Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58991 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Otty Mitha Sevianti
"Salah satu fungsi yang paling utama dari sebuah rumah sakit adalah untuk menyediakan perawatan berkualitas tinggi terhadap semua orang termasuk pasien. Badan pemerintahan di rumah sakit, dalam hal ini pimpinan rumah sakit bertanggungjawab secara hukum maupun moral atas kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien ataupun mereka yang datang ke fasilitas pelayanan tersebut. Tanggungjawab ini kemudian didelegasikan kepada tenaga medis, keperawatan dan staf medis professional lainnya.
Staf di dalam fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit berpegang pada praktisi informasi kesehatan untuk menganalisis dokumentasi rekam medis dan yang memperingatkan mereka akan adanya kekurangan atau inkonsistensi sehingga menyebabkan rekam medis menjada tidak lengkap atau tidak akurat. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan berhak memutuskan jenis analisis yang akan dilakukan dan mengacu pada cara dokumentasi mereka dan kebijakan dari staf medis. Salah satu dari jenis analisis tersebut adalah analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan oleh praktisi informasi kesehatan dengan mengidentifikasi lembaran rekam medis yang tidak lengkap. Komponen dasar dari analisis kuantitatif meliputi telaahan rekam medis untuk: identifikasi penderita yang benar di setiap lembarnya, keberadaan seluruh laporan yang diperlukan, bukti keabsahan di semua lembaran dan praktek pencatatan yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi angka ketidaklengkapan rekam medis rawat inap .dan untuk mengidentifikasi faktor - faktor penyebab terjadinya ketidaklengkapan rekam medis rawat inap Rumah sakit Duren Sawit.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan checklist dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan 62,50% nama penderita tidak tercantum, 72,22% nomor rekam medis tidak ada, 79,17% laporan - laporan yang diperlukan tidak ada dalam berkas rekam medis, 65,25% laporan keperawatan hilang, 84,72% tanpa nama pengisi rekam medis, 79,17% tidak mencantumkan waktu pemberian pelayanan medis dan 100% praktek pengkoreksian yang tidak sesuai acuan. Jumlah petugas rekam medis yang bertugas untuk mengevaluasi setiap berkas rekam medis yang rnasuk sangat kurang. Petugas tidak mempunyai SOP yang inendasari pekerjaannya sehingga tugas analisis tidak dapat dilakukan setiap hari. Evaluasi pelaksanaan rekam medis tidak mempunyai jadwal tertentu. Petugas rekam medis mempunyai kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan tenaga medis dan pararnedis, terutama yang berkaitan dengan hasil evaluasi kelengkapan berkas rekam medis. Kelalaian dokter dan perawat dalam menyalin identitas penderita, kehadiran laporan yang perlu, bukti keabsahan dan praktek pencatatan yang baik. Kebijakan yang dikeluarkan panitia rekam medis tentang sanksi kedisiplinan belum ada serta evaluasi kerja panitia dan tindak lanjut hasil telaahan belum dapat berjalan dengan lancar. Pimpinan rumah sakit perlu membenahi kebijakan khususnya untuk panitia rekam medis dan SOP bagi staf, serta penyediaan tenaga rekam medis yang memadai.
Saran yaitu peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas rekam medis dengan adanya pelatihan, pembuatan formulir pemberitahuan untuk tenaga pengisi rekam medis yang lalai untuk melengkapinya, memeriksa rekam medis sebelum dikembalikan ke subsie rekam medis, mengadakan seminar sehari untuk staf medis dan perawat untuk mensosialisasikan instruksi pengisian rekam medis yang benar, pertemuan rutin untuk mengevaluasi hasil telaahan analisis kuantitatif, membuat kebijakan tentang sanksi kedisiplinan serta membuat SOP untuk semua personil yang terkait. Hal terpenting adalah adanya manajemen resiko untuk meminimalkan resiko yang ditimbulkan oleh rekam medis yang tidak lengkap.
Daftar Pustaka: 25 (1986 -- 2004).

