Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H.R. Herri Harianto
"Dengan semakin meningkatnya kunjungan pasien ke Rumah Sakit Umum Kota Bekasi dan terus berkembangnya pembangunan Kota maupun Kabupaten Bekasi menjadikan suatu tantangan bagi Rumah Sakit untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
Ketersediaan barang kebutuhan Rumah Sakit sangat membantu fungsi pelayanan terhadap pasien baik langsung kepada pasien seperti obat-obatan atau alat medis maupun tidak langsung seperti kebutuhan ruang perawatan, alat-alat administrasi status pasien.
Rumah Sakit Umum Bekasi sebagai rumah sakit pemerintah, pengadaan .barang kebutuhan berpedoman kepada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Nomor : 11 Tahun 2001 dengan membentuk Panitia Pembelian/Pengadaan Barang Unit (P3U).
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pengadaan barang kebutuhan rumah sakit yang selama ini dilaksanakan oleh P3U. Untuk mengetahui proses pengadaan tersebut, dapat diketahui dengan menggunakan wawancara mendalam, FGD (Focus Group Discussion) serta observasi lapangan Wawancara mendalam dilakukan kepada informan yang dianggap cukup mengetahui proses yang dilaksanakan oleh P3U sedangkan FGD dilakukan kepada tenaga pelakasana serta informan yang terkait dengan kegiatan pengadaan barang kebutuhan rumah sakit. Observasi lapangan untuk melihat secara langsung proses yang sedang dilaksanakan oleh P3U dalam proses pengadaan. Penelitian ini memakai metode kualitatif. Hasil penelitian didapatkan bahwa proses pembuatan Surat Perintah Kerja cukup lama sehingga realisasi pengadaan barang sering tertunda, tidak sesuai dengan perencanaan dan beralabat tidak tercapainya penyerapan anggaran yang sudah ditentukan. Keterlambatan ini lebih disebabkan karena kurang dipahaminya prosedur tetap yang mengatur alur proses, kurangnya komitmen pejabat yang terkait, serta kurangnya koordinasi diantara petugas yang terkait dengan kegiatan P3U.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi RSUD Kota Bekasi khususaya P3U dalam meningkatkan kinerjanya di bidang pengadan kebutuhan Rumah Sakit.
Increased of patient visits to the Bekasi Public Hospital and the development of the Kabupaten Bekasi caused challenges for the. hospital to increasing the service level to the public.
The optimum stock level of medical supplies will support the service level to the public with direct ways e.g. drugs supplies or medical equipments and indirect ways e.g. medical facilities or administration tools.
Bekasi Public Hospital owned by the government, for the purchasing process refer to the Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Nomor : 11 Tabun 2001 handled by a Purchasing Commissions named Panitia Pembelian / Pengadaan Barang Unit (MU).
Purpose of this research is to study the process of purchasing system of medical supplies for the Bekasi Public Hospital by P3U.
Methodology of this research uses a qualitative method with several instruments of researches e.g. the direct interview, FGD (Focus Group Discussion) and field observation.
Interviews are targeted to the valid informants that directly handled the purchasing process. The FGD targeted to the in charge staffs and informants within the process of medical instrument of the hospital. Field observation used to analyze end to end the purchasing process of P3U.
Result of the research is an ineffective process to set up an assignment letter or Surat Perintah Kerja (SPK) as a beginning purchasing process. The ineffective process resulted a the delay time for whole purchasing process that it will be impact to unbalance of budget that already set up before. The delays are caused' by unclear purchasing procedures, low of commitment of the persons in charge and lack of coordination between staffs.
The result of this research could be a good-reference to The Bekasi Public Hospital particularly P3U in terms to increasing the effectiveness in purchasing process for medical supplies-of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismayanti
"Skripsi ini membahas kegiatan perencanaan yang selama ini dilakukan oleh Bagian Logistik Umum yaitu pelaksanaan kegiatan perencanaan yang kurang didukung oleh data yang akurat yang merupakan faktor penyebab persediaan yang ada bisa jadi tidak akurat sehingga dapat menimbulkan masalah keterlambatan pengadaan barang yang berdampak pada kekosongan stock ataupun kelebihan jumlah persediaan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa metode analisa ROP sebaiknya mulai diterapkan agar barang di Bagian Logistik Umum dapat selalu tersedia dalam jumlah yang optimal dan kebutuhan Bagian Pemakai dapat selalu terpenuhi.

