nilai valid yaitu r = < 0,361 uji realibilitas diperoleh nilai alpha 0,7884 item soal yang tidak reliabel kemudian direvisi redaksionalnya selanjutnya digunakan untuk melakukan penelitian.
Hasil penelitian : dilakukan uji univariat dengan disittibusi frekuensi, uji bivariat dengan Chi-Square sedangkan uji multivariat dengan Regresi logistik sederhana. Melalui uji univariat diperoleh jumlah perawat perempuan 79,2%, sebagian besar umur perawat dibawah atau sama dengan 27 tahun (64,9%), Pendidikan D3 Keperawatan (93,5%), perawat yang mempunyai persepsi baik terhadap iklim kerja (48,l%), perawat yang mempunyai disiplin kerja baik (36,4%). Hasil uji bivariat didapatkan; bahwa dimensi iklim kerja yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan disiplin kerja adalah kesesuaian,(Pv=0,000), tanggungjawab (Pv=0,009), penghargaan (Pv-0,01 1), kejelasan (0,000), rekan kelja (0,000), dan kepemimpinan (0,027).
Dari hasil uji multivariat regresi logistik menunjukan bahwa kejelasan terhadap peran tugas perawat pelaksana di dalam tim keperawatan dan kejelasan terhadap pelaksanaan standar prosedur tindakan keperawan. Dan rekan kerja merupakan dimensi iklim kerja yang mempunyai kontribusi paling kuat terhadap disiplin kerja perawat. Jika kejelasan diperbaiki dalam sistem manajemen maka mcmpunyai peluang untuk meningkatkan disiplin kerja sebesar 22,9 kali setelah dikontrol dengan pcrbaikan hubungan rekan kerja dan faktor lainnya. Sedangkan rekan kerja mempunyai peluang terhadap peningkatan disiplin kerja perawat sebcsar 4,7 kali setelah dikontrol dengan variabel dan faktor lainya.
Kesimpulan: Disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap adalah 36,4% yang disiplin kerjanya baik. Faktor dimensi iklim kerja yang mempunyai hubungan dengan disiplin kerja adalah kesesuaian, tanggungjawab, penghargaan, kejelasan, rekan kerja dan kepemimpinan. Dari kelima faktor tersebut terdapat dua faktor yang paling besar kontribusinya terhadap disiplin kerja adalah faktor kejelasan dan rekan kerja
Saran yang dibelikan kepada direktur RSUD Banyumas adalah bahwa kejelasan peran dan tugas, standar dan prosedur kerja didalam tim keperawatan merupakan fal-:tor utama yang dapat meningkatkan disiplin kelja pemwat oleh karena itu perlunya pihak rumah sakit melakukan kajian terhadap program peningkatan disiplin yang dikaitkan dengan iklim kerja yaitu kejelasan. Mengadakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi pelaksanaan prosedur tetap ditingkat perawat pelaksana. Pelatihan pelaksanan prosedur tetap kepada kepala bidang keperawatan, perlunya mengadakan pengarahan dan pengawasan dalam mengimplementasikan uraian tugas dan prosedur tetap tugas-tugas keperawatan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan koordinasi keterkaitan tugas satu dengan lainya, kiranya juga dapat melakukan pengarahan dan pengawasan yang efektif terhadap tim kerja agar tercipta hubungan antar perawat yang harmonis saling mendukung dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan. Untuk peneliti ; perlunya melakukan penelitian lanjutan terhadap hubungan iklim kerja dengan disiplin kerja perawat dengan populasi yang diperbesar.

Nurse's working discipline has become common problem for manager of the hospital, or by people receiving health care services (llyas, 1999). Many theories explain that one of etiology of nursing working discipline is its working climate or organization climate where nurses work. Banyumas Hospital is a government hospital has capacity 240 beds and 193 muses until November 2001 (PNS dan Kontrak Karya) it is a type B education hospital with good working discipline (Supriyatna, 2001).
To get an overview about liictors connected with nuzse?s working discipline of worig writer has done research titled: ?Analysis connections of nurse?s characteristic and working climate with nurse?s working discipline in the patien unit of RSUD Banyumas Central Java". The purpose of the research is to analyze connection of nurse?s characteristic and working climate with nurse?s discipline, the designs is a research plan analytic quantitative-cross sectional. "the population got from I0 ward they are 10 are98 nurses, and they are samples 77 persons.