Analyzing the Completeness of Inpatient Medical Record in Duren Sawit Hospital 2004 JakartaThe primary function of a hospital is to provide high quality patient care to all persons, including inpatients. The governing body of the hospital is both legally and morally responsible for the quality of care rendered to all patients within or attending a facility. This responsibility is in turn delegated to medical, nursing and other health professional staff.
A health care facility's staff relies on health information practitioners to analyze medical record documentation and notify them of omissions or inconsistencies which make the medical record incomplete or inaccurate. Each health care facility decides on the type of analyses to be done according to their documentation and medical staff policies. One of the analyses type is quantitative analysis.
Quantitative analysis is performed by health information practitioners to identify areas of the medical record that are incomplete. The basic components of quantitative analysis include a review of the medical record for: correct patient identification on every form, presence of all necessary reports, required authentication on all entries, and good recording practice.
The objective of this research is to identify the incompleteness of inpatient medical records and to identify factors that caused incompleteness of inpatient medical records in Duren Sawit Hospital.
This is a qualitative research with a cross sectional approach using checklist and in depth interviews.
Results are 62,50% blank patient's names, 72,22% blank medical record numbers, 79,17% incomplete reports, 65,28% missing nursing reports, 8432% without provider's name on it, 79,17% didn't write time of care given by the provider and 100% bad recording practice. Numbers of health information practitioners are below the standard, practitioners do not have SOP for their work guidance, there is no monthly schedule to evaluate medical record. Practitioners have difficulties to communicate with doctors and nurses. Doctors and nurses do not write correct patient identification. Presence of all necessary reports, required authentication on all entries, and good recording practice. There is no disciplinary action to be taken for those who have incomplete medical records. Hospital director must set SOP for all the hospital staff.
Suggestions: more in-house training for the medical record practitioners, query for the medical staff and nurses to warn them about incomplete medical record, check status before return the medical record, to hold an internal one day seminar for medical staff and nurses, routine meeting to evaluate the findings from quantitative analysis, SOP for the medical record practitioners. The most important thing is to have a risk based management to minimized the risk occurred by the incomplete medical records.
Bibliography: 25 (1986 -- 2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Sri Herlina
"Salah Satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) adalah kelengkapan pengisian rekam medis 1x24 jam setelah selesai pelayanan sebesar 100%. Indikator mutu kelengkapan Rekam Medis Elektronik (RME) di RSKD Duren Sawit pada tahun 2022 belum mencapai 100%. Penilaian kelengkapan RME secara kuantitatif pada RME rawat jalan masih belum terlaksana. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor determinan kelengkapan pengisian RME di Poliklinik Non Jiwa RSKD Duren Sawit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, untuk menggali fenomena kelengkapan pengisian RME di Poliklinik Non Jiwa RSKD Duren Sawit. Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan pengisian RME di Poliklinik Non Jiwa RSKD Duren Sawit sebesar 70% dan belum memenuhi SPM kelengkapan RME. Faktor yang berkontribusi berhubungan dengan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta internalisasi Standar Prosedur Operasional (SPO) terkait RME. Usulan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah meliputi struktur dan proses yang berkontribusi antara lain pembuatan dan sosialiasi SPO kelengkapan isi RME, melibatkan kelengkapan pengisian rekam medis dalam penilaian kerja SDM kesehatan dan perbaikan media RME.