The focus of this study is about planning activity that so far have been doing by central logistic unit. Planning activity is not suoorted by accurate data. This is the factor that cause inventory are becoming not accurate so that can make problem in the goods, that causing under or over inventory.
This research is qualitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview. The researcher suggests that ROP analysis method as well as possible start to applied so inventory in central logistic unit always available in the optimal amount and needed of user always can fulfil."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Janatun Rahayu
"Pada tahun 2011, terdapat permasalahan di unit logistik Rumah Sakit (RS) Yadika Pondok Bambu, antara lain ketidaksesuaian antara data fisik dengan data tertulis, terdapat penumpukan beberapa jenis barang umum, dan terdapat kekosongan beberapa jenis barang tersebut di gudang logistik. Hal tersebut terkait dengan fungsi pengendalian barang umum logistik dimana fungsi pengendalian logistik seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik agar tercipta efisiensi dalam penyelenggaraan kebutuhan barang umum logistik untuk mendukung pelayanan kesehatan di RS.
Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukan penelitian kualitatif untuk menggambarkan pelaksanaan pengendalian barang umum di unit logistik RS Yadika Pondok Bambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengendalian barang umum logistik sudah cukup baik. Namun, masih terdapat kekurangan pada kegiatan pencatatan, proses pengadaan, proses pendistribusian, dan proses penghapusan barang umum logistik. Untuk kedepannya, unit logistik RS Yadika Pondok Bambu sebaiknya melakukan pencatatan secara day to day, membuat surat perjanjian kerjasama dengan supplier, memperbaiki koordinasi dengan unit lain, dan melakukan penghapusan dengan rutin bila diperlukan.
In 2011, there were problems in the logistics unit of Yadika Pondok Bambu Hospital, namely discrepancies between the physical data with written data, there was a buildup of some kind of public goods, and there were several types of goods are gaps in warehouse logistics. This is related to the control functions of public goods logistics where logistics control functions should be implemented properly in order to create efficiencies in the operation of public goods logistics requirements to support health services in hospitals.
Under these conditions, conducted qualitative research to describe the implementation of the public goods control in logistics unit in Yadika Pondok Bambu Hospital. The results showed that the overview of public goods control in logistics unit is good enough. However, there are still deficiencies in record keeping activities, the procurement process, distribution process, and public goods logistics process of elimination. For the future, the logistics unit in Yadika Pondok Bambu Hospital should keep recording for day to day, made a cooperation agreement with suppliers, improving coordination with other units, and perform the routine removal when needed.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Azhari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26555
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafni Pamela Sari
"lnstalasi farmasi di Rumah sakit pcrlu mendapatkan pengelolaan yang baik, karena instalasi ini bcrperan penting dalam menenlukan baik tidaknya pclayanan Rumah Sakit dan juga pengeluaran Rumah Sakit unluk lnstalasi ini cukup besar. Di Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi pengeluaran unmk Instalasi Faxmasi Tahun 2008 sebesar 36,24 % dari total pengeluaran Rumah Sakil, dan dari jumlah tersebut 46,19 % adalah untuk obat, sedangkan jumlah item obat adalah 11733. Dcngan jumlah investasi yang sangat besar tersebut (Rp. 8.000.000.000,-) dengan jumlah item obat yang cukup banyak memerlukan suatu sistem perencanaan yang akurat. Pengawasan obat dengan jumlah item yang banyak akan lebih mudah dilakukan apabila dibuat pengelompokkan obat tcrsebut menurut tingkat pemakaian, tingkat invcstasi dan tingkat kckritisannya. Sedangkan perencanaan dapat dilakukan dengan melakukan forecasiing menggunakan data tahun yang lalu.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bckasi dan merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan operation research. Melalui pendekatan kualitatif diharapkan diperoleh informasi tentang Manajemen Farmasi, khususnya perencanaan. Sedangkan dengan operation research didapatkan bahwa dengan suatujumlah persedian yang optimal akan mengcluarkan biaya yang lebih rendah dan sekaligus dapat mengoptimalkan pelayanan. Objek yang akan cliteliti adalah obat golongan antibiotik, karena obat golongan ini banyak dipakai 30,55 % dari total pemakaian obat dan investasi umuk obat ini cukup besar yaitu 24,05 % dari total investasi obat selama tahun 2008. Dilakukan Analisis ABC indeks kritis untuk obat golongan ini dan dihitung prakiraanjumlah kebutuhan bulan januari, Februari dan Maret 2009 untuk antibiotik kelompok A dalam analisis ABC indeks kritis dengan metodc Sinynle Exponenfial Smoothing dengan dengan 0. = 0,3 dan patokan perhitungan adalah MAD. Selanjutnya dibandingkan dengan perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Untuk antibiotik kelompok Ajuga dilakukan perhitunganjumlah pemesanan optimal.