Questioners for reseacrh consist of three model, that Question A for nurse? a
caracteristict data, question B for working climate data and question C for observation nursc?s working discipline. Question have the fasted to 30 nurses at RSUD Parikesit Tenggarong, East Kalimantan validity test to have gained r=<0,36l. and the reliability alpha 0,7884 items test which are not reliable, has been revised.
Research results: for univariat test with fiequmcy and distribution, bivariate analysis used chi- square lest and multivariate analysis with logistic regresion test. From univariate twt gained the sample arc 79,2% women nurses. Mostly their ages below or average 27-years old (64,9%). Diploma Ill nursing education (93%), nurses have good perception of working climate (48,l%), nursw with good working discipline (36,4%). Results of Bivariat analysis using using Chi-Square; that there is not connection between all characteristics of nurses with their work discipline. Work climate dimensions that have significant connection are appropiatness (Pv=0,000), responsibility (PV=0,009), reward (Pv=0,0l 1), clarity (Pv=0,000), work partnership (Pv=0,000) and leadership (Pv=0,027).
Reslts of multivariat test regression logistic shows that clarity of role and task in the tim work, clarity to standar procedure in nursing inttxvention and work partnership have a Strongest contribution to nurse?s working discipline. If clarity revised on management system there will be a chance to get of working discipline 22,9 times after controlled with revised partnership and other factors. While partnership has chance of increasing nursc?s work discipline about 4,7 times after controlled with variable and other factors.
Result of research; Discipline nurse?s working disoipiineathospitalizing room the gained total 36,4% is the good discipline work. While work climate discipline dimension has mmning connection is exact dimensiopn , nesponsniility, clarity, work partnership and leadership. Suggwtions given to directions of RSUD Banyumas are that clarity is the main factor to increase nurse's work discipline, that's why it is necessary for the hospital to explain its authority and regulations also with discipline program promotion to connected with climate work. Meeting periodic for discused implementation job discription in the patien unit. Top Manager of Nursing needs to efective controlling to tim work, especially those connected with coordination of one job relationship with another- Also able to direct and effectively control the nurses in doing their jobs. To the researcher: the necessary to do continues research of connection between work climate and nurse discipline with a big population."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Inayah
"Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan diupayakan melalui pemberdayaan tenaga keperawatan. Tenaga perawat pelaksana merupakan tenaga kerja yang berinteraksi 24 jam dengan klien. Dalam pelayanannya diperlukan manajemen waktu yang berasal dari motivasi kerja seorang perawat pelaksana tersebut. Sehingga penelitian ini dibuat bertujuan untuk : 1) mendapatkan gambaran motivasi kerja : kebutuhan berprestasi, kebutuhan mempengaruhi, kebutuhan afiliasi dan manajemen waktu, 2) melihat hubungan antara motivasi kerja : kebutuhan berprestasi, kebutuhan mempengaruhi dan kebutuhan afiliasi dengan manajemen waktu, dan 3) melihat hubungan yang paling signifikan antara aspek motivasi kerja dengan manajemen waktu yang dapat dikontrol oleh karakteristik perawat. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan cara pengumpulan data cross sectional. Analisis univariat menggunakan uji deskriptif, bivariat dengan menggunakan chi square dan multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda. Tempat penelitian adalah instalasi rawat inap RSU PMI Bogor dengan jumlah sampel 138 perawat pelaksana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian perawat pelaksana mempunyai motivasi kerja : kebutuhan berprestasi yang tinggi (51,4%), kebutuhan mempengaruhi yang tinggi (69,6%) kebutuhan berafiliasi yang tinggi (67,4%). Kebutuhan berprestasi dan kebutuhan mempengaruhi mempunyai hubungan yang bermakna dengan manajemen waktu. Kebutuhan berafiliasi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan manajemen waktu. Kebutuhan mempengaruhi mempunyai hubungan paling dominan dengan manajemen waktu. Perawat pelaksana dengan kebutuhan mempengaruhi yang tinggi mempunyai peluang 5,7 kali melakukan manajemen waktu yang lebih baik daripada yang kebutuhan mempengaruhi yang rendah. Perawat pelaksana dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi mempunyai peluang 2,7 kali melakukan manajemen waktu yang baik daripada yang kebutuhan berprestasinya rendah. Perawat pelaksana dengan kebutuhan mempengaruhi yang tinggi dengan dikontrol kebutuhan berprestasi yang tinggi mempunyai peluang manajemen waktu yang baik sebesar 78%.
