Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187698 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aloysius Suharto
"Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk Organisasi yang unik dan komplek yang padat dana, padat waktu dan padat karya. Untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat dan perdagangan bebas rumah sakit harus proaktif dimana setiap unit kerja harus saling bekerja sama dengan baik, terkoordinasi, terarah dan terpadu sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu efektif dan efesien. RSPAD Gatot Soebroto sebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi bagi ABRI, memerlukan Sumber Daya Manusia, baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Keinginan mengabdikan diri menjadi dokter militer saat ini cenderung menurun. Hal ini mungkin disebabkan karena ada ketidakpuasan kerja sebagai dokter militer. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh 2 faktor yakni : faktor Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan Kerja. Belum ada informasi tingkat kepuasan dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto.
Di lakukan penelitian apakah ada hubungan antara Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan Kerja dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metoda survei dengan pengumpulan data secara Cross Sectional terhadap total sampel 69 dokter militer RSPAD Gatot Soebroto. Instrumen penelitian ini adalah Kuisioner yang dibuat berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep penelitian. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah Kepuasan Kerja dengan Sub variabel otonomi, citra profesi dan jabatan.
Sedang variabel bebasnya adalah :
Karakteristik dengan Subvariabel umur, masa kerja, pangkat., Kondisi kerja dengan Subvariabel Lingkungan Fisik, Interaksi, Kepemimpinan, Pola Karir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1.Sebagian besar responden (76,81%) akan pensiun dalam waktu 10 tahun mendatang. Perlu dilakukan upaya regenerasi personil dan kebijaksanaan penugasan dokter militer muda terpilih di RSPAD Gatot Soebroto yang mempunyai potensi akademik dan kepedulian terhadap organisasi yang tinggi.
2.Terhadap pola karier sebagian besar responden menyatakan puas terhadap pola karir (79,72%). Demikian juga terhadap jabatan yang dipangkunya rasa puas dinyatakan oleh 71,02% responden. Rasa puas responden ini menurut penulis lebih disebabkan oleh karena adanya proses peminjaman jabatan, sehingga perlu diberlakukan pola karir alternatif dengan jabatan fungsional dengan mempergunakan nilai kredit prestasi.
3.Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, masa kerja, pangkat dengan Kepuasan Kerja p > 0,05.
4.Terdapat hubungan yang bermakna antara Lingkungan Fisik, Interaksi, Kepemimpinan, Pola Karir dengan Kepuasan Kerja p< 0,05.
Untuk meningkatkan kepuasan dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto disarankan langkah-langkah :
1.Revalidasi Organisasi RSPAD Gatot Soebroto yang menampung baik jabatan Struktural maupun jabatan Fungsional.
2.Diberlakukannya Pola Karir alternatif lain melalui Pola Karir jabatan fungsional dengan memakai nilai kredit prestasi. Selain pola karir Perwira yang saat ini berlaku Skep Kasad 327 /V1/ 1987.
3.Mengembalikan Kewenangan RSPAD Gatot Soebroto menjadi RS pendidikan mandiri (Hospital Base), sehingga dapat memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialisnya sendiri baik untuk kepentingan RSPAD Gatot Soebroto maupun RS ABRI lainnya.

Hospital is a unique and complex organization which needs a lot of fund, person time consuming and numerous personnel. To anticipate the public demands and free trade era, hospital has to be proactive. Every unit in the hospital has to cooperate to provide quality care effectively and efficiently. The Central Army Hospital Gatot Soebroto as a top referral hospital among the Armed Forces hospital, needs a qualitative and quantitative reliable human resources.
The new graduated doctor's desire to serve the medical armed forces department is decreasing currently. One of the reason is probably related to job satisfaction. Job satisfaction is influenced by two factors, individual characteristics and the work condition.
This research is about the relationship between the individual characteristics and the work condition with job satisfaction among military medical doctors in The Central Army Hospital Gatot Soebroto. The research represents quantitative, applying survey method with cross sectional data collection from the total sample of 69 military doctors.
The research instrument is a structured questionnaire which is based on literature and research frame work. The dependent variable is job satisfaction which includes autonomy, profession image, and position. The independent variables consists of individual characteristics with which includes age, work period, rank, and work condition which includes physical environment, interaction, leadership, and career path.
The study result shows that :
1. Most of the respondent (76,81%) will retired within the next ten . years, therefore regeneration and recruitment of the younger military medical doctors need to be done.