Hasil yang dipcrolch dari pcnclitian ini dikctahui bahwa lnstalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi. Dalam melakukan perencanaan memakai metode Moving Average dan pemesanan dengan Order Cyrcle Sysrem namun tidak diperolch alasan yang jelas mcngcnai pcmilihan metode ini. Dari analisis ABC indeks kritis diperoleh I2 item antibiotik yang termasuk kelompok A, 50 kelompok B dan 222 kelompok C. Ke-I2 item antibiotik yang termasuk kelompok A tersebut merupakan 51,99 % dari total pemakaian dan 20,73 % dari total invcstasi. Hasil jzrecastmg terhadap kelompok A setelah dibandingkan dengan perencanaan yang dibuat Rumah Sakit ternyata tidak ada perbedaan yang bermakna.
Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan pengelompokan antibiotik menurut analisis ABC indeks kritis dapat mcmpcmwdah pcngawasan karena dapat ditentukannya prioritas pengawasan, untuk itu disarankan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi untuk membuat pengelompokkan semua obat menurut analisis ABC indeks kritis untuk mcmudahkan pcngawasan. Dari hasil _/brecasiing yang dilakukan dan setelah diuji ternyala tidak ada pcrbedaan yang bermakna dengan yang telah dilakukan Rumah Sakit, artinya metode perencanaan yang dilakukan Rumah Sakit telah cukup baik, disarankan untuk dipcrtahankan.

Pharmacy unit should have good management in relation to its role in detemmining the quality of service in the hospital and the cost of this unit is quite high indeed. In Bekasi Public Hospital City 2008, the cost of this unit is about 36,24 % of total cost ofthe hospital from such amount 46,19 % is paid for |.733 items of medicine. Referring a large amount of such invest beside a large number of medicine (Rp. 8.000.000.000,-), the accurate planning is required. Managing of large number of medicine could be simplified by grouping the medicine according to level of use, level of invest and level of critical point. Therefore, the planning could be done by forecasting using the last data.
This reseach was conducted in pharmacy unit of Bekasi Public Hospital City by qualitative and quantitative approach with operation research. By quantitative approach, we expect the information about pharmaceutical management especially planning. More over, operation research could be define that optimal amount of stock would cost less even optimize the sen/ice. Object the research are antibiobics, because the using of this kind of medicine is 30.55 % of total number of all kind of medicine and the invest of antibiotics is quite large number, namely 24.05 % of total invest all kind of medicine a long 2008. Critical index ABC analysis is carried out. Requirement in January, February and March 2009 have been estimated for A group of antibiotics by this analysis using Simple Exponential Smoothing method with U. = 0.3 and calculation point is MAD. Futhennore, the value were compared with the data of planning which done by the hospital by wilcoxon signed ranks test.
The result showed that phamiaceutical instalation in Bekasi Public Hospital City, planning was carried out by Moving Average Method, meanwhile ordering was carried out by Order Cycle System, unfortunately there are no definitive reason in choosing these methods. Critical index ABC analyses found that I2 items of antibiotics were belonging A groups, 50 were belonging B groups and 222 were belonging C groups. All of I2 items of antibiotics belonging A groups were 35.90 % of total using and 28.46 % of total invest. The result of forecasting to A groups compared with planning carried out by hospital showed no significant difference.
The data showed that grouping the antibiotics according to critical index ABC analyses could simply the controlling because the priority of controlling could be determined. Therefore, it could be adviced to the Bekasi Public Hospital City to grouping all the medicine according to the critical index ABC analyses. The result of foreecasting and test showed no significant difference with those carried out by the hospital. It meaned that planning method carried out by hospital is good enough and could be continue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34258
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
E. Kartini
"Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur yang berdiri sejak tahun 1914 merupakan rumah sakit pembina dan pusat rujukan penderita kusta se Sumatera dan Kalimantan Barat dengan kapasitas 450 tempat tidur, terletak di kecamatan Banyuasin I desa Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin, dengan jarak ± 20 km dari kota Palembang.