Berdasarkan basil penelitian ini maka bidang keperawatan disarankan untuk 1) segera melakukan program jenjang karir untuk meningkatkan motivasi kerja : kebutuhan berprestasi, 2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui peningkatan pendidikan formal untuk meningkatkan motivasi kerja kebutuhan mempengaruhi, 3) mengoptimalkan acara kekeluargaan perawat untuk meningkatkan motivasi kerja : kebutuhan berafiliasi, dan 4) membuat pelatihan manajemen waktu secara terjadwal untuk meningkatkan manajemen waktu perawat dalam melaksanakan pelayanan dan dokumentasi asuhan keperawatan. Saran lain juga bagi peneliti lain dalam membuat penelitian hubungan motivasi kerja dengan manajemen waktu di rumah sakit lain secara kuasi eksperimen maupun eksperimen guna melihat kuat dan lemahnya hubungan yang terjadi antara variabel motivasi kerja dengan manajemen waktu perawat.

Improvement of nursing services quality strived to enableness of nurse sources or empowerment of nursing personnel. Nurse as a personnel where represent of service of treatment which have 24 hour interaction with client (patient). In its service delivery needed time management that corning form work motivation of a nurse. Therefore, this research was proposes in order to 1) obtain the description of work motivation aspect are need of achievement, need of power, need of affiliation with time management, 2) to see relationship of work motivation need of achievement, need of power, need of affiliation with time management and 3) to see who has most significant relationship between work motivation and time management was controlled with nurse characteristics. Instrument of this research was using questioners measurement by description correlation data based questioners cross sectional. Univariat analysis based on description analysis, Bivariat based chi squire and multivariat used double logistic regression. The research was taking place in hospitalized patient at PMI Hospital Bogor with 138 nurses as sample.
The result was indicated that most of nurse have work motivation about 51.4% need of high achievement, about 69.6% nurse have work motivation need of power and nurse who have work motivation need of affiliation about 67.4% . A. need of achievement and need of power have significant relationship as work motivation with time management, while need of affiliation doesn't have significant relationship with time management. A nurse who have motivation need of power ability had 5.6 better in time management than nurse who have less motivation need of power. Nurses who have work motivation need of achievement had 2.7 better time management than a nurse who has less motivation need of achievement. While a nurse who have motivation need of power and controlled by need of achievement in working had 78% better quality time management.
Based on this research nurse board as an element of hospital are recommended 1) to make multilevel career program in order to increase nurse motivation : need of achievement, 2) to increase formal education nurse as motivation : need of power, 3) to have family gathering nurse board to bring inspire new spirit motivation : need affiliation and also recommended 4) to have management trainee schedule regularly for time management in service delivery of nursing and documentation nurse care. A following up research is advised other hospital to use quassi experiment method or experiment to see strength and weakness of relationship occurring between work motivation variable and time management.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Sari
"Salah satu standar untuk menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah penilaian terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan; tingkat pengetahuan perawat pelaksana tentang pendokumentasian asuhan keperawatan; persepsi perawat pelaksana tentang pelaksanaan supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan; hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan; hubungan persepsi perawat pelaksana terhadap pelaksanaan supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap kelas 2 dan 3 (46 orang). Instrumen dengan memakai Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit (Instrumen A darj Depkes 1995), kuesioner dan wawancara mendalam.
Pada hasil penelitian didapatkan sebanyak 100% perawat pelaksana kinerjanya kurang dalam seluruh proses pendokumentasian asuhan keperawatan. Pengetahuan perawat pelaksana tentang pendokumentasian asuhan keperawatan 100% mempunyai skor diatas 70. Persepsi perawat pelaksana tentang pelaksanaan supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan 80% mempunyai skor diatas 70. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Tidak terdapat hubungan antara persepsi perawat pelaksana terhadap pelaksanaan supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan dengan kinerja perawat pelakisana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Dengan hasil penelitian ini disarankan agar manajemen keperawatan RS X segera menyempurnakan Standar Asuhan Keperawatann dan mendistribusikan buku pedoman Standar Asuhan Keperawatan di setiap ruangan rawat inap.

The Analysis of Nursing Performance in Documenting Care in In-Patient Care Unit of "X" General HospitalDocumenting care is one of several nursing activities which is measurable to asses the nursing performance that influence the quality of nursing care in a hospital. The objectives of this study were to asses the nursing performance in documenting care, to figure out factors which were involved (level of nurses' knowledge about documenting care and nurses' perception about supervision in documenting care); and to asses any relation between those factors and the nursing performance.
This was a cross sectional quantitative study, using questioners and interviews to collect information about nursing performance in documenting care from 46 nurses in the class 2 and 3 of In-Patient Care Unit. Then the nursing performance was compared with the Instruments for Study in Documenting the Application of Standard Nursing Care in a Hospital, published by Ministry of Health as the Instrument A, 1995. (Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Instrumen A dari Depkes 1995).
