Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Warsini
"Sebagai upaya pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan telah disusun suatu system pengawasan ketenagakerjaan, yang melibatkan peran serta fungsi pegawai pengawas ketenagakerjaan.
Jika diamati lebih jauh maka tugas dan fungsi pegawai pengawas ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai tugas untuk memberikan : 1. protection, 2. personal and maintanance services, dan 3. Information and advising dalam skala kepentingan tenaga kerja secara langsung dan kepentingan pengusaha secara tidak langsung.
Dalam rangka melaksanakan tugas pembangunan ketenagakerjaan yang bertumpu pada keberhasilan perencanaan kegiatan pengawasan ketenagakerjaan, perlu didukung oleh kinerja pegawai pengawas ketenagakerjaan dilapangan yang tangguh, dimana kinerjanya pada saat ini nampak sangat rendah. Untuk itu maka telah dilakukan-penelitian di Kanwil Depnaker DKI. Jakarta terhadap k.inerja pengawas ketenagakerjaan dengan menggunakan metode survey, dilakukan terhadap 40 (empat puluh) responden.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data temuan hasil penelitian, yang di analisis dengan menggunakan perhitungan dalam bentuk rumus Chi Kuadrat, ditemukan indikator bahwa faktor-faktor kepemimpinan, kemampuan dan motivasi, organisasi dan tata kerja, ternyata mempunyai hubungan yang sangat erat dengan peningkatan kinerja pengawas ketenagakerjaan.
Oleh karena itu dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Dari aspek Kepemimpinan perlu dilakukan upaya : a. meningkatkan waskat, b. pemberian reward and punishment berdasarkan prestasi, c. mengisi DP3 secara obyektif dan d. melaksanakan bintal rohani, dan memberikan teladan intensif.
Dari aspek kemampuan dan motivasi perlu dilakukan upaya : a. melaksanakan seleksi ketat terhadap calon pegawai pengawas, b. mengadakan reformasi diklat agar sesuai dengan kebutuhan jabatan pengawas ketenagakerjaan.
Dari Aspek organisasi dan tata kerja : a. penyederhanaan struktur organisasi, b. menerapkan standar operatif, c. pembagian tugas dan tanggung jawab secara proporsional, d. melaksanakan rotasi , e. melaksanakan evaluasi secara rutin."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural Kantor Wilayah Departemen Agama Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dimana Jakarta merupakan salah satu pusat pemerintahan. Diharapkan instansi vertikal seperti Departemen Agama ini akan dijadikan parameter dalam mengukur kinerja di lingkungan Kantor Wilayah lain.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : motivasi, pelatihan, kepemimpinan, struktur organisasi, sistem kerja dan sumber daya, sedangkan variabel terikat adalah kinerja pejabat. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh pejabat struktural di lingkungan Kantor Wilayah Departemcn Agama Daerah Khusus Ibukota Jakarta sejumlah 41 pejabat struktural. Analisis yang digunakan untuk mengolah data dari hasil kuesioner yang disebarkan adalah : Skala pengukuran likert.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa enam faktor menrpunyai korelasi dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pejabat struktural dengan nilai tertinggi berturut-turut : sistem kerja, kepemimpinan, struktur organisasi, pelatihan, sumber daya dan motivasi. Korelasi dan signifikan tersebut secara prosentase dapat dilihat sebesar 93,7 %. Ini berarti bahwa hanya sekitar 6,3 % faktor yang kurang nlempengaruhi kinerja pejabat struktural.
Agar faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pejabat struktural lebih berpotensi untuk meningkatkan kinerja pejabat dalam mencapai sasaran dan atau tujuan organisasi, maka perlu dilakukan pembinaan, pengembangan dan penyempurnaan aspek-aspek untuk memacu motivasi, peningkatan diktat, struktur organisasi, kepemimpinan dan sistem kerja dan peningkatan sumber daya (fasilitas kerja)."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Junaidi
"To prepare reliable human resource in face of change of social condition, Indonesia economics and politics have expanded very quickly, hence Regional Office Directorate General lease Java Part of West of 1 as one of the organizational unit of public have to precisely in taking policy related to development of human resource, for example in the case of training and education, compensation, and improvement of motivation.
Education and training of human resource represent strategic activity to develop human resource so that can think, behaving, and acting by professional in order to giving service to society. Education and training of human resource burden the make-up of ability and also attitude repairing to people who put hand to a[n organization. Of organizational side is make-up of ability and repair of attitude which is through Education and training of human resource have to be addressed to increase performance so that organization can enjoy its benefit.