2. Most of the respondents are satisfied with their career path (79,72%) and current position (71,02%), even though some of their position are "borrowed" from different working units. Alternative career patterns with functional positions should be applied.
3.There are no significant relationship between age, work period, and rank with job satisfaction (p > 0,05).
4.There are significant relationship between physical environment, interaction, leadership and career path with job satisfaction (p< 0,05).
To increase. the military medical doctor's job satisfaction in The Central Army Hospital Gatot Soebroto, it is suggested that some steps should be carried out, such as :
1.Reorganization of The Central Army Hospital Gatot Soebroto that accommodate both structural and functional positions.
2.Adopt alternative career pattern which accommodate career paths for functional positions.
3.Return the authority of the Central Army Hospital Gatot Soebroto as a teaching hospital so it can train specialists both for the Gatot Soebroto Hospital itself and other military hospitals."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Anggraini
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja dan harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial yang dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian survei dan pengumpulan data secara cross-sectional. Hipotesa yang dibuktikan dalam dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja perawat, adanya hubungan antara karakteristik perawat dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan dan adanya hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengukuran kepuasan kerja dan harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan.Instrumen kepuasan kerja dibuat berdasarkan pendapat Loher et.all (1985 ) yaitu adanya empat komponen yang berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja perawat, sedangkan instrumen harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan dikembangkan berdasarkan gabungan pendapat Hersey, 1993 , Evans & House dan Swansburg, 1990.
Instrumen kepuasan kerja terdiri dari 35 butir penyataan dan instrumen harapan terdiri dari 40 butir pernyataan,Instrumen telah diuji reliabilitasnya dengan Cronbach Alpha kemudian diadakan perbaikan pada butir-butir pemyataan sehingga akan didapatkan r = 0,7828 untuk instrumen kepuasan kerja dan instrumen harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan mencapai r = 0,9542.
Sampel penelitian adalah 83 orang tenaga perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto yang diambil dari seluruh populasi perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan masa kerja lebih dari 3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat disini mencapai kepuasan kerja (X = 3,86) dan komponen yang mencapai tingkat kepuasan paling tinggi adalah interaksi (X = 4,00 ), sedangkan yang terendah adalah penghasilan ( X =3,45 ). Harapan perawat terhadap gaya suportif mencapai tingkat harapan yang paling tinggi ( X = 4,38 ) , sedangkan harapan terhadap gaya kepemimpinan direktif mencapai tingkat harapan yang paling rendah (X=2,16).Harapan terhadap pengarahan oleh kepala ruangan mencapai skor tertinggi (X = 4,43 ), sedangkan pengawasan mencapai skor terendah ( X = 4,11 ).
Dari analisis hubungan ternyata dari karakteristik perawat umur mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan terhadap citra profesi, dengan p = 0.000, pendidikan dan status perkawinan mempunyai hubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan yang direktif, dengan p= 0.036 dan 0.004, pendidikan juga berhubungan bermakna dengan harapan terhadap pengorganisasian yang dilakukan kepala ruangan. Sedangkan komponen kepuasan kerja yaitu komponen otonomi dan citra profesi berhubungan bermakna dengan harapan terhadap pengawasan yang dilakukan kepala ruangan (p = 0.000 & 0,023 ), komponen penghasilan berhubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan direktif dan kegiatan perencanaan yang dilakukan kepala ruangan (p = 0,011 & 0,034 ), komponen interaksi mempunyai hubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan suportif dan partisipatif (p = 0,050 & 0,045 ), juga dengan harapan terhadap perencanaan, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan oleh kapala ruangan (p = 0,03E , 0,048 & 0,023).
Berdasarkan hasil oenelitian iri makes pihak manajemeri pavilyun Kartika disarankan perlu mempertahankan aktivitas sosial yang diadakan diantara karyawan Kartika sehingga kepuasan terhadap interaksi dapat dipertahankan, juga evaluasi terhadap kepuasan kerja hendaknya dilakukan secara berkala karena kepuasan kerja bukanlah hal yang menetap tetapi akan berubah setiap waktu sesuai dengan perubahan situasi dan lingkungan, selain itu penelitian terhadap harapan perawat juga perlu dilanjutkan, karena seperti yang disebutkan oleh Locke dalam teori ketidak sesuaian yaitu adanya perbedaan atau selisih antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diharapakan akan menimbulkan kepuasan atau ketidak puasan.Penelitian lanjutan tentang persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan dan tentang harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial dengan metode riset kualitatif diusulkan untuk dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyoto
"Kemangkiran dan keterlambatan adalah perilaku kerja yang dapat menyebabkan inefisiensi, merusak moral staf, dan menurunkan pencapaian kerja. Upaya menurunkan perilaku ini telah dilakukan, tetapi perilaku ini masih banyak ditemukan. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya perilaku kerja ini penting diidentifikasi. Diantaranya adalah karakteristik individu dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan di RSUD. DM. Sampit pada bulan April 2003. Desain penelitian adalah cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, sebanyak 72 perawat pelaksana.