Mulai tahun 1995 terjadi penurunan kunjungan penderita kusta untuk rawat jalan dan rawat inap sehingga dalam upaya memanfaatkan sarana dan prasarana dan sumber daya manusia, berdasarkan surat dari Dirjen. Yan. Med. No. BM.01.03.3.2.04929.A tanggal 31 Oktober 1995, RS Kusta Sungai Kundur telah mendapat izin untuk memberikan pelayanan umum. Akan tetapi pemanfaatan pelayanan pada poliklinik umum oleh masyarakat di kecamatan Banyuasin I masih rendah, dimana angka kunjungan sampai dengan tahun 2001 hanya berkisar ± 15 - 16 orang/hari. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan pelayanan di poliklinik umum tersebut.
Jenis penelitian dilakukan menurut analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Pengisian kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dimana hasilnya adalah valid dan reliabel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan Chi Square dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menyimpulkan masih rendahnya rata-rata pemanfaatan yaitu 54,3 %, faktor internal yang bermakna yang berhubungan dengan pemanfaatan adalah variabel sarana prasarana dan tarif, sedangkan faktor eksternal adalah variabel pengetahuan dan pekerjaan, dan faktor dominan adalah variabel sarana prasarana.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sarana prasarana yang baik berhubungan signifikan untuk meningkatkan pelayanan di poliklinik RSKSK dengan peluang 4,137 kali dibandingkan dengan sarana prasarana yang kurang baik.
Dari penelitian ini disarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan di poliklinik RSKSK antara lain : memenuhi kebutuhan alat kesehatan, alat kedokteran, alat rumah tangga sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu memenuhi kebutuhan ruangan pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pasien, serta menciptakan lingkungan yang sehat.

An Analytical Approach on the Health Services Sungai Kundur Hospital at Banyuasin in the Year 2003The Sungai Kundur Hospital for Leper which founded in 1914 is designed to become the center of leprosy treatment and research for Sumatera and West Kalimantan. Built with 450 people capacity it was located in Banyuasin C desa Mariana region, Musi Banyuasin regency, 20 km from Palembang.
Since 1995 there has been a decrease in the amount of leper patient that treated at the Hospital. In order to use the exceed man power and supra-infrastructure, the Sungai Kundur Hospital for Leper has been authorized to give public service to the common people. A letter from Dirjen Yan Med No. BM 01.03.3.2.04929.A posted in 31 October 1995 has legalized it. Not with standing the man power, infrastructure and suprastructure that available, people that had been using the health service provided by Sungai Kundur Hospital are still modest, with only ± 15 - 16 people a day. Therefore this research had been done to acquire information about the factor that related to the issue.
The research has been done according to quantitative analytics with cross sectional approach using interview and questioner method. The questioner had been tested to make sure there are both valid and reliable. Analytic methods that had been used are univariant, bivariant with Chi Square and multi variant with logistic regression.
The research conclude that the low used of public service (that is 54, 3 %) had been caused by internal factors with supra-infrastructure and tariff variable, external factors with knowledge and occupation variable, dominant factors with supra-infrastructure variable.
In conclusion of this research suffice to say that adequate supra-infrastructure had significant effects to increase public health care service in Sungai Kundur Hospital with a chance 4,137 to inadequate supra-infrastructure.
The research suggested there are some paths that can be used to increase the health service in Sungai Kundur Hospital for Leper. Which are: fulfilling the necessities of adequate equipment for health care and other equipment that also needed to perform service to the community (equipment that depends on the service). Not to forget giving a comfort of a service room to the patient and creating a healthy environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 10931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Sakti Rahardjo Soedipo
"Kelangsungan pelayanan kesehatan sangat tergantung dari para pengelolanya, tak terkecuali dalam pelayanan rumah sakit, yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Agar Rumah sakit dapat tetap survive maka perlu didukung oleh sistem keuangan yang baik, dapat memuaskan pelanggannya baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal, dijalankannya bisnis inti secara professional. Untuk itu , maka salah satu pendekatan yang dapat dipakai adalah dengan memakai balanced scorecard. Di sini tidak saja dibahas kinerja keuangan rumah sakit tetapi juga kinerja non keuangan, antara fogging indicator dengan leading indicator. Empat aspek kinerja tersebut adalah kinerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja bisnis internal dan kinerja pertumbuhan dan pembelajaran. Rumah Sakit Umum Cianjur yang merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang berada di Jawa Barat ingin memberikan akuntabilitas kinerjanya dengan memakai pendekatan ini.