Compensation interpreted as all appreciation form or reward given by company for replacement of officer performance which consist of compensation form of financial direct, like fundamental salary, incentive, bonus, and compensation form non indirect financial, like insurance guarantee and other subsidies. And compensation form non financial like interesting work of enthusiasm, work challenge, responsibility, adequate confession of reached achievement, and also the existence of opportunity of promotion to officer which have potency or other beneficial opportunity.
Motivation represent one of the important factor in executing a[n work. Difference of motivation make each and everyone behavior of me, showing off, and reacting to differ at one particular work. Beside that, high lower him motivate someone also have an in with its labour capacity. The increasing of motivation will improve labour capacity, conversely lower motivation him will degrade labour capacity.
Performance is level or achievement ability of reached job by officer in executing its duty relate at conditions which have been determined to cover : (1) stipulating of job standard, (2) assessment of performance of actual employees in relation with standard, ( 3) bait to return to employees with a purpose to motivate pertinent to eliminate decline of performance.
This research aim to to know how far relation between training and education, compensation, and motivation with make-up of human resource performance. Population of this research is all officer of Regional Office Directorate General lease Java Part of West of I, while amount of sampel counted 42 officer. To obtain accurate data, source of its data is in the form of obtained primary data through research of field by giving quesioner. Beside that data obtained from source of data of secunder, covering literature, report and or result of relevant research. For the assessment of performance used by interest standard specified by Head Department Officer of State To know how far relation between training and education, compensation, and also motivate to performance, data analysis the used correlation analysis.
From result of research indicate that there are relation which strong enough between training and education, compensation, and motivation with make-up of human resource performance. Pursuant to result of research, following some policy suggestion which possible can be taken to relate to development of human resource at Regional Office Directorate General lease Java Part of West of I, hence executor of training and education have to be planned better, adapted for by requirement of goodness requirement of organization and also requirement of officer of itself, giving of compensation require to get serious attention, and also motivate officer have to always improved officer to have the spirit and loyalitas in running its duty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Roossita Anggraini
"Program penanggulangan tuberkulosis paru mempunyai tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit tuberkulosis dengan cara memutuskan mata rantai penularan, sehingga tidak merupakan masalah lagi bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk mendeteksi dan mengobati tuberkulosis, strategi pengobatan yang dianjurkan oleh WHO adalah dengan penerapan DOTS (Direct Observe Treatment Shartcourse). Dalam DOTS tersebut faktor pencatatan dan pelaporan merupakan strategi yang penting dalam pemantauan dan evaluasi program penanggulangan tuberkulosis. Suskesnya strategi ini sangat bergantung kepada perilaku dan sikap dari petugas kesehatan yang melakukan pencatatan dan pelaporan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pelaksana program tuberkulosis dalam upaya pencatatan laporan TB-01 di Puskesmas. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan jumlah responden seluruh petugas pelaksana tuberkulosis di puskesmas wilayah Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pemeriksaan data sekunder laporan pencatatan TB-01, dan kemudian dilakukan wawancara mendaiam kepada 7 orang petugas TB puskesmas untuk memperkuat hasil penelitian.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kinerja mayoritas petugas pelaksana program tuberkulosis dengan rata-rata usia 44,5 tahun dan tingkat pendidikan rata-rata SLTA/SMK serta lama masa kerja lebih dari 5 tahun, adalah baik, namun kinerja 44,7% petugas tuberkolusis adalah buruk. Faktor-faktor yang diteliti untuk mengetahui hubungan dengan kinerja petugas pelaksana program tuberkulosis adalah umur, pendidikan, lama kerja, motivasi, kepemimpinan, supervisi, imbalan dan sarana. Sedangkan faktor-faktor yang paling berhubungan dalam menentukan kinerja petugas program tuberkulosis dalam pencatatan laporan TB-01 adalah supervisi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kinerja petugas pelaksana program tuberkulosis berimbang antara petugas yang berkinerja baik dan buruk. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas adalah pelatihan, motivasi dan supervise. Sedangkan faktor yang paling berhubungan dengan kinerja petugas adalah supervise kemudian motivasi. Dengan melihat kesimpulan penelitian ini, maka disarankan bagi puskesmas untuk meningkatkan kinerja petugas dengan cara membuat dan melaksanakan standar operasionai baku, meningkatkan pembinaan, kerjasama tim dan memberikan penghargaan atas prestai kerja kepada petugas, selain juga memperbaiki kualitas pencatatan laporan dengan siklus PDCA.