Pengumpulan data menggunakan tiga jenis instrumen yang telah diuji coba, terdiri dari isian data karakteristik responden (DKR), kuesioner kepuasan kerja (KKK), dan kuesioner penilaian perilaku kerja (KPPK). Penelitian ini menemukan bahwa kepuasan kerja berbeda secara bermakna diantara perawat yang berpendidikan SPK/Bidan dan DIII/DIV. (p<0,05). Perawat berpendidikan SPKIBidan merasa lebih puas terhadap Gaji/lnsentif, Kebijakan organisasi, tuntutan tugas, dan status profesional dibanding DIII/DIV (p<0,05). Usia berkorelasi positif dengan perilaku kerja (r5 0,244,p<0,05). Kepuasan kerja berkorelasi negatif dengan perilaku kerja (rs -0,295,p<0,05). Penelitian ini menghasilkan model perilaku kerja yang merupakan fungsi dari variabel kebijakan organisasi (Beta=-0,11), Otonomi (Beta=-0,112), dan Usia (Beta=4,176) + konstanta (32,237). Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya meningkatkan otonomi perawat dengan melakukan restrukturisasi metode penugasan, memperjelas accozmtabilily untuk setiap strata pendidikan, memperbaiki kebijakan pengembangan karier, dan pengendalian kemangkiran dan keterlambatan.
Daftar pustaka 72 (1984 -- 2003)

Analysis of Relationship between Characteristic and Job Satisfaction with Job Behavior (Absenteeism and Lateness) Nurses in General District Hospital Dr. Murjani Sampit 2003Absenteeism and lateness are job behaviors that could cause inefficiency, demoralization of staff and decrease job achievement. Many efforts have been done to decrease these behaviors, but in reality it is still found. The contributing factors to these job behaviors are individual characteristics and job satisfaction important to identify. Research has been done in General District Hospital Dr. Murjani Sampit on April 2003. Research design used cross sectional. Simple random sampling has been used as a sampling method to 72 staff nurses.
Data collection used three instruments which have been testified, includes questionnaire of respondents' characteristic, job satisfaction and evaluation of job behavior. This research revealed that job satisfaction is significant different among nurses with educational background of SPK/Midwifery, D III/DIV (p'<0,05). Satisfaction to the salary/incentive, organizational policy and professional status are felt more satisfied by nurses who have educational background of SPKIMidwifery compare to D III/D IV (p<0.05). The age of respondent have a positive correlation with job behavior Vs =0,244; p<0,05). The Job satisfaction have a negative correlation with job behavior (rs 0,295; p<0,05). This research produces a job behavior model as a function of organizational policy variable (Beta= -0,11), autonomy (Beta= -0,112), and age (Beta= 0,176). + constant (32,237). The implication of this model is the important of increasing the nurses' autonomy by restructure of nursing care delivery method; clarify the accountability of every nursing educational level; revise career development policy; and control absenteeism and lateness.