This study showed all respondents (100%) had good level of knowledge about documenting care (knowledge score above 70). Most of respondents (80%) had good perception about supervision in documenting care (perception score above 70). Even though, all respondents (100%) had poor performance in the whole aspects of documenting care. There were no relation not only between the level of nurses' knowledge and the nursing performance in documenting care, but also between the nurses' perception about supervision and nursing performance in documenting care.
The overall result of nursing performance in In-Patient Care Unit of "X" General Hospital was poor in documenting care.
This result suggested the management of Nursing Department of "X" General Hospital to improve the Standard of Nursing Care booklets, and then distribute them to all wards of In-Patient Care Unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Pastina R.
"Kepuasan kerja perawat searah dengan kepuasan pasien dan kepuasan pasien merupakan hasil kerja perawat berkualitas. Banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerja, salah satu adalah iklim kerja. lklim kerja dibentuk oleh berbagai dimensi, dalam penelitian ini adalah kesesuaian, tanggung jawab, standar, penghargaan, kejelasan dan tim kerja. Kepuasan kerja secara komposit dilihat dari upah, otonomi, syarat pekerjaan, kebijakan organisasi, status professional dan interaksi.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional dengan potong lintang (cross sectional) terhadap dua populasi yaitu perawat pelaksana di ruang rawat inap(RRI) dan ruang rawat jalan (RRJ). Sampel terdiri dari 260 perawat yang tersebar di 27 RRI dan 115 perawat yang tersebar di 19 RRJ. Kemudian dilakukan uji beda mean pada kedua populasi. Penelitian dilakukan tanggal 27 juni sampai 10 juli 2002. Instrumen penelitian terdiri dari 29 pernyataan untuk mengukur iklim kerja dan 30 pernyataan mengukur kepuasan kerja. Kuesioner yang digunakan di RRI sama dengan di RRJ.
Gambaran karakteristik responden di RRI, 90% dari 241 perawat adalah perempuan, 53,1% lulusan SPK, 0,8% sarjana dan sisanya lulusan Akademi. 51,0% perawat berusia antara 21-37 tahun, dengan rata-rata lama kerja 7-8 tahun(61,8%). Responden di RRJ n= 121 perawat, 79,3% perempuan. Umumnya responden lulusan SPK (81,0%), 68% mereka berusia antara 43-57 tahun dengan rata-rata lama kerja 12 tahun, dan 52,1% diantaranya mempunyai lama kerja antara 12-30 tahun.
Deskripsi iklim kerja di RRI memperlihatkan bahwa rata-rata perawat ragu terhadap adanya iklim kerja kondusif di tempat kerjanya dimana nilai pada skala Likert antara 3,0-3,96. Rata-rata pendapat terendah adalah yang mereka rasakan terhadap penghargaan dengan R= 3,0 dan tertinggi pada tim kerja dengan Rh= 3,96. Di RRJ rata-rata perawat berpendapat tidak setuju terhadap penghargaan (X= 2,95) dan ragu terhadap tim kerja yang mendukung dengan 3C= 3,92.. Deskripsi rata-rata yang dirasakan perawat terhadap kepuasan kerja berada antara 3, 07- 3,54 dengan nilai terendah adalah perasaan terhadap status professional dan tertinggi terhadap kebijakan organisasi dengan SD= 0,4- 0,5.