Adapun untuk Suku Dinas Kesehatan Masyarakat disarankan untuk memfasilitasi pertemuan berkala guna meningkatkan kualitas pencatatan, meneruskan pelatihan petugas secara berkelanjutan dan selalu melaksanakan program studi banding untuk meningkatkan kualitas. Sedangkan untuk Dinas Kesehatan, disarankan agar sosialisasi kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan strategi DOTS tetap dinformasikan keseluruh UPK dan guna meningkatkan kualitas informasi suatu Sistem Informasi Kesehatan yang dapat diakses oleh seluruh UPK agar secepatnya dapat diselesaikan.

The aim of the lung tuberculosis prevention program was to reduce the mortality or sickness number caused by tuberculosis by way of cutting off the chain infection, in order to reduce the people healthcare problem in Indonesia. To detect and cure the tuberculosis, the cure strategy recommended by the WHO is implementing the DOTS (Direct Observe Treatment Short course). The reporting and report writing in DOTS was the important strategy in observing and evaluating tuberculosis prevention program. The success of this strategy relies on the behavior and attitude of the health officers who report and do the writing of the report.
The purpose of this research is to obtain understanding on factors related with the performance of tuberculosis program's officers in the Puskesmas TB-01 report writing. This research was using a cross-sectional design with qualitative and quantitative approach with respondent were the entire tuberculosis officers at the South Jakarta's Puskesmas. Data collections were carried out by examining the secondary data on TB-01 report writing, and followed by in-depth interview to 7 officers to verify the examination results.
The research shown that majority performance of tuberculosis program officer which average age were 44.5 years old and high school level of education and with length of service of 5 years was excellent, however the performance of 44.7% of the tuberculosis program officer were unsatisfactory. Factors examined from measuring the tuberculosis program officer's performance were age, education, length of service, motivation, leadership, supervision, rewards-recognitions and facilities. However, factor which related most with tuberculosis program officer's performance in TB-O1 report writing was supervision.
Research results summarized that the tuberculosis program officer's performance were balanced between excellent and unsatisfactory performers. Factors related to officer's performance were training, motivation and supervision, but the dominant factors in officer's performance were supervision followed by motivation. Looking into the results summaries, it is therefore suggested that the Puskesmas should improved officer's performance by way of developing and implementing the standard operational procedures, increased activities in supervision and team works, giving rewards and recognition to officers' performance, as well as to improve the quality of report writing using a PDCA cycle.
As to the District Public Health, it was suggested to facilitated regular meeting to improve the officers' report writing quality, continue the sustainable training for officers and carrying out the comparative study exercise for performance improvement. For the Province Health Office, it was suggested that it continues the policy related to the DOTS' implementation be informed to every Health Services Units and to improve the information quality, a Health Information System which can be access by every Health Services Units be developed quickly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan pendidikan tenaga kesehatan salah satu faktor yang berperan adalah tenaga pengajar. Kualitas tenaga pengajar di institusi pendidikan tenaga kesehatan masih rendah, hal ini dapat dilihat sebanyak 43% tenaga pengajar berpendidikan DM. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kinerja tenaga pengajar dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga pengajar. Yang dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan dosen dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan proses belajar mengajar.
Disain penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada 4 Akademi Keperawatan di Jakarta Utara. Sebagai subyek penelitian adalah semua dosen tetap yang mengajar di institusi pendidikan tersebut. Jumlah seluruhnya 33 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden untuk diisi. Penilaian kinerja dosen dilakukan oleh Mahasiswa dari Akademi Keperawatan yang bersangkutan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa kinerja rata-rata dosen sebesar 69,45 dengan standar deviasi 14,69, nilai kinerja terendah sebesar 44 dan nilai kinerja tertinggi sebesar 92. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dosen, pendidikan Akta mengajar, pelatihan, pengalaman mengajar, fasilitas pendidikan, pembinaan dengan kinerja dosen (p<0,05). Sedangkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendapatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen (p>0,05).
Untuk meningkatkan kinerja dosen, perlu peningkatan pendidikan bagi para dosen, memberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan Akta mengajar dan pelatihan-pelatihan serta pembinaan kepada dosen-dosen.