References 72 (1984 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianus Mendrafa
"Dengan pertumbuhan Rumah Sakit yang sangat tinggi terutama di kota - kota besar saat ini, tentu permintaan akan tenaga paramedis perawatan akan semakin tinggi, di sisi lain institusi untuk mendidik tenaga paramedis perawatan hanya sebagian Rumah Sakit yang sudah mempunyai sendiri. Dengan permintaan yang tinggi ini, maka tidak mustahil akan terjadi kepindahan tenaga yang tinggi dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lainnya, juga tenaga paramedis perawatan ini, dengan berbagai alasan tentunya, yang sudah tentu akan mengganggu kegiatan pelayanan di Rumah Sakit. Salah satu upaya yang digunakan untuk mempertahankan tenaga paramedis perawatan di suatu Rumah Sakit adalah dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari tenaga yang bersangkutan berupa keinginan-keinginan yang ada dalam diri seseorang. Untuk lebih mengendalikan keinginan-keinginan tersebut banyak ahli sumber daya manusia yang mengaitkannya dengan prestasi kerja dari tenaga tersebut, sehingga keinginan-keinginan tenaga tersebut dipenuhi berdasarkan dari tingkat prestasi kerja dari tenaga yang bersangkutan. Rumah Sakit Medika Griya adalah merupakan Rumah Sakit kelas Madya yang baru berjalan 1 tahunlebih, telah menyiapkan upaya-upaya untuk mempertahankan tenaga tersebut di Rumah Sakit bersangkutan dan salah satunya adalah melalui pemberian bonus yang dikaitkan dengan prestasi kerja dari tenaga yang bersangkutan yang selalu dinilai setiap tiga bulan. Selain bentuk bonus ini juga ada bentuk-bentuk lain seperti kesempatan sekolah serta kursus-kursus. Yang menjadi pertanyaan sekarang seberapa besar tingkat kepuasan kerja dari tenaga paramedis perawatan tersebut dengan upaya yang ada dan apakah tingkat kepuasan kerja yang ada berhubungan dengan nilai prestasi kerja tenaga paramedis perawatan. Tentu di sisi lain karakteristik individu juga dinilai hubungannya dengan prestasi kerja dari tenaga ini. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional melalui pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Responden penelitian adalah tenaga paramedis perawatan di Rumah Sakit Medika Griya dengan menggunakan seluruh populasi. Analisa data dilakukan secara uni Lariat melalui distribusi frekuensi dan kemudian dengan cara bivariat melalui uji statistik non parametrik dengan menggunakan Chi-Squares. Hasil analisa menunjukan bahwa antara variable terikat dengan variabel batas hanya sebagian kecil dari kriteria variabel tersebut yang bermakna hubungannya, di mana hal ini terjadi salah satunya karena jumlah sampel yang sedikit yaitu hanya 66 orang. Akhirnya perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan uji statistik yang lain, sehingga lebih jelas kelihatan faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tingkat prestasi kerja tenaga paramedis perawatan di Rumah Sakit Medika Griya tersebut.

The Connection Work Satisfaction, Individual Characteristic with Performance of Nurses at Medika Griya Hospital, Jakarta.With fast growth of Hospital now in Indonesia nurse's demands will increase certainly, but in the other hand only a few hospitals that prepare the institution nurses education. With the high demand, undoubtedly it cause turning over man power from one hospital to another, involved this nurses with certain reason. This circumstance will disturb the service in hospital. One of solution to decrease the turning over at hospital is with fulfill needs of human power, namely their desires. To control the desires, many of human resources experts link the performance of man power to the desires, so that desires are-fulfilled depend on their performance. Medika Griya Hospital is a class middle hospital, has been established since 1 years ago, has conducted some solutions to prevent turning over of the nurses at hospital. One of the effort is present theme bonus, based on their performance which evaluated every 3 months. There is other form of solution for example prepare chance to get learning and courses. The questions now, how much the effort fulfill the work satisfaction of nurses and whether work satisfaction has connection with performance of nurses. The connection of individual characteristic with performance of nurses, must be also evaluated. This investigation is analytic descriptive with cross - sectional approach, and data that used are primer and secondary data. Respondent are all nurses at Medika Griya Hospital. The data analysis is conducted through unvaried and Bavaria manner. Only a few part of the analysis result that display significant connection between independent variable with dependent variable, the reason because the population on this investigation is so little only 66 persons, and frequency distribution is not normal. Eventually, it is necessary to do further investigation with the other statistic test, so that it is seem clearer what are factors that influence the performance nurses at Medika Griya Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T4444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Budi Juliati