One of the Minimum Service Standards (MSS) for Regional Special Hospitals (RSH) is the completeness of Electronic Medical Record (EMR) documentation within 24 hours after service completion, with a target of 100%. The quality indicator for EMR completeness at the Duren Sawit RSH in 2022 has not yet reached 100%. Quantitative assessment of EMR completeness in the outpatient EMR has not been implemented. The objective of this research is to analyze the determinants of completeness in EMR documentation at the Non-Mental Health Polyclinic of Duren Sawit RSH. This qualitative study adopts a case study approach to explore the phenomenon of EMR completeness at the Non-Mental Health Polyclinic of Duren Sawit RSH. The research findings indicate that the completeness of EMR documentation at the Non-Mental Health Polyclinic of Duren Sawit RSH is 70%, falling short of the MSS for EMR completeness. Contributing factors related to Human Resources, facilities, infrastructure, and the internalization of Standard Operating Procedures (SOP) concerning EMR. The proposed follow-up actions include addressing the structure and processes contributing to, among other things, the creation and socialization of SOPs for the completeness of the content of EMR, involving the completeness of filling out medical records in human resources performance assessment, and improving EMR platforms.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fibrian Yusefa Ardi
"Pengelolaan rekam medis adalah untuk menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang didukung oleh sistem pengelolaan rekam medis yang cepat, tepat, bernilai, dan dapat dipertanggung jawabkan. Waktu penyediaan rekam medis adalah waktu yang diperlukan pada saat pasien mendaftarkan sampai dengan berkas rekam medis pasien diterima oleh petugas rawat jalan. Standar waktunya ≤ 10 menit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis waktu penyediaan rekam medis rawat jalan di bagian rekam medis RS Tugu Ibu Depok tahun 2015. Jenis Penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan di dukung dengan metode kualitatif.
Hasil penelitian, penyedianan rekam medis rawat jalan belum berjalan secara optimal, hal ini ditunjukan dengan output yang dihasilkan, masih terdapat banyak keluhan tentang rekam medis yang terlambat oleh paien, perawat poliklinik, dan dokter, berdasarkan hasil observasi peneliti berkas rekam tidak sesuai standar mencapai 48%. Faktor-faktor utama mengenai terkait terlambat berkas rekam medis adalah dalam proses pencarian rekam medis, yaitu banyak berkas rekam medis yang dipinjam oleh bagian lain kembali tidak tepat waktu dan berkas rekam medis tidak tersusun dengan rapi di ruang penyimpanan.
Saran dilakukan evaluasi kordinasi terkait dengan penyediaan berkas rekam medis dengan melibatkan pihak-pihak dan bagian yang terkait, perlu dipertimbangkan tentang penambahan ruang dan rak penyimpanan berkas rekam medis dan rekomendasi standar penyedian rekam medis rawat jalan menjadi dasar keputusan manajemen.

Medical record management functions as an assistance for systematical administrative in order to increase hospital’s health service which is supported by fast, accurate, qualified, and certified medical record management. Medical record provision time is a time starting from when the patient registers till medical record file is received by the outpatient’s nurse, the standard time is around 10 minutes. This research is focused on analyzing the outpatient medical record provision time in medical record unit at Tugu Ibu Depok Hospital (2015). The research method is cross sectional with quantitative approach and also supported by qualitative method.
The result of the research is that the provision of medical record has not operated optimally. This can be proven from the generated output such as there are a lot of complaints by patient, polyclinic nurses, and doctors regarding the delayed medical records and medical records that are not suitable are almost 48%, based on researchers’ observation result. The main factors regarding the delayed medical record files are many medical record files while in process of searching the medical record, which is borrowed by other parts are not returned on time and the file of medical records are not neatly arranged in the storage room.
Suggestion an evaluation of coordination associated with the provision of medical record file by involving the parties and the relevant parts, need to be considered on the addition of space and file storage of medical records and also the standard recomendation of medical records outpatient become the base of making decisions for hospital management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S61224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Ajeng Aryanti
"Rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan harus terus meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatannya salah satunya dapat dilihat dari mutu rekam medis. Mutu rekam medis yang baik dapat dilihat dari kelengkapan pengisian berkas rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap di RSAU dr.Esnawan Antariksa Tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat inap bulan Januari dan Februari tahun 2014 yang telah dikembalikan ke Bagian Rekam medis sebanyak 90 berkas rekam medis. Teknik sampling yang digunakan dengan sampel acak sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata - rata kelengkapan pengisian rekam medis sudah cukup lengkap namun masih kurang dari standar kelengkapan yang ditetapkan Depkes RI sebesar 100%. Disamping itu, faktor pendukung kelengkapan pengisian rekam medis yang terdiri dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana, bahan, metode dan biaya masih kurang mendukung kegiatan kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap. Oleh karena itu, untuk mendapatkan angka kelengkapan pengisian rekam medis 100% sesuai dengan standar Depkes maka perlu dilakukan pengembangan kemampuan tenaga medis dan paramedis dengan pengadaan pelatihan mengenai kelengkapan pengisian rekam medis, penambahan jumlah petugas rekam medis, sosialisasi SOP kelengkapan pengisian rekam medis pemberian sanksi dan reward serta pengembangan teknologi rekam medis yang terkomputerisasi untuk meningkatkan mutu dari rekam medis pasien rawat inap.