Factors Related with Work Performance of Nursing Academy Lecturers in North Jakarta in 2001In enhancing quality of health personal graduate, one of factors plays significant role in the lecturers, Quality of lecturers / instructors in educational institution of health personal is still low, it can be seen as 43 % of instructors were only graduated of Diploma III/Academy certificate. It is urgent to known their work performance and factors connected with the performance. The work performance itself is defined as lecturer's competency in teaching-learning process.
The design of this research was survey with cross sectional approach. The research took place at 4 nursing academies in North Jakarta. The subject of this research was all of 33 permanent lecturers who teach at the institutions. The primer data collecting was conducted by distributing questionnaire to the respondents. Students of nursing academies carried as respondents out grading work performance of their lecturers using work evaluation instrument.
The univariat analysis indicated that in average, their performance were 69,45 out of 100 scales, with deviation standard 14,69, the lowest work was 44 and the highest one was 92. The bivariat analysis implied that there was a significant relation between lecturers' educational level, education of teaching diploma, training, teaching experience, educational facility, and guiding with work performance of lecturers (p<0,05). Meanwhile type of sex, age, marital status, and income level did not have significant connection with lecturers' work (p>0,05).
To improve lecturers' work performance, it is urgent to increase lectures' education and to grant them an opportunity to attend education of teaching diploma and training as well as to guide them.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Marice
"Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh bagaimana pegawainya dalam bekerja, sehingga rendah dan tingginya kinerja pegawai akan sangat menentukan bagi perusahaan akan maju atau tidak. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha mengajak karyawannya untuk dapat bekerja dengan baik, dengan demikian visi dan misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai BNI LBE Kramat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan populasi penelitian adalah pegawai BNI LBE Kramat dan pengambilan data dilakukan atas dasar populasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner atau angket. Metode analisis korelasi statistik parametris yang dipakai adalah : (1) Korelasi Bivariat, seperti korelasi sederhana (Product Moment), (2) Korelasi Multivariat, seperti korelasi parsial dan korelasi berganda.
Hasil analisis terhadap penelitian ini mengindikasikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap motivasi kerja, persepsi terhadap iklim organisasi, persepsi terhadap kemampuan kerja dan persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja pegawai, dengan skor koefisien korelasi bervariasi dari 0,564 sampai dengan 0,916. Interpretasi yang dapat diambil terhadap interval koefisien korelasi tersebut di atas adalah bahwa hubungan antara variabel-variabel penelitian berada pada tingkat hubungan yang sedang sampai dengan tingkat hubungan yang sangat kuat/tinggi. Dimana faktor kompensasi merupakan faktor yang paling erat hubungannya dengan kinerja pegawai."
2000
T11467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kosasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor motivasi, kepuasan kerja, kepemimpinan dan pelatihan terhadap kinerja pejabat eselon V BAKN. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima variabel terdiri dari empat variabel babas (X) dan satu buah variabel terikat (Y). Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kantor Badan Administrasi Kepegawaian Negara Pusat di Jakarta dengan jumlah populasi 170 orang dan besar sampel untuk dianalisa berjumlah 90 orang.
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model korelasi berganda dan korelasi parsial dengan metode Stepwise Regression menggunakan program statistik SPSS For Windows 6.0. Untuk .menjawab tingkat signifikansi setiap variabel penduga digunakan uji F (Fisher) test.
Hasil penelitian ini secara umum menjelaskan bahwa dalam evaluasi menyeluruh terhadap semua variabel yang digunakan dalam memprediksi tingkat kinerja pejabat eselon V, dan berdasarkan keluaran yang diperoleh dari hasil perhitungan statistik dengan metode stepwise regression, dapat diketahui bahwa terdapat satu variabel bebas yaitu variabel motivasi tidak muncul dalam perhitungan statistik tersebut. Hal ini menunjukkan variabel tersebut tidak mempunyai korelasi dengan tingkat kinerja pejabat eselon V. Secara berurutan faktor pelatihan merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja pejabat eselon V. Selanjutnya faktor kepuasan kerja dan kepemimpinan menjadi faktor-faktor yang cukup dominan dan signifikan.