"Dalam rangka menanggapi tuntutan jaman dan masyarakat luas dalam pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Pelni mulai membenahi diri dengan memperbaiki sistem manajemennya. Perubahan sistem manajemen RS Pelni menjadi merit sistem RS Pelni, menimbulkan kebingungan dan keresahan. Para perawat yang semula merasa antusias, juga mengungkapkan kekecewaan dan ketidakpuasan terutama antara mereka yang memegang jabatan struktural dan mereka yang di pelaksana. Perawat juga merasakan adanya ketidakadilan diantara mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari RS Pelni Petamburan mengenai kecenderungan perawat rawat inap yang ingin pindah ke unit rawat jalan atau unit lain. Selain itu adanya keresahan di antara perawat mengenai sistem upah yang diberikan pada mereka kurang memuaskan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik perawat dengan kepuasan kerja berdasarkan dimensi kerja di RS Pelni Petamburan Jakarta pada tahun 2002. Faktor karakteristik perawat yang ingin diketahui hubungannya dengan kepuasan kerja adalah variabel berikut ini: variabel umur, status perkawinan, pendidikan, lama kerja, dan kebijakan rumah sakit: gilir jaga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan deskriptif analitik. Total sampel yang diambil adalah total perawat pelaksana yang berstatus organik yang bekerja pada minggu IV bulan April sampai dengan minggu II bulan Mei 2002. Analisa dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari hasil uji univariat didapat bahwa perawat yang puas adalah 50,3%, dan yang tidak puas adalah 49,7%.tingkat kesesuaian sebesar 68,08 %, Jika rata-rata kepuasan kerja dilihat dari 6 dimensi kerja: Kebijakan Organisasi, Kondisi Kerja, Upah, Peluang Promosi, Rekan Kerja dan Supervisi, maka didapatkan rata-rata kepuasan kerja tertinggi adalah pada dimensi rekan kerja (86,2%) dan kepuasan kerja terendah adalah pada dimensi upah (50,77% ). Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Dari uji multivariat dengan regresi Linier, menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna. Hasil analisis setiap faktor terhadap dimensi kerja, Yang digunakan diketahui bahwa faktor kebijakan organisasi dan upah berada dalam prioritas utama bagi perawat, dan RS Pelni Petamburan harus segera memperbaiki serta mengoreksi faktor-faktor dimensi kerja ini. Faktor kondisi kerja, rekan kerja dan peluang promosi merupakan faktor-faktor dimensi kerja yang harus dipertahankan, karena perawat merasa puas. Sedangkan faktor supervisi merupakan prioritas rendah bagi perawat.

In Order to address the demand of era and people in health services, Pelni Hospital begins to attend to the better management system that is Merit System of Pelni Petamburan Hospital. The Changes of the system into Merit System Pelni Hospital bring about confusion and uncertainty. Among the nurses who were enthusiastic, show their disappointment and dissatisfaction, especially among those who have structural position as well as those of functional position. They also feel that there are some injustices among them. This research was based on results of the interview and document data from Pelni Petamburan Hospital, about tendencies the nurses from inpatient units who want to be transferred to outpatient units. Moreover there are also restlessness among the nurses in salary system which dissatisfies them. Therefore the purpose of the research was to describe the relationship between the characteristic of the functional nurse and the job satisfaction based on the work dimension in Pelni Petamburan Hospital Jakarta in the year 2002. The characteristic of the nurse in this study which are investigated to reveal their correlation with the nurse's satisfaction include the following variables: age, marriage status, education, working period, and shifting. These types of research were cross sectional with descriptive analytic approach. The total sample is taken from the functional nurses who have organic status and work between 4th week of April till 2nd week of May 2002. Data analysis was conducted by using univariat, bivariate and multivariate techniques. The study results show that the proportion of satisfied nurses reach to 50,3% and unsatisfied nurses reach to 49,7 % with compliance of 68,08%. If we see the mean of job satisfaction through 6 dimensions its shows that : Organizational policy, working condition, pay, promotion, co-worker , and supervision shows that the highest proportion of work satisfied is co-worker dimension ( 86,2%) and the lowest proportion of work satisfied is the pay dimension (50,77%). The bivariate analysis using Chi-square reveals that there are no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. The multivariate test using linier regression shows that no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. Analysis of each factor dimension of work, indicates that the dimension of Organizational policy and pay are priority for the nurses, and Pelni Petamburan Hospital should immediately improve and review its factors. The dimension of work condition, promotion, and co-worker should be maintained for they prove to satisfy nurses. Factor supervision is low priority for the nurses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Ningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran "hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RS Pemerintah dan RS Non Pemerintah". Penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlational yang pengumpulan datanya secara cross sectional. Hipotesis yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah "Adanya Hubungan Antara Lkhm Kelja Dengan Kepuasan Kcrja Pcrawata Pclaksana di RS Pemerinlah dan RS Non Pemerintah di Mojokerto Jawa Timur, 2002".
Sampel penelitian adalah perawat pelaksana di RS Pemerintah dan RS Non Pemerintah di Mojokerto Jawa Timur, dengan jumlah 86 perawat RS Pemerintah dan 70 perawat RS Non Pemerintah. Instrumen yang digunakan adalah instrurnen iklim kerja dan kepuasan kerja perawat pelaksana yang telah dimodifikasi dan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen iklim kerja terdiri dari 35 pertanyaan dan instrumen kepuasan kerja perawat pelaksana terdiri dari 33 pertanyaan. Hasil uji coba validitas dan reliabilitas instrumcn menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil baik.