Hospitals as health care providers should continue to improve the quality of health care one of which can be seen from the quality of medical records. Good quality of medical record can be seen from filling completeness of medical record document. The purpose of this study is to describe the completeness filling of the inpatients medical record document in RSAU dr.Esnawan Antariksa of 2014. This is a descriptive observational study with quantitative and qualitative approaches. The sample was medical record document of inpatients in January and February of 2014 that has been restored a total of 90 medical records. The sampling technique used by systematic random sampling.
The results showed that the averages of completeness filling inpatients medical records are quite complete, but still less than the standard set by Ministry of Health Republic of Indonesia completeness of 100%. In addition, the supporting factors of completeness filling inpatients medical records consisting of human resources, facilities, materials, methods and costs are still lacking. Therefore, to obtain medical record numbers 100% of filling completeness in accordance with the standards of the Department of Health is necessary for the development of medical and paramedical personnel capability with procurement training on completeness filling of medical records, increasing the number of medical records clerk, socialization SOP completeness filling of medical records, sanctions and reward as well as the development of a computerized medical record technology to improve the quality of inpatients medical record.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Stefanus
"Waktu tunggu pelayanan rawat jalan merupakan salah satu indikator kualitaspelayanan yang ditawarkan oleh Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta. Denganmenggunakan metode kualitatif, penelitian ini melakukan analisis sistempenyediaan berkas rekam medis RM terhitung ketika pasien registrasi awalsampai berkas tersedia di poliklinik rawat jalan yang dituju. Hasil penelitianmenunjukkan waktu penyediaan berkas RM belum sesuai dengan standarpelayanan minimal SPM yang ditetapkan oleh Rumah Sakit. Beberapa kendalayang ditemui antara lain pemberkasan tidak lengkap, nomor antrian tidakberurutan sesuai loket, sistem error, jarak antar rak penyimpanan tidak sesuaistandar, jarak antara instalasi rekam medis ke rawat jalan jauh, berkas RM belumdikembalikan ke rak, SPO penyediaan berkas rekam medis belum ada.

Outpatient clinic waiting time is one of the important indicators of quality ofservices offered by Sumber Waras Hospital. Using qualitative approach, thisresearch aims to analyze the time needed to provide outpatient medical record MR starting at patient initial registration at the front desk to medical record rsquo savailable at the hospital outpatient clinic. The result of the research indicates thatMR provision time has not fulfilled the minimum serviced standard as suggestedby the hospital. Obstacles include incomplete files, queue numbering sequence,system error, distance between shelves, distance between medical record storageand outpatient clinic, MR files have not been returned to the shelf, and absence ofprocedures for provision of MR files."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Okta Wijayanti
"Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit adalah mutu pelayanan rekam medis yaitu tentang kelengkapanpencatatan rekam medis. Indikator mutu rekam medis yang baik adalahkelengkapan isinya, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan aspek hukum. Rekammedis yang pengisiannya lengkap akan memberikan kemudahan bagi penyediaaninformasi di rumah sakit.Pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Denpasar dalampelaksanaanya masih terdapat beberapa permasalahan, yaitu pengembalian berkasrekam medis yang lebih dari batas waktu yang ditetapkan dan kelengkapan berkasrekam medis. Hasil evaluasi laporan triwulan ke III tahun 2017 menunjukkanbahwa rata-rata lama pengembalian berkas rekam medis dari bulan Juli hinggaSeptember 2017 yang lebih dari 1x24 jam adalah 22 sedangan yang kurang dari1x24 jam adalah 78 . Rata-rata ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medisrawat inap di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Denpasar pada bulan Juli hinggaSeptember tahun 2017 adalah 73 . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiperbedaan kelengkapan review dokumen berdasarkan retrospective review danconcurrent review terhadap kelengkapan berkas rekam medis pasien SectioCaesaria tindakan inpasif dan Pneumonia tindakan konvensional di RumahSakit Kasih Ibu DenpasarJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakanmetode pendekatan kuantitatif dengan membandingkan dua 2 populasi yaituRetrospektive Review dan Concurrent Review. Penelitian ini dilakukan padaberkas rekam medis pasien Sectio Caesaria dan pada berkas rekam medis pasienPneumonia. Penentuan populasi dilakukan berdasarkan clinical pathways yang adadi Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar.Terdapat perbedaan terhadap kelengkapan berkas rekam medis antararetrospektif review dan concurrent review. Data yang diperoleh menunjukkanbahwa angka kelengkapan rekam medis dengan metode concurrent review lebihtinggi dari pada dengan metode retrospektif review. Hal tersebut karena petugasrekam medis melakukan pengecekan terhadap kelengkapan berkas saat pasienmasih rawat inap dan memberikan tanda atau note pada berkas yang belumlengkap sehingga saat dokter melakukan visite maka lebih mudah untukmelengkapi berkas rekam medis.

One of the parameters to determine the quality of health services in thehospital is the quality of medical record services that is about the completeness ofrecording medical records. A good medical record quality indicator is thecompleteness of its content, accurate, punctual, and legal aspects fulfillment. Acomplete medical record will provide convenience for the provision ofinformation in the hospital.The medical record services at Kasih Ibu General Hospital Denpasar in theimplementation are still facing some problems, to wit the return of medicalrecord file that is more than the deadline specified and the completeness of themedical record file. The evaluation results for the third quarter report in 2017showed that the average length of medical record file returns from July toSeptember 2017 which is more than 1x24 hours is 22 while less than 1x24hours was 78 . On average incompleteness charging inpatient medical recordfile at the General Hospital Kasih Ibu Denpasar in July to September 2017 was73 . The purpose of this study was to determine differences in the completenessof the document review is based on a retrospective review and concurrent reviewof the patient 39 s complete medical record file Sectio Caesaria inpasif action andpneumonia by conventional measures Kasih Ibu Hospital in Denpasar.The type of research used in this research is using quantitative approachmethod by comparing two 2 population that is Retrospecttive Review andConcurrent Review. The study was conducted on the medical records of SectioCaesaria patients and on the medical records of patients with Pneumonia.Determination of population is done based on clinical pathways in Kasih IbuHospital Denpasar.There is a difference to the completeness of the medical record filebetween the retrospective review and the concurrent review. The data obtainedshows that the number of medical record completeness with concurrent reviewmethod is higher than in the retrospective review method. This is because themedical recorder to check the completeness of the file when the patient is stillinpatient and provide a sign or note on the file that is not complete so that whenthe doctor visits it is easier to complete the medical records file."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Id Hilmy
"Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit merupakan suatu unit dimana setiap harinya terjadi aktivitas pelayanan terhadap pasien baik yang datang karena keinginan sendiri maupun rujukan dari puskesmas, rumah sakit lain, praktek dokter dan bidan.
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran mengharuskan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi mutu pelayanan dan data diagnosa pelayanan. Data dan informasi pelayanan yang di berikan kepada pasien disimpan di dalam berkas rekam medis.