Hasil perhitungan statistik menggunakan metode stepwise regression terbukti adanya hubungan atau korelasi gabungan antara variabel motivasi, kepuasan kerja, kepemimpinan dan pelatihan terhadap variabel kinerja dengan angka koefisien korelasinya adalah kuat (r = 0,638). Secara individual, masing-masing variabel bebas, melalui perhitungan statistik, terbukti mempunyai korelasilhubungan dengan variabel kinerja dengan koefisien korelasi masing-masing sebagai berikut : hubungan variabel pelatihan dengan kinerja pejabat eselon V adalah sedang (r = 0,543); variabel kepuasan kerja dengan kinerja pejabat eselon V adalah kuat (r = 0,608); dan variable kepemimpinan dengan kinerja pejabat eselon V adalah kuat (r = 0,633).
Pelatihan pegawai mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja pejabat eselon V, oleh karena itu pelatihan harus terus menerus ditingkatkan baik mutu maupun kualitasnya untuk meningkatkan profesionalisme pegawai. Kepuasan kerja juga harus terus menerus dilakukan upaya peningkatannya antara lain peningkatan kondisi dan lingkungan kerja. Hal-hal lain yang perlu ditingkatkan adalah berkaitan dengan tingkat kemampuan dalam kepemimpinan, baik untuk kemampuan teknis maupun kemampuan manajerial."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumisis
"Berdasarkan SDKI 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup (DepKes RI, 2001). Untuk menurunkan Angka Kematian Thu (AKI) dan memperluas cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada sasaran dengan menempatkan bidan di desa sejak tahun 1991, namun sampai saat ini kegiatan ini belum menunjukkkan hasil yang bermakna.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja bidan di desa dalam pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya Kinerja baik bila cakupan K4 > 80% dan pertolongan persalinan > 69%, kinerja kurang jika cakupan K4 < 80% dan pertolongan persalinan < 69% atau salah satunya kurang.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah seluruh populasi bidan di desa yang sudah bertugas di Kabupaten Indragiri Hilir minimal satu tahun berjumlah 78 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisa univariat dilakukan dengan analisa deskriktif untuk melihat gambaran kinerja dan karekteristik individu, analisa bivariat dengan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel babas dengan variabel terikat, serta analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan.
Hasil penelitian menunjukkan 74,4% kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir kurang dan 25,6% kinerja baik yang berarti kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir kurang. Faktor-faktor yang mempunyai hubungan yang bemakna dengan kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir antara lain, kemampuan, pengalaman , imbalan, supervisi dan desain kerja Sedangkan faktor saranalprasarana, pelatihan dan motivasi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah faktor imbalan, diikuti oleh desain kerja dan kemampuan.
Disarankan agar memberikan reward bagi bidan di desa, bidan di desa tidak merangkap sebagai Kepala Pustu dan peningkatan kemampuan dengan meningkatkan kualitas supervisi dan memperbaiki sistem pelatihan.

Factors Which Are Related To The Performance Villages Midwives In Indragiri Hilir Districk In 2002According to Indonesian Demographic Survey of Health (SDKI) 1997, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high with 334 deaths 1 100.000 live births, (Indonesian Department of Health, 2001). To decrease the Maternal Mortality Rate and to improve mother and child care coverage, the government recruited midwives and posted them in the villages. Although this program was started in 1991, the result showed unsatisfactory performance.
The purpose of this study was conducted to know how the performance of village midwives in antenatal care and delivery assistance and factors related to it. The performance parameter are said satisfactory if K4 > 80% and delivery assistance69%.
This study was conducted in the District of Indragiri Hilir by using Cross Sectional design. The sample of the study were 78 midwives in the villages that had worked in the district minimally one year.
The data were proceeded and analyzed by using univariate, bivariate and multivariate analysis. Univariate analysis was done by descriptive analysis to know the performance and individual characteristic, bivariate analysis by using Chi-Square test was to know the relationship of independent variables and dependent variables. In the other part, multivariate analysis by using logistic regression test was to know the most dominant factor.
The result of the study showed that 74,4% of midwives' performance in Indragiri Hilir District were unsatisfactory, while 25,6% were satisfactory. This meant that the midwife's performance in the district was unsatisfactory.