Penelitian ini memakai pendekatan deskriptif, dimana data yang diperoleh baik data primer dari responder maupun data sekunder yang sudah ada akan dianalisis dengan cara deskriptif, kemudian dicoba mengaitkan hasil penelitian ini secara analitik.
Hasil penelitian: 1) Kinerja keuangan: dari rencana pendapatan tahun 1999 tercapai 100,16 %, tahun 2000 tercapai 101,76 %, tahun 2001 tercapai 101,87 %, tahun2002 tercapai 100,27 % dan tahun 2003 tercapai 100,74 %. Peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun terus terjadi yang disebut trend positif. Tahun 2001 dibandngkan tahun 1999 terjadi peningkatan lebih dari 200 % dan tahun 2003 hampir 300 % jika dibandingkan dengan tahun yang sama.J dibandingkan dengan pengeluaran ditahun yang sama, selalu terjadi sisa anggaran. Dengan kata lain pendapatan melebihi kewajibannya sehingga berada diatas break event paint. 2) Kinerja pelanggan : Tingkat kepuasan pelanggan rata-rafa berada lebih dari 75% dengan derajat kepuasan 100 %, sehingga dikatakan bail. Pada Diagram kartesius, di kuadran A ditemukan faktor kepuasan pelanggan berdasarkan dimensi keandalan petugas, di kuadran B ditemukan dimensi kepuasan yang bersifat tangible dan keyakinan pelanggan akan kemampuan 1 keterampilan petugas, di kuadran C ditemukan dimensi kepuasan empati dan responsivitas petugas dalam setiap keluhan pelangggan, di kuadran D tidak ditemukan adanya dimensi kepuasan. 3) kinerja bisnis internal: Pada rawat jalan ditemukan trend yang terus meningkat disetiap tahun. Kunjungan tahun 2001 adalah lebih dari 115 000 prang, tahun 2002 berjumlah lebih dari 119 000 orang dan tahun 2003 adalah lebih dari 122 000 orang. BOR tahun 2001 adalah 74,24 %, tahun 2002 adalah73 % dan tahun 2003 adalah 79,58 %, BTO pada 3 tahun tersebut secara berurutan adalah 88 kali, 83 kali dan 95 kali pertahunnya. NDR dan GDR masih berada dibawah garis yang ditolerasikan oleh depkes yakni kurang dari 25 orang untuk NDR dan kurang dari 45 orang untuk GDR. 4) Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran : kepuasan pekerja berada pada level 3,25 dari skala 5 dan Likert yang berarti berada diantara puas dan sangat puas. Tingkat drop out petugas yang rendah, tingkat produktivitas karyawan yang tinggi. Produktivitas tahun 2001 adalah Rp 26000, tahun 2002 Rp 31 000 dan tahun 2003 Rp 39 000 perhari.
Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan bahwa keempat kinerja pelayanan di Rumah Sakit Umum Cianjur dengan memakai pendekatan balanced scorecard sudah cukup memadai. Tinggal dikembangkan dengan memakai ukuran rasio di lingkungan keuangan dan penaksiran harta tetap yang dimiliki rnmah sakit ini.

The Survival of health service depends greatly upon the management, including those of a hospital as an integral part of health services in general in order for hospital to survive it has to have the support of a sound financial system, able to satisfy the patients/customers, both external and internal, and its core business professionally. In order to find our all that, one of the approaches that can best be used is the balance scorecard. Not only must the financial aspect of the hospital be addressed, the non-financial aspects must also be considered, the logging indicators as well as the leading indicators. Performance comprises four aspects- the financial aspect, the customers aspect, the internal business aspect and the growth and instruction aspect. The Cianjur General Hospital, one of the Government hospitals in West of Java, wishes to present the accountability of its performance by using the approach already cited.
This is a descriptive research, who primary data are obtained from respondents plus the already existing secondary data which are then analysed descriptively.