Hasil analisis bivariat (Pear-sons correlation) antara iklim kerja ( kesesuaian, tanggung jawab, standar, penghargaan, kejelasan dan tim kerja) dengan kepuasan kerja memiliki nilai p= 0,0001 (
Uji t pada kedua populasi menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata yang dirasakan perawat terhadap iklim kerja yaitu dimensi tanggung jawab, tim kerja, kesesuaian dan kejelasan di ruang rawat inap dan ruang rawat jalan (pa ). Rata-rata kepuasan kerja perawat pada kedua populasi juga berbeda khususnya pada komponen otonomi, syarat pekerjaan, interaksi dan kebijakan organisasi (p
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSPAD kiranya meningkatkan kernampuan manajer di semua lini agar handal dalam proses manajemen yang menciptakan iklim kerja kondusif yang berdampak terhadap kepuasan kerja staf. Hendaknya proses menenukan manajer keperawatan memenuhi kriteria kepemimpinan, terutama melalui proses pengkaderan. Perlu meninjau kembali tanggung jawab manajer dan staf disejajarkan dengan tujuan organisasi disertai pendelegasian jelas. Dibutuhkan kejelasan struktur organisasi yang memberdayakan staf secara optimal. Meninjau dan menegaskan kembali standar pelayanan (struktur & proses) dan sistem penghargaan sesuai kebutuhan. Kepala ruangan kiranya senantiasa meningkatkan ketrampilan kepemimpinan dan kemampuan berperan sebagai model (role model) bagi staf keperawatan yang dipimpinnya. Untuk dapat memperoleh hasil lebih baik, penelitian ini perlu dilanjutkan dengan wawancara mendalam bahkan dengan suatu kuasi eksperimen,
Daftar Pustaka = 72 (1971 - 2001)

Comparative and Relationship between Working Climate and Working Satisfaction for Nurses Staff In-patient Ward and Out-patient Ward in Gatot Soebroto Army Hospital JakartaNurse's working satisfaction is paralel with patient's satisfaction. It is a result of the performance of qualified nurse. There are some factors that influence working satisfaction, one of them is working climate. It is formed by many dimensions, in this research are conformity, responsibility, standard, reward, clarity and team spirit/team work. The composite of working satisfaction is shown composite are pay, autonomy, working requirements, organization policies, professional status and interaction.
This research is descriptive correlational by cross sectional toward two populations, namely practising nurse in the ward for in- patient and in out- patient department. Sample consist of 260 nurses in 27 in-patient wards and 115 nurses in 17 out-patient wards. Then comparative was analyzed between those two populations. Research was conducted from 27 June to 10 July 2002. The instruments consist of 29 questionares related to working climate and 30 questionares related to working satisfaction. It was used the same questioner for nurses working in in-patient department as well as for the nurses in out patient department.
Description of characteristic respondent in in-patient wards were 90% of 241 nurses are female, 53,1 % SPK graduates, 0,8 % Faculty graduates and the rest is graduated from Academic of Nursing or Academic of Midwifery. 51,0 % of nurses has age within the range of 21-37 years old. Working experiences of them within average 7-8 years (61,8 %). The member of respondents in out-patient department n = 121 nurses, 79,3 % of them are female. The respondents are graduates from SPK (81,0%). Their age range from 43- 57 years old, and 52,1% of them have had working experiences for 12-30 years.
Description of working climate result findings showed that responding of the nurses related to conducive working climate in their working place using Likert Scale is ambigous with the value range from 3,0 to 3,96. Average score toward reward with x = 3,0 and the highest score is team work with x = 3,96. The average of nurses who work in out patient department, responding that they did not agree with the reward (x = 2,95 ) and ambigous toward team work supportly by x = 3,92. Average description nurses toward working satisfaction is 3,07-3,54 with the standart deviation of 0,4-0,5. The lowest value is the professional status, while the higst value is the organizational policy.
Findings using Pearsons correlation between working climate (conformity, responsibility, standard, reward, clarity and tern work) with working satisfaction has value p < a (0.0001). It_ means that there is a relationship between those two variables significantly, which define positive relationship from moderate to strong. The lowest relation in in patient ward is the team work and in out patient ward is the reward while the strongest relationship in in-patient ward is clarity and in out patient ward is responsibility. Multi tinier regression analysis using Backward method found that the correlation which is most significant in in- patient ward are responsibility, clarity and reward by R2 = 0,377 and value p = 0,0001 and then in out-patient ward are responsibility, standard and team work.
Comparative study using T-test findings of those two populations that the average perception of the nurses who are working in in-patient ward and out-patient department to ward working climate related to dimension of responsibility, team work and conformity has significant different ( p < a ) while toward the dimension of standard, clarity and reward, there is no different (pia). The average of nurse's working satisfaction in those two populations is different especially related to component of autonomy, working requirement, interaction and organization policy (p < a ) while the component pay and professional status is not different (p > a ).
Based on the research result is recommended to Gatot Soebroto's Army Hospital leader to improve the capability of managers in all levels so that they have competencies in management process, in regard to create conducive working climate which will have impact to the working satisfaction of the staff. Training or in-service education could be conducted in order to full M. the requirements of nurse managers in leadership and management ability, It is essential to evaluate the manager and staff responsibility based on the goal of hospital organization. The nursing service administration role should be clearly shown in organizational structure of the hospital in order to be able to supervise and to control nursing care delivery system. Nursing care standard and reward system should be reviewed and improved based on the merit system. To obtain the better result of this research need to proceed with depth interview or a quasi experiment.
Bibliography = 72 (1971 - 2001)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>