Hasil penelitian adalah kepuasan kerja perawat pelaksana dengan katagori kurang baik di RS Pemerintah sebesar 55,8 % dan RS non Pemerintah sebesar 94,3 %. Iklim kerja dengan katagori baik dirasakan oleh perawat pelaksana di RS pemerintah sebesar 57 % dan RS Non Pemerintah sebcsar 50 %. Variabel iklim kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana yang berhubungan di RS Pemerintah adalah variabel cara mengatasi resiko, penghargaan dan cara mengatasi konflik, serta variabel yang dominan berhubungan adalah variabel konflik. Sedangkan pada RS Non Pemerintah tidak ada variabel iklim kerja yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.

This research is aimed to gain the description on "Comparative Study About Relationship Between Work Climate And Nurses? Job Satisfaction At The Govemrnent Hospital And The Non Govemment Hospital In Mojokerto East Java 2002". The design of this research was descriptive cot-relational with cross sectional methode. The proven in this research was the relationship between work climate aand nurses' job satisfaction at the government hospital and the non government hospital in Mojokerto East Java.
The sample of researh were 86 nurses in patient care unit of the government hospital and 70 nurses? in patient care unit of the non government hospital. In this researh used two instruments they were work climate and measurement and job satisfaction measurement. Both instrument were aadjusted with the needs and had been modified as needed. The work ssclimate instrument consist of 35 statement and nurses' job satisfaction consist of 33 statement. Test of validity and reliability of these instrumens utilized Alpha Cronbach and got good results.
The results inddicateed that nurses? job satisfaction was at poor category 55,8% at the government hospitaal and the non government hospital 94,3%. The work climate with good category was 57% at the government Hospital and the non govemrnent hospital 50%. The analysis variabel implied that the entire work climate satistically had significant connection with nurses? job satisfactin the govemment hospital, risk, reward and conflict were that variabel indicated had significant connection with nurses? job satisfaction aand conflict was the most significant statistically. The analysis variabel implied that there is no connection between work climate with nurses? job satisfaction at the non government hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T5243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astefany Welda
"Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya dan merupakan aspek yang berhubungan dengan kinerja serta produktivitas kerja. Rendahnya kepuasan kerja merupakan salah satu penyebab turnover. Di RS MH Thamrin Salemba terjadi turnover perawat yang tinggi (>5%) selama tahun 2007-2011. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan turnover perawat yaitu dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat. Dari hasil uji bivariat, diketahui bahwa variabel karakteristik yang berhubungan dengan kepuasan kerja adalah lama kerja dan jabatan.
Keseluruhan variabel isi pekerjaan, yaitu kesempatan pengembangan karir dan beban kerja memiliki hubungan dengan kepuasan kerja. Seluruh variabel lingkungan kerja, kebijakan rumah sakit, hubungan interpersonal, dan kondisi tempat kerja, juga memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja perawat.

Job satisfaction is a person's general attitude toward his/her work and it's related to work performance and productivity. Low job satisfaction is one of the causes of turnover. A high nurse turnover occurs (> 5%) at RS MH Thamrin Salemba during the years 2007-2011. Efforts can be done to reduce nurse turnover is by knowing the factors that influence nurses job satisfaction.
This research is descriptive research using cross sectional design. The purpose of this study was to determine the relationship between nurse characteristics, job content and work environment with job satisfaction of nurses. From the results of the bivariate test showed that the characteristic variables associated with job satisfaction is the duration of work span and professional status.
The entire job content variables, namely career development opportunities and workload have a relationship with job satisfaction. The entire work environment variables, hospital policy, interpersonal relationship, and also workplace condition have a significant relationship with job satisfaction of nurse.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Binur
"Kualitas pelayanan rumah sakit merupakan indikator yang menentukan citra rumah sakit yang pada gilirannya akan menentukan kesinambungan rumah sakit baik sebagai lembaga pelayanan kesehatan maupun sebagai bisnis pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan rumah sakit akan meningkat apabila kepuasan kerja dokter di rumah sakit tersebut dapat dipenuhi. Kepuasan kerja merupakan perasaan emosi yang menyenangkan setelah merasakan, mengalami dan memperoleh imbalan dari tempat kerja yang keseluruhannya berkaitan dengan faktor manajemen rumah sakit dan persyaratan yang sesuai dengan tuntutan profesi di bidang kedokteran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta dan melihat hubungan antara karakteristik dokter dengan tingkat kepuasan kerja dokter. Karakteristik yang dikaji adalah umur, pendidikan, jenis kelamin, status dokter dan lamanya bekerja. Data diperoleh melalui survey dengan menggunakan kuesioner yang reliabilitas dan validitas telah diuji coba terlebih dahulu. Besar sampel penelitian adalah sebanyak 93 responden. Survey dilakukan dalam waktu satu minggu, sehingga data survey merupakan data "cross sectional". Metoda analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan metoda "chi-square".