The findings of the research include: 1) financial performance the projected income for 1999 was realized 100.16%, for the year 2000, 101.76 % for 2001, 101.87 % for 2002, 100.27 % and for the year 2003 100.74 %. The yearly increase of more than 200 % in the 2001 income, and almost 300 % in 2003. Compared with the expresses spent in the same year, there was a positive balance. In other words the income of the hospital exceeds its obligation hence it is above the break even point. 2) For the customers aspect it can be said that the average customers satisfaction reached 75 % of the 100 scales, which can be considered good. On the Kartesius diagram, quadrant A show s the customers satisfaction based on the reliability of staff members; quadrant B shows the tangible dimension of the customer satisfaction and their trust in the ability of the medical staff, quadrant C shows the dimension of empathy with and responsiveness of the staff members to every gripe or complaint that the patient' may show, quadrant D does not show any satisfaction dimension. 3) Internal business performance the number of patients under therapy keeps increasing every year. There were more than 115.000 visits made by patients in 2001 more than 119.000 visits in 2002, and more than 122.000 in 2003. The BOR for 2001 is 74.24%, 73% in2002 and 79.58% in 2003, making annual BTO for the three consecutive years 88 times, 83 times, and 95 times. The NDR and the GDR be still below the level tolerance under line by the Department of Health which is lower than 45 person for GDR and 25 person for NDR. 4) Instruction and growth performance: employee satisfaction is at the level on 3,25 the Likert Scale of 5 which means a point between satisfactory an very satisfactory. The level of dropouts among the worker is low, where as productivity among the employees is high. Productivity in 2001 was Rp 26.000,00; Rp 31.000,00 in 2002; and 2003 was Rp 39.000,00.
It can be concluded that on the basic of this research using balanced scorecard approach, the tour service performances at the Cianjur General Hospital are quite satisfactory. What is left to be done now is for further development and improvement of facilities, using as standard the ratio between the financial aspect of the operation and the estimation of the value of the fixed of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Elsa Ria
"Fokus penelitian ini adalah mengenai pengadaan untuk persediaan barang umum pada bagian logistik Rumah Sakit Pertamina Jaya, yang berkaitan dengan biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pemesanan dan frekuensi pembelian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pengadaan barang berdasarkan metode EOQ dibandingkan dengan metode yang saat ini di gunakan di bagian logistik Rumah Sakit Pertamina Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ, biaya persediaan EOQ lebih efisien dan dapat mencegah kekosongan barang. Terdapat perbedaan jumlah pemesanan barang serta frekuensi pembelian. Dengan menggunakan metode EOQ, jumlah barang yang akan dipesan lebih sedikit dibandingkan dengan rumah sakit. Tetapi frekensi pembelian akan lebih sering. Disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan metode EOQ dalam pengadaan barang umum.

The focus of this study is logistic procurement in the Logistics Departmen Pertamina Jaya Hospital. Related to the cost of inventory, storage costs, the and frequency of purchase orders.
The purpose of this study is to determine the efficiency of the procurement of goods based on EOQ ancompared to method that are currently used in Pertamina Hospital Jaya. This research is a case study. The results of this study using qualitatif approach.
The results of this study indicated that by using the EOQ, The inventory cost is more efficient and coned prevent the shortage of the supplier. Number and frequency of purchase order items, would also be different if using EOQ. Number of supplier purchased will be less but more frequent as compared to the current procedure. It is suggested to consider to adopt EOQ method in procurement to non mediical supplier.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Sunita
"Korupsi di Indonesia sudah sangat serius dengan rendahnya Indeks Persepsi
Korupsi di Indonesia. Studi ini menguji pengaruh tekanan kerja terhadap potensi
korupsi pada panitia pengada barang/jasa di Propinsi X. Disain studi ini adalah
cross sectional yang meliputi semua panitia pengadaan barang/jasa periode
pengadaan tahun 2009-2014. Sampel yang diamati berjumlah 513 individu
pengada barang/jasa. Pengumpulan data sekunder untuk mendapatkan 2
kelompok berpotensi korupsi dan tidak berpotensi korupsi. Untuk mendapatkan
model yang parsimonious dan robbus digunakan analisis multilevel regresi
logistic untuk melihat pengaruh variabel tingkat individu dan tingkat instansi
terhadap potensi korupsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panitia yang
mengalami tekanan kerja di tingkat individu mempunyai probabilitas 2,495 (POR
2,495; 95%, 0,901- 6,906). Pada model-0 nilai MORinstansi =33,79 dan pada
model-2 nilai MORinstansi =51,13, meningkat sebesar 51,6%. Interval Odds Ratio
(IOR) variabel nilai PBJ memiliki rentang yang sangat lebar 0,006 – 34184
melewati angka 1, artinya efek variasi tempat bekerja panitia PBJ sangat besar
mempengaruhi potensi korupsi. Prevalensi tekanan kerja terhadap potensi
korupsi sangat tinggi yaitu 93,4%. Setelah dikontrol oleh beberapa variabel
konfonder, pada tingkat instansi yaitu nilai PBJ ≥ 5 Milyar signifikan
mempengaruhi potensi korupsi. Dari hasil analisis epidemiologi, dapat dilakukan
upaya pencegahan potensi korupsi dalam PBJ melalui jaring penyebab dengan
metode ANNA (Alur Pengendalian Antikorupsi Pengadaan Barang/Jasa).