Rekam Medis merupakan catatan yang berisikan semua informasi tentang identitas dan riwayat pasien selama menerima pelayanan medik di sebuah organisasi kesehatan yang disajikan secara kronologis sesuai dengan kejadian sampai dengan pemeriksaan, diagnosa, tindakan serta pengobatannya. Unit Rawat Jalan berkaitan erat dengan unit rekam medis karena data dan informasi yang disajikan di unit rekam medis di ambil dari unit rawat jalan yang direkapitulasi dalam bentuk laporan bulanan, triwulan dan tahunan. Permasalahan yang ada dalam Sistem Informasi Rawat Jalan di RSUD Kota Sabang adalah terkait dengan prosedur, basis data, integrasi laporan serta sarana dan prasarana yang belum mendukung dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien serta data/informasi yang belum tepat waktu dan akurat.
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah metodologi / model incremental, yang menggabungkan elemen-elemen dalam model urutan linear / System Development Life Cycle (SDLC) dengan filosofi iteratif dari metoda prototipe. Metode ini terbagi dalam 4 tahap yaitu analisis sistem, desain sistem, pengkodean sistem dan uji coba sistem.
Identifikasi dan analisis masalah sistem dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi pada instalasi pendaftaran, instalasi rekam medis dan beberapa informan yang terkait. Perancangan prototype dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data mysql yang bersifat open source. Uji coba prototype dilakukan menggunakan data sampel di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masayarakat Departemen Biostatistika Universitas Indonesia.
Prototipe yang dihasilkan dapat mengintegrasikan data/informasi dari instalasi pendaftaran, instalasi rekam medis dan direktur rumah sakit dengan menggunakan Lacal Area Network. Komitmen staf instalasi pendaftaran, rekam medis serta direktur rumah sakit sangat diperlukan untuk memberikan masukan dalam pemeliharaan dan pengembangan sistem.

Hospital is one of health instrument that function to do elementary health's effort or reference health and or effort of support health. Outpatient in Hospital is unit where do service activity to the patient both for come because desire its self or reference from puskesmas, other hospital practice doctor and midwife.
According Health Law Number 29 of Year 2004 about doctor practice, health care was given in hospital must be responsible from facet of service quality and data of service diagnosis. Data and service information that given to patient is in binded medical record.
Medical Record is note that comprising of all informations about identify and patient history during accept medical service in a health organization that presented chronologically in accordance with occurence up to inspection, diagnosis, its action and medication. Ambulatory health care have correlation with medical record unit because data and information that presented in medical record unit is taken away from ambulatory health care unit that summarized in the form of monthly report, quarter and annual.
Method as used in system development this is the methodologies / model incremental, that join elements in model of linear sequence / System Development Life Cycle (SDLC) with philosophy iteratif from prototype method. This Method is divided into 4 phase that is system analysises, system design, coding system and system test-drive.
Identification and analysis of the system were performed by depth interview, document survey and observation of ambulatory health care installation, medical record installation, director and related informant. Prototype design is performed by using PHP programming language and open source mysql database. Prototype testing is performed by using sample data in Computer Laboratory of Biostatistic Departement of Public Health Science Faculty, University of Indonesia.
Existing Prototipe will be related between registratition installation, medical record and general hospital manajement by using Local Area Network. The comitment of registration installation staff and record medical in hospital director have been needed to give input maintenance and development system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T30832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Magellanica
"Skripsi ini membahas pengelolaan Rekam Medis rawat inap di RSUD Kota Bekasi pada tahun 2012. Proses pengelolaan rekam medis rawat inap yang terdiri dari yang terdiri dari pencatatan, pengelolaan data medis, penyimpana RM, dan pengembalian RM. Proses tersebut digunakan untuk menghasilkan informasi yang cepat dan lengkap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif (univariat). Sampel yang digunakan adalah 100 berkas rekam medis rawat inap. Adapun hasil data yang diperoleh waktu pengembalian berkas rekam medis periode Januari-Oktober 2012 dari ruangan perawatan adalah Tepat Waktu sebesar 20% (8961 RM) dan Tidak Tepat Waktu sebesar 80% (4892 RM). Sedangkan hasil evaluasi kelengkapan berkas rekam medis rawat inap periode Januari-Oktober 2012 adalah Lengkap sebesar 84% (84 RM) dan Tidak Lengkap 16% (16 RM).