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan kerja dokter di RSPI sebesar 67 % , dengan prosentase yang puas sebesar 81,7 % dan berada pada gradasi puas. Dari variabel yang diteliti ternyata hanya faktor jenis kelamin dan lama kerja yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter di RSPI.
Hasil penelitian ini menyarankan untuk menyiapkan kotak saran untuk dokter tamu dan paruh waktu terutama dokter yang tidak diikutkan dalam pertemuan rutin serta untuk selalu untuk memantau dan mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban.

Service quality of a hospital indicates certain image of the hospital, which in turn determines its continuity in health cervices either as an institution or a business. The service quality improves in accordance with an increase in job satisfaction of the physician at the hospital. Job satisfaction is a reflection of a good emotional feeling, resulting from involvement, experience, end recept of compensation provided by the work place, which are all relate to the management of the hospital and the other factors required by professional medical standards.
The purpose of this study is to measure job satisfaction level of the physicians correlation between the physician characteristics and their level of satisfaction. The studied characteristic include age, gender, physicians status, and physicians length of service. Datas were gathered through a survey, the questionnaires were distribute among 93 respondents as the sample_ Prior to distribution are three types analysis used in this research : univariat, bivariat, and multivariat. Different from bivariat analysis which "Chi-Square" method, Multivariat analysis uses multiple logistic regression method.
This study has come up with following conclusions : The level of physicians job satisfaction in RSPI averages to 67 %, 81,7 % of the physicians shows their satisfaction. From all physicians characteristics studied only physicians gender and length of service shows significant correlation to physicians job satisfaction, at the confidence level 95 %.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Alwini
"Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi performa organisasi atau kualitas pelayanan rumah sakit. Sebagian besar kegiatan suatu organisasi kesehatan atau organisasi pelayanan kesehatan berlangsung melalui proses interaksi antara petugas dengan kliennya (pasien). Kualitas interaksi yang terjadi akan dipengaruhi oleh sikap kerja petugasnya dalam memberikan pelayanan (sikap positif petugas terhadap seluruh aktivitas organisasi). Dengan kata lain kualitas interaksi tadi akan dipengaruhi oleh kepuasan kerja petugas (dokter spesialis).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis, yang meliputi : gambaran karakteristik individu, komitmen pada organisasi dan kepuasan kerja dokter spesialis serta mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja, hubungan antara komitmen pada organisasi dengan kepuasan kerja, dan hubungan antara karakteristik individu dengan komitmen pada organisasi dokter spesialis di rumah sakit Mohammad Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Tingkat kepuasan kerja dilihat secara umum dan dari masing-masing dimensi kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, kondisi kerja, supervise, rekan kerja, organisasi dan manajemen. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Analisis statistik dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil dari analisis univariat menunjukkan bahwa dokter spesialis lebih banyak yang puas pada dimensi pekerjaan itu sendiri, promosi, supervisi, rekan kerja, serta organisasi dan manajemen. Sedangkan untuk dimensi gaji dan kondisi kerja lebih banyak yang tidak puas sebesar (53,3% dan 53,3%).Dari proporsi komitmen total dan komponen komitmen afektif sama antara yang baik dan kurang sebesar (50,0% dan 50,0%). Sedangkan komponen komitmen kontinuans dan komponen komitmen normative yang menyatakan komitmen baik lebih sedikit sebesar (46,7% dan 40,0%).
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya ada satu karakteristik individu yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu status kepegawaian, ada dua komponen komitmen yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis yaitu komitmen kontinuans dan komitmen normative serta tidak ada hubungan antara karakteristik individu dengan komitmen pada organisasi.
Hasil multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis adalah komponen komitmen normative.