Generalisasi dapat dilakukan pada populasi yang mempunyai karakteristik yang
sama, prevalensi stress kerja yang sama dan jumlah angkatan kerja besar seperti
propinsi X.

Corruption in Indonesia has become a very serious problem as shown by the low
Corruption Perception Index in Indonesia. This study examines the effect of
working pressure to the potency of corruption among procurement staff in
Province X. This cross sectional study involved all procurement committee in
the year of 2009-2014. About 513 procurement staff were recruited as study
samples. The secondary data was obtained in order to determine whether the
project, which samples were involved, was categorized as potentially having
corruption or not. In order to acquire both parsimonious and robbust, multilevel
reggression logistic analysis was used to analys the effect of each variables at the
level of individual and agency toward corruption potency. The result shows that
working pressure in the level of individual has a probability 2,495 times higher
having potency of corruption (POR 2,495; 95%, 0,901- 6,906). In model-0 value
of MORagency =33,79 and in model-2 value MORagency =51,13, it improved
for 51,6%. Interval Odds Ratio (IOR) of procurement value variable had very
wide span of 0,006 - 34184 passed number 1, this means the effect of variation of
procurement committee's working place highly affected the potency of
corruption. The prevalens of working pressure is 93.4%. After controlled by
some of potential confounders, in contextual level (working agency), value of
procurement more than Rp. 5 billion was significantly associated with potency of
corruption. From the epidemiological view, potency of corruption can be
prevented through ANNA method (Alur Pengendalian Antikorupsi dalam
Pengadaan Barang & Jasa/ Anti-Corruption Controlling Flow in procurement).
The finding is generalized to other population with the similar characteristic,
prevalens of working presure and number of employed population as province X
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D2154
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferzah
"Pada tahun 2014, terdapat permasalahan di bagian logistik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budi Kemuliaan yang berkaitan dengan pengendalian logistik yaitu ketidaksesuaian pencatatan kartu stok dengan jumlah persediaan aktual dan terjadinya penumpukan barang umum tidak rutin. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengendalian barang umum dan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pengendalian barang umum di bagian logistik RSIA Budi Kemuliaan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan sarana pengendalian yang mempengaruhi fungsi pengendalian logistik, yaitu struktur organisasi, kebijakan, sumber daya manusia, prosedur, perencanaan, pencatatan, pelaporan dan pemeriksaan internal.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan empat titik strategis pengendalian logistik yang belum optimal diantaranya pelaksanaan prosedur pengadaan, pelaksanaan pencatatan inventarisasi, pelaksanaan penyimpanan, dan pelaksanaan pendistribusian. Hal tersebut menyebabkan keterlambatan pengadaan barang umum, kekurangan persediaan barang rutin, dan penumpukan barang tidak rutin.

In 2014, there were problems in the logistics control at Budi Kemuliaan Mother and Child Hospital (RSIA) which is a mismatch between the recording of stock card with the number of actual inventory and the accumulation of non routine general goods in the warehouse. This qualitative study aims to describe general goods control and its controlling in the logistics unit of RSIA Budi Kemuliaan.
The results showed that there were eight control measures that affect the function of logistics control which are organizational structure, policies, human resources, procedures, planning, recording, reporting and internal audit.
The conclusion of this study indicate four strategic points of control that not optimal including the implementation of procurement procedures, the implementation of recording inventory, implementation of storage, and implementatiton of distribution. These cause delays in procurement general goods, inventory shortage routine and non-routine accumulation of general goods
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>