This thesis discusses the management of inpatient Medical Record Bekasi District Hospital in 2012. Process management of inpatient medical records consisting of consisting of records, medical records management, RM last save, and return RM. The process used to produce information quickly and completely. The research was conducted using qualitative and quantitative research (univariate). The samples used were 100 inpatient medical record file. The results of the data obtained medical record file payback period January to October 2012 from the treatment room is the Right Time by 20% (8961 Medical Record) and Not the Right Time by 80% (4892 Medical Record). While the results of the evaluation of the completeness of the medical record file hospitalization period January to October 2012 is a full 84% (84 Medical Record) and Incomplete 16% (16 Medical Record). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Pralistya
"Rekam medis merupakan salah satu sumber data yang berguna untuk pembuatan pencatatan dan pelaporan sehingga setiap kegiatan pokok rekam medis, dimulai dari retrieval, assembling, koding sampai dengan filling turut mempengaruhi data pencatatan dan pelaporan tersebut. Kemudian, data tersebut diolah sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam laporan statistik rumah sakit untuk pengambilan keputusan kebijakan/perencanaan strategis rumah sakit.
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di berbagai rumah sakit sudah menggunakan komputer dengan dukungan software dan hardware yang memadai dimana setiap unit sudah memiliki fasilitas tersebut. Namun, tanpa disadari kegiatan pencatatan dan pelaporan ini seringkali diabaikan dan masih banyak beberapa institusi kesehatan tidak mengetahui fungsi dari laporan statistik tersebut. Laporan yang dibuat setiap bulannya terkadang hanya menjadi sekedar rutinitas belaka.
Unit rekam medis setiap rumah sakit mempunyai tanggung jawab untuk membuat laporan statistik rumah sesuai dengan periodenya masing-masing. Dalam pembuatan laporan tersebut tentunya dibutuhkan SIM RM (Sistem Informasi Manajemen Rekam Medis) untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas pencatatan dan pelaporan statistik rumah sakit.
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan sistem, dimana penulis mengenali permasalahan yang ada sebagai suatu sistem, mulai dari input (data, SDM, sumber data, petunjuk teknis, fasilitas dan peralatan), proses (pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data), output (terbentuknya laporan statistik rumah sakit yang valid), outcome (efisiensi dan efektivitas SIM RM dalam mendukung kegiatan statistik RS) dan feedback (pemanfaatan laporan untuk perencanaan/evaluasi program oleh pembuat kebijakan rumah sakit). Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan metode REM (Rapid Evaluation Method ), dengan sampel pasien, petugas rekam medis, petugas rekam medis bagian pelaporan dan pengolahan data, kepala bagian rekam medis, koordinator EDP dan kepala bagian urusan PPL.
Hasil yang diperoleh antara lain: input (tidak semua data dibuat oleh unit rekam medis ke bagian PPL, periode pelaporan data statistik pun tidak sesuai dengan peraturan Depkes, sumber data dari setiap unit tidak mendukung, kuantitas SDM sudah cukup namun kualitas SDM yang masih rendah, petunjuk teknis yang belum mampu untuk membantu petugas dalam melakukan pekerjaan demikian hal nya dengan fasilitas dan peralatan yang belum memadai), proses (proses pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan masih manual, penyajian data oleh unit rekam medis hanya berupa tabel-tabel saja, analisis penyajian pun tidak dilakukan oleh unit rekam medis, secara keseluruhan proses dalam pencatatan dan pelaporan statisik RS masih manual), output (laporan statistik RS belum terbentuk secara valid), outcome (belum tercapainya tingkat efisiensi dan efektivitas SIM RM dalam mendukung kegiatan statistik RS) dan feedback (pemanfaatan laporan statistik baru hanya pemanfaatan skala besar berupa RENSTRA sedangkan pemanfaatan dalam skala kecil terabaikan).

Medical record is one of the sources of data useful for making the recording and reporting of events so that each principal medical record, starting from the retrieval, assembling, filling up to coding also influence the data recording and reporting of these. Then, the data is processed so that useful information in the report hospital statistics for policy decision making / strategic planning hospitals.