Factors related to village midwives' performance in the District of Indragiri Hilir were, such as, ability, experience, reward, supervision, and work design. On the other hand, factors, such as facilities, training and motivation were not related to the midwives' performance. The significant factors related to midwives' performance were reward, that were followed by work design and ability factors, It is suggested to provide reward tovillage midwivesand to develop their competence by improving supervision quality and training system and to those midwives, is not to serve as head of complementary health center at the same time of being a midwife.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukisno
"Puskesmas Pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan derajat kecanggihan yang lebih rendah. Kinerja pimpinan Pustu, dapat dilihat dari hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh pimpinan Pustu terhadap kegiatan pokok Pustu. Menurut Gibson (1996), kinerja dipengaruhi oleh variabel individu, organisasi dan psikologis. Puskesmas Pembantu di Kabupaten Tanggamus mempunyai peranan yang strategis dalam pelayanan kesehatan, mengingat kondisi geografis dan luasnya wilayah kerja, dari 313 desa yang ada, 52% (163) desa adalah wilayah kerja Pustu yang merupakan tanggung jawabnya, kinerja Pustu untuk pencatatan dan pelaporan kurang baik (53%), hasil studi pendahuluan ditemukan dari 12 Pustu ternyata 7 Pustu (58,3%) hanya melaksanakan satu sampai lima program pokok Pustu, untuk itu maka diperlikan penelitian tentang gambaran kinerja pimpinan Pustu dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pimpinan Pustu di Kabupaten Tanggamus tahun 2002.
Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, dan menggunakan total populasi berjumlah 72 responden. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, pengalaman, tempat tinggal, supervisi, kepemimpinan dan motivasi, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja pimpinan Pustu.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, regresi logistik ganda.
Hasil penelitian, menunjukan bahwa kinerja pimpinan Pustu yang baik 73,36% dan yang buruk 26,24%. Variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, pengalaman, tempat tinggal dan kepemimpinan tidak berhubungan dengan kinerja pimpinan Pustu. Variabel supervisi dan motivasi berhubungan secara berrnakna dengan kinerja pimpinan Pustu, dimana pimpinan Pustu yang menilai supervisi pimpinan Puskesmas baik berpeluang mempunyai kinerja baik 18,3 kali dibandingkan pimpinan Pustu yang menilai supervisi pimpinan Puskesmas buruk (p= 0,007, OR=18,313, 95% CI 2,192-152,984). Disamping itu pimpinan Pustu yang mempunyai motivasi baik berpeluang memperoleh kinerja baik 3,1 kali dibandingkan dengan pimpinan Pustu yang motivasinya buruk (p= 0,039, OR=3,059, 95% CI 1,058-8,847), selain itu juga terbukti variabel supervisi dan motivasi tidak berinteraksi. Melihat basil penelitian ini, maka perlu dilakukan supervisi dengan baik dan benar, dilaksanakan secara kontinu oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial kabupaten Tanggamus. Untuk meningkatkan motivasi responder perlu dilakukan bimbingan yang intensif, peningkatan jenjang pendidikan, serta diberlakukannya standarisasi pendidikan untuk pimpinan Pustu, serta untuk meningkatkan kemapuan dalam jangka pendek perlunya dilakukan pendidikan dan latihan manajemen pengelolaan Pustu.

Complementary public health center (CPHC) is a simple unit of health service that functions to support and assist the carrying out the public health center's activities in a smaller scope and lower degree of sophistication. CPHC heads' work performance can be seen from the output of their activities in the main field of CPHC works. According to Gibson (1996), work performance is influenced by individual, organizational, and physiological variables. Complementary public health centers in Tenggamus Regency play strategic roles in health services. Due to the geographic condition and the area of field work, of 313 existing villages, 52% (163) villages are the work area of the CPHC, CPHCs' work performance of recording and reporting were Iess good (53%). The result of preliminary study it is found from 12 CPHCs, 7 CPHCs (58,3%) do only one until five main programs of CPHC, there fore, it is necessary to conduct a research on about the work performance of CPHC heads and factors related to the work performance of CPHC heads in Tenggamus Regency in 2002.
The design of the research was cross sectional. The total populations were 72 respondents. The variables observed were independent variables: age, sex, education, length of work, work experience, residence, supervision, leadership and motivation, while the dependent variables was the work performance of CPHC heads. The data analysis used were univariat, bivariat, and multivariate by using statistical test Chi Square, double logistic regression.