Disarankan agar dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu lebih ditingkatkan kepuasan kerja dokter spesialis dengan sistem pembagian jasa pelayanan yang lebih baik dan memperbaiki kondisi lingkungan serta melengkapi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan, yang tentunya harus diikuti oleh komitmen dokter spesialis di rumah sakit Mohammad Ridwan Meuraksa.

The Factors Related to Job Satisfaction of Specialist Doctors in the Mohammad Ridwan Meuraksa Jakarta HospitalJob satisfaction is the important factor that influences organization performance or hospital quality service. Most of health service organization activities are carried out as personal interaction of provider and patients as the client. The interaction quality is influenced by positive employee attitude in the whole organization. In the hospital, quality interaction is most influenced by the job satisfaction of specialist doctor.
This research purpose is to know the factors related to the job satisfaction of specialist doctors in the Mohamad Ridwan Meuraksa Jakarta Hospital, which comprise of individual characteristics, commitment to hospital organization and the work satisfaction of specialist doctors. Furthermore, the purposes are to reveal the relationship between: individual characteristics and job satisfaction, commitment to organization and job satisfaction, and individual characteristics and commitment to organization.
The job satisfaction level is generally refer to each of job satisfaction dimensions, which comprise of the work itself, wages, promotion, work conditions, supervision, colleague, organization and management. This research uses quantitative analyze and cross sectional approach. Therefore, statistic analyze is conducted in univariate, bivariate and multivariate way.
Univariate analyze shows that many specialist doctors are satisfied in the work it self, promotion, supervision, colleague, and organization and management dimension. Whereas, many of them are not satisfied in the wages and the work conditions dimension (53,3% and 53,3%). The proportion of total commitment and affective commitment component is equally between the good and poor (50% and 50%). Whereas in the continuants commitment component and normative commitment component, the good commitment is little more than the poor (46,7% and 40,0%).
Bivariate analyze reveals that are: only one of individual characteristics, employee status that related to job satisfaction; two commitment component, continuants commitment and normative commitment, which related to job satisfaction; and no relationship between individual characteristics and commitment to the hospital. Multivariate analyzes reveals that the dominant factor in the job satisfaction of specialist doctors is normative commitment component.
The suggestion in the quality service improvement is necessary to increase the job satisfaction of specialist doctors. Some ways can be done, increase the merit system sharing, workplace renovation, complete the appropriate work equipments, which are followed by the commitment of specialist doctors in the Mohammad Ridwan Meureksa Jakarta Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y. Retno Dwidarsih
"Paradigma pembangunan yang semula bertumpu pada kekuatan Sumber Daya Alam telah berubah menjadi bertumpu pada kekuatan Sumber Daya Manusia, sehingga dalam jangka panjang investasi dibidang pembangunan SDM akan sangat bemilai. Penegasan bahwa pendidikan dan pelatihan akan memberikan kontribusi yang sangat besar pada pembangunan ekonomi didasarkan pada asumsi bahwa kedua hat tersebut akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan produktif.
Laju pertumbuhan angkatan kerja Indonesia melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja tetapi dilain pihak banyak jabatan yang diisi oleh Tenaga Kerja Asing (untuk selanjutnya disingkat TKA) karena angkatan kerja yang ada kurang memenuhi persyaratan. Dengan demkian perlu adanya peningkatan dalam pemberdayaan tenaga kerja melalui pelatihan agar jabatan dalam pasar domestik dapat terpenuhi dengan tenaga kerja dalam negeri sekaligus kelebihannya mampu bersaing di pasar internasional. Peranan lembaga pelatihan perlu ditingkatkan agar dapat memberikan nilai lebih yaitu dengan cara dikelola seperti suatu organisasi bisnis dengan cara memperhatikan unsur-unsur manajerialnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan SAM yang terlingkup didalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan, iklim organisasi dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja instruktur di Balai Latihan Kerja (untuk selanjutnya disingkat BLK). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi penelitian adalah para instruktur BLK se Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dan iklim organisasi di BLK dengan kepuasan kerja instruktur. Serta terdapat perbedaan yang signifikan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja instruktur di BLK tipe A dan BLK tipe B.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka untuk meningkatkan kepuasan kerja instruktur maka disarankan perlunya peningkatan efektivitas kepemimpinan di BLK dan terjaganya iklim organisasi yang kondusif. Peningkatan efektivitas kepemimpinan dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan atau pengembangan pribadi.
Iklim organisasi yang kondusif akan tercipta melalui gaya kepemimpinan yang diterima karyawan, pola interaksi yang positif antar karyawan atau sistem pengelolaan organisasi yang menunjang.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>