Recording and reporting is done in many hospitals already use a computer with software and hardware support adequate where every unit has a facility. However, unconsciously recording and reporting activities are often ignored and some are still many health care institutions do not know the function of the statistical reports. Reports are made every month sometimes only become a mere routine.
Medical record of each unit of the hospital have a responsibility to create a report in accordance with the period statistical respectively. In making the report required of MIS MR (Management Information System of Medical Record) to achieve the level of efficiency and effectiveness of the recording and reporting of hospital statistics.
Framework of the concept used in this research approach is through the system, which the authors identify the existing problems and as a system, from the input (data, human resources, data sources, technical guidance, facilities and equipment), process (collection, processing, presentation and analysis data), output (making hospital statistics reports valid), outcome (efficiency and effectiveness in supporting the MIS MR activity hospital statistics) and feedback (the report for the planning / program evaluation by hospital policy). Research design used was the method of Cross Sectional with REM (Rapid Evaluation Method), with the patient sample, the official medical record, medical record staff and the reporting of data processing, head of the medical record, the coordinator and head of the EDP business PPL.
The results obtained are: input (not all data is created by the unit medical record to the PPL, the period of reporting statistical data is not in accordance with MOH, the source of the data from each unit do not support, human resources are the quantity but the quality of human resources is still low, the technical guidelines that have not been able to assist officers in doing so it will work with the facilities and equipment that have not been sufficient), process (the process of collecting and processing data is still manual, continuous data by the unit medical record is only a table-only table, the analysis continued is not done by the unit medical record, the overall process in the recording and reporting is still not computerized), output (hospital statistics reports are not yet been valid), outcome (not the achievement level of efficiency and effectiveness in supporting the MIS MR activity hospital statistics ) and the feedback (utilization statistics report only the form of large-scale utilization RENSTRA while small in scale is ignored).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Sally
"Pada Undang-Undang Kedokteran dinyatakan bahwa kelengkapan berkas rekam medis adalah sebagai bahan bukti di pengadilan. Analisis rekam medis di rumah sakit dilakukan dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan oleh staf medis dan paramedis serta hasil-hasil pemeriksaan dari unit-unit penunjang sehingga kebenaran penempat diagnosa dan kelengkapan rekam medik dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan April 2008. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian kualitatif.
Pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi dan melakukan telaah terhadap delapan jenis formulir rawat inap bulan April 2008. Informan terdiri dari dokter, perawat dan petugas rekam medik. Angka ketidaklengkapan rekam medis rawat inap non psikiatri bulan April tahun 2008 berdasarkan ruangan rawat inap telah ditemukan yaitu: identitas pasien 0%, resume medis 26%, resume keperawatan 60%, surat persetujuan rawat inap 0%, ringkasan masuk dan keluar 29%, riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik awal 24%, nama dan tanda tangan dokter yang merawat 60%, tanggal masuk dan keluar serta waktu 31%. Sedangkan berdasarkan dokter spesialis yang merawat ditemukan angka ketidaklengkapannya sebagai berikut: identitas pasien 11%, resume medis 32%, resume keperawatan 68%, surat persetujuan rawat inap 4%, ringkasan masuk dan keluar 38%, riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik awal 17%, nama dan tanda tangan dokter yang merawat 58%, tanggal masuk dan keluar serta waktu 24%.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa faktor yang berhubungan terhadap ketidaklengkapan berkas rekam medis antara lain latar belakang pendidikan, pelatihan tentang rekam medik, keberadaan SOP, pemberitahuan ketidaklengkapan rekam medis, pemberlakuan disiplin, sarana dan prasarana. Saran yang diberikan untuk Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor adalah meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan yang berhubungan dengan pelaksanaan rekam medik, membuat SOP bagi pengisi rekam medis, merevisi SOP yang sudah ada dan melakukan pengontrolan ketat terhadap pengisian rekam medis. Selain itu perlu juga diberlakukan sanksi, karena tiap peraturan tanpa adanya sanksi tidak akan berjalan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>