The result of the research shows that the good work performances of CPHC heads are 73,36% and the bad one are 26,24%. The variables of age, sex, education, length of work, work experience, residence and leadership are not related to the CPHC heads' work performances. Supervision and motivation variables are significantly related to the head's work performances. The head of CPHC that considers the supervision of Public Health Centers' heads are good have probability to perform good work 18,3 times than the bad one (p=0,007, OR=18,313, 95% Cl 2,192-152,984). Besides, the heads of CPHC with good motivation have probability to the good work performances 3,1 times than the bad one (p=0,039, OR=3,059, 95% Cl 1,058-8,847). Besides, it is proved that the variable of supervision are not interacted with motivation.
From the result of this research, it is necessary to conduct continuously good supervision by the public health center, and Health Authority and Social Welfare of Tanggamus Regency. To increase the respondents' motivation, it is necessary to carry out intensive guidance, level of education development, and to effect the education standardization for CPHC heads. In order to increase the ability, in short term, it is necessary to conduct the management of CPHC organization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Penelitian ini dilakukan untutk mempelajari tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas pengelola obat puskesmas di kabupaten Aceh Besar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah responden 66 orang. Variabel yang diteliti adalah faktor internal petugas pengelola obat yang meliputi jenis kelamin, umur, status perkawinan, pengetahuan, motivasi dan pengalaman/masa kerja. Sementara faktor eksternal petugas pengelola obat mencakup supervisi, kepemimpinan, imbalan, sarana, lingkungan kerja dan beban kerja. Didalam menentukan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja dilakukan dengan uji regresi logistik ganda. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian check list serta kuesioner, dan selanjutnya dianalisis secara bertabap dengan menggunakan software komputer yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,5 % pengelola obat puskesmas mempunyai kinerja dengan kategori kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor internal yang berhubungan secara statistik dengan kinerja adalah variabel status perkawinan (p=0,027), pengalaman/masa kerja (p=0,001), pengetahuan (p=0.001). Faktor eksternal yang berhubungan secara statistik dengan kinerja adalah variabel imbalan (p=0,003) dan variabel lingkungan kerja (p=0,027).
Hasil analisis regresi logistik ganda diketahui bahwa variabel yang berhubungan secara statistik dengan kinerja pengelola obat adalah pengalaman/masa kerja, pengetahuan dan imbalan, dan setelah dilakukan uji multivariat tahap akhir didapatkan bahwa variabel yang paling dominan dan merupakan faktor utama yang berhubungan dengan kinerja adalah variabel pengalamanlmasa kerja.
Sesuai dengan kesimpulan dari hasil penelitian ini disarankan agar pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar memperhatikan dan meminimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kurang dari petugas pengelola obat di puskesmas, meningkatkan kualitas sumber Daya manusia, mengupayakan penghasilan tambahan dan reward, melakukan realokasi tenaga teknis pengelola obat disetiap puskesmas secara proporsional. Perlu adanya penelitian lanjutan oleh peneliti lain dengan rancangan yang berbeda dan variabel yang lebih lengkap serta mengunakan alat ukur kinerja yang lebih sesuai dan tepat, sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

This research was conducted to know determinant factors of drug personnel's performance in Great Aceh District. The method of the research was cross sectional design, with 66 samples. Variable observed was internal personnel factor which included sex, age, marriage status, knowledge, motivation and experience/work period. On the other hand, there was an external personnel factor that included supervision, leadership, reward. facilities, work environment and work burden. Multiple logistic regression test was conducted to determine the most dominant variable related to the personnel's performance. Data were collected by using check list and questionnaire. The data were analyzed systematically by using computer software, univariat, bivariat, and multivariate analysis.
The result of the research showed that 51.5 % of the drug personnel's performance at public health centers were in unsatisfactory category. The result of bivariat analysis showed that the internal factors that were statistically related to the personnel's performance were marriage status variable (p=0.027), experience/work period (p=0.001), knowledge (p=0.001). External factors that were statistically related to the personnel's performance were reward variable (p=0.003) and work environment variable (p=0.027).
From the result of multiple logistic regression analysis, it was known that variables that had statistically significant relation to the personnel's' performance were experience/work period, knowledge and reward. After doing final multivariate test, it was found that the most significant variable to the personnel's performance was experience/work period variable.
It is suggested to the head of District Health Office of Great Aceh to pay attention and minimilize factors that may cause the unsatisfactory performance of drug personnel's at public health centers, to improve human resources quality, to strive additional income and reward, to reallocate proportionally technical staffs of drug personnel's in every public health center.
A further study with different methods and more complete variables by other researchers with more specific and accurate measurement of the performance in drug managing at public health center is necessary to conduct to get more accurate result.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>